Transmigrasi Ashley Or Asheel

...☆HAPPY READING☆...

...----------------...

Gevan tersenyum," lo mau tau sesuatu gak?."

Asheel merasa bingung sekaligus penasaran," apa?"

" dia tau." ucap gevan membuat asheel merasa tambah bingung sekaligus kesal.

" lo kalo ngomong yang jelas dong." kesal asheel.

" huft, oke. Jadi, nayla tau kalo waktu itu bianca pengen jebak dia. Tapi dia biarin gitu aja biar bianca makin di benci, dia juga udah siapin orang yang nantinya bakal ngasih tau ezra. Jadi, intinya lo percuma aja nolongin dia." jelas gevan.

" what!, nyebelin banget sih tuh orang." kesal asheel sekaligus kaget dengan fakta tersebut. " tapi tunggu, gimana lo bisa tau. Setau gw lo gk ada di pesta itu sama sekali." tanya asheel.

" gw denger pembicaran nayla di telpon sama orang suruhan nayla. tapi gw gk peduli." jawab gevan santai.

" kejam sih lo, tapi iya juga ya. Kita kan gk punya hubungan sedekat itu buat nolongin." sinis asheel namun setuju dengan gevan.

" tuh lo tau, tapi kenapa lo masih nolongin nayla? Padahal posisi lo di situ benci sama nayla. Lo juga berubah sekarang." selidik gevan.

Asheel merasa terkejut dengan pertanyaan gevan. 'aduh, gimana nih. jangan sampe dia tau kalo gw bukan asheel.' ucapnya dalam hati. " gw juga punya hati nurani kali. Manusia juga bisa berubah kapan aja selagi dia mau kan." ucapnya dengan tenang, berusaha membuat gevan yakin.

Gevan mengangguk anggukan kepalanya paham," lo bener". Asheel yang mendengar itu langsung bernafas lega. " kalo gitu gw ke kelas dulu." ucap asheel di angguki gevan. Asheel berjalan pergi meninggalkan gevan yang menatap ke pergian asheel dengan tatapan rumit.

...****...

Asheel mengendarai mobilnya dengan santai. Hari ini ia berencana ke mal untuk menenangkan pikiran. Semalaman ia memikirkan perkataan gevan tentang nayla yang playing victim dan licik. " foya-foya adalah healing terbaik untuk kita." ucapnya tersenyum.

Sesampainya di parkiran mol, asheel justru tak sengaja bertemu dengan bianca. " lo ngapain di sini?" tanya asheel.

" belanja lah, lo sendiri ngapain di sini?" jawab bianca balik bertanya.

" ya sama," jawab asheel. " lo sendiri aja kan, gimana kalo kita bareng." tawar asheel.

" boleh juga, yuk!" setuju bianca. Asheel mengangguk, mereka berdua berjalan masuk ke dalam mol.

Asheel dan bianca saat ini tengah berbelanja ria. Mereka tampak sangat akrab, " menurut lo yang man yang bagus?" tanya bianca pada asheel, menunjukan dua pilihan baju.

" yang kanan sih menurut gw." jawab asheel kemudian kembali melihat-lihat pakaian. Bianca mengangguk, ia berjalan pergi untuk mencari pakaian lainnya.

Asheel dan bianca keluar dari tokoh pakain sembari menenteng banyak tas belanja. " banyak juga." ucap asheel di setujui bianca.

" mau kemana lagi nih?" tanya bianca. Asheel tampak berpikir," gw lapar, cari makan yuk." ajak asheel. Bianca setuju," gw setuju, gw juga lapar nih."

Saat ini, asheel dan bianca sedang berada di salah satu restoran di mol tersebut. Saat sedang asik makan dan berbincang, asheel tak sengaja melihat nayla yang nampak makan di meja lain bersama dengan seorang pria yang tak terlihat jelas wajahnya.

" ca, liat deh. Nayla lagi makan sama siapa tuh." ucap asheel pada bianca. " mana?," tanya bianca." tuh, liat tuh, disana." jawab asheel sembari menunjuk nayla yang berada tak jauh dari mereka. Bianca melihat ke arah yang di tunjuk asheel.

Tiba-tiba nayla dan pria tersebut berdiri bersiap pergi dari sana. " mereka pergi, yuk ikutin." ajak asheel pergi mengikuti nayla dan pria tersebut di ikuti bianca.

Saat ini mereka berdua tengah berada di mobil asheel tengah mengikuti nayla dan pria tersebut. Mereka terus mengikuti mobil yang di kendarai mereka berdua hingga sampai di sebuah bar. Hari memang sudah menunjukan malam hari. Nayla bersama pria tersebut masuk ke dalam sebuah club malam tersebut. " ck, gimana cara kita masuk ke dalam club itu. Lagian ngapain nayla masuk ke dalam club malam. Mau jadi jalang." ucap asheel kesal.

" bisa aja dia mau jadi jalang, yuk!" balas bianca keluar dari mobil. Asheel   mengikuti bianca," mau kemana?." tanyanya bingung.

" ngikutin nayla lah, mau kemana lagi." kesal bianca mendengar asheel terlalu banyak bicara. Asheel diam, ia mengikuti bianca. Mereka tiba di depan pintu club yang di jaga oleh seorang pria bertubuh besar. Bianca nampak mengeluarkan uang lalu memberikan pada pria tersebut namun ia menolaknya. Namun saat bianca mengeluarkan lebih banyak uang, pria tersebut nampak menerimanya dan mempersilahkan mereka masuk.

Saat masuk, asheel dapat melihat begitu ramainya club ini. Banyak orang yang berjoget-joget membuat asheel sakit mana karena melihat pakaian para wanita yang begitu minim. Asheel mengikuti bianca yang menuju meja pantri. " pesen dua koktail." ucap bianca memesan.

" lo kok kayak udah biasa ke club ini ya gw liat-liat." ucap asheel merasa bianca sangat familiar dengan tempat ini.

" emang, setiap gw stres gw selalu ke club ini. Dan dari club ini gw tau banyak fakta." balas bianca membenarkan.

" fakta?." bingung asheel.

" iya fakta, lo mau tau gk?" jawab bianca, menarkan ingin memberi tahu asheel apa ' fakta ' yang ia maksud. Asheel mengangguk ingin tahu," iya."

Bianca tersenyum," gw kasih tau satu-satu." ucapnya yang lagi-lagi di angguki asheel. " pertama, gw tau diana dan tania seorang jalang yang sering ngejual tubuhnya sama om om di club ini, kedua, gw tau kalo pemilik club ini itu mark, dan ketiga, yang paling gk bakal lo duga adalah, mark seorang biseksual." ucap bianca memberitahu tiga rahasia sekaligus kepada asheel.

Asheel nampak terkejut," diana tania?, mark?". " kenapa lo diam aja pas lo tau diana dan tania seorang jalang, bahkan mereka udah gk suci lagi." ucapnya penasaran.

" karena mereka sahabat gw, tapi sekarang udah gk sih. Ya meskipun sekarang udah gk, gw gk mau peduli lagi sama urusan mereka. Biarin aja waktu yang ungkap kebenaran tentang mereka." ucap bianca dengan santai.

" oke, gw paham. Tapi gimana soal mark?" ucap asheel bertanya soal dua rahasia lainnya yang keduanya adalah rahasia salah satu teman abangnya yaitu mark.

" gw juga gk sengaja tau soal itu, waktu itu gw datang ke sini dengan seperti biasa. Saat itu masih asik duduk di sini seperti biasa, tapi gw gk sengaja liat mark yang di pangku sama seorang cowok dan bahkan mereka ciuman. Karena gw penasaran, gw nanya ke salah seorang pelayan yang gk sengaja lewat. Dia bilang itu adalah itu hal yang biasa, dia juga bilang kalo mark pemilik club ini dan emang dia sering bawa cowo ataupun cewe ke club ini. Bahkan dia sering ngajak mereka ke kamar pribadinya di club ini dan lo tau selanjutnya." jelas bianca.

" gw gk nyangka, gw pikir mark cuma seorang playboy biasa, tapi ternyata." asheel tak melanjutkan ucapannya, ia merasa syok tentang fakta satu ini.

" ya, gw juga gk nyangka." setuju bianca. Mereka berdua duduk terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. Bahkan mereka sudah melupakan tujuan utama mereka yaitu mengikuti nayla.

" oh ya, lo tau gk, kalo aska tau soal ini. Dia juga bukan cuma tau soal mark. Tapi temen-temennya yang lain juga. Gw gk sengaja denger dia telponan sama mark, dan setelah dia nutup telpon dia bilang kayak gini, ' gw tau semua tentang temen-temen gw termasuk rahasia terbesar merek. Tapi kenapa gw gk tau soal saudara-saudara gw'." ucap bianca memberi tahu.

Asheel di buat tambah terkejut," aska?." ucapnya semakin merasa pusing dengan semuanya.

......................