Baru naik kelas 12, sudah di nikahkan? Alana dan Barra terpaksa menikah, karena permintaan terakhir sang Ayah, sebelum Ayah Alana pergi untuk selamanya. Namun, kisah cinta mereka tidak semulus jalan tol dan tidak seindah Romeo and Juliet. Kepribadian keduanya bertolak belakang. Akankah pernikahan mereka bertahan Lama? Yuk simak Kisah Alana dan Barra.
*Kalau Ayah gak minta aku nikah sama kamu, mana mungkin aku mau! Itu semua karena keterpaksaan! — Alana Valerie.
*Awas aja ya lo berani macem macemin gue! Gue bakal minta pertanggung jawaban lo Alana! — Barra Ardana Abiputra.
*AKU SAYANG BANGET SAMA KAMUUUUU — *****
Bestie tolong maklum ya jika banyak typo yang betebaran 🥰👌🏻
HAPPY READING & HAPPY KIYOWO BESTIE 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Snma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAP 19 : PENYELAMAT
"Woy, mau kemana lu Lang?" Tanya Gilang, ia tidak sengaja berpapasan saat dirinya akan ke kantin.
"Gue mau ke perpus, mau ikut lo?" Gilang mengusap perutnya yang tidak berhenti bunyi dari tadi.
"Gak, laper gue mau ke kantin. Duluan Lang" Gilang kemudian berjalan meninggalkan Elang.
Elang melanjutkan tujuan pertamanya yaitu ke perpustakaan. Tapi sebentar, ia mendengar suara keributan di toilet cewek. Karena rasa penasaran yang tinggi, akhirnya ia mengendap ngendap menuju pintu toilet.
Elang mengerutkan kedua alisnya saat mendengar suara yang tidak asing baginya. Namun ia terkejut saat mendengar bentakan dan benar saja saat ia mengintip ada Alana yang sedang di keping oleh genknya Vallen dan Alana berada di pojokan.
Elang dengan cepat mendekat saat Vallen akan menampar Alana.
"E—Elang."
Alana terkejut dengan kedatangan Elang dan begitu juga Vallen juga teman temannya. Elang mencengkram tangan Vallen dengan cukup kencang sehingga Vallen meringis kesakitan. Tatapan tajam di layang kan pada Vallen, tatapan yang mematikan.
"Aaa! Lepasin tangan gue sakit, Lang!" Elang menghempaskan tangan Vallen, lalu ia menghampiri Alana di pojok sana.
Elang meraih kedua pipi Alana dan mengangkatnya untuk saling menatap. Elang menelisik setiap jengkal wajah Alana, meneliti nya dengan seksama, memastikan tidak ada luka di wajah Alana.
Kemudian menyelipkan anak rambut ke telinga Alana dan mengusap pipi Alana dengan ibu jari. "Kamu gak papa, Al? Ada yang luka?" Alana memaku, ia hanya meggelengkan kepalanya untuk sebuah jawaban.
Elang membalikkan badannya, kemudian Menatap Vallen juga teman temannya.
"Kalo gue liat ada yang ganggu Alana lagi, gue gak segan segan buat kasar ke lo semua." Ancam Elang, kemudian melengos pergi dari toilet dengan menggenggam erat tangan Alana. Alana terpaku dan tidak bisa berkata kata melihat Elang tadi.
Emosi Vallen sudah tidak bisa di bendung lagi. Vallen mengacak ngacak rambut nya dan berteriak, ia sangat kesal. Sebenarnya siapa Alana dan dari mana dia, kenapa dia bisa seakrab itu sama Kyra dan Barra.
Bahkan sekarang Elang yang di kenal oleh penduduk SMA Alexandria, cowok yang berhati dingin dan tidak punya rasa iba sedikit pun, kenapa bisa jadi begitu peduli pada seorang Alana yang hanya anak baru, pendatang baru, yang bahkan belum tahu apa apa tentang sekolah ini.
"Aaaaa... Kurang ajar banget tuh si cewek gatel. Siapa dia sebenarnya?! Tiba tiba muncul dan seakan akan kehadirannya begitu penting bagi Barra dan Elang. Awas aja lo, Al, gue bikin lo menderita di sekolah ini!"
Di sisi lain Elang membawa Alana ke privat room miliknya. Mendudukan Alana di kursi dengan hati, Elang melihat mata Alana yang masih panik dan tatapannya kosong. Elang jon kok menyamaratakan tingginya dengan Alana.
" Al... " panggil Elang dengan lembut, seraya mengelus pipi Alana.
" Al, kamu gak papa? Al, sekarang kamu udah aman sama aku. Sekarang udah gak ada Vallen." Elang menarik Alana ke dalam pelukannya dan mengusap punggung Alana dengan begitu lembut, berharap bisa menenangkan Alana.
"Elang... Gak ada yang boleh hina aku, itu sama aja ngehina Ayah. Ayah susah payah ngedidik aku supaya tidak ada yang merendahkan aku. Kenapa orang itu berbicara seenaknya tanpa tahu apa yang sebenarnya. Aku selama ini ngejaga sikap supaya aku gak ngecewain Ayah di atas sana."
" Elang... Aku harus apa supaya mereka gak ngerendahin aku lagi? Aku bukan cewek gatel yang merebut laki laki dari siapa pun. Mereka gak tahu yang sebenarnya, Lang." Alana meneteskan Air matanya dan memeluk Elang dengan erat. Menumpahkan semua yang mengganjal di hatinya.
⛔
*Malam yang indah dan di penuhi oleh bintang bintang yang terang benderang, seakan akan berlomba membuktikan siap yang paling indah di antara semuanya. Angin malam yang sejuk menyapu lembut wajah gadis cantik yang sedang berbaring di teras rumah seraya memandangi langit yang begitu indah.
"Ayah akan bekerja keras dan menjaga putri Ayah yang cantik ini, agar tidak ada yang menghina atau merendahkan kamu. Ayah tidak akan biarkan itu terjadi, bagaimana pun caranya. Ayah akan menjadikan putri ayah ini jadi wanita yang terhormat."
Alana mengesampingkan tubuhnya dan menghadap Anton.
" Ayah jangan terlalu berlebihan, putri Ayah ini bukan malaikat yang tidak akan melakukan kesalahan. Itu semua gak akan bisa di cegah atau di hindari, pasti ada saja orang yang iri atau tidak suka pada Al. Mau sebaik apa Al padanya, pasti ada aja celah untuk menghina Al, kalau orang itu memang tidak suka pada Alana, Ayah. "
" Itu semua tidak akan terjadi sayang, selama masih ada ayah di sisi kamu. Ayah tidak akan membiarkan mereka menghina putri Ayah yang cantik itu. Tapi kalau Ayah sudah tidak ada di sisi kamu lagi, Ayah akan tetap mengawasi kamu dia atas sana. Ayah pasti akan selalu melihat kamu dari atas sana, jadi kamu tetap tidak bisa berbuat nakal. Ayah susah payah ngedidik kamu, agar kamu tumbuh jadi wanita yang berattitude dan berguna pada semua orang. Jadi, Ayah pastikan tidak akan ada yang menghina kamu sayang."
Anton memang seseorang yang menjunjung harga diri yang tinggi. Ia akan membiarkan hidupnya susah, lalu bekerja keras. Dari pada hidup enak tapi tidak mempunyai harga diri. Sikap keras kepala Anton kini turun pada putri semata wayangnya.
Alana anak yang sangat keras kepala, namun gadis itu akan luluh jika di beri sikap yang lemah lembut. Alana sangat keras kepala, namun juga gadis itu sering kali menurunkan egonya untuk mempertahankan harga dirinya*.
⛔
Elang mengusap pundak kepala Alana. "Kamu gak usah khawatir, Al. Sekarang ada aku yang akan selalu berada di samping kamu, aku gak akan biarin Vallen berlaku seperti tadi. Dan maaf jika aku telat datang."
"Kamu hanya perlu terus bersikap kuat, karena hal itu tidak bisa di hindari. Kamu tidak boleh lemah atau kalah. Kamu harus tetap jadi Alana yang Ayah kamu didik. Tetap seperti itu, Al, jangan berubah."
Elang hanya berharap, Alana tidak menjadi jahat atau lemah. Karena ia tahu saat ini yang Alana butuh kan adalah Ayahnya. Elang berjanji dalam hatinya, ia akan menjadi seorang Ayah sekaligus teman bagi Alana.
Elang melepaskan pelukannya dan menatap lekat wajah Alana. "Sekarang kamu gak boleh sedih, kita ke kelas sekarang yuk." Tanpa mengindahkan kata Elang, Alana berdiri dan beranjak dari kursi.
Elang pun mengikuti Alana dari belakang, membiarkan Alana bergelut dengan pikirannya sendiri. Elang pun bingung, karena Alana tidak menjawabnya sepatah kata pun, ia hanya mengikuti langkah Alana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...***Tuan, terimakasih atas perhatian yang kau berikan pada ku. Aku sangat menikmati pelukannya hangat mu, pelukan yang selalu aku rindukan dari seorang Ayah....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ**...
Seperti biasa jangan lupa ninggalin jejak bestie, biar aku semangat terus up nya.
Trimakasih and happy KIYOWO bestie*