NovelToon NovelToon
Teror Dunia Alam Ghoib

Teror Dunia Alam Ghoib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Hantu
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Uswatun Kh@

para mahasiswa dari Institut Seni Indonesia tengah melakukan projek pembuatan filem dokumenter ke sebuah desa terpencil. Namun hal tak terduga terjadi saat salah satu dari mereka hilang di bawa mahluk ghoib.

Demi menyelamatkan teman mereka, mereka harus melintasi batas antara dunia nyata dan alam ghoib. Mereka harus menghadapi rintangan yang tidak terduga, teror yang menakutkan, dan bahaya yang mengancam jiwa. Nyawa mereka menjadi taruhan dalam misi penyelamatan ini.

Tapi, apakah mereka sanggup membawa kembali teman mereka dari cengkeraman kekuatan ghoib? Atau apakah mereka akan terjebak selamanya di alam ghoib yang menakutkan? Misi penyelamatan ini menjadi sebuah perjalanan yang penuh dengan misteri, dan bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Keringat dingin membasahi dahi Queen saat ia menyusul ke kamar. Baskoro dan Pak Parno sudah menunggu di luar, mobil siap membawa Wati. Namun di dalam, pemandangan yang jauh lebih mencekam menanti. Daffa, Arjuna, dan Valo, wajah mereka pucat pasi, terengah-engah, bibir mereka kelu. Daffa bersandar di dinding, frustasi tergambar jelas dalam sorot matanya yang kosong.

"Ada apa? Kenapa Wati belum diangkat?" tanya Queen.

Arjuna menelan ludah, napasnya tersengal. "Aneh, Queen," katanya, suaranya hampir tak terdengar. "Tubuh Wati... berat banget! Bertiga pun kita tak mampu mengangkatnya. Rasanya... seperti ada beban yang sangat berat."

Ia mengusap keringat di dahinya, tangannya gemetar.

Valo menunjuk ranjang, matanya membulat. "Seperti ada yang menahannya," bisiknya, suaranya terbata-bata. "Tubuhnya sama sekali gak bergerak. Gue ... Gue takut." Ia mundur selangkah.

Daffa, yang tadinya hanya bersandar, kini berdiri tegak, "Gue... gue rasa juga," katanya, suaranya serak. "Seperti ada sesuatu yang menekan... menahannya. Ini... ini bukan hal biasa." Ia menggigit bibirnya.

Fahri, dengan seringai yang tampak dipaksakan, maju selangkah, mencoba meyakinkan dirinya sendiri dan yang lain.

"Mana mungkin? Kalian bertiga tak kuat? Biarkan gua bantu." Namun, tangannya sedikit gemetar saat ia mengulurkan tangan.

Empat orang kini mengerahkan seluruh tenaga. Daffa dan Valo di bawah, Arjuna dan Fahri di atas ranjang, otot-otot mereka menegang sampai terlihat urat-uratnya. Wajah mereka memerah, napas mereka memburu.

"ANGKAT!" teriak Arjuna, suaranya penuh keputusasaan.

Keringat membanjiri tubuh mereka. Namun, tubuh Wati tetap terpaku di tempat tidur, seakan terikat.

"Jangan bercanda! Angkat satu orang saja kalian tidak mampu?" cibir Arin, sedikit kekesalan.

"Banyak bicara! Cepat bantu kalau tidak percaya!" ketus Arjuna, Emosi mereka sudah berada di ambang batas.

Arin dan Queen bergabung, menambah kekuatan. Namun, tubuh Wati tetap tak beranjak. Wati masih terpejam, napasnya teratur, namun wajahnya tak menunjukkan ekspresi apa pun, menambah misteri situasi yang mencekam.

Kecemasan mulai menyelimuti ruangan. Pandangan mereka bertemu, dipenuhi kekhawatiran yang tak terucapkan. Air mata Queen mulai menggenang, membasahi pipinya. Putus asa mulai merayap, mencengkeram hati mereka satu per satu.

Tiba-tiba, Pak Parno, yang berdiri di ambang pintu bersama Baskoro, menyaksikan pemandangan itu. Seketika, suasana tegang berubah. Semua memberi ruang untuk Pak Parno, seorang pria tua dengan aura tenang yang menenangkan.

"Biar saya periksa dulu. "

Mereka semua mundur, memberi Pak Parno akses penuh. Hanya Queen yang tetap duduk di tepi ranjang, tangannya menggenggam tangan Wati. Harapan terakhir mereka kini tertuju pada Pak Parno, satu-satunya yang terlihat tenang di tengah kepanikan.

Pak Parno membungkuk, jari-jari keriputnya menyentuh kening Wati. Bibirnya bergerak, berbisik doa atau mantra, tak seorang pun tahu pasti. Ia menegakkan tubuh, tatapannya tajam, menusuk, seakan menembus lapisan realitas. Kepalanya menggeleng perlahan, berat.

"Ini bukan sekadar sakit, Wati," katanya, suaranya berat, dingin seperti es. "Ada sesuatu yang mengikutinya."

Keheningan mencekam. Semua terperangah, kata-kata Pak Parno menggantung di udara,

"Maksud Bapak...?" tanya Queen, suaranya gemetar.

"Ada makhluk tak kasat mata," jawab Pak Parno, tatapannya tetap dingin, "Entah niatnya baik atau buruk, kehadirannya kurasakan dengan jelas."

Valo tersentak, tubuhnya menegang. Ia mendekap erat Daffa dan Arjuna, seolah mencari perlindungan di antara mereka. Ketakutan tergambar jelas di wajahnya.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan, Pak?" tanya Baskoro.

Pak Parno menarik napas dalam-dalam. "Hanya Pak Prabu yang mampu mengobatinya. Aku akan menjemputnya. Sementara itu, jagalah Wati. Bergantianlah, jangan sampai ia meninggalkan tempat ini."

Pak Parno bergegas keluar, langkahnya tergesa mencari Pak Prabu. Di dalam kamar, kecemasan meliputi wajah-wajah yang menatap Wati terbaring lemas.

Queen mencoba membangunkannya, suaranya lirih, "Wat, bangun. Kamu dengar aku, kan? Ayo dong Wati,jangan bikin kita semua cemas. " Namun, Wati tak bergerak.

Baskoro memberi instruksi, "Kalian jaga Wati di sini. Gantian kalau lelah. Kita tunggu di luar."

Para pria meninggalkan kamar, menunggu di ruang tengah dekat pintu, pandangan mereka sesekali melirik ke arah kamar.

Di dalam, Queen dan Arin bergerak sigap. Mereka membersihkan tubuh Wati yang belum mandi sejak pagi. Dengan kain basah, Queen membasuh wajah pucat Wati, mengusap lembut tangan dan kakinya yang dingin. Setelah selesai tubuh Wati dibalut selimut tipis yang mereka bawa.

Kepanikan tergambar jelas di wajah Queen saat ia berjalan keluar kamar, Arin mengikutinya dari belakang.

"Pak Parno kok lama banget sih? Belum balik juga!" Ucap Queen dengan suara bergetar.

Baskoro berusaha menenangkan, "Sabar, Queen. Rumah Pak Prabu kan agak jauh. Lagian, kamu belum makan dari tadi. Urus Wati terus."

Ia bangkit, nada suaranya lembut namun tegas, "Makan dulu, yuk. Kalau kamu sakit, tambah susah lagi. Jangan sampai kamu malah merepotkan kita semua."

Baskoro menggenggam tangan Queen, menariknya ke arah dapur. Queen tak bisa menolak , ia mengikuti Baskoro dengan pasrah.

Daffa menatap kepergian Baskoro dan Queen, pandangannya mengikuti mereka hingga menghilang di balik pintu dapur. Kekhawatiran masih membayangi hati yang lain, menunggu dengan harap-harap cemas kabar dari Pak Parno dan Pak Prabu. Keheningan di ruang tengah hanya diiringi detak jam dinding yang terasa begitu nyaring.

Pak Parno dan Pak Prabu tiba, langkah kaki mereka menghentikan percakapan cemas di ruang tengah. Semua berkumpul, wajah-wajah tegang menatap satu sama lain, menunggu penjelasan. Tiba-tiba, dari balik pintu kamar Wati yang sederhana, dengan dinding kayu yang kusam dan jendela berjeruji usang, suara nyanyian Jawa mengalun lembut, mendayu-dayu, menciptakan suasana misterius yang mencekam. Bau harum kemenyan samar-samar tercium dari balik pintu.

Seketika, semua berhamburan menuju kamar. Pemandangan di dalam membuat mereka terpaku. Cahaya remang-remang dari lampu di sudut ruangan menerangi Wati yang duduk di tepi ranjang kayu tua, tangannya menggenggam pinggir kasur yang sudah terkelupas catnya, kaki jenjangnya terentang di lantai beralaskan karpet usang, bergerak perlahan mengikuti irama nyanyiannya. Rambutnya yang panjang terurai, menutupi sebagian wajahnya yang pucat. Matanya tertunduk, fokus pada lantai yang sedikit berdebu. Di sudut ruangan, terlihat sebuah guci tua yang tertutup kain.

Pak Prabu masuk, bersimpuh di hadapan Wati. Yang lain mengintip dari balik pintu, terpaku menyaksikan Pak Prabu yang mulutnya komat-kamit mengucapkan kalimat-kalimat tak dikenal. Sesekali, Wati melirik ke arah teman-temannya, sebuah senyum tipis, aneh dan mengerikan, tersungging di bibirnya tanpa mengalihkan pandangan dari lantai.

Nyanyian Wati, suara halus namun mencekam, masih menggema di ruangan sempit itu, membuat bulu kuduk mereka berdiri. Fahri, dengan tangan gemetar, mengeluarkan gawainya dan mulai merekam kejadian di dalam kamar.

Pak Prabu, dengan kedua tangan menutupi wajahnya, menandakan ritualnya telah selesai. Ia mundur perlahan, langkahnya hormat, seperti tengah memberi penghormatan kepada seorang putri kerajaan. Setelah beberapa langkah, ia berdiri tegak, membungkuk sekali sebelum akhirnya meninggalkan kamar dengan tenang.

Yang lain, terpikat rasa ingin tahu yang membuncah, mengikuti Pak Prabu keluar. Namun, Fahri masih merekam Wati yang sendirian di dalam kamar, kamera gawainya diarahkan dari balik pintu. Wati menatap lensa kamera, senyum tipis mengerikan kembali tersungging di bibirnya. Merinding, Fahri buru-buru mengikuti yang lain.

"Pak, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Baskoro.

Pak Prabu, duduk di samping Pak Parno, menatap mereka dengan tatapan dalam.

Ia terdiam sejenak, lalu berkata dengan suara berat, "Ini... tidak biasa. Ada sesuatu yang merasuki neng Wati. Mahluk ini sangat kuat, saya tidak tahu kenapa ia memilih neng Wati. Baik atau jahatnya, saya belum bisa memastikan. Tapi, saya akan mencoba membantu."

...****************...

BERSAMBUNG..

1
🌟Bintang✨
Keren ...
🌟Bintang✨
Semangat nulis thor... ceritanya menarik sukses buat author nya
◦•●◉✿NhenG✿◉●•◦
lnjut..
◦•●◉✿NhenG✿◉●•◦
Mantap Thor lanjutkan..ceritanya bagus dan seru.
♔︎❄Ⓜurniati❄♔︎
mampir ya kk
𝔸ℝ𝕊
next
𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝙉ᗩƁᓵᘂልᴳᴿ🐅
keren kak,, semangat berkarya nya
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iya makasih kak
total 1 replies
🍮😈 𝔫αᖇÃүα 𝓪ˡ𝐢¢𝒾Δ 💋💚
Mampir
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: mkasih ya
total 1 replies
⧗⃟ᷢʷ𝙵𝚑𝚊𝚗𝚒𝚊🦂🌻͜͡ᴀs
ibuk mampir yi. wahh beneran di rombak ya.. lebih seru yi
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iyaa buk.. rombak total kmren 🤣
total 1 replies
𝔸ℝ𝕊
Abng mmpir dek
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: ehhh makasih bang 🤗
total 1 replies
➷ᖇOᙎᖇᖇ◇
/Watermalon/
➷ᖇOᙎᖇᖇ◇: sama-sama
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: makasih dah mampjr
total 2 replies
☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf
termasuk mereka itu pada pemberani sih
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍
Semangattt,,, weh mantep.. Kopi buat othor
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: 🤭🤣🤣haha emng ceplok
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍: Plokk🥴🥴
total 3 replies
☠🍁🍾⃝ ͩ ᷞʙͧɪᷡʟͣ𝐀⃝🥀❣️❤️⃟Wᵃf
mampir kak
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: makasih ya
total 1 replies
🍁Pipitz❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
Waduh horor ya ini
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: iyaa 🤭🤭
total 1 replies
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍
Cuss semaangaat Etehh
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: /Joyful//Joyful/ perjuangan ternyata nulis ginian
✎🍳🍳TₑLₒᵣ CₑPLₒK🥚🐣🌾✍: Laah, gundulll
total 3 replies
⧗⃟ᷢʷ мαкмιѕѕнαℓυ ˢ⍣⃟ₛ
ini baca harus nyantai, Mak simpan dulu dobrak buku ya.. soal nya mak suka novel yg bau" jurig
.•♫•♬•LUO YI•♬•♫•.: siap mak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!