NovelToon NovelToon
REINKARNASI MAFIA

REINKARNASI MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Preman / Fantasi / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: ridwan jujun

menceritakan tentang seorang wanita yang terlahir lagi menjadi seorang mafia untuk membalaskan dendam

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ridwan jujun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Holiday 2

Sesampainya di sebuah Villa, 2 helikopter mendarat di halaman yang sangat luas dan bertepatan depan halaman ada lautan dengan disertai angin yang sangat menyegarkan.

"Lama tidak melihat lautan," Carlos melepaskan kacamata hitamnya.

"Tentu saja, karena kau sedang melakukan akting yang luar biasa," sindir Felix.

"Jangan bahas hal itu lagi, si4lan!" Carlos melirik sinis.

Felix menaikan kedua bahunya tidak peduli.

"Cuacanya bagus, tapi sebelum itu kita harus masuk Villa untuk mengganti pakaian." Kenzo.

Mereka masuk ke dalam Villa untuk berganti pakaian.

Selang beberapa menit, mereka sudah mengganti pakaian.

Para pria hanya menggunakan kaos polos dan celana selutut, sedangkan Liana masih belum datang karena mungkin sedang berganti pakaian.

"Berselancar sepertinya seru," Edgar menyipitkan matanya melihat lautan biru di sertai ombak kecil.

"Kau benar, lama tidak berselancar aku jadi lupa bagaimana caranya," Revan.

"Tentu saja, sudah ada 5 tahun kita tidak menyentuh lautan," Kenzo.

"Sayang~! Sudah belum?!" teriak Felix memanggil Liana.

"Maaf lama! Itu, aku memilih pakaian dulu! Mereka sengaja yah menyiapkan pakaian yang terlihat seperti dalaman?!" celutuk Liana sambil berjalan.

Mereka menoleh ke arah Liana.

𝘖𝘩 𝘮𝘺 𝘨𝘰𝘥!

Mereka tercengang melihat Liana yang begitu ... emm cantik, tapi lebih ke seks1.

Pakaian yang Liana gunakan bisa membuat mereka terg0da, pasalnya Liana menggunakan celana pendek yang hanya sejengkal, baju crop setengah badan dengan tali bahu yang seperti br4, memperlihatkan bentuk perut Liana yang seputih susu dan pokonya sangat seks1.

"Aku tadi pilih-pilih dulu dan ternyata cuma ini yang mendingan ...." Liana tidak melanjutkan ucapannya kala melihat mereka yang menatapnya.

"APA YANG KALIAN LIHAT, DAS4R MESVM!" marah Liana sambil menutup sebagian tubvhnya dengan tangan.

Mereka langsung mengalihkan pandangan, wajah mereka terlihat memerah dan berusaha menyembunyikannya.

"A–ah, itukan hal wajar. Semua wanita juga menggunakan pakaian seperti itu, bahkan ada yang lebih dari yang kau pakai," Elvano memalingkan pandangannya.

"Kalau begitu aku ganti pakaian yang tadi saja–"

"Membuang waktu, ayo!" Arion langsung menarik Liana saat Liana ingin masuk lagi ke dalam Villa.

-

-

Mereka sampai di pantai, angin di sini lebih segar lagi dari di Villa. Cuacanya juga sangat mendukung, dan pengunjung juga tidak begitu ramai.

"Baiklah, apa yang akan kita lakukan?" tanya Edgar.

"Langsung saja," Revan.

"Yakin langsung selancar?"

"Terserah."

Liana sedang mengambil gambar pemandangan pantai, ini pertama kalinya dirinya ke pantai. Saat libur kuliah ia hanya di rumah menghabiskan waktu dengan bermain ponsel di kamar, tapi kini ia berada di pantai bersama mereka.

Sayang sekali Kevin tidak ikut, tapi ia sudah bilang pada Kevin malam itu di telpon dan Kevin juga tidak mempermasalahkan asalkan Liana senang apa boleh buat?

"Oh! Mau ku foto gak?" tawar Liana.

"Kami?" Lucas.

"Iya lah!" Liana maju ke depan untuk memfoto mereka.

"Kenapa kau tidak ikut?!" Carlos.

"Nanti, kalian saja dulu. Udah cepetan, pencahayaan nya bagus ini," kata Liana menatap kamera.

Mau tidak mau mereka harus mengabulkan permintaan gadis ini, mereka pun berdiri sejajar menatap kamera.

"Duh, posenya yang bagus dong. Ini bukan disuruh baris upacara!" kesal Liana melihat mereka yang berbaris sejajar dengan berdiri tegak seperti petugas upacara bendera.

"Ya terus gimana?" Edgar.

"3 di depan dan 5 di belakang, biar bagus!"

Mereka pun mengubah posisi seperti yang diucapkan Liana.

"Bukan seperti itu, yang tiganya di depan tapi jongkok! Kalau berdiri semua ya sama aja seperti baris berbaris! Mana tinggi kalian sama lagi!"

"Ribet banget deh!" Lucas.

"Udah cepetan ih!"

"Iya-iya, gini?"

"Emm ... El, geser dikit kau kejauhan dari Edgar," Liana mengatur posisi mereka.

Elvano bergeser sedikit.

"Lagi!"

Elvano bergeser lagi.

"Lagi dong!

Elvano bergeser lagi, cara pria itu bergeser memang seperti sedang menjaga jarak dengan Edgar.

"Kalian lagi sosial distancing atau gimana sih?!" decak pinggang.

Edgar menarik Elvano karena ia juga kesal sendiri karena Elvano seperti jaga jarak dengannya.

"Apa sih tarik-tarik?!" Elvano mengusap tangannya yang baru saja di sentuh oleh Edgar.

"Jangan membuat ribet! Geser tinggal geser!" datar Edgar.

"Gak perlu tarik-tarik juga kali!"

"Berisik!" Felix yang tidak nyaman jadi pusat perhatian ditambah mereka yang ribut.

Liana menatap datar, susah juga mengatur mereka.

"Nah gitu– astaga Arion, kau ini sedang apa?!"

Arion yang dari tadi berdiri tegap seperti pasukan militer, padahal yang lain sudah mulai lemas untuk bisa berpose sedangkan Arion malah kaku.

"Aku tidak melakukan apa-apa,"

"Iya tahu, tapi kau terlalu tegap!"

"Lemaskan tulang punggung mu!" Kenzo menepuk punggung Arion.

"Singkirkan tangan mu!" Arion melirik Kenzo datar.

Liana menepuk jidatnya, kenapa foto saja mereka susah diatur seperti baru pertama foto saja.

"Nah sudah bagus tuh! Aku hitung sampai tiga, oke?!"

"Oke!" Felix bersemangat.

"1 ... 2 ... 3,"

𝘊𝘬𝘳𝘦𝘬!

Liana melihat hasil jepretannya, astaga kenapa mereka terlihat sangat tampan dan keren? Aura mereka semakin arogan, padahal mereka hanya menggunakan kaos bukan kemeja yang biasa mereka pakai di tambah kaca mata yang mereka pakai, ada yang dipakai di atas kepala dan ada juga yang cuma di taruh di belakang kepala. Ekspresi mereka yang datar membuat foto itu terlihat 𝘤𝘰𝘰𝘭.

"Lagi, lagi! Kali ini pose bebas yah,"

"Pose bebas seperti apa?" tanya Revan.

"Astaga, pose bebas loh. Mau gaya apa aja boleh, senyum bisa, tangan 2 jari gini juga bisa, atau gaya-gaya lainnya! Masa iya harus di jelaskan satu-satu?!" kesal Liana.

"Oh iya-iya!"

Liana mendengus kesal, ternyata lebih baik foto anak kecil karena anak kecil saja tahu cara berpose kenapa mereka yang gerang, besar, kekar gini harus di ajarkan dulu?

"Oke, 1 ... 2 ... 3!"

𝘊𝘬𝘳𝘦𝘬!

"Sip! Bagus!" Liana memberikan ibu jarinya.

"Sekarang foto dengan mu!"

"Oke!" Liana berjalan ke arah mereka dan membalikkan layar kameranya.

"Sepertinya kalau aku yang pegang gak kelihatan semua deh,"

"Ya, kau 'kan pendek." Kenzo mengambil ponsel Liana.

Liana kesal tapi kenyataannya memang begitu. Ah tidak kok, merekanya saja yang terlalu tinggi.

"Nah, kelihatan semua?" kata Kenzo.

"Iya!" seru Liana.

Mereka mengambil posisi, Liana berada di tengah sedangkan Kenzo paling depan samping karena dia yang memegang ponsel.

Carlos dan Felix merangkul Liana dan tersenyum ke arah kamera.

"Ah, aku tidak bisa mengekspresikan diri di depan kamera," ujar Kenzo seperti tidak percaya diri.

"Tidak apa, kau tampan kau aman!" senyum Liana menunjukan 2 ibu jarinya.

"Lebih tampan aku dari pada dia," Carlos.

"Suka-suka kau saja," Liana sudah capek dengan Carlos.

"Sudah! Jadi enggak?!" Kenzo merasa keram lengannya yang dari tadi di atas memegang ponsel.

"Jadi! Lanjut saja!"

Kenzo melihat kamera.

𝘊𝘬𝘳𝘦𝘬!

"Duh, bilang dong Kenzo kalau mau difoto. Aku tadi lagi mengedipkan mata!" kesal Liana.

"Bilang gimana?"

"Dihitung, Kenzo~ sayang kuh~ cinta kuh~ biar kita bisa berpose dengan benar!"

Mendengar kata-kata Liana, telinga dan wajah Kenzo memerah sampai ia memalingkan wajahnya agar Liana tidak tahu kalau dirinya malu. Jantung Kenzo juga berdetak lebih kencang seperti habis lari beberapa kilo meter.

"Apa sih! Aku juga mau kali di panggil gitu!" Carlos protes.

"Diam! Kenzo ayo, lagi!"

Kenzo tersadar dan mengusap wajahnya menetralkan diri agar tidak terlalu terlihat oleh Liana bahwa dirinya sedang tidak baik-baik saja.

Sedangkan yang lain menatap datar.

Kenzo menghembuskan nafas pelan kemudian menaikkan tangannya bersiap ambil gambar.

"1 ... 2 ... 3!"

𝘊𝘬𝘳𝘦𝘬!

"Lagi, lagi!" Felix.

Kenzo menekan tombol kamera lagi, dan mereka mengambil foto banyak dengan pose yang berbeda. Terlihat bukan, dari foto tersebut menampakkan mereka sangat bahagia momen ini begitu juga dengan Liana.

"Sekali lagi," pinta Arion.

Mereka spontan menatap Arion.

"Kenapa?!" datar Arion.

"Tumben, kau sepertinya kelamaan kena angin laut 'kan?" Lucas.

"Memangnya apa yang salah?!"

"Tidak, hanya kaget saja dengan keinginan mu kali ini,"

Arion tidak peduli, ia menyingkirkan Carlos dan Felix dari Liana dan kini ia memeluk Liana dari belakang.

"Apa-apaan sih?!" kompak Carlos dan Felix.

"Cepat lakukan!" suruh Arion pada Kenzo.

Kenzo menggelengkan kepalanya dan bersiap untuk foto lagi.

Jantung Liana berdegup kencang karena ia bisa mendengar suara nafas Arion, tidak ia tidak boleh terlihat seperti malu cuma karena pelukan Arion.

"Liana, lihat kamera," kata Kenzo.

"A–ah, iya!"

"1 ... 2 ... 3!"

𝘊𝘶𝘱.

𝘊𝘬𝘳𝘦𝘬!

"HEYYY!!" kompak mereka.

Karena saat aba-aba Kenzo ambil foto, Arion mencivm bib1r Liana sehingga tertangkap kamera Arion mencivm Liana.

"Modus mu, Arion!" mereka yang tidak terima, sedangkan Liana menutup wajahnya malu.

Arion malah bersikap santai memasang wajah datarnya. Liana mengambil ponsel dari Kenzo membiarkan mereka berdebat.

“𝘈𝘳𝘪𝘰𝘯 𝘴𝘪4𝘭𝘢𝘯! 𝘈𝘱𝘢-𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘩?! 𝘋𝘪𝘢 𝘨𝘪𝘭4 𝘺𝘢𝘩?!” batin Liana menepuk pipinya mencoba sadarkan diri.

Padahal ada banyak orang yang memperhatikannya, malunya sampai ubun-ubun.

"Jadi begitu, pantas saja kau meminta 1 foto lagi!" Carlos.

"Kalau begitu aku mau!" Felix.

"Hentikan!" Liana.

Mereka menoleh menatap Liana. "Kalian ingin bermain tidak?!" kesal Liana mengalihkan pembicaraan.

"Tentu saja," Arion menghampiri Liana meninggalkan temannya yang menatap sinis.

"Si4lan! Hey tidak adil bermain berdua saja!"

Di pantai kali ini, mereka bersenang-senang dengan papan 𝘴𝘶𝘳𝘧𝘪𝘯𝘨. Jangankan Liana yang terpesona pada mereka yang bisa berselancar wanita lain yang menyaksikan pun ikut terpesona, tubvh mereka yang kekar serta otot-otot apalagi perut yang 𝘴𝘪𝘹𝘱𝘢𝘤𝘬. Memang bisa menggugah selera para wanita.

"Dari pada kita cuma diam, bagaimana kalau kita juga ikut bersama mereka?" ajak Lucas.

"Apa?! Aku tidak bisa berselancar!" Liana.

"Siapa yang bilang kita selancar?"

"Lah?"

"Kita pakai speedboat,"

Sementara di sisi lain.

"Aku tidak tahu kalau Elvano bisa surfing?" Revan menatap teman-temannya yang sedang berada di ujung ombak.

"Kita semua bisa surfing, terkadang tergantung niat," Kenzo.

"Iya juga sih,"

"Ngomong-ngomong, dimana Liana?" tanya Kenzo mencari Liana di sekitarnya.

"Dia tadi bersama Lucas kalau tidak salah,"

"Tentu saja,"

"Hah?" Revan bingung.

"Tuh, mereka juga ikut di tengah lautan,"

"APA?!" Revan langsung melepas kacamatanya dan melihat ke arah tempat yang Kenzo tunjuk.

Mereka melihat 2 sejoli sedang mengemudikan 𝘴𝘱𝘦𝘦𝘥𝘣𝘰𝘢𝘵 yang di duga Lucas dan Liana. Terlihat Lucas mengendarai motor laut itu sedangkan Liana duduk di belakang memeluk Lucas, tak hanya berdua melainkan bersama Arion, Edgar, Elvano, Felix dan Carlos dengan papan selancar di atas ombak.

"Kenapa kita cuma lihat mereka? Aku juga harus ikut!" Revan pergi untuk bergabung.

Kenzo menggelengkan kepalanya, saat ini ia malas untuk bermain dengan lautan karena ia sudah bosan yang namanya lautan.

Kenapa tidak? Akhir-akhir ini ia sering ke laut untuk mengirim paket dan menerima paket, jadi baginya Lautan sudah biasa ia lewati dan dilihat.

Lucas menepikan 𝘴𝘱𝘦𝘦𝘥𝘣𝘰𝘢𝘵 karena Liana ingin kembali ke daratan.

"Bagaimana? Seru?" tanya Kenzo.

"Yah~ ini hampir membunvh ku," Liana berjalan menghampiri Kenzo sambil sempoyongan.

Kenzo terkekeh dan membantu Liana.

"Kau tahu? Lucas mengendarai benda itu sangat cepat seperti mengendarai motor saja, aku sudah bilang padanya untuk pelan-pelan karena kita berada di laut kalau jatuh bagaimana? Aku tidak bisa berenang!" omel Liana.

"Kenapa tidak kau saja yang mengendarai?" Kenzo menutup tubvh Liana dengan handuk.

"Aku tidak bisa, kalau bisa biar aku saja!" kesal Liana, "Aku hampir mabuk laut tadi, lain kali aku tidak mau naik begituan!"

Kenzo terkekeh dan mencubit hidung Liana, "Kalau begitu, bagaimana kalau kita istirahat?"

"Baiklah, aku juga haus,"

"Tentu, ayo!"

•••

TBC.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!