Menceritakan seorang gadis anak yatim piatu , tinggal bersama paman dan bibinya , ibu dan ayahku meninggal di saat usia ku masih 8thn,
Sonya di jodohkan dengan fasya pamungkas anaknya pak bagaskara , oleh pamannya untuk membayarkan utang² mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icha Nurlaela sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 18
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam,waktunya untuk makan malam. Mereka bertiga sekarang sedang siap² untuk pergi ke restoran yang memang berada di rooftop hotel yang mereka tempati. Awalnya fasya hanya akan pergi makan malam bersama kekasihnya,bianca. Namun,ntah tau darimana tiba² saja papah nya menelpon dan mengatakan bahwa ia harus membawa serta sonya. Dan mengancam harus memutuskan hubungannya dengan bianca juga akan diturunkan jabatannya,jika tak mengikuti apa yang di katakan nya. Hingga mau tak mau fasya pun harus mengikut sertakan sonya dalam dinner nya hari ini. Fasya tak bisa berpikir bagaimana nasibnya jika ia harus turun jabatan dan meninggalkan kekasih tercintanya. Cih! Bucin!:v.
Sonya sekarang sedang berdiri di depan cermin kamar mandi untuk melihat penampilannya. Ia sungguh cantik dengan baju putih polos yang di padukan dengan rok selutut yang berwarna peach. Rambutnya di biarkan tergerai curly bagian bawah dan jangan lupa wajahnya yang dirias dengan make up tipis,membuat ia semakin cantik saja malam ini.
Sedangkan bianca ia memakai dress putih lengan pendek dengan panjang setengah paksa. Rambutnya di ikat menjadi satu,juga riasan wajahnya yang tebal membuatnya terlihat sangat dewasa.
Setelah siap keduanya bergegas keluar kamar untuk menemui fasya,tentunya dengan sonya yang disuruh membawa tas kecil milik bianca oleh si empunya barang. Sonya hanya menghela napas panjang,ia tak akan melawan untuk sekarang karena masih di batas wajar. Lagipula ia lebih mementingkan mengisi perutnya yang sangat lapar,daripada harus meladeni sikap bianca yang hanya membuat energi nya terkuras.
Saat mereka keluar kamar,fasya telah berdiri di depan mereka dengan memakai kemeja hitam dipadukan dengan jas cokelat dan celana bahan hitam. Membuat ia terlihat lebih tampan.
Fasya membeku melihat sonya yang memakai pakaian seperti itu,berbeda seperti hari² biasanya yang hanya memakai baju kebesaran dan celana panjang. 'Cantik' gumam nya kecil. Lalu matanya tak sengaja bertemu dengan mata hitam indah milik sonya,membuat detak jantungnya serasa berdetak 2x lebih cepat.
Namun,fasya segera menggelengkan kepalanya saat dirasa pikiran² aneh mulai berdatangan ke otaknya. 'Aishh! Apa yang ku pikirkan! Ingatlah fasya wanita itu,wanita sialan yang telah merusak hidupmu!' ~batinnya. Lalu ia segera mengalihkan pandangannya ke arah bianca dan memasang senyuman di wajahnya.
"Kau cantik sekali sayang" ucap fasya dengan tangan yang mengelus lembut sebelah pipi bianca. Bianca yang mendengar pujian itu hanya menunduk malu,lalu menutup mukanya dengan kedua tangan.
"Jangan bicara seperti itu aku malu" fasya yang mendengar penuturan itu pun tertawa keras,ia merasa gemas melihat tingkah bianca. Sedangkan disisi sonya,ia merasa kesal dan juga sedih secara bersamaan. Kesal karena ia di abaikan dan sedih karena melihat fasya bahagia namun bukan karenanya.
Sonya menghela napas panjang,mencoba membuang rasa sesak di dadanya. Lalu ia pun membuka suaranya untuk menyadarkan kedua makhluk bucin di depannya ini bahwa ia ada di dekat mereka.
"Bisakah kita segera ke Restoran? Aku sudah lapar." ucap sonya tanpa ada rasa gugup lagi di dalamnya. Ntah sejak kapan ia bisa berbicara seperti itu tanpa gugup dan adanya rasa takut.
Bianca yang mendengarnya pun hanya memutar bola matanya malas,dasar pengganggu. Pikirnya.
"Ck. Kau pergilah duluan. Lagipula siapa yang akan pergi makan bersama orang miskin seperti mu huh!? Tak sudi!" kata² tajam yang keluar dari mulut fasya sungguh membuat hatinya merasa sakit,matanya sudah berkaca-kaca bersiap meluncurkan kristal bening dari matanya. Namun,sonya menahan nya ia melihat ke atas sebentar untuk menghalau agar air matanya tak jatuh di depan mereka. Karena sonya tidak mau jika ia terus²an di anggap lemah dan ditindas,sonya lelah.
Saat melihat fasya akan pergi,ia pun segera bersuara "Papah akan tau kau pergi dinner tanpa ku,jika kau lupa. Apa kau mau putus hubungan dengan bianca dan jabatan mu turun?" ucap sonya dengan suara sedikit bergetar. Fasya membalikkan tubuhnya menghadap ke arah sonya lalu mendengus keras,sungguh ia lupa tentang hal itu. "Ck. Cepatlah!" ucapnya lalu berjalan beriringan bersama bianca dengan tangan kanannya yang merangkul mesra pinggang bianca,meninggalkan sonya yang kini sudah meneteskan air mata nya. Sonya pun segera menghapus air matanya yang keluar tanpa di perintah lalu segera melangkahkan kakinya mengikuti fasya dan bianca dengan senyuman yang di paksakan.
Sesampainya mereka di restoran banyak yang menatap mereka kagum karena visualnya. Ah~ atau lebih tepatnya menatap kagum ke arah sonya yang saat ini sedang melihat pemandangan dari atas rooftop hotel. Tidak memperdulikan sekitarnya yang melihatnya tanpa berkedip. Sungguh itu membuat fasya merasa kesal dan panas di hatinya,fasya juga bingung ada apa dengan dirinya. Ia pun segera duduk di kursi meja pojok yang langsung di suguhi pemandangan indah kota paris,diikuti oleh bianca.
Melihat sonya yang masih berdiri sambil melihat pemandangan,membuat fasya berdecak kesal. 'Apa ia sengaja agar di perhatikan orang?' ~pikirnya.
"Heh! Mau sampai kapan kau berdiri di situ hah?!" teriak fasya membuat orang² menatapnya aneh. Tanpa mempedulikan tatapan² itu,fasya menarik kuat tangan sonya lalu mendudukannya di kursi dihadapan nya. Sedangkan bianca yang duduk di samping fasya,menantap sonya tajam dan mencibirnya dalam hati 'Kampungan!'.
"Waiters!" panggil fasya sambil melambaikan tangannya tinggi.
"Mau pesan apa tuan,nyonya?" tanya nya ramah. (Anggap aja pake bahasa inggris ya:v)
"Kamu mau pesan apa sayang?" tanya fasya pada bianca lembut.
"Samakan saja denganmu"
"Baiklah. Saya pesan spaghetti nya 2,sama orange juice 2, ice cream matcha yang spesialnya 1" ucapnya.
"Nyonya? Mau pesen apa?" tanya waitres itu ke sonya yang sedari tadi tampak fokus melihat sekitarnya.
"Ah? Emm~ saya pesen french fries chiken mozzarella satu sama watermelon juice nya satu"
"Baik,ada yang mau di tambahkan?"
"Tidak. Itu saja"
"Baiklah,pesanan akan datang 15 menit lagi." ucap waiters itu lalu pergi dari sana menuju ke arah dapur.
Saat sedang asik melihat pemandangan kota paris dari atas sini,sonya di kejutkan dengan deringan telepon dari ponselnya yang ada di tas kecil miliknya. Ia pun mengecek ponselnya untuk melihat siapa yang menelponnya,namun tak lama senyumannya terbit saat ternyata laras lah yang menelponnya. Sungguh ia rindu dengan sahabat nya yang satu itu,ia pun segera bangkit menjauh dari tempat duduknya untuk mengangkat telepon. Sonya tak berpamitan dulu kepada fasya karena fasya yang sibuk bermesraan dengan bianca,daripada hatinya panas lebih baik ia pergi.
"Hallo,assalamualaikum" ucapnya saat menerima panggilan itu.
"Waalaikumsalam. Huwaaa~ lo kemana aja si anjir gue rindu tau,mana gak sekolah² lagi" kesal laras di sebrang telepon sana. Sonya yang mendengarnya hanya terkekeh kecil,ia pun sama rindunya dengan gadis cerewet satu itu.
"Hahaha~ maaf aku lagi liburan sama suami aku,disuruh papa soalnya. Papah juga udah minta izin ke kepala sekolah" jelas sonya.
"Lah anjirrr! Lo mah malah enak²an liburan. Lah gue disini mumet sama tugas² yang bejibun"
"Hahaha~ mangkanya kerjain langsung dong ras,jangan di biarin numpuk gitu. Pusing sendiri kan jadinya"
"Hehe~ gue kan sibuk nya'"
"Sibuk apaan? Sibuk nonton in oppa² korea maksud kamu?" ucap sonya sambil memutar bola matanya malas.
"Hehe itu tau"
Obrolan kedua sahabat itu pun masih berjalan lama hingga makanan yang di pesan sonya pun sudah tersaji di meja. Melihat sonya yang masih sibuk dengan telepon nya,bianca tersenyum miring lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya dan di masukkan nya kedalam minuman sonya dan di aduk olehnya supaya sonya tidak curiga. Fasya yang melihat itupun menatap bianca dengan pandangan bertanya. Bianca yang mengerti arti tatapan itu pun mendekatkan bibirnya ke arah fasya dan mulai membisikinya. Fasya yang mendengarnya langsung menyeringai,dan mengelus puncak kepala bianca lembut.
Disisi lain,sonya mematikan sambungan teleponnya. Tak terasa ia mengobrol menghabiskan waktu setengah jam lamanya. Lalu ia segera berbalik berjalan menuju ke tempat duduknya tadi sambil pandangan yang terus fokus ke ponselnya. Sampai tak sengaja ia menabrak seseorang hingga membuatnya jatuh terduduk.
Brukk!
VISUAL LARASWATI