Pernikahan jarak jauh yang semula harmonis berubah seketika saat Alena membaca pesan yang tak sengaja dibaca saat suaminya sedang mandi.
Bunyi pesan penuh kerinduan dari wanita bernama Clara ,membuat pernikahan mereka retak seketika saat Bagaskara mengakui bahwa Ia telah menikah dan punya anak laki-laki diluar kota.
Dan yang lebih menyakitkan lagi untuk Alena adalah pengakuan suaminya yang tidak bisa hidup seorang diri diluar kota sana,padahal Alena bukan tidak mau mengikuti suaminya,tapi ada Ibu mertua yang Alena harus rawat karena sakit.
Sejak saat itu,Alena mati rasa dengan suaminya.Bagaimana akhirnya Alena menjalani pernikahannya?Apakah Ia akan memutuskan untuk bercerai?
Ikutin kisahnya disini ya
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiwit Kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berusaha biasa aja
Alena benar-benar fokus pada tujuannya,yaitu kerja dengan sepenuh hati dan melupakan masalah rumah tangganya yang sudah tidak bisa lagi terselamatkan,Ia bertahan hanya karena kasian sama Ibu mertuanya dan menyiapkan uang sebanyak-banyaknya untuk masa depannya seorang diri.
Saat laporan keuangannya telah selesai,Alena menyerahkannya kepada Direktur keuangan dan menjelaskan beberapa poin penting dalam laporan yang Pak Bara minta.
Namun karena Alena yang lebih memahami semuanya,membuat Direktur keuangan yang bernama Pak Ilyas mengajak Alena untuk sama-sama menghadap Pak Bara guna menjelaskan semuanya hasil keuangan Perusahaan yang beliau minta.
Alena sedikit takut jika nantinya ada kesalahan,namun Ia juga yakin hasil kerjanya telah sempurna.
Bersama Pak Ilyas,Alena mengetuk pintu ruangan Pak Bara dengan pelan,tak berapa lama suara Asisten Pak Bara menyuruhnya masuk.
Alena dan Pak Ilyas bergegas masuk dan duduk disofa yang ada diruangan itu.
DEG
Jantung Bara kembali berdetak dengan kencang saat melihat Alena yang masuk dengan senyum ramahnya,walaupun semua karyawannya selalu tersenyum sebagai ramah tamah kepada atasan,tapi Bara merasakan sesuatu lain pada hatinya yang sudah lama tak Ia rasakan.
"Mari kita mulai Pak Bara meeting kecilnya",ucap Pak Ilyas yang melihat CEO barunya justru melamun sambil memainkan pulpennya.
Deheman dari Pak Ilyas membuat Bara kembali tersadar dan segera beranjak dari tempat duduknya dan bersama-sama duduk disofa yang ada diruangan itu.
"Maaf,tadi saya hanya sedang memikirkan kunjungan ke Perusahaan cabang yang berada diluar kota,saya butuh orang yang memahami tentang laporan keuangan,karena Saya akan melihat apakah diPerusahaan cabang keuangannya sehat atau terpuruk,Karena saya masih baru,saya belum bisa membandingkan hasilnya",ucap Bara dengan tegas namun tenang.
Tapi ucapan itu Bara minta abaikan dulu,dan memilih membahas apa yang ada didepan matanya sekarang.
"Baiklah Pak Ilyas,silahkan jelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami,karena saya masih butuh banyak belajar untuk mengenal Perusahaan ini".
"Maaf Pak Bara,saya mengajak Bu Alena untuk meeting bersama kita,karena beliau yang mengerjakan semuanya,saya sebenarnya telah menolak jabatan ini dari Ayah Anda,tapi beliau memaksanya hanya karena saya sudah bekerja cukup lama diPerusahaan ini,jadi Maafkan saya ya Pak,jika apa yang menjadi tugas saya tak sepenuhnya saya kerjakan dengan baik,karena hasil kerjaan Bu Alena sudah sangat sempurna,bahkan saya hanya cukup membubuhkan tanda tangan saja karena memang Bu Alena sangat-sangat bekerja dengan baik".
Alena yang dipuji seperti itu menyunggingkan senyum manisnya yang membuat Bara seketika terpesona.Namun Ia harus tetap terlihat berwibawa dan bijaksana untuk jalannya meeting hari ini.
Alena menjelaskan laporan yang Pak Bara minta,bahkan Bara harus akui bahwa Alena memang hasil kerjanya sangat tersusun dengan rapi,bahkan bagi Bara,orang awam yang tidak mengerti dunia keuangan Perusahaan akan langsung mengerti melihat bagaimana laporan yang Alena buat.
"Saya akui kerjaan Bu Alena sangat rapi,teliti dan jelas,Saya hanya cukup melihatnya sekilas maka sudah tau apa yang saya butuhkan,dan satu lagi,bahkan pembayaran yang sedang berjalan namum belum ada pencairan dana juga sangat rapi,terimakasih ya Bu Alena,saya sangat menghargai hasil kerja keras Anda kepada Perusahaan ini,semoga kedepannya akan terus seperti ini maka saya pastikan nantinya Anda akan menduduki jabatan penting"
Alena yang dipuji begitu baik menyunggingkan senyum manisnya berkali-kali,dia tidak tau bahwa karena ulahnya Bara merasakan jantungnya terus berdebar,bahkan Bara takut jika bunyi detak jantungnya akan terdengar oleh orang yang ada disekitarnya.
"Terimakasih ya Pak,pujian Bapak jadi membuat saya semangat untuk bekerja lebih baik lagi dan lagi,karena bagaimanapun ini sudah menjadi tugas saya untuk menjalankan pekerjaan ini dengan baik,karena Perusahaan juga sudah memberikan hasil yang sangat layak dengan apa yang saja kerjakan".
Bara yang mendengarnya turut tersenyum,Ia berusaha tampak biasa aja padahal jantungnya semakin berdetak dengan cepat.
Setelah itu mereka membicarakan banyak hal dan juga tentang kepergian Pak Bara yang akan mengunjungi Perusahaan cabang.
"Sebaiknya sama Bu Alena aja Bapak perginya,karena beliau yang lebih paham tentang keuangan Perusahaan,beliau juga yang bisa mencari jalan keluar jika ada masalah dengan hal laporan,sedikit saja karyawan ada yang bermain curang,akan diketahui oleh Bu Alena dalam sekejap",ucap Pak Ilyas memberikan pendapatnya.
Alena hanya terdiam,namun Bara menimbang-nimbang,ini bukan hanya soal kunjungan ke Perusahaan cabangnya yang berada diluar kota,tapi tentang bagaimana kondisi jantungnya jika terus berdekatan dengan Alena.
Tapi pekerjaan tetap menjadi tanggungjawabnya,akhirnya Bara memberi keputusan bahwa Ia akan pergi dengan Alena.
"Baiklah Bu Alena,Anda tidak keberatan kan atas tugas mendadak ini?karena saya masih harus banyak belajar dengan cepat,makanya saya ingin terjun langsung meninjau semuanya'.
Alena yang sejatinya memang tak ada masalah apapun selama itu tanggungjawab pekerjaannya,membuat Ia menjawab bahwa Ia sanggup untuk perjalanan Dinas nya kali ini.
Bahkan Alena terbesit niat ingin menemui suami dan istri sirinya,karena kebetulan Perusahaan cabang yang akan Alena dan Bara kunjungi adalah kota dimana suami Alena bekerja
"Baiklah,kita akhiri meeting kali ini,dan besok selama saya dan Bu Alena tidak ada ditempat,Saya berharap Perusahaan akan baik-baik saja,karena jika semuanya berjalan dengan lancar,maka saya hanya butuh waktu 2 hari untuk segera kembali kesini",ucap Bara memperjelas semuanya.
Setelah itu Alena dan Pak Ilyas keluar,Ia menghubungi bagian Umum untuk segera memesankan tiket dan hotel untuk kepergian Dinas keluar kota antara Bara dan Alena.
"Kita lihat ya Mas...,seperti apa kamu hidup diluar kota sama dengan istri sirimu",gumam Alena didalam hatinya.
Alena melanjutkan sisa pekerjaannya dengan serius,tapi tiba-tiba Dini dan Arini mendekat dan berbicara dengan berbisik.
"Ibu mau pergi sama Pak Bara ya?enak banget sih jadi Ibu,gantian yuk Bu?eh tapi aku nggak sejago Ibu kerjanya,tapi aku ingin dekat dengan Pak Bara....".
Alena hanya menghembuskan nafas panjangnya,cepat sekali berita nyebar diPerusahaan ini,Alena sudah menduganya pasti apapun yang berhubungan dengan Pak Bara pasti akan heboh.
"Kalian jangan begini dong,aku kan kerja,lagian kalian lupa ya?aku kan sudah menikah,jadi lupakan hal-hal aneh dipikiran kalian,karena aku hanya akan pergi untuk bekerja dengan baik,lagian nggak lama kok,2 hari juga sudah kembali kesini",jawab Alena menenangkan Arini dan Dini yang terlihat ingin tau.