Hari bahagia yang harus nya menjadi milik nya ternyata bukan milik nya. sakit, kecewa itu yang Vania rasakan. Mencintai orang yang tak mencintai nya selama ini. Sang pria mencintai nya hanya karena kasihan.
Yuk baca hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Bu Tasya langsung mengajak Azizah untuk kerumah Vania dengan menggunakan motor Azizah. Saat sampai mereka berdua melihat seseorang duduk di teras rumah Vania.
"Vania nya ada?" Tanya bu Tasya.
"Ada, tapi dia gak mau keluar." jawab Arvin.
Tok...! Tok..!
"Vania ini ibu sama Azizah!"
Bu Tasya mencoba mengetuk pintu rumah Vania berharap Vania membuka pintu tersebut. Vania yang ada di dalam kamar berjalan dengan malas saat tau Azizah dan pemilik toko kue datang kerumah nya.
Cekrek.
Arvin yang mendengar pintu di buka berdiri dan melihat mata sembab Vania. Azizah langsung memeluk Vania saat melihat Vania berdiri di depan pintu.
"Kenapa gak bilang jika loh sedang bersedih. apa loh gak nganggep gue teman?" Azizah menangis saat melihat mata Vania yang sembab.
"Maaf." hanya itu yang bisa di ucap kan oleh Vania.
Vania mengajak masuk Azizah dan ibu pemilik toko. Sedangkan Arvin dia hanya duduk di teras. Sia rela tak kekantor demi memastikan keadaan Vania baik - baik saja.
"Apa nanti malam akan ada tahlilan lagi?" tanya bu Tasya.
Vania hanya menggeleng dia tak sanggup untuk berbicara, jika dia berbicara dia pasti akan menangis. Bukan sengaja Vania tak mengadakan acara tahlilan dia sudah tak punya biaya untuk semua itu. Tabungan habis untuk acara pertunangan yang batal. Cukup lama bu Tasya dan Azizah berada di rumah Vania hingga mereka memilih untuk pulang.
"Kapan pun kamu siap kembali lah bekerja! Kalau begitu ibu pulang dulu ya. kabarin ibu jika kamu butuh sesuatu." ucap bu Tasya.
"Iya bu. Terima kasih." jawab Vania.
Setelah kepulangan bu tasya pamit dan Azizah, Vania melihat Arvin dia menatap Arvin heran Karena Arvin selalu datang kerumah nya.
"Ini saya bawa sarapan untuk kamu, Makan lah! Saya tau kamu pasti belum makan."
Vania hanya menatap saja plastik yang di bawa Arvin dia tak ada nafsu untuk makan.
"Saya tau saat ini kamu gak ada selera untuk makan. Setidak nya sedikit saja agar kamu tidak sakit. jika kamu sakit siapa yang susah. Saya juga." Canda Arvin.
Arvin mengajak Vania untuk duduk di teras dia membuka apa yang dia bawa, nasi goreng udang dan roti bakar rasa coklat. Arvin memberi suapan pertama untuk Vania, dan Vania hanya nenatap saja.
"Ayo makan."
"Saya alergi udang." ucap Vania.
"Astaga maaf saya gak tau kalau begitu makan ini saja." ucap Arvin dengan memberikan roti bakar kearah Vania. Siapa sangka Daffa datang dan langsung menepis tangan Arvin saat ingin memberikan roti kearah Vania.
Daffa dengan marah langsung menarik kerah baju Arvin, Vania yang melihat Daffa ada di hadapan langsung menarik nafas saat melihat sikap Daffa.
"Apa yang kamu lakukan ha...! Saya sudah katakan jauhi Vania." ucap Daffa kearah Arvin.
"Memang apa hak mu? Kamu hanya mantan nya Vania bukan kekasih atau pun calon suami nya. Sedangkan saya calon suami nya kamu sendiri yang memberikan dia untuk saya, seperti barang yang sudah tak kamu ingin kan kamu buang begitu saja. Apa kamu lupa." jawab Arvin mengingat kan Daffa.
Mendengar perkataan Arvin membuat Daffa langsung memukul wajah Arvin hingga berdarah.
Bug..!
Bug..!
Arvin sengaja tak memberi perlawanan karena dia masih menghormati kedua orang tua Daffa yang sudah merawat selama ini.
"Stop! Apa yang kamu lakukan, pergi kamu dari rumah saya, saya muak lihat muka kamu." usir Vania dengan marah saat melihat Daffa menghajar Arvin.
Vania langsung mengajak Arvin masuk kedalam untuk mengobati luka Arvin.
Daffa menatap tak percaya dengan apa yang di lakukan Vania, Vania yang dulu dia kenal lembut dan tak pernah marah kini beruhan menjadi sosok yang bar - bar.
"Vania kamu gak bisa bersikap seperti ini. Saya masih mencintai kamu." teriak Daffa dari luar rumah Vania.
Vania yang mendengar ucapan Daffa mengambil air satu ember, Arvin yang duduk di lantai menatap tak percaya saat melihat Vania berjalan dengan membawa air dan membuka pintu.
Byur...!
Vania langsung menyiram Daffa dengan air satu ember hingga membuat daffa kaget saat Vania menyiram nya dengan air.
Arvin hanya menatap saja apa yang di lakukan oleh Vania. Dia tak percaya gadis yang dulu terlihat lembut itu sekarang berubah menjadi galak.
"Vania! Apa yang kamu lakukan hah..?" Tanya Daffa marah dengan mencengkram tangan Vania hingga Vania mendekat kearah dirinya.
"Lepas jangan coba- coca menyentuh saya, sudah saya katakan jika kamu berani datang lagi kerumah, Saya akan siram kamu dengan air comberan, bersyukur bukan air comberan yang sya siram kekamu. Pergi saya muak melihat tingkahmu." ucap Vania.
"Baik saya akan pergi tapi lihat Vania saya akan bales apa yang sudah kamu lakukan terhadap saya. Saya pastikan kamu akan kembali ke saya." ucap Daffa dengan percaya dirinya.
Arvin langsung maju saat mendengar ancaman Daffa untuk Vania.
"Jangan coba - coba untuk mengancam dia Daf. Jika tidak kamu tidak tau apa yang akan saya lakukan. Berhati - hati lah perusahaan yang sedang kamu pimpinan bisa dalam hitungan menit hancur." bisik Arvin kearah Daffa agar Vania tak mendengar apa yang dia katakan.
Mendengar ancaman soal perusahaan membuat Daffa menatap tak percaya dengan apa yang di katakan oleh Arvin. Daffa pergi dengan kemeja dan jas yang basah karena perbuatan Vania.
Setelah kepergian Daffa, Vania masuk mengambil kotak obat yang dia bawa tadi dan mengobati luka Arvin di teras rumah.
"Aw...! Sakit Vania. kasar banget." ucap Arvin saat Vania menekan luka nya.
"Siapa suruh biarin dia mukulin kamu." ucap Vania.
"Hehe...! Sengaja biar di obati sama kamu." jawab Arvin.
Mendengar jawaban Arvin membuat Vania kembali menekan luka Arvin dengan kuat.
"Aw...! Sudah ini bukan sembuh malah tambah bengkak." teriak Arvin.
"Sudah pergi lah saya gak mau orang salah menilai saya dengan kehadiran kamu."
"Baik tuan putri hamba akan pergi, tapi sebelum saya pergi berjanji lah jangan sedih dan jangan nangis lagi. Kamu tidak sendiri Van ada saya yang akan menjaga dan menggantikan posisi ayah kamu." ucap Arvin.
"Maksud kamu apa?" Tanya Vania dengan mata berkaca - kaca.
"Mungkin saya belum mencintai kamu. Tapi saya sudah berjanji akan membuat kamu bahagia, Cinta akan datang di saat kita bersama Vania. Masuk lah saya pulang dulu." ucap Arvin.
"Bullshit dengan cinta. Saya sudah tak percaya lagi dengan kata cinta." jawab Vania.
Arvin pamit dan Vania masih setia berdiri di teras rumah otak nya tak bisa mencerna apa yang di ucap kan oleh Arvin, karena rasa sedihan nya. Saat dia akan masuk seseorang datang dengan motor metik dan berjalan kearah rumah Vania.
"Apa ini rumah pak Herman?" Tanya orang tersebut.
"Iya itu ayah saya." jawab Vania.
"Di mana ayah kamu bukan nya setelah berhutang rajin kerja dia malah gak kerja dua hari ini. mau lari dari hutang" kesal nya.
"Ayah..!" Belum sempat Vania menjelaskan orang tersebut sudah marah kearah Vania.
"Katakan saya menangih semua hutang yang ayah mu pinjam. Suruh dia keluar." ucap mandor tempat ayah Vania bekerja
"Ayah Saya kemarin meninggal pak. Saya ingat jika ayah punya hutang beri Saya waktu untuk melunasi." pinta Vania.
Dia menatap keliling rumah dan melihat ada bendera kuning di depan pagar rumah yang tadi tak sempat dia lihat.
"Saya beri kamu waktu satu minggu jika kamu tak bisa membayar hutang ayah kamu saya akan ambil apa saja yang ada di rumah ini." ucap nya. Setelah mengatakan itu semua dia pergi dari rumah Vania
Vania hanya bisa diam dia mencoba berusaha bangkit dari kesedihan agar besok dia bisa kembali bekerja demi melunasi hutang ayah nya yang saat itu untuk dirinya.
"Ayah jangan khawatir Vania akan lunasi semua hutang ayah agar ayah tenang. Vania sayang ayah."
Vania menangis lagi saat mengingat pengorbanan dan kasih sayang ayah nya. Sepanjang malam dia hanya duduk di lantai dengan memeluk dirinya sendiri.
Selamat hari raya idul adha. Mohon maaf lahir batin.
kan kalian sepasang kekasih
Dasar daffa lelaki brengseknya gak ketulungan😠😠😠😠
mau Sam Vania,tapi tidak mau melepaskan anak manja itu
dan rakus
untung z Arvin keburu datang,, nikahin Vania Vin,, Vania udah minum obat buat P*r*n*s*ng, kasian dia takutnya malah tersiksa,,,
Arvin lg luka z bisa²nya ya curi² kesempatan/Facepalm/ btw Arvin harus bangga loh karena dia pria pertama yg bisa cium Vania/Chuckle//Chuckle/
siapa ya kira² yg mau culik Vania??Daffa kah??
yakin bgt si pasti orang tuanya si Daffa gak bakalan merestui hubungan kalian.