Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Di kamar mereka, Daniar dan Leonard sama-sama diam, tidak ada yang berbicara. Suasana di kamar terasa tegang dan tidak nyaman.
Daniar memutuskan untuk berbicara terlebih dahulu. "Apa kamu masih tidak percaya padaku? Aku dan Surya sudah lama putus setahun sebelum kita menikah, aku tidak memiliki perasaan apa-apa lagi padanya," ucap Daniar, suaranya suara yang sedikit kesal.
Tapi Leonard tetap tak mengucapkan sepatah katapun, Daniar yang kesal akhirnya memutuskan untuk pergi mandi, meninggalkan Leonard yang masih terdiam di kamar.
Splash....
Splash....
Air hangat mengalir di atas tubuh Daniar, namun tidak bisa menghilangkan rasa kesal yang masih membara di dalam hatinya.
Leonard pasti masih tidak percaya padanya, dan itu membuatnya merasa sakit hati. Daniar bingung, ia sudah menjelaskan semuanya pada Leonard, namun kenapa suaminya itu masih tidak percaya.
Saat sedang asik mandi, Leonard masuk dengan hanya selembar handuk di pinggang. Sambil memandang istrinya dengan sorot mata yang tajam, ia membuka pintu shower dan ikutan bergabung, namun tidak berbicara apa-apa.
"Hmm... Uuhh!!" Daniar kegelian saat pundaknya di kecup. Bibir basah Leonard meluncur menciumi punggungnya berkali-kali.
"Ahh..., hmm, habis mandi kita mau makan malam!" protesnya.
Tapi Leonard tidak menggubris, ia malah semakin memeluk erat tubuh istrinya dari belakang. "Aku mau makan kamu saja..." bisiknya, kemudian kedua tangannya mulai meremas buah kenyal yang menggantung.
"Jangan disini aku takut pinggangku encok!!" protes Daniar.
Tapi Leonard memilih membungkam mulutnya, ia menciumnya penuh tuntutan, Daniar sempat berontak, "Ahh, nghhh... Jangan sekarang, kita mau makan malam!" tubuh Daniar dibuat melengkung saat jemari suaminya sudah meluncur kebawah perut.
"Ingat saran dokter tadi, punya anak." Leonard menyeringai, kepalanya mendusel di ceruk leher Daniar dari belakang.
Dengan gerakan lincah jemari Leonard asik membelah celah dan memainkan bagian terkecil.
"Hmmptt, Jangan! Malam ini aku mau istirahat!" pekik Daniar, sambil menahan rasa geli dan nikmat di sekujur tubuhnya.
Leonard tak mau mendengarkan, ia mengangkat satu kaki istrinya, dan melakukan penyatuan di bawah pancuran Air yang terus mengalir, membasahi seluruh tubuh mereka yang sedang bergoyang.
...*****...
Tidak lama setelah menyelesaikan ritual di kamar mandi, Dewi memanggil Daniar dan Leonard untuk makan malam bersama. Keduanya pun turun ke bawah untuk bergabung di meja makan.
Semua anggota keluarga menikmati makan malam yang lezat, sambil mengobrol santai.
Selesai makan malam, Daniar tidak langsung naik ke kamarnya. Ia membantu ibunya mencuci piring dan panci-panci bekas masak di dapur. Dewi, yang sejak tadi penasaran dengan permasalahan anaknya, langsung bertanya.
"Nak, apa yang sebenarnya terjadi? Kamu dan Leon terlihat sangat murung saat pulang tadi. Apa ada masalah yang serius?" tanya Dewi memandang Daniar penuh kekhawatiran.
Daniar menghela napas sebelum menjawab. Sejak dulu ibunya begitu peduli dengan kehidupan pribadinya, dan kali ini ia tidak ingin menyembunyikan apapun dari ibunya. "Tadi saat di mall, Mas Leon salah paham, Ma. Dia lihat aku sedang ngobrol berdua sama Surya, padahal kami bertiga, ada Nadia juga, tapi waktu Leon datang, Nadia lagi di toilet. Aku sudah coba menjelaskan padanya tapi..." Daniar kembali menghela nafas, "Sepertinya Mas Leon, sama sekali tidak mau percaya padaku," keluh Daniar, matanya menatap langit-langit sembari memikirkan suaminya.
Dewi mendengarkan dengan sabar dan kemudian berkata, "Oh, Leon cemburu. Itu bagus dong, Mama saja yang pernah ketemu mantan, tapi tidak pernah papa kamu cemburu." dengus Dewi.
Anton yang tengah asik menonton acara bola sepak tersenyum manis dan berkata, "Sayang, pendengaran ku masih sehat, jangan sindir depan orangnya dong."
Dewi balas menjawab, "Singkirkan wajah menjijikan itu, bikin mual tau!" kekehnya.
Meskipun sudah berusia lanjut, pasangan suami-istri itu masih sering bercanda dan bersenda gurau seperti sahabat lama. Daniar, sebagai anak mereka, merasa rindu dan bahagia melihat keakraban kedua orangtuanya.
"Apa aku dan Leon juga bisa seperti mama dan papa ya?" gumam Daniar dalam hati, merasa sedih karena ia dan suaminya tidak bisa memiliki hubungan akrab seperti kedua orangtuanya, Daniar berharap suatu saat nanti bisa memiliki hubungan yang sama seperti orangtuanya dengan Leonard.
Dewi menyadari kekhawatiran putrinya dan berkata, "Nak, pernikahan itu membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang baik. Jangan biarkan ego dan kesalahpahaman menghancurkan hubungan kalian," ucap Dewi dengan suara yang lembut.
"Kamu dan Leon harus belajar untuk berbicara secara terbuka dan jujur tentang perasaan kalian. Jangan biarkan masalah kecil menjadi besar karena tidak ada komunikasi yang baik," lanjut Dewi.
Dewi kemudian memeluk anaknya, "Selalu ingat bahwa cinta dan kepercayaan adalah kunci untuk mempertahankan hubungan yang kuat."
Sementara Daniar lanjut mencuci piring, Dewi mengambil buah dan memotongnya dengan hati-hati. "Ini buah untuk kalian, suapi suamimu dan jangan lupa dipeluk juga," kekeh Dewi.
Daniar mengeluh, "Tapi, Ma, aku sudah banyak mengalah padanya... Mengapa aku harus terus mengalah?"
Dewi menjawab dengan tegas, "Hei, nak... suami dan istri harus saling mengalah. Jika dia tidak mau mengalah, maka giliran kamu. Jika kamu tidak mau mengalah, maka suamimu yang harus mengalah. Jangan jadi egois dan keras kepala, komunikasi lebih penting daripada emosi."
Nasihat Dewi tepat sasaran, Daniar jadi merasa lega dan bersemangat kembali untuk memperbaiki hubungan pernikahannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**