Shen Xia gadis adopsi di keluarga marquis Ning, menyukai Ning Tanhuan kakak angkat nya yang berbakat dengan kutukan tak punya keturunan.
Namun Nyonya Ning sebagai ibu dari Ning Tanhuan memilih saudari kembarnya Shen Jia sebagai calon menantunya.
Sedangkan Ning Tanhuan yang berbakat luar biasa memilih tak menikah karena kutukan. Namun, kehadiran gadis manis ini, yang seperti anggur mawar, terus menggoda hatinya.
"Jangan panggil aku 'kakak' lagi ...." suaranya parau menahan perasaan yang bergejolak.
Saksikan kisah cinta, kekeluargaan dan intrik ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bbyys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlutut Di Aula Leluhur
Shen Xia dan saudara kembarnya Shen Jia kini sedang berada di aula leluhur keluarga Ning, diterangi oleh cahaya lilin yang berkelap-kelip.
Mereka kini sedang berlutut.
Shen Jia berlutut di atas tikar jerami, menangis pelan, lalu berkata dengan kesal, "Aku sudah menduga sejak awal, keluarga Ning mengadopsi kita hanya untuk sebuah konspirasi!"
Disebelahnya, Shen Xia mendengarkan kakaknya yang sedang mengeluh dalam diam.
Mereka berdua kehilangan orang tuanya sejak kecil dan dibesarkan di keluarga Ning. Nyonya Ning mengadopsi mereka karena merasa saudara kembar itu sangat menyedihkan. Sehingga mereka bersaudara tinggal dikeluarga Ning dari kecil.
Namun temperamen saudara kembar itu sangat berbeda jauh. Shen Xia adik dari Shen Jia berkepribadian menyendiri, bijaksana, mandiri, dan jujur. Lain hal nya Shen Jia, dia memiliki sifat yang sombong, egois, labil dan berjiwa bebas.
...****************...
Hari ini istana memberi hadiah beberapa gulung kain langka bernama fuguangjin kepada keluarga Ning. Nyonya Ning sangat senang dan ingin memanggil penjahit untuk membuatkan Shen Jia pakaian bagus dari kain tersebut.
Sehingga Shen Jia mengajak adiknya Shen Xia datang ke paviliun Nyonya Ning.
Setelah mereka berdua datang ke kediaman Nyonya Ning, kata-kata pertama yang keluar dari mulut Nyonya Ning langsung membuat Shen Jia marah.
Kata-kata Nyonya Ning adalah: "Kain fuguangjin yang mewah ini hanya cocok untuk calon menantu keluarga Ning."
Shen Jia segera menolak kain itu dengan gugup dan berkata, "Ibu! Aku tidak ingin menikah dengan Ning Tanhuan!"
Wajah Nyonya Ning langsung berubah.
la menahan amarahnya dan dengan tenang bertanya, "Apa yang salah dengan Tanhuan sehingga kamu menolaknya?"
Shen Jia hanya menggumam, tidak berani mengungkapkan isi hatinya yang sebenarnya.
Ning Tanhuan adalah sosok yang sangat dingin, anggun, dan menjaga jarak dengan siapa pun, selalu sopan dan terhormat. Ning Tanhuan memang berkepribadian baik, tapi Shen Jia tidak mau menikah dengan seorang pria yang tidak bisa memiliki anak.
"Kakak Tanhuan itu baik, tapi aku hanya menganggapnya sebagai kakak kandungku!" ucap Shen Jia dengan tegas.
Namun Nyonya Ning tidak setuju dengan perkataan Shen Jia, dia sudah memilih Shen Jia sebagai calon menantunya karna Shen Jia terlahir subur daripada Shen Xia.
Akhirnya, Nyonya Ning yang sedang marah menyuruh Shen Jia untuk dihukum berlutut di aula leluhur selama lima jam, sementara Shen Xia ikut dihukum sebagai pelampiasan.
...****************...
Di aula leluhur keluarga Ning.
Shen Xia yang selalu pendiam kini bertanya dengan penasaran. "Kalau begitu, kenapa kakak tidak mau menikah dengan Kak Tanhuan?"
Shen Jia menghentikan tangisannya dan seulas senyum sinis muncul di bibirnya.
"Apa kamu tidak tahu? Saat Nyonya Ning sedang mengandung Ning Tanhuan, terjadi kudeta di istana. Dia meminum racun demi melindungi permaisuri, dan karena itu, Ning Tanhuan terkena penyakit bawaan sejak lahir dan tidak bisa memiliki keturunan seumur hidupnya."
Pada akhirnya, Shen Jia tidak mau menikah karena Ning Tanhuan tidak bisa memiliki keturunan.
Di luar aula, angin malam menggoyangkan dedaunan, dan suara gemerisik menyembunyikan langkah kaki yang berhenti di pintu.
Tiba-tiba Shen Xia melihat Ning Tanhuan dibalik ekor matanya yang sedang berdiri dibalik pintu. Tetapi Shen Xia berpura-pura tidak tahu.
Disisi lain Ning Tanhuan tidak berkata apa-apa, hanya berdiri di luar. Dia sudah mendengar keluhan adik angkatnya Shen Jia tadi. Namun dia tidak tahu kalau Shen Xia sudah menyadari kehadirannya.
Shen Xia duduk tegak dan berkata dengan tenang, "Tidak bisa memiliki keturunan, lalu kenapa?"
"Apa?" Shen Jia tertegun, dia tidak menyangka adiknya yang selalu pendiam kini tidak mengikuti jalan pikirannya.
Shen Xia melanjutkan, "Kak Tanhuan tidak bergantung pada status keluarga Ning. Dia mengikuti ujian negara di usia lima belas tahun, dan berhasil menjadi juara di tingkat lokal, regional, hingga istana. Di usia dua puluh empat tahun, dia diangkat menjadi pengawas di Akademi Hanlin, dan di usia dua puluh tujuh tahun, dia menjadi wakil menteri Departemen Personalia serta kepala penasehat istana."
"Orang yang begitu berbakat tidak seharusnya diremehkan hanya karena tidak bisa memiliki keturunan."
Shen Jia menatap Shen Xia seolah melihat hantu. "Biasanya kamu pendiam, tidak banyak bicara. Ternyata kalau sudah buka mulut, bisa sepanjang ini."
"Iya, aku tidak mau menikah dengan Ning Tanhuan. Tidak bisa punya keturunan hanyalah salah satu alasannya."
Shen Jia melanjutkan, "Alasan lainnya adalah aturan keluarga Ning yang kuno dan membelenggu. Aku tidak mau hidup terkungkung di sini seumur hidupku."
Shen Xia merapatkan kedua telapak tangannya, lalu membungkuk ke arah leluhur keluarga Ning, memberikan penghormatan.
"Dulu, saat keluarga Shen dimusnahkan oleh perampok gunung, jika bukan karena keluarga Ning yang mengadopsi kita, kita sudah menjadi gelandangan, kelaparan di jalanan. Kakak, kita harus selalu bersyukur, bukan malah mencela dan mengkritik mereka yang telah membantu kita."
Shen Jia marah. "Keluarga Ning mengadopsi kita hanya untuk memilih salah satu dari kita agar bisa merawat Ning Tanhuan. Sekarang, ibu memilihku, jadi kamu tentu saja bisa bicara seenaknya."
Shen Xia berkata dengan datar, "Kalau yang dipilih adalah aku, aku akan setuju menikah dengan kakak Tanhuan."
Shen Jia menatap adiknya dengan tidak percaya. "Apakah Kamu gila! Kekayaan keluarga Ning telah membutakanmu. Kamu jadi dangkal dan mata duitan."
Shen Xia menjawab dengan cepat. "Bukan soal materi." Dia tahu Ning Tanhuan masih berada di luar, jadi dia berbicara dengan jelas, kata demi kata.
"Aku sudah lama menyukai Kak Tanhuan!" ucapnya dengan serius.
Aula itu pun seketika menjadi sunyi.
Shen Jia masih mencerna ucapan adiknya.
Ning Tanhuan tertegun ditempat. Lalu tersadar dengan cepat. Dia melihat ini sebagai momen yang tepat dan melangkah masuk kedalam aula keluarga.
Jubah hitamnya berkibar, wajahnya seperti ukiran giok, Ning Tanhuan melangkah mendekat dengan anggun. Seluruh tubuhnya memancarkan keagungan dan kehormatan yang seolah-olah telah tertanam sejak lahir.
Cahaya bulan yang dingin menerpa alis dan matanya yang panjang dan teratur, semakin menonjolkan aura dingin yang memikat.
Bahkan Shen Jia, yang biasanya tidak menyukainya, tertegun sejenak melihat ketampanan dan wibawanya.
Sayangnya, pria yang begitu mempesona dan berkarisma ini justru ditakdirkan tidak memiliki keturunan.
Ning Tanhuan mengabaikan pandangan Shen Jia yang penuh rasa kasihan dan simpati. Tatapannya beralih ke arah Shen Xia dan berkata, "Perihal hari ini adalah kesalahpahaman ibu. Aku telah membujuknya untuk membebaskan kalian dari hukuman. Kembalilah dan beristirahatlah."
Shen Jia bangkit dari tikar sembahyang, menundukkan kepala sambil menutupi wajahnya, dan memberi hormat kepada Ning Tanhuan sebelum melarikan diri seperti dikejar sesuatu. Seolah-olah ia takut Ning Tanhuan akan menyukainya.
harap2 dia tidak balas dendam pada shen xia
tidak bisakah membedakan orang yg benar2 berharap kebaikan nya selama ini.