NovelToon NovelToon
Kekasih Virtual

Kekasih Virtual

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Cinta Terlarang / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:679
Nilai: 5
Nama Author: wanudya dahayu

~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡


"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Memilikimu seutuhnya

Ada part 21++ (Sedikit adegan panas ya gaes, harap bijak dalam membaca, skip jika tidak berkenan, author bukannya mesum ya cuma ingin lebih menghidupkan suasana saja).

Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam lebih, namun mereka masih menikmati kebersamaan mereka di tepi pantai, bercerita tentang banyak hal seolah semua hal terasa begitu menarik untuk di perbincangkan. Mereka bertukar cerita tentang diri mereka masing-masing, dan dari situ Rangga menjadi mengetahui banyak hal tentang pribadi Kirana, kehidupannya maupun segala hal tentang gadis itu dan seantusias itu Rangga menanggapinya, seakan semua hal perihal gadis cantik bernama Kirana ini sangat menarik baginya.

Setelah dirasa cukup larut malam Rangga pun mengajak Kirana untuk meninggalkan pantai, dan mereka lantas memutuskan untuk menginap di sebuah penginapan yang tidak jauh dari pantai tersebut.

Rangga memesan satu kamar untuk mereka berdua, sambil terus menggenggam erat tangannya, Rangga membawa gadis itu memasuki kamar yang dipesannya, sebuah kamar yang sederhana tapi nyaman dan begitu indah karena dari jendela kamar mereka bisa menikmati pemandangan pantai dengan cukup jelas.

Rangga membawa Kirana duduk di atas tempat tidur, sementara Rangga berlutut di hadapan Kirana dan menggenggam jemarinya erat dengan kedua tangannya.

"Kamu sungguh ingin melakukannya, karena jika tidak aku pun tidak ingin memaksamu, aku sudah cukup bahagia dengan semua ini, sungguh aku tidak berharap lebih atas kamu," ucap Rangga dengan menatap tajam wajah yang semakin nampak ayu di bawah pantulan cahaya yang sedikit redup.

"Ketika aku memutuskan pergi bersamamu itu berarti aku sudah menyerahkan diriku seutuhnya untukmu, Mas," balas kirana dengan tatapan mata yang nanar tapi begitu yakin.

"Apa kamu yakin?" tanyanya sekali lagi. Rangga mencoba mencari celah keragu-raguan di kedua netra indah itu, namun Kirana tidak menjawabnya tetapi sebuah anggukan sudah cukup menjadi isyarat bahwa ia mengizinkan Rangga melakukan hal lebih terhadapnya.

Perlahan Rangga berdiri dari hadapan kirana, dan dia duduk di sebelah gadis cantik itu, ditatapnya setiap inci raut wajah itu dengan tatapan yang begitu menginginkan, pun Kirana dengan kesadaran penuh ia memasrahkan dirinya untuk lelaki yang dalam sekejap mata telah dicintainya hingga sedalam dada.

Rangga memulainya dengan mencium kening Kirana dengan lembut dan kemudian dia membisikkan satu kalimat lirih di telinga Kirana.

"Aku sungguh mencintaimu."

Kirana memejamkan matanya menunggu apapun yang akan dilakukan Rangga terhadapnya tanpa ada penolakan sedikitpun, sebab Kirana pun juga menginginkan Rangga melebihi apapun saat ini, ia seolah tidak peduli lagi, yang ia tahu saat ini ia hanya ingin menghabiskan waktu sebanyak-banyaknya dengan orang yang telah mampu mencuri dan memiliki seluruh hatinya.

Rangga mencium bibir kirana dengan lembut, semakin lama ciuman itu berubah menjadi ciuman yang dalam dan menuntut dengan gairah yang begitu menggebu pun menggelora, dan Kirana menyambut setiap sentuhan dan ciuman itu dengan gairah yang sama besarnya pula.

Ketika dua bibir itu saling bertaut, saling mencumbu satu sama lain dengan panasnya, tangan Rangga pun dengan perlahan melepaskan satu persatu pakaian yang menutupi seluruh tubuh mulus milik Kirana.

Dan Kirana dengan sadar membiarkannya bahkan sangat menikmatinya, pun ketika jemari Rangga dengan lincahnya menyentuh setiap inci dari tubuh gadis yang dicintainya ini, Kirana seolah tersihir dan terhanyut dalam aksi erotis yang Rangga lakukan terhadap dirinya, demi Tuhan Kirana belum pernah seintim ini dengan lawan jenis sebelumnya, namun entah mengapa dengan kesadaran penuh saat ini ia rela melepaskan miliknya yang berharga untuk seorang yang bernama Rangga Pradipta.

Rangga menghentikan aksinya untuk sementara, sedikit memberi jeda, dia ingin Kirana mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum akhirnya dia melanjutkan aksinya yang luar biasa panas malam ini, dia tidak ingin terburu-buru, dia ingin menikmati keintiman ini dengan penuh makna.

Rangga memandangi Kirana dengan gairah yang luar biasa besarnya, diusapnya kening Kirana yang mulai berkeringat dan dikecupnya lagi dan lagi, tak luput juga bibir merah muda yang telah membuatnya candu, ia sesapi dan dia lumat seperti ia tengah melumat sesuatu yang manis dan membuatnya tak ingin berhenti, dengan lembut bibirnya menciumi ceruk leher Kirana tanpa henti, Rangga sangat menyukai aroma wangi dari tubuh gadis di hadapannya ini, setelah cukup puas lidahnya menyapu setiap inci leher Kirana, kemudian ciumannya berakhir di kedua dada Kirana yang masih berbalut dengan bra berwarna biru muda.

Dibukanya kaitan bra yang menutupi tonjolan indah di hadapannya, setelah terlepas dikecupnya berkali kali hingga sesaat kemudian Kirana mengerang ketika ciuman Rangga semakin mengganas dan bertubi-tubi, Rangga tidak henti-hentinya mencumbu kedua buah dada kirana yang kenyal dan ranum itu, diciumnya sesekali lalu dihisapnya dengan kuat, dan sungguh perbuatan Rangga telah membuat jejak-jejak merah yang begitu banyak di sana.

Kirana masih terengah-engah menerima perlakuan yang belum pernah dia dapatkan selama ini, dan sungguh ini kali pertama Kirana disentuh oleh seorang laki-laki.

Rangga mencium bibir Kirana kembali dengan lembut, dipandanginya wajah ayu yang kini terlihat semakin menggoda dengan rambut panjang yang tergerai tidak beraturan dan peluh yang membasahi pipinya, sungguh pemandangan yang erotis, dan kemudian dia mengulangi aksinya lagi untuk kesekian kalinya, mencumbu dari atas sampai ke bawah seolah tidak pernah ada kata bosan dia mengabsen seluruh tubuh mulus milik Kirana, tak seinci pun tubuh mulus yang berkilauan itu lepas dari kecupan bibirnya, hingga kemudian Rangga menghentikan aksinya ketika bibirnya telah mendarat di perut rata milik Kirana.

Perlahan dia membuka celana dalam berwarna biru muda yang senada dengan bra yang tadi sudah terlempar entah kemana. Rangga menarik perlahan sesuatu yang masih menutupi bagian bawah sensitif milik Kirana, setelah berhasil dibukanya Kirana spontan menutupinya dengan kedua telapak tangannya, wajahnya memerah menahan malu sebab belum pernah ia bertelanjang polos tanpa mengenakan apa pun di hadapan seorang laki-laki, tapi kali ini tanpa sehelai benangpun ia terbaring pasrah di hadapan Rangga, bahkan tanpa jarak sedikitpun hingga Rangga dapat melihat dengan jelas setiap lekuk tubuhnya tanpa terkecuali.

Rangga mulai melepaskan sendiri pakaian yang masih dia kenakan, Kirana menatap tubuh laki-laki yang setengah telanjang di hadapannya dengan tatapan sayu yang sulit diartikan, kemudian dengan lembut Rangga menyingkirkan tangan Kirana yang dia gunakan untuk menutupi bagian sensitifnya, seketika dia memalingkan wajahnya dan menutup matanya, dia benar-benar malu ketika ada yang sedekat itu menatap bagian yang sangat sensitif miliknya.

Kemudian Rangga membelai milik kirana dengan lembut, pelan dan hati-hati.

Sementara darah Kirana semakin berdesir hebat ketika jari-jari Rangga mulai menyentuh bagian sensitifnya, ini perasaan aneh yang sulit sekali diartikan, perlahan Rangga menenggelamkan kepalanya di antara kedua kaki yang sudah dibukanya.

Kirana begitu terkejut menerima perlakuan tersebut, lantas sedikit mengangkat tubuhnya sembari berkata.

"Mas Rangga mau ngapain?" tanyanya panik.

Rangga hanya tersenyum menatap Kirana kemudian berkata

"Mengagumimu,"

Akhirnya Kirana membiarkan apa pun yang dilakukan Rangga terhadapnya tanpa adanya penolakan, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak mendesah, apa yang dilakukan Rangga benar-benar menimbulkan sensasi yang luar biasa nikmat dan memabukkan.

Begitu pun Rangga, dia sangat menikmati aksinya tersebut, merasakan Kirana sedekat itu, mencium, membelai, merasakan dan menyentuh setiap inci bagian sensitif milik Kirana dengan tanpa jeda, dan Rangga sangat menyukainya, sungguh membuat candu untuknya.

Kirana yang baru merasakan ini untuk pertama kali hanya bisa mendesah dan mengerang menikmati setiap cumbuan dan sentuhan yang begitu panas dari Rangga.

Setelah cukup bermain di bagian intinya kemudian Rangga melepaskan celana yang dipakainya, lagi-lagi Kirana menutup mata menyaksikan Rangga kini sama polosnya dengan dirinya.

Sebelum memulai aksinya, sekali lagi dia mendaratkan kecupannya di kening Kirana seraya berkata.

"Sayang ... aku akan memasukimu sekarang,"

Kirana menganggukkan kepala pertanda ia mengiyakan apapun perlakuan Rangga terhadapnya saat ini.

Dengan hati-hati dan pelan Rangga mulai memasukkan miliknya di area sensitif milik Kirana, wajah gadis itu semakin memerah ketika milik Rangga mulai menyentuh area sensitifnya, dia pun meringis menahan nyeri dan sedikit perih.

"Mungkin ini akan sedikit sakit, Ki ..." ucap Rangga sambil mendorong miliknya dengan sedikit lebih kuat.

Kirana mengangguk dan memejamkan matanya ketika sesuatu memasuki bagian miliknya yang paling berharga.

Kirana kembali meringis menahan sakit di area tersebut dan spontan memeluk tubuh Rangga dengan begitu kencangnya.

Akhirnya setelah beberapa kali percobaan, dia berhasil memasuki milik kirana tersebut, terasa penuh dan sesak yang gadis itu rasakan, tentu saja karena ini baru pertama kali Kirana melakukannya.

Rangga diam sebentar membiarkan Kirana terbiasa dulu dengan miliknya yang tengah memenuhi bagian sensitifnya saat ini, tanpa sadar Kirana meneteskan air matanya, perasaannya bercampur aduk tidak menentu, kemudian Rangga mengusap butiran bening yang mengalir dari kedua netra sayu itu.

Diciumnya Kirana lagi dan lagi, setelah deru nafas Kirana mulai teratur dan mulai terbiasa dengan sesuatu yang memasukinya, Rangga mulai melanjutkan aksinya, pelan-pelan penuh perasaan karena Rangga ingin membuat gadisnya ini menikmati setiap momennya dan merasa nyaman di bawah kungkungannya.

Rangga sesekali mencium bibir Kirana sambil menuntaskan persatuan mereka ini yang hampir mencapai puncaknya.

Hingga beberapa saat kemudian Rangga pun mulai merasakan ada yang akan keluar dari dalam miliknya, Rangga sudah hampir sampai di puncak kenikmatan, ketika rasa itu hampir meledak, dia malah menghentikan aksinya.

"Ki ... sepertinya aku mau keluar," ucap Rangga dengan nada yang sedikit gemetar.

"Keluarkan saja, Mas di dalam," jawab Kirana.

"Kamu yakin?" tanyanya lagi.

"Iya - Mas, aku yakin, biarkan setelah ini semesta yang akan menunjukkan jalan, jika pada akhirnya nanti di sini tumbuh benih darimu maka aku akan mengejarmu, lihat saja aku pasti tidak akan melepaskanmu ... " ucap Kirana sambil tersenyum dengan tatapan yang sayu namun penuh keyakinan.

"Baiklah ... persetan dengan semua ini dan apa pun, kamu hanya milikku Kirana, hanya milikku, semoga setelah ini akan ada kehidupan di sini, dan aku bersumpah tidak akan melepaskanmu demi apapun juga," ucapnya seyakin itu.

Akhirnya Rangga meneruskan aksinya, mencumbui Kirana yang masih di bawah tubuhnya dengan begitu panasnya hingga mereka pun mencapai puncak kenikmatan bersamaan.

Rangga masih membiarkan miliknya tertanam di area sensitif milik Kirana, dan dimuntahkannya jutaan sper*a milik Rangga di dalam rahim gadis yang masih dalam kungkungannya ini, jauh dalam hati, Rangga berharap akan tumbuh kehidupan berupa buah cintanya di rahim Kirana, maka dengan begitu tidak akan ada satu pun yang bisa menghalanginya untuk memiliki Kirana seutuhnya, dia tidak peduli meski dia harus menjadi orang yang seegois ini.

Mereka masih terengah-engah selepas permainan panas mereka berdua tadi, sungguh permainan yang luar biasa menguras tenaga, Kirana begitu lelah hingga tubuhnya terasa lemas sebab mereka melakukannya lagi dan lagi.

Rangga beranjak dari tempat tidur, kemudian mengambil minum untuk Kirana.

"Ini minum dulu," katanya sambil mengulurkan gelas berisi air putih kepada Kirana.

Kirana pun bangkit mengangkat tubuh telanjangnya, dan meminum habis air minum yang dibawakan oleh Rangga.

Setelah itu dia merebahkan kembali tubuhnya di atas tempat tidur yang kusut akibat pergulatan panas mereka tadi, Rangga pun ikut merebahkan tubuhnya di samping Kirana, dan kedua tangannya meraih tubuh gadis itu untuk lebih mendekat kepadanya, kemudian dipeluknya Kirana dengan erat seolah tidak ingin dilepaskannya lagi.

1
Alphonse Elric
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Laura Rivera 🇨🇴❤️
Lucu banget! 😂
pelangisenja
sederhana dan ringan untuk dibaca, tapi serius ceritanya bikin salting sendiri 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!