Duke Arland.
Seorang Duke yang dingin dan kejam. Selama menikah, dia mengabaikan istrinya yang sangat menyayanginya, hingga sebuah kejadian dimana dirinya harus berpisah dengan istrinya, Violeta.
Setelah kepergian istrinya, dia bertekad akan mencari istrinya, namun hasilnya nihil.
......
Violeta istri yang sangat mencintai suaminya. Selama pernikahannya, ia tidak di anggap ada, hingga sebuah kenyataan yang membuatnya harus pergi dari kediaman Duke.
Kenyataan yang membuatnya hancur berkeping-keping. Violeta yang putus asa pun mencoba bunuh diri, sehingga jiwa asing menemani tubuhnya.
Lima tahun kemudian.
Keduanya di pertemukan kembali dengan kehidupan masing-masing. Dimana keduanya telah memiliki seorang anak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku menggenggam mu
"Baginda," seru sang Kesatria.
Ehem
Kaisar Fictor berderhem, "Besok, aku mau ke kota, tapi tidak berpakaian formal, seperti rakyat biasa."
Sang Kesatria malah melongo, semenjak kapan Kaisar Fictor berbicara panjang dan lebar. Laki-laki yang begitu dingin, super irit bicara pada istrinya. Kini berbicara panjang padanya.
"Kesatria Gio!" sentak Kaisar Fictor.
"I-iya Baginda. Apa kamu mendengarkan ucapan ku?"
"I-iya Baginda, cepat siapkan dan lukisan Aleta dan simpan di laci. Jangan sampai para istri ku tahu, o iya malam ini jadwal ku dengan siapa?"
"Selir Ketiga, Baginda," ujar Kesatria Gio. Selama menikah dan menambah istri, Kaisar Fictor membuat sebuah jadwal dimana dia akan tinggal satu minggu dengan para istrinya secara bergelir, di mulai dari Permaisuri.
"Apa Baginda tertarik pada nona Aleta?"
Tanpa ragu sedikit pun. Kaisar Fictor tersenyum.
"Astagah!" Kesatria Gio mengusap wajahnya secara kasar, majikannya tertarik pada anak yang baru berusia 6 tahun, mau taruh di mana wajahnya. Ia yang sebagai bawahannya saja merasa malu dan ingin menenggelamkan tubuhnya. Ia harus apa dan bagaimana menyadarkannya?
"Tapi nona Aleta masih kecil, Baginda."
"Aku bisa menunggunya,"
Ingin sekali Kesatria Gio memukul kepala Kaisar Fictor, ia merasa iba dengan nona Aleta yang harus menjadi korban kebejatan Kaisar Fictor, ya siapapun akan merasa shock jika seorang laki-laki berumur 20 tahun tertarik dengan anak kecil yang akan menginjak umur 6 tahun.
"Kamu mengumpat!"
Kesatria Gio terdiam, Kaisar Fictor bisa menembus hatinya. Entahlah, instingnya sangat kuat.
"Hey, kau mengumpat ku!"
"Ti-tidak Baginda,"
"Sudahlah, aku sudah tahu, lakukan saja besok." Kesatria Gio mengiyakan dengan wajah lesu. Entah rencana apa lagi yang akan di lakukan oleh Kaisar Fictor, semoga saja tidak menurunkan martabatnya sebagai laki-laki.
Di tempat lain....
Duke Aland telah sampai, dia tidak membawa Aronz karena takut akan terjadi suatu perdebatan, tapi rasanya tidak, ia hanya melihat dua lantai bangunan yang lumayan megah. Ternyata Violeta mampu berdiri sendiri tanpa bantuannya, ia malu. Sebagai seorang suami dan ayah tidak becus sama sekali. Dia mengabaikan Violeta dan hanya memenuhi kewajibannya sebagai suami luarnya saja. Ia malu sangat malu, Violeta tidak mendatanginya dan berusaha berjuang tanpa dirinya.
Tangannya menghapus genangan air yang hampir terjatuh. Rumah berlantai dua di depannya ada air mancur, pintu utama menuju gerbang lumayan jauh di sepanjang jalannya di kelilingi mawar merah dan putih serta lampu.
Dia melihat sekelilingnya, hamparan rumput hijau, taman samping ada pohon dan taman samping satunya ada rumah kaca. Sementara di belakang kediaman itu ada seperti perkebunan.
"Dia banyak berubah, aku sangat malu untuk menemuinya, tapi aku ingin, aku ingin menemuinya dan mengatakannya, aku suami mu, Violeta."
"Yang Mulia Duke, apa perlu saya membangunkan nyonya Violeta Aghata."
"Tidak perlu, besok aku akan kembali ke sini."
Duke Aland hendak membelokkan kudanya, namun jantungnya berdetak lebih kencang, ia menarik tali kekang kudanya, lalu menoleh. Matanya terpaku, dadanya naik turun, air matanya menggenang, matanya tak bisa mengalihkan dari keindahan yang tak jauh dari hadapannya.
"Violeta."
Angin malam berdesir, menerpa wajah Violeta, anak rambutnya melayang tak tentu arah, hidung mancung, alis tebalnya dan bibir mungilnya terlihat jelas di bawah sang penguasa malam. Butir demi sebutir salju berjatuhan ke tubuhnya.
Kepalanya terangkat, wajahnya terlihat sendu, ia tahu. Violetanya tengah memikirkan sesuatu.
"Apa yang kamu pikirkan Violeta? apa kamu memikirkan masa lalu mu? masih mengingat aku kah."
Duke Alan mengikuti ekor mata Violeta, "Aku merasa kamu berubah Violeta, aku merasa di hadapan ku seorang wanita asing, namun wajah dan tubuhnya sama. Apa kamu sudah menjelma menjadi wanita asing agar aku tidak mengenali mu?"
"Violeta, aku merindukan mu, sangat merindukan mu!" Duke Aland mengulurkan tangannya, seolah tubuh Violeta kecil dan tergenggam di tangannya. "Aku tidak akan melepaskan mu." Duke Aland menaruh tangan yang ia genggam ke depan dadanya. Seakan tangan itu membuat Violeta memasuki jantungnya. "Aku akan berjuang sampai nafas terakhir, aku tahu kamu tidak akan mudah memafkan ku, aku tahu sangat tahu. Satu hal yang ingin aku tanyakan, sebuah alasan kepergian mu dan tak ingin kembali dan orang yang telah menyakiti mu." Ia tertawa dengan ironi.
akoh mampir Thor