Kejadian pada masa lalu diramalkan akan kembali terjadi tidak lama lagi. Tuan kegelapan dari lautan terdalam merencanakan sesuatu. Enam sisi alam dunia mitologi sedang dalam bahaya besar. Dari seratus buku komik yang adalah gerbang penyebrangan antara dunia Mythopia dan dunia manusia tidak lagi banyak yang tersisa. Tapi dari sekian banyak kadidat, hanya satu yang paling berpeluang menyelamatkan Mythtopia dari ramalan akan kehancuran tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fredyanto Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28: Keep fighting And Don't Fall!
Ada yang tugasnya berusaha mengalihkan tim lain, dan ada juga yang bertugas fokus menggapai ke tingkatan lebih tinggi lagi. Menuju ke puncak.
Perebutan bendera semakin sengit. Mereka saling melempar trik sihir. Tapi seperti sudah diperingatkan pada peraturan sebelumnya tadi, kalau mereka hanya boleh menggunakan sampai dua kali teknik sihir saja untuk per tingkat.
Jadi mereka tidak boleh melanggar dan jangan sampai malah tanpa disengaja melanggar.
"Biarkan aku yang mengatasi ini! Kalian teruslah!" Titah Crysella kepada dua lainnya. Tim nya dan tim dari kelas Penyihir; Raquel, Nova, dan Bridon berada memijak tingkatan dataran yang sama. Mereka mulai saling merebut wilayah.
Max dan Ruth pun pergi meninggalkan Crysella sendirian di sana. Pergi menuju tingkatan yang lebih tinggi lagi.
"Kami peringatkan kau untuk minggir!" Ancam mereka bertiga. Tapi Crysella tidak merespon_ Hanya berdiri dengan anggun dan bersiap dengan trisulanya. Dan ketiga dari kelas Penyihir balas bersiap dengan tongkat sihirnya.
Sedangkan dari tim Bangsawan sedang berhadapan dengan tim Peri. Dan mereka menggunakan teknik yang sama. Pengalihan. Sebagian terus menaiki tingkat yang lebih tinggi.
"Ini kesempatan kita!" Seru Clover. Memandang kebanyakan anggota dari tim lain yang sedang sibuk saling bertarung.
Melody, Clover, dan Siera bergegas cepat beralih pijakan demi pijakan.
Tapi baru melompat ke beberapa pijakan... Srak! Kaki ancang-ancang memblokir. Dua anggota dari tim Mermaid menyusul mereka. Max dan Ruth mengintimidasi.
"Pergilah!" Siera berdiri memampang di depan Melody dan Clover. "Apa kalian tuli?! Aku bilang pergi!!" Desaknya lagi.
"Ayo!" Clover menarik tangan Melody menjauh.
Kembali pada yang satu lawan tiga tadi...
"Kami sarankan kau menyerah! Melompat saja ke bawah sana seperti sekor lumba-lumba!" Ledek Raquel. Dia dan dua rekan dari kelas Penyihir terus menembaki Crysella dengan lesatan energi sihir dari tongkat mereka.
Crysella lebih sering menghindar dan menangkis dengan trisula merah muda metaliknya.
Sudah cukup lama mereka mengeroyok dan mendesaknya, tapi Crysella sedikitpun tidak terlihat terengah-engah. Dia masih lihai menangani setiap serangan.
"Jika seperti ini terus kita akan tertinggal!" Ucap Bridon kepada yang lain.
"Semua! Bersama-sama satukan kekuatan kalian!!" Seru perintah dari Bridon. Sihir mereka terkumpul dan menjadi satu. Lalu mereka mengarahkan kepada Cyrsella seperti laser yang terus menerus menekan tanpa henti.
Crysella sigap memutar kencang trisulanya_ membuat putaran prisai. Dia berusaha kuat menahan serangan mereka bertiga yang semakin kuat mendorongnya. Kakinya mulai semakin bergeser mundur.
"Jatuhlah!!" Seru Bridon. Crysella sudah sampai di pinggir tepi dataran. Raquel, Nova dan Bridon semakin dekat dengannya.
Sudah berjarak dekat dengan kekuatan yang terus menekan di tengah-tengah mereka... "TAANG!" Ketiganya serentak langsung mengayunkan tongkat sihirnya pada Crysella.
Kesempatan walaupun hanya sepersekian detik, tapi Crysella memanfaatkan jeda waktu tipis itu dengan baik dan tepat. Dia berhasil menangkis ketiganya.
"Bagaimana dia bisa sekuat ini?!" Ucap samar Raquel kepada kedua rekannya. Mereka berusaha menekan tangkisan trisulanya tapi hampir tidak bisa.
Justru sebaliknya. Merekalah yang mulai semakin terdorong.
Sraaak....
Kaki mereka terus tergeser ke belakang. Sambil terus mendorong mereka langkah demi langkah... Crysella tertawa lepas seperi orang gila.
Sudah berada di pinggir ujung dataran di belakang mereka, Raquel, Nova, dan Bridon sejenak menoleh kebelakang. Melihat arah bawah ketinggian.
"Melompat lah Lumba-lumba!" Crysella tersenyum miring. Dia lalu menghantam sekali tongkat-tongkat mereka dengan Trisulanya. Mengayunkannya dengan begitu kuat.
Itu membuat ketiga tongkat sihir mereka mengeluarkan percikan. Cahaya batu kristal pada ujung tongkat mereka juga berkedip-kedip beberapa kali memudar.
Belum sampai disitu, "BlASH!!" Crysella mengetuk bagian bawah trisulanya begitu kuat pada dataran. Hempasan kuat menerjang ketiganya. Dan sisi yang di pijak mereka runtuh.
Mereka bertiga pun langsung terjatuh dari ketinggian dataran tingkat lima. Yang sedang menonton dari bawah sana tercengang.
"Ayolah ayolah ayolah!!" Mereka berusaha menggunakan tongkat sihirnya. Tapi itu seakan seperti benda elektronik yang mengalami konslet atau keruskan.
Sampai akhirnya dua dari mereka terjatuh menyebur ke danau di bawah sana. Hanya Nova yang selamat dari jatuhnya mereka. Beruntung tongkat sihirnya kembali berfungsi, jadi dia dapat menggunakan kemampuan telekinesisnya.
Tubuhnya mengambang tanpa pijakan. Mendongak_ Matanya menyipit tajam ke atas.
Itu belum berakhir. Dirinya akan kembali ke atas sana dan membalas.
"Ini mustahil! Bagaimana Mermaid bisa sekuat itu?!" Kepala Raquel dan Bridon keluar ke permukaan. Mereka bisa saja kembali ke atas sana untuk membantu satu rekannya. Tapi tongkat sihir mereka mengalami kerusakan dan akhirnya itu lenyap bersamaan dengan perubahan pada tampilan mereka. Kembali pada seragam akademi.
Butuh waktu untuk memulihkan jimat mereka. Jadi percuma saja jika mereka berusaha ikut bergabung dalam pertandingan. Yang lain mungkin sudah lebih dulu merebut benderanya.
Sedangkan di situasi yang lain... Melody bertemu dengan dua anggota dari tim Peri dan satu dari tim Bangsawan. Dan salah satu dari tim Peri ada keberadaan si Abigail. Tidak menyangka mereka akan saling berhadapan, walaupun dari mereka berdua sendiri tidak menginginkan itu.
Pertarungan antar tiga tim terjadi.
"Jangan khawatir! Aku akan pelan-pelan kepada kalian!" Eric Meniup poni rambutnya. Walaupun dia disana hanya sendiri dari kelas kerajaan, tapi dia sedikit meremehkan lawan-lawanya yang wanita.
Saling diam fokus memperhatikan satu sama lain seperti aksi Wild West... Clover sedikit melirik kepada Melody di sampingnya. Dia ingin melakukan sesuatu.
Lalu dari balik kedua lengan tangan seragamnya, muncul cepat tanaman yang langsung menjerat mengikat tubuh Eric dan Luna. "Sekarang!" Suruh Clover. Melody pun langsung berbalik pergi dan langsung melompat ke tingkatan delapan dan sembilan.
Abigail mengejar tepat di belakangnya.
Sedangkan yang masih di tingkat keenam, Siera masih berhadapan dengan Max dan Ruth. Dia melakukan perubahan tahap pertama. Memperbesar lebar sepasang sayapnya. Dan ekornya sempat mengikat dan mencambuk mereka.
"Kekuatan lautan!" Max membuat putaran air dan menghempasnya pada sebelah sayap Siera. Dan Siera terlempar ke satu tingkat lebih bawah. Punggungnya sampai membentur cukup keras.
Melompat menghampiri ke tingkat bawah sana, "Underground ternyata tidak sekuat yang aku kira ya!" Menodongkan Trisula ke arah wajahnya. Siera hanya terbaring sambil menatapnya tajam. Samar menggeram.
"Aku tahan dia disini!" Ucapnya kepada Ruth yang masih di atas sana. Menyuruhnya pergi mengejar yang lain.
Dan tanpa mengatakan apapun, Ruth lalu pergi.
"Haha! Kau iblis yang cantik! Tapi kau tidak akan...
Belum selesai mengucapkan baris kalimat mengintimidasinya, Max, sontak terpaku ketika Siera melakukan sesuatu dengan matanya. Matanya memancarkan pancaran yang aneh_ membuat pikiran Max mulai terhanyut.
"Hai tampan!... Jatuhkan senjatamu!" Suaranya lembut menghanyutkan_ terasa merasuki sampai ke dalam hatinya.
Tangan Max melonggar. Dia melepas jatuhkan Trisulanya.
"Sekarang mendekatlah!" Ucapnya lagi. Max menurut. Ekspresinya hampir datar dengan warna mata yang berubah sama seperti pengaruh mata Siera.
"...Lebih dekat!"
Sudah dekat hidung bertemu hidung... "RAAAAAGKH..!!" Siera langsung menyeringai saat bibirnya hampir menyentuh. Menunjukan jejeran gigi dan taring tajamnya dengan suaranya yang mengerikan tapi tidak semengerikan seperti banshee. Dan Max sontak tersadar dan terkejut.
Saking terkejut dan tidak tahu apa yang terjadi baru saja... Max spontan melompat cepat mundur_ menjaga jarak dari Siera. Kakinya kehilangan keseimbangan tepat di pinggir.
Di tengah berusaha agar dirinya tidak terjatuh... Ting! Siera bangkit mendekatinya dan menyentuh dadanya hanya dengan ujung telunjuk.
Max pasrah. Keseimbangannya kacau dan dia terjengkang ke belakang. Jatuh dari ketinggian dan terjebur ke kolam danau di bawah sana... bertemu dengan yang lainnya yang untuk sejenak masih mengapung di permukaan.
"Selamat bergabung sobat!" Sambut Bridon.
Kembali pada yang di paling atas dan hampir tiba di puncak... "Wruuush!" Hempasan angin dari arah belakang Melody. Membuatnya tergelincir dan hampir terjatuh. Tapi tangannya berusaha bertahan pada pinggir dataran tingkat ke sepuluh.
"Oh astaga!" Abigail spontan menutup mulut. Dia langsung bergegas menghampiri Melody dan berusaha menolongnya.
"Maafkan aku! Itu sayapku!" Ucap Abigail sambil mengulurkan tangan kanannya ke bawah. Berusaha menarik kembali Melody ke atas. Sayapnya kembali melakukan hal yang padahal tidak diinginkannya.
"Jangan Abigail! Aku bukan tim mu!" Melody menggeleng. "Mereka akan mendiskualifikasi kau dan seluruh tim mu jika kau membantuku!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...