Saat Kaisar Ryu telah berhasil membunuh musuh Klan Liu, Liu Ryu berniat untuk pergi ke Dunia Tiantang untuk membuat perhitungan kepada Kaisar Langit karena mereka telah mengganggu ketenangan Kekaisaran Awan juga ingin membunuh Keluarganya.
Untuk pergi ke Dunia Tiantang bukanlah perkara mudah, dimana Liu Ryu harus menjelajahi berbagai tempat karena dia bukan dari Dunia Tiantang.
Dalam perjalanan tersebut Liu Ryu menemukan pengalaman baru sehingga dia semakin kuat.
Apakah Liu Ryu berhasil pergi ke Dunia Tiantang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penelusuran Harta 2
Karena Ryu sudah banyak memahami berbagai macam Formasi dengan tingkat pemahaman Surgawi, jadi jenis Formasi tingkat Surgawi pun dapat dipatahkan dengan mudah.
Setelah mematahkan Formasi yang terakhir tingkat Surgawi, Ryu langsung disambut oleh tumpukan Besi Awan
"Ini..." Dengan sekejap Ryu langsung mengibaskan tangan kepala tumpukan Besi Awan tersebut hingga habis tanpa sisa berpindah ke Dunia Quzhu.
Saat semua sudah habis. Ryu terus mengikuti lorong tersebut hingga didepannya terdapat tiga cabang lorong
Dengan instingnya, Ryu memeriksa terlebih dulu bagian sisi kiri lalu melaju ke lorong tersebut.
Tidak lama kemudian terlihat sebuah ruangan besar seperti Istana dengan tiang terbuat dari Besi Awan.
Ryu terus berjalan menyusuri bangunan itu terlihat sebuah Peti yang Terbuat dari kayu berukiran Naga dengan Aura Kuno.
Tanpa menunggu lama Ryu langsung membuka peti itu, terlihat Sumberdaya yang sangat langka.
Dengan segera Ryu mengambil peti tersebut memasukan ke Cincin miliknya lalu menyusuri dan memeriksa tiap-tiap sudut ruangan tersebut.
Setelah beberapa saat, Ryu menemukan sebuah ruangan yang sangat besar yang terlihat seluruh dindingnya terbuat dari batu bercahaya.
Sampai akhirnya Ryu menemukan tengkorak manusia berwarna keemasan tengah duduk di Kursi terbuat dari emas murni memegang sebuah tombak.
Ryu yang berada di tempat itu tepat di depannya sebuah tulisan. ' AKULAH TITISAN LANGSUNG DEWA PERANG. BERSUJUD LAH TIGA KALI, AKU AKAN MENJADIKANMU MURIDKU DAN MEMBERIKANMU TOMBAK PENGGETAR LANGIT.'
" Jadi kamu keturunan Dewa Bangsat itu?" Ryu tidak memperdulikan tulisan tersebut kemudian mengambil tombak itu secara paksa.
Namun sekuat tenaga Ryu mengambil tombak itu, seolah tengkorak manusia tersebut tidak memberikannya.
" Sudah mati tapi tetap saja minta dihormati. Mimpi!" Ryu semakin kesal seakan dipermainkan oleh tengkorak manusia itu.
" Bboooom."
Pukulan keras dari Ryu mengenai tangan tengkorak tersebut hingga hancur lalu memasukan tombak tersebut ke Cincin miliknya.
Tidak sampai disitu saja, karena rasa kesalnya Ryu menendang tengkorak tersebut beserta kursi tempat duduknya.
" Bboooom."
Kursi itu hancur berkeping-keping beserta Kerangka tengkorak Manusia tersebut
" Sudah mati masih saja ingin mempermainkan manusia. Bukan hanya kamu yang aku hancurkan, tetapi juga leluhurmu Dewa Perang." Ucap Ryu.
Tiba-tiba sebuah Kitab mengeluarkan cahaya muncul dari balik jubah tengkorak tersebut kemudian melayang di Udara.
Lagi-lagi Kitab tersebut menghindar melesat cepat yang seakan tidak ingin Ryu menyentuhnya.
" Duaarr... Duaarr... Duaarr."
Petir Hitam dari Ryu mengenai Kitab tersebut.
" Gluduk." Kitab tersebut jatuh ke lantai.
Dengan cepat Ryu langsung mengambil lalu membaca sampul Kitab tersebut.
" Hhmmm... Jadi begitu rahasia untuk pergi ke Dunia Tiantang?" Ryu mengeluarkan kembali Tongkat Penggetar Langit hingga terlihat sebuah senyuman puas dari wajah Ryu.
Ryu yang sudah merasa yakin bahwa di tempat itu juga menyimpan cara menuju ke Dunia lain, dengan cepat memasukkan kembali Kitab dan Tombak tersebut ke Cincin miliknya.
Tanpa menunggu lama Ryu langsung menuju tempat dimana kursi tadi kini terlihat sebuah tangga kecil lalu menuruni tangga tersebut.
Setelah sampai di ujung tangga pandangan Shen Long disambut tumpukan Batu Roh yang menggunung.
" Haaahh... Apa tidak ada lagi selain Batu Roh?" Ryu terlihat kesal lalu meninggalkan ruangan tersebut dengan wajah masam.
Karena tidak ada lagi yang bisa dia kumpulkan, Ryu langsung kembali ke lorong sebelumnya.
Saat berada di lorong sebelumnya, Ryu langsung menuju lorong bagian kanan karena rombongan Wu Tian masih belum muncul.
Sesampai di ujung goa tersebut, pandangan Ryu tertuju pada sebuah kotak giok berwarna hitam dan sebuah tongkat yang tertancap di sebuah batu besar.
" Bboooom."
Batu besar langsung hancur berkeping-keping, dengan cepat Ryu mengambil Tongkat tersebut beserta Kotak giok berwarna hitam tanpa hambatan apapun.
" Cara menuju ke Dunia Yuzhou? Tidak buruk." Ryu membaca sampul Kitab tersebut lalu memasukkan ke Cincin miliknya beserta Tongkat hitam.
Merasa sudah tidak ada lagi yang diambil, Ryu kembali ke lorong sebelumnya sambil menunggu kedatangan rombongan Wu Tian.
Setelah sampai di mulut lorong, Ryu kini telah disambut oleh Wu Tian dan rombongan yang sudah menunggu.
"Apa kalian sudah selesai? " Tanya Ryu.
Mereka pun mengangguk dengan serempak.
" Baiklah... Jika begitu, kita lanjutkan pencarian lain! " Ucap Ryu seraya menuju ke lorong bagian tengah tepat di depan Wu Tian.
" Tunggu Dewa Agung... Kami memberikan setengah bagian kami masing-masing." Ucap Huli Chen seraya memberikan 2 Cincin Ruang yaitu hasil dari jarahan mereka.
"Kalian Ambil saja! Itu akan berguna untuk membesarkan Sekte Teratai Putih. Anggap saja itu hadiah dariku." Ucap Ryu.
" Tapi Dewa Agung." Huli Chen sedikit heran.
" Sudahlah... Jika aku membutuhkannya, tidak mungkin aku meninggalkan tumpukan Batu Roh disana." Ryu menundukkan lorong bagian kiri mereka.
Mendengar ucapan tersebut, semua saling berpandangan seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Ryu.
" Jika kalian ingin mengambilnya, aku akan menunggu disini." Ucap Ryu sambil mengambil tempat untuk duduk.
" Baik Dewa Agung." Sheng Rou Lie, Xin Xia Yun dan kelima Pemuda tersebut langsung menuju lorong yang ditunjukkan oleh Ryu.
Meskipun mereka sedikit tidak percaya, namun ada dorongan lain yang membuat mereka ingin memeriksa sendiri.
" Wu Tian... Kamu boleh kembali ke Dunia Quzhu. Biar aku sendiri yang mengantar mereka." Ucap Ryu saat rombongan yang lain sudah pergi.
" Baik Dewa Agung." Wu Tian mengerti mengapa Ryu tidak mengambil Batu Roh tersebut, agar dia bisa kembali ke Dunia Quzhu tanpa menimbulkan kecurigaan.
Saat Wu Tian sudah pergi, Ryu menyandarkan tubuhnya di dinding Goa tersebut sambil menunggu kedatangan Sheng Rou Lyn dan rombongannya.
Setelah menunggu waktu cukup lama, kini Sheng Rou Lyn dan rombongannya telah kembali dengan wajah senang.
Namun mereka saling bertanya-tanya mengapa Ryu tidak mengambil Batu Roh yang menggunung tersebut.
Baik Sheng Rou Lyn, Xin Xia Yun maupun kelima Pemuda tersebut merasa pusing mencerna kejadian itu dimana mereka menganggap bahwa Ryu tidak tertarik dengan Harta.
Dimana pada umumnya semua orang pasti akan tergiur dengan harta sebanyak itu, bahkan tidak jarang akan menimbulkan pertarungan.
" Dewa Agung... Dimana Wu Tian?" Tanya Yun Chu.
" Dia sudah keluar dari Goa ini karena ada beberapa hal yang harus dia selesaikan." Ucap Ryu sambil bangkit kembali dari tempatnya.
" Jadi begitu." Semua mengangguk kecil meskipun sedikit kejanggalan.
"Sekarang kita menyusuri bagian tengah ini " Ucap Ryu kemudian menyusuri lorong tersebut.
Mereka berjalan menyusuri lorong tersebut dalam waktu yang cukup lama, namun tidak ada hal lagi yang ditemukan.
Hal itu tidak membuat mereka patah semangat dan mencoba terus berjalan menyusuri lorong tersebut hingga menemukan Sumberdaya tingkat langit.
Ryu pun memberi Isyarat kepada mereka untuk mengumpulkan Sumberdaya tersebut, sedangkan dia sendiri terus berjalan mengikuti lorong tersebut.
Setelah berjalan puluhan meter, Ryu menemukan Sumberdaya tingkat Surgawi dimana Ryu langsung mengambilnya.
Sedangkan untuk Sumberdaya tingkat langit, Ryu meninggalkan begitu saja agar Huli Chen dan yang lain bisa mengambilnya.