Serena Halim, seorang Aktor papan atas yang mengalami Transmigrasi ke tubuh seorang Istri Pemburu.
Bagimana jadinya jika Serena yang kaya raya, tiba-tiba menjadi istri durhaka, yang hidup dalam kemiskinan di peradaban China kuno.
Note : Berdasarkan Imajinasi Author, selamat membaca :)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Serangan Harimau
Pagi hari berikutnya, Yue terbangun dengan tubuh sakit. Selain akibat gempuran Yuwen, tidur di ranjang batu juga tidak nyaman. Yue cuci muka dengan air minum, dia berencana turun hari ini.
Yuwen mengikat tali menggunakan sabuk Hanfu miliknya, ke tangan Yue. Takut karena akses turun yang curam dan licin akibat embun pagi.
Yue merasa jantungan saat turun, dia ingin cepat cepat sampai dan pulang kerumah. Dia merasa sangat kesulitan berjalan, bagian bawahnya masih perih ditambah perutnya yang sudah semakin besar.
Setelah lewat dengan penuh ketakutan, Yue sampai di ujung dia langsung terduduk dan bernafas lega. Dia merasa nyawanya berkurang separuh, Yuwen sendiri juga ikut lega.
Tapi perjalanan belum selesai, Yue harus turun melewati gunung yang mencekam. Dimana semak belukar nampak rimbun dan hewan buas bersembunyi dimana-mana.
Yuwen bersiap dengan pedang panjang dan gagah miliknya, dia bahkan membuka bajunya karena menyulitkan pergerakannya.
"Jangan jauh-jauh dariku, kalau mendengar sesuatu yang aneh. Katakan padaku, mengerti?." Ucap Yuwen.
"Iya." Yue mengangguk patuh, merasa takut.
Yuer berjalan mengikuti langkah Yuwen, Yue berjalan di depan dengan waspada. Dia turun dan semakin turun, tidak ada apapun, Yue ingin segera sampai kaki gunung dan berlari pulang kerumah, tapi kenapa lama sekali.
Grrrrrrr
Grrrrrrr
Khaorrngg
Khaoorngg
Deg.
Yuwen dan Yue menghentikan langkah, mereka saling berpandangan. Yue merasa gugup setengah mati, suara menakutkan itu mirip kucing tapi bukan kucing.
"Fokus ke depan, jangan takut. Aku akan melindungimu." Ucap Yuwen.
"Apa kau akan baik-baik saja?." Yue nyaris menangis ketakutan.
"Percayalah padaku." Ucap Yuwen.
Yue dengan kemantapan hati, meskipun badannya gemetar dan dia ketakutan hebat. Dia berjalan dengan berani, tiba-tiba sesuatu yang cepat melesat ke arahnya.
Grrrrrrr
Grawrrrr
Yue melotot, dia mematung. Merasa kakinya lemas bahkan dia tidak sanggup berteriak, tinggal sebentar lagi kuku kucing raksasa itu mengenai tubuhnya, Yuwen datang mengayunkan pedangnya dengan gagah.
Crashhhh
"Mundur, Yue." Ucap Yuwen tegas.
Yue mundur, dia terus menatap pertarungan mengerikan itu sambil merapalkan doa apa saja. Dia berharap suaminya akan baik-baik saja dan macan itu pergi.
"Ya tuhan, Allah, Dewa, Roh, Batu, Gunung, Pohon, Langit, Bumi, Apapun itu kumohon selamatkan suamiku." Batin Yue panik.
Yuwen dan macan itu bertarung dengan sengit, Yuwen terkena cakaran di lengannya tapi Macam itu juga sudah terluka oleh pedang Yuwen. Setelah beberapa saat bertarung, Macan itu tumbang dan sekarat.
Yuwen menancapkan pedangnya tepat di jantung macan, akhirnya macan itu tidak lagi bergerak dan mereka melewati bahaya yang menghampiri.
Yue langsung berlari memeluk Yuwen, dia menangis karena khawatir dan ketakutan. Yuwen menenangkan Yue, membalas pelukannya dan mengecup ubun-ubun Yue.
"Maaf, nak. Kau pasti terkejut ya, Ayah janji ini yang terakhir." Yuwen mengelus dan mencium perut Yue.
Mereka pun pulang, Yuwen menyeret mayat harimau itu turun ke bawah. Jika dijual, harganya akan sangat mahal sekali. Lumayan untuk pemasukan, dia ini Pangeran perintis.
Yue terus menangis, merasa ketakutan dan khawatir, setelah membalut luka Yuwen. Mereka bergegas naik kereta kuda ke kota, Yue ingin Yuwen di obati oleh tabib, takut terjadi infeksi yang membahayakan tubuh.
"Gimana kalau suami gue rabies? duh zaman ini belum ada suntik rabies lagi." Batin Yue, panik.
"Tenanglah, aku bisa menghentikan pendarahan dan penyebaran racun dengan aliran Qi." Ucap Yuwen.
"Tetap saja." Yue masih khawatir.
Yuwen menurut, dia akan diperiksa agar Yue merasa lebih baik. Ini juga salahnya karena kurang tepat memperhitungkan serangan, jika dia terlambat bergerak sedikit saja, dia pasti sudah melihat istrinya tewas di terkam macan.
Tangan Yuwen gemetaran, berusaha membuang bayangan buruk yang sempat menghantuinya. Dia menggenggam tangan Yue erat-erat, dia takut kehilangan istri dan anaknya. Manusia paling berharga yang dia miliki.
Sampai di Kota, mereka langsung menuju rumah tabib, Luka Yuwen dibalut menggunakan ramuan tumbuk. Tabib meresepkan obat untuk Yuwen minum dua kali sehari.
"Harimau apa yang kau dapat?." Tabib tua itu terlihat tertarik.
"Anda bisa melihatnya sendiri." Ucap Yuwen.
Tabib itu melihat ke dalam gerbong, mayat harimau yang sangat besar. Dia terkejut karena Yuwen hanya mengalami luka kecil padahal harimau yang ditangkap begitu besar.
"Ini luar biasa, aku sarankan kau menjualnya sekarang juga ke toko ramuan besar di dekat pelabuhan." Ucap Tabib.
"Apa disana memerlukan bahan harimau?." Tanya Yuwen.
"Sudah pasti, ada banyak obat yang menggunakan bahan harimau. Ini obat langka dan pembuatannya sangat sulit, hanya toko obat besar yang bisa mengolahnya." Ucap Tabib.
"Terimakasih, ini bayaranmu." Ucap Yuwen, memberikan sekantung koin.
Tabib itu tersenyum senang dan membungkuk hormat, Yuwen dan Yue melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan mumpung hari masih sore.
Empat jam perjalanan, akhrinya mereka sampai di toko obat yang ramai. Yuwen menggendong mayat harimau besar, di ikuti Yue. Banyak pasang mata yang melihat dengan ngeri, bahkan petugas toko berlari mencari pemilik toko.
"Astaga-astaga, harta Karun apa yang anda bawa, Tuan." Ucap Pemilik toko takjub.
"Berapa harga yang kau tawarkan?." Tanya Yuwen.
"Sebesar ini tentu saja 100 tael emas (1juta koin emas)." Ucapnya.
"Murah sekali, sudah ada yang menawar 300 tael emas, tapi kami malas mengantarnya. Aku pikir kau akan membelinya dengan harga sama." Ucap Yue, berusaha menaikan harga dengan gila.
Yuwen bahkan melirik, merasa tertekan dengan keberanian Yue yang gila. Dia bahkan tidak ragu berbohong dengan tampang polos begitu, Yue wanita yang mengerikan.
"A-apa? semahal itu?." Kaget pemilik toko.
"Lihat saja, dia tidak memiliki banyak luka dan masih hangat. Tubuhnya juga sangat besar, apalagi kulit, taring dan cakarnya itu juga mahal jika dijual secara terpisah." Ucap Yue.
"A-anda benar, saya akan menyiapkan uangnya. Silahkan masuk." Ucap pemilik toko.
Yuwen tidak menyangka istrinya berbakat dalam penawaran harga juga, sepertinya istrinya ini memang wanita luar biasa yang bisa melakukan apa saja.
Mereka menunggu sambil minum teh dengan santai, setelah menunggu selama 30 menit, pemilik toko datang menyerahkan sebuah gelang batu ruang.
Yuwen menerima dan memeriksa isinya menggunakan Kultivitasi, setelah menghitung isinya sudah benar, dia pun langsung pamit pergi.
Yuwen mengajak Yue membeli baju bayi terlebih dahulu, Yue memilih yang terlihat simple dan lucu. Membeli pakaian dari bayi sampai berumur tiga tahun, karena setelah ini Yue pasti sulit jika ingin pergi ke pasar.
Yue dan Yuwen kembali ke hutan, tapi mereka merasa ada yang mengikuti. Yuwen mempercepat laju kereta kuda, dan pengejar semakin mempercepat langkahnya juga.
"Sepertinya mereka mengikuti kita, karena tau kita membawa banyak uang." Ucap Yue.
"Benar, aku akan mengurus mereka." Ucap Yuwen.
"Pergilah." Yue mengangguk.
Yuwen turun menarik pedangnya, ternyata ada sekitar 12 bandit yang mengejar. Padahal dulu Yuwen sudah menghajar para bandit gunung, tapi sepertinya sekarang sudah ada penerusnya.
"Ada perlu apa." Ujar Yuwen.
"Hey kau, serahkan semua uang milikmu. Kau pasti sudah kelelahan dan terluka karena bertarung dengan harimau, menyerah saja." Ucap salah satu dari bandit.
"Harimau saja bisa aku habisi apalagi kalian." Sombong Yuwen.
"Sialan, hajar dia."
Yuwen di keroyok tapi dia tetap saja unggul, saat fokus bertarung Yuwen kecolongan karena salah satu dari mereka berlari ke gerbong, dimana Yue berada disana.
Yue sudah mewanti-wanti, dia sudah bersiap dengan tendangan maut miliknya. Meksipun kekuatannya berkurang karena dia sedang hamil besar, tapi bukan berarti dia menjadi lemah.
"MAJU SINI LO BRENGSEK!!." Teriak Yue.
Yuwen yang mendengar teriakan Yue, bergegas menghabisi musuh di depannya lalu berlari mendekati Yue. Yue sudah menyumbangkan penyusup itu, Yuwen mengikat semua bandit di pohon dan bergegas pergi dari sana karena hari mulai malam.
"Kau baik baik saja kan?." Tanya Yuwen, khawatir.
"Ukh, aku merasa perutku linu tapi aku akan baik-baik saja setelah istirahat." Ucap Yue.
"Maaf, seharusnya aku lebih fokus." Ucap Yuwen, merasa tidak becus.
"Kau ini manusia, tidak ada manusia yang sempurna. Justru kau harus bangga karena istrimu kuat, kau lihat kan jika istrimu bisa menjaga dirinya. Kau sudah melawan sebelas, sedangkan aku hanya melawan satu." Ucap Yue, mengelus rahang tegas Yuwen.
"Kau memang bijaksana." Yuwen tersenyum, meskipun matanya masih khawatir.
Mereka melanjutkan perjalan menuju rumah, setelah Yue mandi dan merebahkan diri. Yuwen menghilangkan jejak kereta, dia tidak mau musuh mengendus jejak keberadaannya.
Yuwen menghancurkan semua jejak dengan cepat, dia melompat dengan ilmu peringan tubuh, dia benar-benar menghapus semua jejak yang dirinya tinggalkan. Lalu kembali ke rumah untuk istirahat bersama istrinya.
bila perlu bungkam juga kaisar yang bodoh itu.
semangat slalu up nya thor.
ya kali anak baru lahir bisa membunuh ibu nya langsung 🙄
minta di geprek ini pala nya kaisar biar sadar dari amnesia sesaat nya
setelah Yue sehat, baru saat nya Yue juga ikut beraksi memberantas para titisan nek lampir itu 😁