PERNIKAHAN DI SMA
“Wah— kayaknya enak banget nih, steaknya. Terima kasih, Yah. Nanti kalau Al sudah kerja, gantian ya traktirnya. “ Ujar Alana Valerie. Gadis itu sangat senang, saat permintaannya di kabul kan oleh Anton, Ayah Alana bekerja keras untuk hidup putrinya.
Sedari kecil, Alana tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu. Karena Ibunya meninggal saat melahirkan Alana, Anton mengasuh Alana dengan susah payah, hingga Alana besar.
Mata Anton terus menatap dan tidak melepaskan pandangannya dari Alana yang sedang menyantap steak mewah yang mampu sedikit menguras isi dompetnya.
Itu adalah keinginannya baru Anton penuhi sejak 5 tahun yang lalu. Alana tetap bersyukur dan berterima kasih pada Anton, karena masih mengingat hal kecil dari permintaannya, walau itu sudah bertahun tahun lamanya.
Alana sangat menikmati hidangan yang berada di depannya. Anton merasa sudah kenyang walau hanya menatap putrinya nya makan. Anton hanya memesan minuman, karena perutnya masih terasa kenyang.
Uhuk Uhuk uhuk
“Pelan pelan dong makan nya, Al, jadi batukkan. Nih minum minum” Alana tersedak, Anton segera menyodorkan segelas air putih padanya.
“Gadis Ayah sudah besar ternyata. Makin cantik aja. “ Ujar Anton gemas, seraya mengelus puncak kepala Alana lembut.
“Iya dong, masa kecil terus. Apalagi sekarang Al tambah pintar, Al bakal pastiin nanti Al masuk perguruan tinggi yang Ayah inginkan. Al pasti bisa kuliah di luar negeri, Al, bakal buktiin.” Ujar Alana dengan sangat yakin dan penuh semangat.
Anton terkekeh mendengar ocehan putrinya. Alana memang gadis yang pintar, sejak sekolah dasar sampai sekolah menengah. Alana kerap kali mendapatkan peringkat pertama, bahkan Alana mendapatkan beasiswa sampai lulus. Jadi, Anton tidak usah susah payah membiayai sekolah Alana.
“Siapa dulu dong Ayahnya? Anton gitu lho” Anton menepuk dadanya dengan bangga, merasa berhasil mendidik anaknya yang kini tubuh cantik dan hebat.
Hari ini adalah pembagian rapot dan lagi lagi Alana mendapatkan peringkat pertama. Sebagai bentuk apresiasi dan selamat Anton mengajaknya ke restoran.
“Al, nanti pulangnya kamu duluan ya. Ayah ada perlu sebentar, kamu pakai sepeda aja pulangnya, biar Ayah pakai angkutan umum.” Alana mengerutkan kedua alisnya, ia tentu tidak mau pulang sendiri. Mending dirinya menunggu Anton, walaupun lama Alana tidak merasa keberatan sama sekali.
“Gak mau, pulangnya bareng Ayah. Al, bakal tungguin Ayah kok.”
“Nggak, Al. Ayah mau ke tempat kerja, tadi bos Ayah nitip sesuatu. Jadi, Ayah harus kesana. Gini deh, gimana kalau pulangnya Ayah bawain kamu martabak, gak lama kok Cuma sebentar.”
Alana mengangguk pasrah, meng—iya—kan apa yang Anton cakap. Setelah makan dan pembayaran pun selesai. Alana dan Anton keluar dari restoran. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, karena rumah dan restoran jaraknya tidak terlalu jauh. Anton merasa tenang, jikalau Alana harus pulang sendiri.
“ Ya udah, kamu hati hati ya pulangnya. Saat sampai rumah, kamu langsung kunci jangan di buka sampai Ayah pulang. Paham? “ Alana mengangguk paham. Kemudian salam dan cium kening Alana, sebagai tanda perpisahan.
“Dah... Hati hati, jangan kencang kencang ngayuh sepedanya.” Alana menaiki sepedanya dan mengayuh sepeda dengan santai.
Pandangan Anton tidak lepas dari Alana sampai putrinya itu menghilang dari pandangannya. Alana, tersenyum sepanjang jalan, karena dirinya sudah menyiapkan hadiah untuk di beri pada Anton.
BRAK!!!
Terdengar suara tabrakan ya begitu kencang. Alana tersentak, ia langsung menoleh ke belakang. Dan benar saja sebuah mobil menabrak tiang listrik, tapi tunggu— AYAH?!
Alana berlari, meninggalkan sepedanya tergeletak di pinggir jalan. Alana dengan cepat menghampiri tempat kejadian tersebut. Alana dengan susah payah menyingkirkan pikiran negatif dalam otaknya, ia tetap berusaha berpikir positif.
Saat jarak sudah semakin menipis dan orang orang mulai banyak yang menghampiri mobil tersebut, Alana melihat seorang gadis yang merengkuh lututnya. Tubuh gadis itu bergetar hebat, terdapat darah di pelipisnya, ia tidak henti henti mengeluarkan bulir bulir air dari matanya, tampak sangat ketakutan.
Alana menghiraukan saja gadis itu, walau dalam hatinya sangat ingin menolong. Tapi perasaan tidak enak yang menyelimuti hatinya, Alana memutuskan memeriksa seseorang yang tergeletak di jalan.
Alana terpaku, tubuhnya membeku seketika. Saat melihat jaket berwarna hijau yang di kenakan Anton. Tidak mungkin, tidak mungkin korbannya adalah Anton. Alana perlahan mendekat, tubuhnya kini bergetar, Alana terus menerus menagkis pikiran negatifnya.
Alana di tahan seseorang, ia tidak boleh mendekat. Tiba tiba ada warga yang memeriksa identitas korban, ternyata saat di periksa itu adalah benar Anton, Ayah Alana.
Mata Alana membelalak, Air mata nya kini deras membanjiri pipi. Alana berlari menghampiri Anton, yang kini sudah bersimbah darah dari kepala sampai kaki. Alana mengangkat kepala Anton ke atas pahanya.
“AAAYAHHHHHH! “ Teriak Alana histeris.
“Nggak, Yah. Ayah gak boleh tinggalin Al! Ayah harus bangun, plisss.” Suara Alana semakin serak, suaranya begitu parau.
Gadis yang menabrak Anton, kini sudah di amankan warga. Karena terlihat sangat syok dan tatapan nya pun kosong, di khawatir kan melakukan sesuatu yang tidak di harapkan.
Alana tidak bisa berhenti menangis, hatinya begitu sakit. Seperti di remas dengan sangat kencang dan di tusuk oleh ribuan jarum. Alana terus menerus memeluk tubuh Anton, seraya mengguncang guncangkan tubuh Anton agar bangun. Anton tidak sadarkan diri, tubuhnya begitu lemas.
Saat ambulance datang, warga dengan cepat menggotong tubuh Anton ke atas brankar dan memasukkan ke dalam mobil. Alana sudah tidak kuat lagi menopang tubuhnya, ia sudah terlalu lemas untuk berdiri. Karena syok melihat kondisi sang Ayah.
Gubrak!
Tubuh Alana jatuh, gadis itu pingsan. Telinga Alana tidak bisa mendengar apapun, penglihatannya pun gelap, ia sudah tidak sadarkan diri.
Keluarga pelaku baru saja sampai di tkp. Dengan cepat Ambulance membawa Anton ke rumah sakit dan Alana di boyong ke rumah sakit menggunakan mobil milik warga.
Agatha, Damar, dan Barra, segera menghampiri Kyra di rumah warga. Kyra tidak sadarkan diri, akibat syok yang berlebihan.
"Sayang, Kyra bangun, Nak. Ada mama disini, kamu tidak perlu takut lagi." Agatha langsung memeluk badan mungil Kyra.
"Kenapa Kyra bisa sampai membawa mobil sendiri?!" Tanya Damar pada Barra.
"Barra juga gak tau, Pah. Waktu Barra cari kunci mobil tidak ketemu di mana dan di garasi pun mobilnya sudah tidak ada. Makanya abang cari Papa sama Mama, untuk bantu cari Kyra."
Plakk
"Halahhh... Kamu pasti bohong, Barra. Kamu pasti sengaja membe—
" Stop! Stop! Stop! Sekarang bukan waktunya bertengkar. Lihat kondisi Kyra, kasian dia kalau harus mendengar kalian bertengkar. Dia pasti merasa bersalah sekali, sudah Ayah, Barra sekarang ke rumah sakit. Sekarang sana Lihat bagaimana kondisi korban!" Agatha sangat kesal, bisa bisanya anak dan suaminya bertengkar pada saat seperti ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...*Apa yang di katakan oleh orang dewasa itu benar adanya, jika membantah, kamu akan tahu akibatnya. Itulah hukum alam yang sebenarnya....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ*...
Haiii bestie, tolong apresiasinya ya, ini novel pertama ku. Jika ada kritik dan saran, tolong cara menyampaikannya dengan sopan dan baik, Love you bestie 💋
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Oh adek nya Barra yg nabrak ayahnya Alana sampai tewas..😡😡
2024-09-19
0
Qaisaa Nazarudin
Ya Allah..dalam sekejapan Alana udah jadi Yatim piatu..😭😭😭😭,Semoga Alana Tabah,Dan jadi gadis yg Tangguh ya Thor..Kok awal bab udah dibikin nyesek aja thor..🥹🥹🥹
2024-09-19
0
KATIPANA FAMILY
next ka
2023-04-24
0