NovelToon NovelToon
MAAFKAN AKU, AYAH

MAAFKAN AKU, AYAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Keluarga / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Bayu, seorang remaja yang sedang dalam proses pencarian jati diri. Emosinya yang masih labil, membuat ia mudah tersulut emosi dan juga mudah terhasut.

Suatu malam, Bayu pulang dalam keadaan mabuk. Sang ayah yang kecewa dan marah, tanpa sadar memukulinya.

Termakan hasutan tetangga, Bayu tega melaporkan ayahnya dengan tuduhan kekerasan anak. Hubungan ayah dan anak yang sebelumnya sudah goyah, menjadi semakin buruk. Namun, pertemuannya dengan seorang gadis sedikit membuka mata hatinya.

Sebuah rahasia besar terungkap ketika ibunya pulang kembali ke kampung halaman setelah dua tahun menjadi TKW di luar negeri.

Apa rahasia besar itu?
Mampukah rahasia itu menyatukan kembali hubungan ayah dan anak yang terlanjur renggang?

Ikuti kisah selengkapnya dalam 👇👇👇
MAAFKAN AKU, AYAH

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12

.

Setelah Riana pergi, Bayu duduk termenung di ruang tamu. Kata-kata Riana terus terngiang di benaknya. Apa yang sudah dilakukan ayahnya untuknya? Dan apa yang sudah dia lakukan untuk ayahnya? Semua kata kata itu terus berputar-putar di otak Bayu bagaikan kaset rusak.

Bayu menatap nanar kantong kresek berisi buah yang diberikan Riana. Ia meraih sebuah apel merah dan menggigitnya. Hambar. Tak ada rasa, seperti hatinya saat ini.

Ia meletakkan kembali apel yang sudah dia gigit sebagian itu ke dalam kantong dan bangkit berdiri, lalu berjalan menuju kamarnya dengan langkah gontai. Sampai di kamar, ia merebahkan diri di atas kasur. Matanya menerawang menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.

Tiba-tiba, semua ingatan masa lalu dengan ayahnya muncul di pelupuk mata. Berseliweran bagai film klasik yang diputar ulang. Ia teringat akan semua yang pernah ia lewati bersama dengan ayahnya selama ini. Teringat pula akan semua nasihat ayahnya yang selalu ia abaikan. Namun, ayahnya selalu saja sabar menghadapi kenakalan dirinya.

Air mata mulai menggenang di pelupuk mata Bayu, membuat ia memejamkan matanya. Pertemuan terakhir dengan ayahnya ketika ayahnya meminta ia datang ke penjara kembali melintas. Saat ayahnya memohon maaf dan mencabut laporan, tapi dia menolaknya, bahkan mengeluarkan kata-kata yang buruk ada ayahnya. Bayu tidak bisa lagi menahan rasa sesak di dadanya. Remaja yang menangis, meraung-raung, tak lagi berpikir bahwa suara tangisnya akan didengar oleh tetangga.

*

Hari telah sore ketika Bayu terbangun dari tidurnya setelah kelelahan menangis. Perasaan anak itu menjadi lebih tenang. Ia menghapus air mata yang masih membasahi pipinya dan bangkit dari kasur. Ia berjalan menuju kamar mandi dan mencuci wajahnya.

Setelah itu, ia keluar dari rumah dan berjalan menuju warung tetangga karena merasa perutnya lapar. Seketika ia kembali teringat pada ayahnya. Saat ayahnya ada di rumah, ia tak pernah kelaparan. Tak pernah tidak ada makanan di rumah.

“Kamu sakit, Yu?" tanya pemilik warung yang melihat wajah Bayu yang pucat.

Bayu menggeleng pelan, tapi sedetik kemudian mengangguk. “Pinggangku sakit Pak Lik. Sudah tiga hari ini,” jawabnya.

"Oh… itu artinya kamu kurang minum-minumnya, Yu,” sahut pemilik warung yang sudah hafal kelakuan Bayu yang semakin menjadi sejak ayahnya berada di penjara. “Harusnya lebih banyak lagi kamu minum-minumnya. Cobain, deh. Pasti tok cer,” lanjutnya.

Jleb

Dada Bayu terasa bagai dihujam belati beracun. Omongan pemilik warung itu, bukan sambil berteriak, bahkan sangat lembut, tapi terasa menyentil hatinya.

“Ho-oh, Yu, bener. Apalagi kamu ikut manol juga. Wah, huwebat loh kamu." Seorang tetangga yang sedang nongkrong sekedar minum kopi menimpali.

“Nah, bener kowe (kamu), Kang. Aku juga mendukung. Buat apa sekolah capek-capek? Iya to, Yu? Mending manol, bisa beli minuman.”

Ha ha ha ha

Gelak tawa bersahutan di warung yang kecil.

Bayu mencoba mengabaikan apa yang baru saja dia dengar. Ia tahu, mereka semua sedang menyindir dirinya yang belakangan memang sering mbolos sekolah. Bahkan sebenarnya ia sudah membawa surat panggilan wali murid untuk ayahnya yang tak pernah ia sampaikan.

“Ini uangnya, Pak Lik." Bayu menyodorkan selembar uang lima ribuan untuk membayar sebungkus nasi yang ia beli, kemudian berjalan pulang sambil memegangi pinggangnya. Belum begitu jauh berjalan, suara seorang tetangga sayup terdengar.

“Mungggoh anakku ngono wis tak gecel. (Kalau dia anakku, pasti sudah kuhajar)"

"Dia itu sudah termakan omongannya Hasan. Apa dia gak tahu, kalau Hasan itu musuhan sama ayahnya?”

Sesampai di rumah, Bayu tak berselera untuk makan, padahal perutnya sangat lapar. “Semua menganggap aku salah. Kenapa? Aku hanya ingin bergaul dan kumpul-kumpul dengan teman-teman ku. Apakah aku salah? Bukankah wajar, anak muda seperti aku ini nongkrong?" Namun, sesaat dirinya tercenung. Sesuatu mengusik hatinya.

"Apa benar Pak Hasan itu musuhan sama ayah? Tapi kenapa? Selama ini Pak Hasan selalu baik padaku. Tidak mungkin, kalau memang dia benci sama Ayah, dia pasti juga benci sama aku.”

Bayu kembali membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, tidak jadi memakan nasi bungkus yang dia beli. Berbagai pikiran berkecamuk dalam benaknya hingga akhirnya ia tertidur.

Suara ayam berkokok dari kandang di belakang rumah membangunkan Bayu dari tidurnya. “Sudah pagi rupanya," gumamnya.

Baru hendak berjalan menuju keluar untuk mandi, suara dering hape nya menghentikan langkahnya. Bayu kembali ke ranjang untuk mengambil hape-nya yang tergeletak di samping bantal.

“Riana? Ngapain dia nelpon? Tumben," gumamnya. Padahal yang dia harapkan adalah teman-temannya satu geng yang menghubungi dirinya. Aku semenjak dirinya sakit mereka justru terlihat menjauh. Baru sekali saja mereka menjenguknya kemarin.

“Ada apa, Ri? sapa Bayu.

"Hari ini Lo udah bisa sekolah?” tanya Riana.

"Kayaknya belum, deh, Ri," jawab Bayu. “Pinggangku masih sakit, jalan sampai warung dekat rumah aja nahan, apalagi motoran ke sekolah. Aku belum kuat. Kamu minta in ijin ke guru mapel ya?” Bayu menjelaskan kondisinya.

“Oh, oke deh. Ya udah tar aku ijin-in." jawab Riana dan sesaat kemudian panggilan pun terputus.

*

Selesai membersihkan diri, Bayu berjalan tertatih menuju dapur untuk membuat teh hangat. Perutnya lapar, tapi mulutnya terasa pahit. Ia enggan pergi ke warung untuk membeli nasi meski masih memiliki sedikit uang. Ia tak mau mendengar sindiran orang lagi.

Hari beranjak semakin siang ketika Bayu merasa pinggangnya semakin sakit. “Kenapa sih aku ini? Kok gak sembuh-sembuh padahal sudah istirahat hampir seminggu," gumamnya.

“Sepertinya aku harus pergi ke puskesmas seperti saran Riana. Tapi, siapa yang mau mengantarku," gumamnya.

“Kalau aku minta tolong Pak Hasan, apa dia mau nganterin, ya?" Anak yang tiba-tiba merasa ragu karena teringat percakapan orang di warung kemarin.

"Sebaiknya aku coba saja,” gumamnya sambil memijat pinggangnya sendiri. "Sekalian aku mau tahu, apa di saat seperti ini Pak Hasan mau menolongku atau tidak. Jika pak Hasan menolak,, berarti omongan mereka benar. Pak Hasan benci sama Ayah.”

Bayu pun segera membuka kembali ponselnya dan mencari kontak pak Hasan. Harap-harap cemas dengan jawaban yang akan ia terima. Namun, ternyata pak Hasan menyanggupi permintaannya. Dan berjanji akan mengantar Bayu nanti.

Bayu meringis menahan pinggangnya yang kembali berdenyut, namun, ia lega. Ternyata dugaannya terhadap pak Hasan salah

.

.

.

Spoiler untuk bab berikutnya…

"Ayah... maafkan aku," rintih Bayu di tengah tangisnya. "Maafkan aku karena sudah menjadi anak yang durhaka. Maafkan aku karena sudah membencimu tanpa alasan.”

1
Ayudya
mampir lagi kak
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: terima kasih. semoga suka/Kiss//Kiss//Pray//Pray/
total 1 replies
Nar Sih
sdh terbukti salah kok ngk mau ngaku ,dan pasti nya hukuman berat menanti mu pk hasan 🤣
Hasanah Purwokerto
Wis tuek kok yo neko" to pak...
Selamat bermalam di hotel prodeo pak Hadan...👊👊👊👊👊👊
Hasanah Purwokerto
Awal penderitaanmu dimulai pak Hasan..
Hasanah Purwokerto
Rio CS pasti kalang kabut nih..
Mo kabur...????? oooo..tidak bisa.....
kalian sdh dibawah pengawasan....🤭🤭🤭🤭
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
gak usah ngaku Hasan. biarkan polisi bekerja, setelah itu kamu akan membusuk di penjara. apalagi kamu tak mau bekerja sama dengan polisi
ora
Masih aja ngelak🙄😒
Dew666
🥰🥰🥰🥰
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hasan sepertinya bandar narkoba ya?
Nar Sih
asyikkk ...ahirnya pk hasan di tanggkap juga ,syukurin biar tau rasa🤣🤣
Dewi kunti
sejak awal mereka sudah......ad yg kurang gak sich kata2nya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: aduh, opo kui meng 🏃🏃🏃
total 1 replies
ora
Pak,, pak,, udah tua banyak tingkah sih. Siap-siap aja mengahabiskan banyak waktu mu di balik jeruji besi ....
Patrick Khan
nah lo ketangkep kan 😅😅
partini
hemmm tua bangka ga tau diri
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kenapa gak bayu pradana sih? kan biar mirip gitu sm yg onoh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: ya gak tahu klo namanya bayu itu🤣
total 4 replies
Cindy
lanjut kak
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
apa yang akan terjadi pada doni & Rio?
ora
Kuapoook nggak kalian😒😒
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: harusnya sih kapok
total 1 replies
Dewi kunti
dua kaaaakk ap menang dia🙈
Fatkhur Kevin
tangkap rio dan p hasan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!