ELORA KHANZALEA
..............
ELORA KHANZALEA merupakan sosok gadis lugu yang menjadi seorang pembunuh berdarah dingin.
......
Setelah misteri kematian keluarganya, Elora berubah menjadi sosok pendendam akan pelaku yang telah membunuh ibu ayah dan neneknya.
....
Dan bagaimana bisa Elora khanzalea terjebak dalam dunia gelap dan menjadi seorang pembunuh?
Yuk simak kisah selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sara Comell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18 Ular Raksasa Dan Naga Es
"Uuhh!"Marco merasakan sakit di kepala nya akibat benturan keras, Tidak peduli dengan nya Marco bergegas menghampiri Elora yang berusaha keluar dari mobil.
"Kamu baik baik saja kan?"Tanya Marco khawatir.
Elora mengangguk kecil, di saat bersamaan Gara Avin FIFI Siti keluar dari dalam mobil yang menabrak pohon. Tapi tiba tiba suara ular mengalihkan perhatian mereka, yang membuat mereka langsung terkejut dengan ular di hadapan mereka yang sangat besar.
Mereka pun berlari terbirit birit menjauh dari ular yang menyerang mereka, dengan nafas yang ngos ngosan mereka beristirahat sejenak. tapi ular itu datang lagi menyerang mereka yang membuat mereka pun berlari lagi sekuat tenaga, pada akhirnya mereka terpisah menjadi tiga bagian.
Bruh!
"FIFI!"Teriak Siti yang melihat FIFI tersandung akar pohon.
"Pergi lah!"tegas FIFI tapi Siti tidak mau, dan lebih memilih menolong FIFI yang tersandung.
Di posisi Elora, Elora yang memikirkan cara untuk melawan seketika teringat tentang Raja serigala.
"Hei Aku di sini!"Teriak Elora yang membuat ular raksasa itu menatap kearah Elora.
Wuuussss
Wuuussss
Setiap kali ular itu menyerang, Elora dapat menghindarnya dengan sempurna. Jelas sangat terlihat jika ular raksasa itu semakin murka dengan Elora yang mempermainkan nya. Marco yang melihat Elora bersusah payah melawan ular raksasa itu, dia pun bergegas membantu Elora untuk melumpuhkan ular raksasa tersebut. Tapi ular itu sangat kuat dan sulit di kalahkan.
Buukk!
Bruuh!
"Marco!"
"Uhukkk uhukkk!"Marco terbatuk batuk kala ular raksasa itu memukul tubuh Marco dengan ekor nya.
"Saya tidak apa apa!"Sahut Marco cepat.
Akan tetapi saat Elora lengah, ular raksasa itu menyerang Elora yang membuat Elora terpental menghantam pohon.
Bruuuakkkk
"Elora! Kamu gak papa kan!"Teriak Marco yang langsung berlari menolong Elora, Akan tetapi ular raksasa itu datang menghampiri keduanya lagi. Elora dan Marco yang terpojok hanya bisa pasrah menerima ular melahap keduanya.
"Aaaaa!!"
Keduanya berteriak tapi tiba tiba, ular raksasa itu terdiam kala melihat sesuatu di tangan Elora.
"Permata ku!"
"Hah!"
"Tolong kembalikan permata ku!"
"Aku sudah lama mencari nya!"
Ucap ular raksasa itu pada Elora yang terkejut, Ternyata benda yang Raja serigala itu berikan adalah permata ular yang sudah lama menghilang.
"Ada Apa?"Tanya Marco Heran.
"Aku akan memberikan nya pada mu, tapi kamu harus berjanji!"Batin Elora yang mencoba berkomunikasi dengan ular raksasa itu.
"Aku Berjanji!"
Dengan senang hati Elora memberikan permata itu untuk nya dan memakai kan kembali di kepala sang ular, Tanpa di sangka ular raksasa itu memberikan sebagian kecil dari permata nya untuk Elora, yang telah mengembalikan permata nya yang selama ini telah menghilang.
Secara tiba tiba ular itu berubah menjadi putih dan cantik kembali, Rupanya ular itu berubah menjadi hitam karena kemarahan nya yang memuncak.
Sedikit flashback untuk sang ular, dulu nya sang ular mempunyai pasangan. Namun pasangan nya mengkhianati kepercayaan nya, dan merebut permata nya. Maka dari itu lah sang ular marah pada siapa pun yang iya temui, termasuk kelompok Elora.
Marco hanya bisa terdiam membisu, pasalnya dia tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Dan apa yang sedang Elora lakukan bersama Sang ular, Rupanya Marco tidak dapat melihat apa yang Elora lihat.
"Terima kasih!"
Ucap sang ular yang pergi meninggalkan mereka, bersamaan dengan itu Gara Avin FIFI Siti datang menghampiri Elora dan Marco.
"Kalian tidak apa apa kan?"Tanya Elora tegas.
Mereka pun menggeleng cepat, Setelah itu mereka memutuskan untuk pergi ke tempat semula. Di sana mereka memastikan jika mobil mereka baik baik atau sudah rusak. Untung nya mobil mereka sangat kokoh meskipun sudah menabrak pohon besar.
Setelah bersusah payah mengeluarkan Mobil dari sana, mereka pun melanjutkan kembali perjalanan yang sempat tertunda.
Singkat cerita, mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak untuk mengisi perut yang kosong. Marco yang sempat terluka meringis pelan kala Alkohol iya tuangkan kedalam lukanya, Setelah itu Marco membalutnya dengan rapi.
"Kamu boleh pulang! Sebelum jauh kita pergi!"Tegas Elora yang membuat Marco berjalan menghampiri Elora, perlahan lahan Marco mendekatkan wajahnya di hadapan wajah Elora.
"Itu sudah menjadi keputusan ku!"Tegas Marco yang menatap Elora yang kini sedang salah tingkah.
Tapi tiba tiba!
"Ekhemm!"Deheman Gara membuat keduanya terkejut, dan bergegas menjauh satu sama lain.
Sebelum melanjutkan perjalanan, Marco kembali menjelaskan tentang perjalanan mereka yang kini memakan waktu sekitar dua hari lagi. Setelah selesai memberi arahan mereka pun melanjutkan kembali perjalanan mereka.
Singkat waktu dua hari telah berlalu, Mereka sampai di tujuan dengan selamat. Akan tetapi Marco kembali menjelaskan jalan yang harus mereka tempuh.
"Mobil tidak bisa memasuki hutan itu, jadi kita harus pergi berjalan kaki!"Ucap Marco yang membuka petanya.
"Hah! Jalan kaki!"Ujar FIFI Siti serentak.
"Kalau kalian tidak mau, bisa kok tidur di sini!"Ucap Avin yang membuat keduanya melotot.
"Enak saja kau!"Cibir keduanya yang kesal dengan tingkah Avin.
Avin hanya tersenyum tipis dengan tingkah laku kedua wanita yang manja itu.
"Bagaimana?"Tanya Marco yang menginginkan pendapat Elora.
"Aku merasakan aura yang pekat, tapi tidak berbahaya!"tegas Elora yang di angguki oleh Marco cepat.
Setelah di rasa cukup memberi arahan, Mereka pun bergegas memasuki hutan yang lebat yang di pimpin oleh Marco dan Elora, Akan tetapi di saat dalam perjalanan Elora memberi tahu mereka Agar tidak menoleh kearah mana pun. Hal itu di angguki cepat oleh teman temannya, tapi sialnya Avin yang penasaran menoleh kearah wanita di samping nya, yang terus terusan mencongkel bahu Avin. Sontak membuat Avin mematung bahkan Avin terpesona dengan wanita cantik di hadapannya.
Tapi tiba tiba!
Bukk!
Bruaakk
Wanita itu pun terpental jauh saat mendapatkan pukulan dari Elora, wanita itu yang tidak terima pun menyerang Elora hingga terjadi pertarungan sengit.
Wuuussss
"Aaaa!"
Bruaakk
Wanita itu terpental lagi saat tubuhnya di pukul dengan tongkat yang Elora miliki, Tanpa di sangka wanita itu terbang terbirit birit kala melihat tongkat yang bukan tandingan nya.
Elora bergegas menghampiri Avin dan menanyakan bagaimana keadaan nya, Namun Avin berkata jika dirinya baik baik saja. Elora juga menambahkan untuk Avin jangan bercanda di saat saat genting, Avin yang menyadari jika dirinya bersalah langsung meminta maaf pada Elora.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di sebuah Danau yang sudah membeku. Tanpa mereka sadari jika mereka telah menginjak air Danau yang membeku. Dalam hitungan detik getaran hebat terjadi sehingga membuat mereka berlari kocar kacir, bahkan mereka terjatuh terguling guling akibat getaran yang sangat hebat.
"CEPAT KELUAR DARI ES INI!"Teriak Elora pada teman temannya.
Mereka yang mendengar teriakkan Elora bergegas menuju ke pinggir danau, Secara bersamaan getaran pun menghilang.
Tapi tiba tiba Seekor Naga keluar dari dasar danau yang langsung terbang ke atas langit, Sontak membuat mereka terkejut dan panik.
"Berlindung lah!"Teriak Elora yang masih berada di atas Air Danau yang membeku.
Tapi tiba tiba!
"ELORA AWAS!"Teriak mereka semua yang terkejut Naga yang terbang ke atas langit, kembali muncul sambil menyemburkan serpihan es.
Bruuhh!
Untung Elora dapat menghindar dari serangan Sang Naga, Bahkan sang Naga menyerang Elora bertubi tubi.
Dengan nafas yang ngos ngosan, Elora mengeluarkan tongkat nya untuk berjaga jaga. Gara Avin Marco bergegas turun untuk menolong Elora yang sedang bertarung dengan Sang Naga yang semakin menggila.
Dengan bahu membahu mereka berempat mencoba melumpuhkan Naga tersebut, tapi tidak semudah itu karena sang Naga lebih besar dan kuat dari mereka.
Bruuakk!!
Mereka terjatuh terguling guling setelah Mendapatkan pukulan maut dari sang Naga.
Uhukk
Uhukk
Darah segar keluar dari mulut akibat pukulan sang Naga.
"Satukan permata ku dengan tongkat mu itu!"
Sontak membuat Elora terkejut dan menoleh kesamping untuk mencari sumber suara, yang ternyata itu suara ular raksasa yang sebelumnya menyerang mereka.
"Cepat satukan!"
Dengan desakan sang ular, akhirnya Elora mencoba untuk menyatukan sebagian permata dan tongkat yang Kakek itu berikan. Secara tiba tiba tongkat itu berubah menjadi pedang yang bercahaya namun memiliki ketajaman yang luar biasa.
Wuuuusss
"Aaaaa!!"
Elora berteriak dan terbang untuk membunuh sang Naga, yang pada akhirnya sang Naga pun mati terpenggal oleh Elora.
Bruuuaakkkkk!
"Elora!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩ...