Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15. Karma Untukmu
Tidak ada kehidupan yang buruk, yang ada hanya halaman kusam yang harus kau singkap ke halaman yang baru.
Allah ada bersamamu.
•
Robby mengambil surat gugatan perceraian yang di lemparkan kepadanya, dia menatap tajam Aurel yang kesal kepada Robby.
"Yang sopan kamu yah!" bentak Robby yang membuat Aurel melipat kedua tangannya.
"Turunkan nada bicaramu, pria sepertimu tidak pantas dihargai, tanda tangani cepat," Aurel melipat kedua tangannya menantang.
Robby yang tersulut emosi, mengangkat tangannya dan hendak menampar Aurel namun terlambat dikarenakan Dikta langsung menepis tangan Robby.
"Jangan sentuh sahabatku, Bang, tanda tangani surat itu dan urusan kita selesai," Dikta berkata dengan nada bergetar.
Dikta kemudian merogoh tas-nya kemudian memberikan pulpen kepada Robby untuk dia tanda tangani.
Robby menerima pulpen tersebut kemudian mulai membuka map itu dan tanda tangan di atas surat gugatan perceraian itu.
'"Sekarang kau bebas, akhirnya aku tidak memiliki istri sampah sepertimu, dasar kau wanita murahan," Robby mengembalikan map itu kepada Dikta.
"Kau menyebut ku sampah, sedangkan dirimu masih berstatus suami orang sudah tinggal serumah dengan wanita lain, jadi jika aku tegaskan kembali, siapa diantara kita yang sebenarnya adalah sampah, Bang?" tanya Dikta menerima surat gugatan perceraian tersebut.
Robby terdiam, kalimat menohok dari Dikta benar-benar membuatnya diam tidak berkutik, Dikta tersenyum kemudian memasukkan map tersebut kembali ke dalam tas-nya.
"Tidak usah kau jawab, Bang, sudah terlihat jelas siapa yang sebenarnya sampah diantara kita, dan untukmu Glenca, kau tahu? Allah mungkin masih sayang kepadaku dengan menitipkan orang yang menghambat kebahagiaanku kepadamu, aku tidak akan mendoakan yang buruk tentang kalian, tapi balas dendam terindah adalah berubah menjadi lebih baik, dan kau masih yakin hubungan diatas tangis istri pertama itu baik? Aku harap kau tidak menyesali takdirmu, karena apa yang sudah berlalu tidak bisa kau tukar dengan masa lalu." lanjut Dikta meraih tangan Aurel dan berjalan pergi dari sana.
Jika dulu Dikta meninggalkan rumah ini dengan tangisan dan kekecewaan, kali ini Dikta berjalan dengan kepala tegak dan senyuman, karena dia yakin sesuatu yang lebih baik sudah menantinya didepan.
"Sudahlah Rob, jangan dipikirkan, dia hanya menggertakmu, lebih baik kita masuk kedalam," Glenca mengajak Robby masuk kedalam rumah.
Robby terdiam menatap Aurel dan Dikta yang masuk kedalam mobil dan meninggalkan area kediamannya, Glenca yang sudah tidak sabaran langsung mengajak Robby masuk kedalam rumah.
Sebenarnya Robby memikirkan perkataan Dikta namun dia tidak peduli, tahu apa Dikta tentang karma, itulah yang Robby pikirkan.
Robby berjalan dengan di gandeng oleh Glenca, namun disaat Robby ingin duduk disofa dia merasakan sakit dibagian perut bawahnya yang membuat dia kesakitan.
"Rob? Kamu kenapa?" tanya Glenca panik yang melihat kondisi kekasihnya itu.
"Argh! Sakit Ca!" teriak Robby meringis kesakitan.
Glenca langsung mendudukkan Robby ke sofa dan berjalan panik melihat kondisi Robby. "Sakit Ca!"
"Kita ke rumah sakit yah," Glenca berjalan keluar dari rumah kemudian menuju bagasi untuk menyiapkan mobil mereka.
Setelah siap, Glenca segera masuk kedalam rumah dan memapah tubuh Robby keluar. "Sebenarnya kamu kenapa sih Rob?"
"A-aku gatau Ca! Sakit!" Robby tergagap menahan sakitnya.
Dia tidak bisa mendeskripsikan apa yang dia rasakan kini, sampai akhirnya Robby tidak sadarkan diri menahan sakit setelah masuk kedalam mobil.
•
•
•
TBC
Mari katakan "Sukurin!" berjamaah.
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻