Hanum Khumaira, seorang wanita soleha yang taat beragama, terpaksa menerima perjodohan dari kedua orangtuanya dengan seorang perwira polisi bernama Aditama Putra Pradipta. Perjodohan ini merupakan keinginan kedua orangtua mereka masing-masing.
Namun, di balik kesediaannya menerima perjodohan, Aditama sendiri memiliki rahasia besar. Ia telah berhubungan dengan seorang wanita yang sudah lama dicintainya dan berjanji akan menikahinya. Akan tetapi, ia takut jika kedua orangtuanya mengetahui siapa kekasihnya, maka mereka akan di pisahkan.
Diam-diam rupanya Aditama telah menikahi kekasihnya secara siri, ia memanfaatkan pernikahannya bersama Hanum, agar hubungannya dengan istri keduanya tidak dicurigai oleh orangtuanya.
Hanum yang tidak mengetahui rahasia Aditama, mulai merasakan ketidaknyamanan dengan pernikahannya ini.
Konflik dan drama mulai terjadi ketika Hanum mengetahui suaminya telah menikahi wanita lain, akankah Hanun tetap mempertahankan rumah tangganya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari pelaku
Tama terus saja mondar mandir di depan ruang IGD rumah sakit, ia benar-benar khawatir akan kondisi Hanum, dan ketika Dokter memanggil namanya, ia pun bergegas untuk menemuinya.
"Bagaimana keadaan istri saya Dok?" tanyanya panik, kali ini Tama tidak bisa menghentikan air matanya yang terus tumpah.
"Istri anda mengalami gegar otak, tapi tidak begitu parah, kaki kirinya mengalami patah tulang, tapi beruntungnya tidak harus diamputasi, hanya saja proses penyembuhannya akan memakan waktu yang lumayan lama, kurang lebih dua sampai tiga bulan." terang sang Dokter.
Tama pun mendadak lemas, tubuhnya serasa tak bertulang.
"apakah saya sudah bisa menemui istriku Dok?"
"Bisa, pak!" jawab sang dokter tersenyum ramah.
Tama yang semula takut kehilangan Hanum, kini dirinya merasa cukup lega atas penjelasan dari Dokter, ia pun buru-buru menemuinya.
Saat melihat tubuh sang istri terkulai lemah tak berdaya di atas ranjang tempat tidur pasien, Tama benar-benar merasa sangat terpukul.
'Aku bersumpah Num, akan aku cari siapa pelaku yang telah sengaja menabrak mu, aku tidak akan pernah membiarkan manusia itu menghirup udara bebas!' batinnya sangat geram
Kini Tama terus saja menggenggam tangan istrinya dengan kondisi matanya masih terpejam.
Kasus tabrak lari yang telah menimpa Hanum Khumaira, kali ini benar-benar sedang diusut secara tuntas oleh pihak dari kepolisian. Mulai dari rekaman CCTV di jalan sekitar serta beberapa saksi mata yang melihat kejadian di TKP, adapun kecurigaan lainnya yakni berupa panggilan dari nomer yang tidak di kenal kepada Kombespol Tama, seolah kejadian ini memang telah direncanakan oleh seseorang, entah kenapa baik Tama dan juga Damar yang ikut menangani kasus ini menaruh curiga terhadap Bella, Tama pun menghubungi Damar untuk menyelidiki Bella.
Sekitar hampir enam jam lamanya, akhirnya Hanum tersadar, perlahan ia membuka kedua bola matanya, saat dirinya menoleh ke arah samping, ia melihat suaminya sedang tidur sambil duduk di kursi dan menempatkan kepalanya tepat di atas kasur.
Hanum tersenyum ketika melihat hal ini, ia tidak menyangka jika suaminya berada di sisinya.
Mengetahui Hanum mulai tersadar, Tama akhirnya terbangun dari tidur lelapnya sejenak.
"Masha Allah Num, akhirnya kau siuman juga, bagaimana keadaanmu sekarang?" Tanyanya sembari menatap sendu wajah cantik Hanum.
"Masih sakit Mas!" jawabnya dengan bibir yang terlihat pucat.
"Sabar ya Num, aku pastikan kau tidak akan lama mengalami sakit seperti ini, aku akan merawat mu!" ucapnya bersungguh-sungguh dengan kedua bola matanya yang sudah berkaca-kaca.
Hanum pun mengangguk pelan, ia bahagia karena Tama berkata seperti itu.
"Mas, jangan kau beritahu Abi dan Umi akan kondisiku saat ini ya?" pintanya memohon, kali ini Hanum hanya bisa berbicara secara pelan.
"Kenapa Abi dan Umi tidak perlu tahu Num?" Tama malah mengerutkan dahinya, ia bingung dengan permintaan Hanum padanya.
"Pokoknya aku tidak ingin Abi dan Umi tahu Mas!" pintanya bersikukuh.
Akhirnya Tama pun mengiyakan permintaan Hanum, ia berjanji tidak akan memberitahu kejadian ini kepada mertuanya, meskipun ini begitu berat bagi Tama, ia takut jika nantinya mertuanya akan marah besar padanya.
Setelah Hanum di pindahkan ke kamar rawat inap pasien, Tama mulai menghubungi Damar lewat benda pipihnya, ia ingin mengetahui perkembangan kasus istrinya.
Lewat benda pipihnya akhirnya Tama berbicara dengan Damar.
"Bagaimana Dam, apa kau sudah mengetahui informasi tentang Bella?"
"Maaf Pak Kombes, setelah melakukan penggeledahan terhadap rumah yang ada di Perumnas Petojo sesuai yang Pak Kombes instruksikan, rupanya rumah itu sudah kosong tak berpenghuni, tapi saya dan juga Tim gabungan jajaran Polri akan terus berupaya mencari keberadaan Bella. Oh iya Pak Kombes, dari hasil rekaman CCTV, ternyata yang mengendarai mobil jenis mini bus berwarna hitam besar kemungkinan adalah seorang pria, entah apa motifnya yang jelas sepertinya pria tersebut merupakan orang bayaran, karena sebelumnya ia terus menggunakan ponselnya, seperti sedang menghubungi seseorang, dan besar kemungkinan ia mendapatkan instruksi percobaan pembunuhan terhadap korban yakni dengan cara menabrak korban lewat ponsel miliknya." imbuhnya.
"Apa kau yakin seperti itu Dam?" tanya Tama seolah belum seratus persen yakin.
"Saya akan menyelidikinya kembali Pak Kombes, tapi yang kami dapat dari hasil rekaman CCTV, besar kemungkinan seperti itu, apalagi posisi pelaku sudah ada sekitar pukul sepuluh lewat tiga puluh menit, dan pelaku beserta mobil yang ia gunakan untuk melancarkan aksinya, telah di ketahui berada di warung kopi yang posisinya tidak jauh dari taman depan Mabes, besar kemungkinan, memang semua ini sudah di rencanakan secara matang dan sepertinya pelaku mengetahui kegiatan korban alias Hanum, istrinya Pak kombes!" ucapnya kembali.
Mendengar informasi dari Damar, Tama pun semakin yakin jika Bella ada di balik semua ini, hanya saja ia belum bisa mendapatkan bukti yang kuat, Tama pun jadi teringat dengan nomer ponsel yang tidak ia kenal telah menghubungi dirinya, namun ketika dirinya mengangkat panggilan telepon tersebut tidak ada yang menjawabnya, akhirnya Tama mulai menceritakan kejanggalan sebelum terjadinya peristiwa kecelakaan.
"Kalau begitu, saya akan coba melacak nomer ponsel misterius yang telah menghubungi anda sesaat sebelum peristiwa naas itu terjadi." jawab tegas Damar dari balik sambungan telepon.
Dan akhirnya panggilan telepon pun diakhiri, Tama sangat berharap Bella segera di temukan, karena ia yakin ia ada di balik kejadian ini, mengingat Tama sudah sangat hafal akan karakter buruk sang mantan istri sirinya itu, tapi ia selalu saja memakluminya karena begitu besar rasa cintanya terhadap Bella, namun setelah kejadian penggrebekan tempo hari, secara seketika rasa cinta itu telah musnah begitu saja dan yang tersisa hanya rasa benci dan juga jijik, itulah yang Tama rasakan sampai saat ini.
Ketika Komjen Pol Cahyo Pradipta mengetahui menantunya mengalami musibah, ia dan istrinya bergegas menuju rumah sakit, Riana pun ikut bersama kedua orangtuanya.
"Pah, bagaimana ini? Kok bisa-bisanya Hanum menjadi korban tabrak lari?" tanya Bu Kiran terlihat begitu khawatir.
"Papah juga tidak tahu Mah, sekarang biar kita meminta penjelasan terhadap putra kita, Tama!" jawabnya sambil merangkul bahu sang istri.
Setibanya di rumah sakit, tiba-tiba saja Pak Cahyo Mendapati sebuah pesan singkat dari nomer yang tidak ia kenal, ia pun sampai mengernyitkan dahinya dan setelah membaca isi pesan tersebut, ia benar-benar telah dibuat darahnya seolah mendidih.
Bagaimana keadaan menantu kesayanganmu Cahyo? Pasti ia sedang terbujur kaku di atas ranjang tempat tidur rumah sakit, atau jangan-jangan menantumu itu udah berada di kamar jenazah? Ha..ha..ha..ha.
Kedua tangannya ia kepal, Pak Cahyo sempat berhenti sejenak di depan pintu kamar pasien dan fokus terhadap benda pipih miliknya, dimana didalam kamar pasien tersebut sudah ada menantunya yang sedang terbaring lemah tak berdaya.
'Kurang ajar, pasti ini adalah ulahmu Armando, kau belum puas membuat hidupku menderita..aku bersumpah akan mencari keberadaanmu dan membusuk lah kau di dalam penjara!' batinnya tersulut emosi.
Bersambung...
⭐⭐⭐⭐⭐
masa udah seneng seneng sama si Bella tapi setelah si Bella dia rasain trus dia malah balik ke si Hanum