Dr.Cinta Sang Komando

Yacob tersenyum. "Jadi kalian mau barter dengan dokter yang ini saja?" tanya Yacob.

"Jangan macam-macam kalian dengan Cinta atau kami akan bertindak tegas kepada kalian," seru Kapten Reynold dingin.

"Kalau kalian ingin membebaskan dokter cantik ini maka kalian harus barter. Serahkan pulau ini kepada kami dan kami janji akan melepaskan dokter cantik ini dalam keadaan baik-baik saja," ucap Yacob kembali.

"Sampai mati pun kami tidak akan menyerahkan pulau ini, seharusnya kalian yang kembali dan menjadi warga negara yang nantinya bisa membangun negara ini menjadi lebih baik lagi bukanya malah memberontak. Kalian itu ditunggangi asing, mereka hanya memerlukan kalian itu saat ada maunya ketika nanti mereka sudah mendapatkan yang mereka mau, kalian akan dimusnahkan," seru Kapten Reynold.

"Kalian terlalu banyak omong, bawa dia!" seru Yacob.

Cinta pun diseret masuk, Cinta menatap Reynold dengan deraian air mata tanpa bisa berkata apa-apa. Sedangkan Reynold, merasa sangat bersalah karena tidak bisa menyelamatkan Cinta. "Tunggu dan bersabarlah, aku pasti akan menyelamatkan kamu," batin Kapten Reynold.

perlahan, Yacob dan Reynold pun maju. Mereka masing-masing memegang sandera mereka. "Ok, dalam hitungan ketiga kita bertukar sanderaan masing-masing," seru Yacob.

Semuanya bersiap-siap saling mengangkat senjata. Mereka takut ada yang berkhianat dan jika itu terjadi maka mereka sudah siap untuk menembak dan melumpuhkan lawan.

"1---2---3----"

Reynold melepaskan Jonas, dan Yacob melepaskan Patricia. Jonas dan Yacob berjalan berlawanan arah, jantung Patricia seakan mau copot takut tiba-tiba ada yang menembak. Hingga kedua sandera itu pun kembali.

Kelompok Yacob mulai memundurkan diri mereka secara perlahan. Namun, mereka tidak mengalihkan pandangan mereka ke arah lawan bahkan senjata mereka pun tidak mereka turunkan. Hingga dengan cepat, mereka pun menghilang di kegelapan malam dan tidak berdiam di markas itu.

"Terima kasih, Reynold. Aku percaya jika kamu masih mencintai aku makanya kamu lebih memilih aku dibandingkan Cinta," ucap Patricia dengan merangkul lengan Reynold.

Reynold menghempaskan tangan Patricia. "Semuanya kembali ke tempat!" perintah Kapten Reynold.

Reynold berjalan di depan dengan emosi ya g tertahan di dalam dada. Dia benar-benar merasa sesak karena tidak bisa menyelamatkan Cinta apalagi pada saat tadi dia melihat mata Cinta dipenuhi dengan ketakutan yang luar biasa. Dia tidak bisa sembarangan melakukan penyerangan karena pimpinan tidak memperbolehkan para Tentara bersikap gegabah.

Sesampainya di kampung Asoka, Patricia langsung disambut oleh Roy. "Kamu tidak apa-apa 'kan?" tanya Roy terlihat sangat khawatir.

"Aku tidak apa-apa kok," sahut Patricia dengan manjanya sembari memeluk Roy.

Reynold memalingkan wajahnya dan hendak pergi. "Kapten, Cinta mana?" tanya Lucy celingukan.

Reynold diam seribu bahasa, Lucy segera menghampiri Reynold dan berdiri di hadapan Reynold. "Jawab, Kapten! Cinta mana?" bentak Lucy.

"Dr.Cinta belum berhasil diselamatkan karena mereka hanya minta barter satu orang saja," sahut Dean.

"Apa!" Lucy membelalakkan matanya, air matanya menetes lalu dengan emosinya Lucy mencengkram seragam Reynold.

"Kenapa Kapten tidak bisa menyelamatkan Cinta? bagaimana kalau Cinta kenapa-napa?" teriak Lucy dengan deraian air matanya.

"Tenang, Dr.Lucy. Kami akan berusaha menyelamatkan Dr.Cinta," sahut Dean.

Lucy mendorong tubuh Reynold. "Kalau sampai terjadi kenapa-napa sama Cinta, aku tidak akan pernah memaafkan kalian!" teriak Lucy.

"Sudah Lucy, kita do'akan saja Cinta selamat," ucap Hugo sembari memeluk Lucy.

Reynold dengan cepat pergi dari sana. Dia kembali ke ruangan pantau diikuti oleh Dean dan Tara. Reynold memukul meja dengan sangat kencangnya.

"Kita harus segera selamatkan Cinta, bagaimana pun caranya," ucap Kapten Reynold.

Sementara itu, Cinta tidak henti-hentinya menangis. Dia benar-benar ketakutan berada di tengah-tengah orang dengan wajah yang seram-seram. Entah dibawa ke mana, yang jelas ini jauh di dalam hutan dan merupakan tempat yang berbeda dengan yang tadi.

"Kita yakin jika sebentar lagi pulau itu akan menjadi milik kita dan kita akan hidup bahagia terpisah dengan negara yang tidak punya hati itu," ucap Yacob.

"Kita punya kekuatan karena negara tetangga sudah memberi kita bantuan dengan cuma-cuma. Mereka kasihan melihat kita tersiksa di negara kita sendiri," sahut Jonas.

Ternyata ucapan Reynold benar, jika mereka ditunggangi negara asing. Kebanyakan diantara mereka adalah orang-orang yang sekolahnya hanya sampai sekolah dasar makanya mereka mudah sekali di provokasi oleh siapa pun. Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, semua orang langsung menyambut orang itu.

Cinta memperhatikan sekelompok bule yang masuk dan kemungkinan besar mereka yang sudah mempersenjatai kelompok pemberontak di pulau itu. Yacob terlihat berbicara dengan pria bule itu tapi Cinta tidak bisa mendengar pembicaraan mereka.

"Ma, Pa, Cinta takut banget," batin Cinta dengan deraian air matanya.

Sekelompok pria bule itu duduk di kursi tidak jauh dari tempat Cinta berada. Mereka memperhatikan Cinta dengan seksama, hingga Yacob dan yang lainnya keluar dan tinggallah sekelompok bule itu. Mereka terdengar berbicara menggunakan bahasa Inggris dan beruntung Cinta mengerti dengan apa yang diucapkan oleh mereka.

"Kita sudah berhasil mengelabui orang-orang bodoh itu dan sebentar lagi pulau ini akan menjadi milik kita. Tinggal kita minta mereka tanda tangan di surat perjanjian dan kita tinggal bilang saja kalau itu surat hak milik pulau ini padahal kenyataannya itu adalah surat penyerahan pulau ini kepada kita, mereka tidak akan tahu karena mereka bodoh tidak akan mengerti dengan bahasa inggris. Kalian tinggal atur saja, lenyapkan satu persatu orang-orang itu dan jangan sampai mereka tahu, lakukan dengan senyap biar sedikit demi sedikit mereka berkurang dan kita tidak terlalu capek untuk membunuh mereka," perintah salah seorang pria yang Cinta yakini kalau itu adalah bosnya.

Cinta pura-pura tidur pada saat mereka melihat ke arahnya. "Ya ampun, ternyata selama ini orang-orang itu sudah dibodohi dan kalau sampai Reynold dan yang lainnya menukar aku dengan pulau ini, aku yakin bukan hanya pulau ini yang akan mereka miliki tapi satu persatu pulau lainnya akan mereka rebut dan ini sangat berbahaya," batin Cinta.

Malam itu Reynold sama sekali tidak bisa tidur dan istirahat, semuanya berjaga-jaga ditakutkan akan ada serangan yang tidak diduga-duga. Para sniper sudah menguasai markas kelompok pemberontak itu dan mereka sudah memantau dari semak-semak jika tiba-tiba mereka akan kembali lagi ke markas itu. Reynold sedang memikirkan rencana yang akan dia lakukan untuk menyelamatkan Cinta.

"Sabar Cinta, aku akan segera menyelamatkanmu," batin Reynold.

Reynold masih terpikir pada saat Cinta diseret pergi, matanya seakan berkata minta tolong tapi Cinta tidak bisa berkata apa-apa.