Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kei dijadikan budak?
Avril terlihat tersenyum senang. Ia menggeletakan tongkat baseballnya di lantai.
"Paman.. Bawa orang ini keluar" titah Avril pada Li yang segera dipatuhi.
"Baik nona"
Li meminta kedua penjaga untuk menyeret Roy keluar.
Kini di ruangan hanya ada Kei dan Avril, serta empat pengawal. Li tengah membereskan Roy, entah mau dibawa kemana dia.
Kakak.. Mau dibawa kemana kak Roy?. Kei terlihat khawatir. Ia hanya bisa menatap tubuh lemah kakaknya diseret keluar.
"Kei" Avril jongkok menatap Kei.
"Apa maumu nona?" Kei memalingkan wajahnya dengan raut wajah dingin.
Avril tersenyum melihat wajah Kei yang kecewa.
"Kau sekarang milikku bukan?"
Kei mengerjapkan matanya dan menunduk.
Benar, bahkan sekarang aku mungkin bukan kekasihnya lagi. Batin kei
Avril meraih tangan Kei dan membawanya duduk di kursi.
Avril ingin mengerjai dahulu kekasihnya itu.
"Kei, apa kau marah?" suara Avril selembut mungkin.
"Tidak, sama sekali tidak, nona" Kei bingung dan canggung.
"Baguslah" Avril duduk dipangkuan Kei.
"Nona, apa yang kamu lakukan?"
"Aku lelah Kei, aku butuh pelukan" Avril merebahkan dirinya di tubuh Kei yang membuat Kei bersandar ke belakang.
"Nona, ini salah" Kei dag-dig-dug jantungnya.
"Diamlah" Avril membenamkan wajahnya di leher Kei. Melingkarkan tangannya memeluk tubuh Kei.
Terasa hangat tubuh Avril.
Apa dia sedang sakit. Batin Kei
"Nona, sebaiknya kita jaga jarak"
"Hmm" Avril membuka matanya, tidak terima ucapan Kei. Ia mengeratkan pelukannya.
"Nona, apa yang akan kamu lakukan pada kak Roy?"
"Tidak tau, itu paman Li yang mengurusnya"
"Kau peduli padanya?"
"Saya hanya khawatir, nona"
"hmmm"
"Bagaimana selanjutnya, mmm hubungan kita?"
Avril tersenyum.
"Kau sudah menjadi milikku, kau akan tinggal di rumahku, menemaniku setiap hari!"
"Ya... Mmm maksudku, apa berarti kita akan menjadi orang asing?"
"Aku akan menikahimu"
"Apa! Tapi saya belum siap"
"Tapi aku siap Kei" Avril mendongakkan wajahnya pada Kei. Tidak ada respon yang berarti dari Kei. Avril berfikir kalau dia bisa memberikan apapun untuk Kei, tak perlu memberinya nafkah dan hanya perlu menemaninya setiap hari. Tapi kan Kei juga punya harga diri! Tidak bisa semudah yang Avril pikirkan.
Kei hanya diam, dia benar-benar tidak siap untuk itu. Masih banyak hal yang ingin dia raih dan juga ia tidak bisa memberi nafkah pada Avril, toh dia masih sekolah. Banyak sekali yang ia pikirkan saat ini.
Avril bangun dari pangkuan Kei. Ia melihat ada raut wajah tak bersahabat dari Kei.
Avril duduk di kursi yang lain dan menatap entah kemana.
Kau bingung Kei?. Padahal aku hanya sedang butuh kamu, bukan yang lain. Aku tidak peduli dengan tebusan. Aku sudah merelakan semuanya yang diambil Roy.
Mereka saling diam beberapa saat. Sampai akhirnya Li kembali, ternyata Li sengaja memberi waktu untuk Avril dan Kei berbicara berdua.
Kenapa kalian diam?. Batin Li , ia duduk di samping Avril.
"Nona, anda baik-baik saja?" Li terlihat khawatir.
"Hmm" tatapannya kosong. Avril merasa tidak enak badan.
"Permisi tuan, nona" seorang pengawal datang menghampiri mereka dengan raut wajah khawatir, sontak membuat ketiga orang itu sedikit terkejut.
"Ada apa pak?" tanya Avril penasaran.
"Anu, nona" pengawal takut Avril marah setelah mendengar informasi darinya. Pasalnya kan baru tadi Avril selesai mengamuk di ruangan itu.
"Katakan! Jangan buat nona penasaran!" tegas Li
"Iya Tuan, itu sopir pribadi nona menabrak pembatas jalan, mobil rusak parah nona" ucapnya dengan gemetar.
"Apa? Dimana pak Hardinya!" Avril terlihat khawatir, namun disangka oleh si pengawal kalau nona sedang marah.
Hardi adalah supir di keluarga Tuan Ghana, yaitu ayah Avril. Sejak Avril belum lahir pak Hardi sudah menjadi supir kepercayaan keluarga Ghana.
"Ampun nona, dia, dia di luar" ucapnya tergagap.
"Bawa kesini!" tegas Avril.
Pengawal membawa pak Hardi yang terlihat terluka di bagian kepala, namun sudah diperban dan diobati.
Pak Hardi duduk bersimpuh di depan Avril. Ia ketakutan karena telah merusak mobil mahal milik Avril.
"Kenapa duduk di sana pak? Duduk sini!" Avril menunjuk kursi di sampingnya.
"Ampun nona" pak Hardi mendengar suara Avril seperti mengintimidasi, padahal Avril biasa saja.
Avril menarik nafas dengan kasar.
"Disuruh duduk di sini gak mau!"
"Maaf nona, maafkan saya, mobil nona rusak karena kelalaian saya"
"Huh.." Avril tak peduli dengan mobilnya. Namun pak Hardi mengira Avril sangat marah.
"Pak Hardi tau kan sudah berapa lama anda menjadi supir?"
"Iya nona, saya tau. Sudah hampir 25 tahun nona"
"Bapak sadar berapa umur anda sekarang?"
"Sudah mendekati 60 tahun. Nona"
"Bapak tidak mau berhenti saja?"
"Ampun nona, jangan pecat saya"
"Jawab saja! Tidak mau berhenti saja?"
"Saya senang bisa bekerja terus dengan nona, ampuni saya nona, jangan pecat saya, saya masih punya anak yang sedang kuliah dan perlu biaya" jelas pak Hardi seraya memohon.
"Say tidak sedang ingin memecatmu. Saya hanya kasian pada bapak, bapak sudah tua dan sudah seharusnya berhenti bekerja. Bukan?"
"Kalau saya berhenti bekerja, saya menjadi pengangguran nona"
"Justru itu.. saya tanya, bapak mau berhenti tidak menjadi supir?"
"Kalau bapak mau berhenti, saya akan memberikan pekerjaan yang layak untuk bapak" jelas Avril.
"Apa? Apa nona serius?"
"Ya!"
"Tapi.. Apa nona tidak marah mobilnya rusak?"
"Itu hanya benda pak. Saya tidak keberatan " ucapnya santai.
pak Hardi menghela nafas dan merasa tenang.
"Bapak akan saya berhentikan menjadi supir!"
"Apa? Lalu saya harus bekerja apa?"
"Katakan bapak mau apa, saya kasih"
"Apa nona serius?"
"Apa saya terlihat becanda?"
",Tidak nona"
"Cepat katakan! Saya mau pulang"
"Apapun itu, nona?" pak Hardi nampak berpikir.
"Ya apapun"
"Saya hanya ingin jualan, nona"
"Oh, jualan apa?"
"Jualan kebutuhan rumah nona, seperti sembako dan kebutuhan dapur "
"Baiklah.. Sekretarisku akan mengurusnya" liriknya pada Li.
"Siap nona" ucap Li dengan senang hati.
"Kau tau supermarket cabang ke 12 di kota z? bukankah pak Hardi dari kota z? Berikan supermarket itu padanya"
"Baik nona, saya akan urus surat suratnya "
"apa nona serius?" pak Hardi nampak terkejut.
"Tentu saja, bukankah itu bagus. Sebagai hadiah dari saya karena bapak sudah bekerja dengan baik selama ini"
Kei terlihat tersenyum melihat kemurahan hati Avril. Selain bisa kejam, ia bisa sebaik bak malaikat juga.
"Nona, terimakasih atas kebaikan hati nona, semoga tuhan selalu melimpahkan kebahagiaan pada nona dan diberikan jodoh yang baik kelak" doa tulus dari pak Hardi.
"Aamiin" Avril mengucap amin sambil memandang Kei, tak lupa ia tersenyum pada pak Hardi.
"Berapa jumlah karyawan di supermarket itu, paman?" bertanya pada Li
"Sekitar dua puluh, nona"
"Ohh bagus, katakan pada manajer di sana sekarang pemilik supermarket itu adalah pak Hardi."
"Baik nona"
"Bapak akan langsung jadi bos disana, surat suratnya akan saya proses segera"
"Terimakasih tuan dan nona.. Terimakasih banyak" pak Hardi begitu bahagianya. Mengucap syukur serta sujud syukur.
Selain dapat hadiah supermarket, pak Hardi juga mendapat gaji dan bonus yang tak terhingga.
*****
"Pulanglah Kei. Jangan pernah muncul lagi di hadapanku. Aku tidak akan memaksamu mau denganku" Avril nampak kecewa saat Kei menolak dengan halus saat Avril mengajaknya kerumahnya. Dia hanya butuh ditemani saat ini, tapi emang Avril sudah terbiasa dengan kemudahan, saat mendapat penolakan dia langsung tidak terima.
"Maaf nona, bukan tidak mau. Saya mesti berbicara dulu dengan ayah prihal kejadian ini"
"Apa yang mau kamu katakan pada ayahmu? Kau mau menceritakan aib kakakmu? Apa kau pikir ayah akan siap mendengarnya?"
Kei diam.
"Pergi Kei! Sepertinya hanya aku yang tulus sama kamu! Aku bisa gila tau gak!"
"Bukan begitu, nona. Apa kita masih bisa berhubungan setelah ini? Kau bilang aku akan dijadikan budak sama kamu.."
"Dasar bodoh!" Avril menangis.
"Aku capek, Li" meminta Li mengantarkannya ke rumah.
"Mari saya antar pulang nona" Li merangkul Avril yang terlihat lemah, membawanya keluar dari sana menuju mobil. Mereka meninggalkan Kei sendiri di ruangan itu.
Kamu akan terima akibatnya Kei!. Li sudah geram pada Kei, kenapa si dia bodo sekali? Setidaknya lihat sorot mata Avril yang begitu tulus padanya, tidak peduli kamu akan jadi budak atau pelayan sekalipun, yang pasti nantinya kau memilikinya secara resmi.
Avril telah pergi bersama Li. Kei masih terus memikirkan langkah apa yang harus dia ambil. Rasanya sakit melihat wanitanya itu menangis.
"Tuan, mari saya antar pulang" ucap seorang pengawal datang menghampiri.
"Saya bisa sendiri pak"
"Tolong jangan tolak, ini permintaan nona"
"Baiklah pak, dia ratu yang harus dipatuhi. Antar saya pulang dulu ya pak, setelah itu saya akan menemui nona Avril kembali"
"Baik tuan, silahkan"
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...