Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
1. Kebakaran
...Prolog.........
Hani tersadar, pikirannya jadi lebih jernih dan terbuka.
Ini bukanlah kemalangan saat ia hidup kembali dalam tubuh Hani yang merupakan menantu sampah di keluarga Aruna, tapi ini adalah keuntungan!
Saatnya bermain bebas dengan semua kartu truf di tangannya.
Katakan selamat datang bagi penderitaan hai semua orang yang pernah menyakitiku!
............
Happy reading guys....
...........
"Kebakaran!"
"Kebakaran!"
"Kebakaran!"
Teriakan di dini hari menyelimuti kediaman Aruna, orang-orang dalam situasi panik berlarian kesana kemari menyelamatkan diri.
Paviliun belakang rumah kediaman keluarga Aruna baru saja mengalami kebakaran.
Pavilium tersebut ditinggali oleh menantu keluarga Aruna yang menikah dengan salah satu Putri keluarga Aruna yang mengalami gangguan mental di masa muda dan dengan berbagai pengobatan tradisional yang dilakukan, akhirnya ketika putranya menginjak usia 17 tahun, sang ibu puli dari gangguan mentalnya.
Sang putra juga telah menikah, namun tidak ada yang mau mendekati keluarga itu karena riwayat gangguan mental yang diderita oleh ibunya jadi membuat putranya juga ikut dicap oleh orang-orang memiliki gangguan mental yang membuat orang-orang enggan untuk bersosialisasi dengan keluarga mereka.
Kebakaran yang terjadi di dini hari itu membuat semua orang terkejut, terutama Hani yang saat itu berada di lantai atas rumah sedang terikat pada kursi.
"Tolong! Tolong!" Teriak Hani dalam kepanikannya saat asap mulai memasuki kamar tempat ia berada, terutama pavilium mereka terbuat dari 80% kayu, jadi sangat mudah terbakar.
Sementara di bawah sana, seluruh anggota keluarga telah melarikan diri ke luar rumah menjauhi api yang semakin besar berkobar.
"Di mana istriku?" Ucap seorang pria tampan yang menjadi panik saat melihat sekelilingnya dan tidak mendapati sang istri.
"Mungkin dia masih di atas," kata sang ayah dengan panik menatap ke lantai atas, meski dia membenci menantunya karena asal usul yang tidak jelas, namun jika anak itu mati, maka tidak ada lagi yang akan membantu pekerjaan di rumah.
Mereka tidak akan punya uang untuk menyewa seorang pembantu, terutama mereka tidak diizinkan membawa orang asing ke dalam rumah Sebab mereka masih berada di lokasi kediaman keluarga Aruna.
"Apa?!" Sang putra sangat terkejut, pria bernama Reski dengan cepat berlari untuk memasuki rumah, hendak menyelamatkan sang istri.
Namun dia terkejut saat telinganya malah ditahan oleh sang ibu, "Apa yang kau lakukan?! Kamu mati dalam api itu?! Biarkan saja perempuan itu, lagi pula dia hanya menjadi beban keluarga kita! Kalau tidak ada dia, kau bisa menikah dengan perempuan yang lebih baik, dan mendapat sedikit status di keluarga Aruna!" Tegas sang Ibu.
"Apa?! Ibu sudah gila?!" Rizky dengan cepat melepaskan tangannya dari cengkraman sang Ibu dan memilih menerobos api memasuki rumah.
Sementara di lantai atas, Hani yang masih terikat pada kursi akhirnya telah jatuh tak sadarkan diri sebab asap yang memenuhi ruangan tersebut.
Drap drap drap..
"Sayang! Sayang!" Terdengar suara dari pintu, dan Hani masih samar-samar mendengar suara itu bahkan mengenali suaranya sebagai suara satu-satunya orang yang selalu baik kepadanya, suaminya.
Namun karena sudah terlalu banyak menghirup asap, dia akhirnya tidak bisa bergerak sedikitpun atau membuat suara sedikitpun untuk membuat keberadaannya diketahui oleh sang suami, bahkan perlahan-lahan kesadarannya mulai hilang dan tidak mengetahui lagi apa yang telah terjadi.
Ketika Rizki tiba di dalam rumah, pria itu sangat terkejut mendapati istrinya terikat pada sebuah kursi kayu, padahal api sudah berada di beberapa dinding kamar membuatnya dengan cepat melepaskan tali tersebut Lalu menggendong seluruh istri yang kurus keluar dari rumah.
Api telah memenuhi jalan keluar, jadi satu-satunya cara yang bisa ia lakukan ialah melompat dari lantai 2 ke lantai 1.
Bruk!
Semua orang terkejut saat mendengar suara gedebuk dari samping rumah, Jadi mereka langsung pergi ke sana dan mendapati Rezky dan istrinya terbaring di tanah dengan Rezki yang meletakkan sang istri di atas tubuhnya dan memeluknya dengan erat untuk menjaga perempuan itu tidak terluka.
"Putraku!" Sherina berteriak keras menghampiri putranya.
"Lepaskan dia, ibu harus membawa kamu ke rumah sakit!" Ucap sang ibu yang panik putranya mungkin kenapa-kenapa setelah melompat dari lantai 2 sambil menggendong seorang perempuan.
Tetapi Rezky menolak, dia terus memeluk istrinya dengan erat karena dia tahu jika dia melepaskan istrinya, maka istrinya mungkin akan berakhir tragis di tangan sang ibu.
"Tolong selamatkan dia terlebih dahulu, istriku kesakitan!" Rizki memohon sambil menatap sang ayah membuat sang ayah mengerutkan keningnya.
"Kenapa kau masih memikirkan dia, kau mungkin telah mengalami patah tulang!" Sherina mengingatkan putranya kesal.
Dia telah mengatur pertemuan dengan seorang janda kaya raya dan hendak menikahkan putranya dengan janda kaya raya tersebut supaya bisa mengangkat derajat keluarga mereka, karena janda kaya raya itu tertarik dengan putranya yang tampan, tapi kalau Hani tidak mati, maka tentu saja pernikahan itu tidak mungkin terjadi.
Putranya sangat mencintai Hani si perempuan bodoh.
Jadi Sherina berusaha untuk membunuh menantunya agar rencananya bisa berjalan dengan mulus.
"Tolong! Tolong bantu Putra dan menantuku!" Sang ayah akhirnya berteriak meminta tolong, tetapi para pelayan keluarga Aruna hanya menatap mereka dari kejauhan membiarkan paviliun itu terbakar sampai habis.
Bagaimanapun, status keluarga yang tinggal di paviliun itu jauh lebih rendah daripada para pelayan keluarga Aruna, jadi tentu saja para pelayan merasa besar kepala dan tidak pernah ada niat untuk berhubungan dengan keluarga itu, bahkan melihat mereka yang berada dalam situasi pelik pun, tidak ada sedikitpun niat untuk membantu mereka.
"Ayah!" Rizki akhirnya meneriaki sang Ayah dengan kedua tangan masih memeluk sang istri, berusaha mengabaikan ibunya yang dari tadi terus mengusahakan Rizki melepaskan istrinya.
"Bawa dulu istriku ke rumah sakit, kalau tidak, lebih baik aku mati bersama istriku di sini!" Teriak Rizki akhirnya membuat sang ayah menganggukkan kepalanya, mengambil Hani dari pelukan Sang putra dan berlari pergi meninggalkan tempat itu.
"Bodoh!" Sherina langsung meneriaki putranya, namun dia tidak punya pilihan selain membantu putranya berdiri dan kemudian dengan susah payah mereka menjauh dari kebakaran.
Di malam yang diterangi si jago merah yang mengamuk itu pun Sherina melihat para pelayan hanya menertawakan mereka, bahkan dari kediaman utama terlihat beberapa anggota keluarga Aruna sedang menatap mereka, namun tidak ada sama sekali gerakan untuk memanggil petugas pemadam kebakaran atau menyuruh para pelayan untuk melakukan sesuatu memadamkan api yang membakar paviliun.
Hal itu membuat Sherina menjadi semakin geram terhadap keluarga utama, dia berharap putranya segera menikah dengan janda kaya raya supaya mereka bisa meninggalkan kediaman keluarga Aruna dan hidup bebas dari kemiskinan serta sedikit mampu membalaskan dendam pada keluarga Aruna.
"Oh malang sekali, setelah ini kalian pasti akan tinggal di kolong jembatan kan?"
"Ha ha.. kau kejam sekali, aku yakin keluarga utama pasti akan menyiapkan kamar yang luas untuk mereka, Bukankah selama ini Sherina selalu berkata seperti itu?"
"Benar juga, tapi kenapa tidak ada satupun anggota keluarga utama yang datang untuk membantu mereka? Apa jangan-jangan seluruh anggota keluarga utama sedang berpesta minum anggur merayakan hari sial yang dialami oleh Nyonya kedua ini?"
"Ha ha... Meski kita hanya para pelayan, tapi nasib kita jauh lebih baik daripada Nyonya kedua terhormat dari keluarga Aruna yang berakhir ditumpukan kotoran ini!"
Sherina geram mendengar ucapan para pelayan yang tidak menahan mulut mereka, bahkan volume suara mereka cukup keras yang bisa didengar sampai ke kediaman utama.
"Diam kalian!" Sherina melototi kelompok pelayan yang terus berbincang-bincang dari tadi, "putraku akan segera menikah dengan perempuan kaya raya dan aku akan meninggalkan tempat sialan ini! Kalian satu persatu akan kubuat merasakan akibat dari sikap kalian selama ini!"
"Ha ha ha..."
"Ya ampun, Aku takut sekali."
"Perempuan dengan gangguan mental memang mengerikan dalam kata-katanya. Mimpinya juga menembus langit sampai ke matahari!"
"Ha ha ha... Lelucon apa yang dia katakan? Lucu sekali!"
Sherina menggertakan giginya dengan ungkapan para pelayan itu, namun dia tidak bisa terus diam di sana, dia perlahan-lahan membantu putranya keluar dari kediaman keluarga Aruna, dan akhirnya mendapat sebuah tumpangan menuju rumah sakit.
Di dalam mobil menuju Rumah Sakit, Sherina berkata, "awas aja perempuan itu kalau dia bangun nanti, ibu akan memarahinya, gara-gara dia kau jadi sakit seperti ini! Dia bahkan harus dilarikan duluan ke rumah sakit, benar-benar menantu tidak berguna! Seharusnya dari awal kau tidak menikah dengannya, jika tidak begitu, sekarang kau bisa menikah dengan perempuan yang lebih kaya raya dan mengangkat status keluarga kita!"
"Ibu, Aku mencintai istriku, dia itu--"
"Cinta cinta cinta!" Sherina menjadi sangat kesal, "karena cinta itulah kita hidup menderita seperti ini! Tidak ada gunanya cinta, cinta tidak bisa memberi kita uang dan tidak bisa memberi kita makan, tidak ada rumah mewah yang ia sediakan, hanya kebodohan dan mala petaka yang ditimbulkan dari sesuatu yang bernama cinta itu! Lihat keluarga kita, tidak punya derajat, tidak punya martabat, semua itu Karena Cinta! Kalau saja saat itu aku menikah dengan pria yang lebih kaya dan tidak miskin seperti ayahmu, maka saat ini keluarga kita akan memiliki derajat yang lebih tinggi, para pelayan bahkan tidak akan berani menatap kita, namun sekarang kau lihat cara mereka itu? Status kita di rumah itu bahkan jauh lebih rendah daripada para pelayan sialan itu! Semua ini gara-gara Ibu menikah karena alasan cinta!" Teriak Sherina dengan geram.
Rizki tahu bahwa tidak ada gunanya untuk membantah ucapan sang Ibu, jadi dia hanya memilih diam sampai akhirnya mereka tiba di rumah sakit dan Rezki melihat istrinya sudah selesai mendapat perawatan, bahkan istrinya dipasangi oksigen untuk membantu pernapasan Hani.
Reski juga mendapat perawatan, dan berbaring di samping istrinya sambil menatap sang istri yang terlelap dalam tidurnya.
'Sayang, apapun yang dikatakan oleh orang-orang, aku tetap mencintaimu,' ucap Rizki dalam hati berusaha mengulurkan tangannya untuk menggapai tangan sang istri yang tidur di ranjang sebelah, namun jarak mereka terlalu jauh.
Tak!
Tiba-tiba sebuah tangan memukul tangan Rezky membuat Rizki terkejut dan mendapati ibunya sedang memberinya tatapan tidak menyenangkan.
"Kau tahu gara-gara siapa rumah kita mengalami kebakaran? Itu semua gara-gara istri mu, jadi mulai hari ini istrimu tidak akan ikut bersama dengan kita!" Teriak Sherina yang sudah menelepon janda kaya raya untuk menampung mereka sementara waktu.
"Apa? Jelas-jelas istriku terikat di lantai atas, di kamar kami, dia akan mati dalam kebakaran itu seandainya aku tidak menyelamatkannya. Jadi bagaimana bisa istriku yang disebut sebagai penyebab dari kebakaran?!" Kata Rizki dengan penuh ketidakpercayaan atas ucapan ibunya.
"Pokoknya itulah yang terjadi! Jangan bertanya lagi!" Tegas Sherina langsung menutup tirai yang memisahkan ranjang sepasang suami istri itu.
Rizki langsung menatap ayahnya, namun sang ayah hanya memberinya kode untuk bersikap patuh jika tidak mau ibu beruang kembali menggila.
Rizki menutup matanya dengan frustasi, seandainya mereka tidak ada di tempat umum, dia tidak akan membiarkan ibunya terus memegang kendali, namun mereka akan diusir dari rumah sakit jika dia membuat keributan, dan sangat kasihan pada istrinya jika harus dikeluarkan dari rumah sakit gara-gara dia.
lanjut Thor....