NovelToon NovelToon
The Chosen One

The Chosen One

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi
Popularitas:272
Nilai: 5
Nama Author: Irvan Al-Lana

Seorang laki-laki berumur 15 tahun yang Ingin membalas kan dendam nya kepada para iblis yang telah membunuh kedua orang tua nya, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun sihir yang dapat membinasakan para iblis, namun semua itu berubah karna kehadiran kakek kakek misterius

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irvan Al-Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 : Perjalanan Menuju Tempat Latihan

"buset lamanya ni anak ngambil baju doang, mau berapa lama lagi aku mau menunggu" kata kakek dengan kesal.

tidak lama kemudian Radit datang dengan membawa tas dengan barang yang besar bahkan sangat besar, tas itu hampir dua kali ukuran tubuhnya, kakek terkejut sekaligus tercengang dengan apa yang terjadi.

"eh kunyuk apa-apa saja yang kau bawa ha?" tanya kakek dengan heran.

"panci, sudip, sendok, garpu, kompor, baju-bajuku, celana, selimut, bantal, kasur, mie instan, beras, bumbu dapur, dan banyak lagi, kalo di sebut satu-satu bisa-bisa satu episode isinya nyebutin isi tas doang ini" Ujar Radit.

"emangnya kau mau minggat dari rumah haa?, sekalian aja rumah kau ikut dibawa kok tanggung-tanggung" Ujar kakek dengan kesal. "orang kemah aja gak begini juga sampe bawa kasur segala" ucap kakek lagi.

"wah ide bagus, tapi sepertinya rumah terlalu berat dan gak muat juga kalau dimasukin ke dalam tas, kebesaran." katanya dengan santai.

Kakek terdiam terpaku dengan Kebodohan radit yang terlalu mutlak.

"Mengapa aku bisa dapat murid anomali seperti ini" Ucap kakek seolah meratapi nasibnya.

"sekarang kau bawa kembali barang barang tidak bergunamu ini seperti isi kepalamu, dan bawa barang yang penting saja seperti baju dan celana"

"tapi semua benda ini berguna" ucap Radit.

"cepat!, bawa barang-barang yang gak berfaedah ini kembali ke rumah mu" bentak kakek dengan sangat marah.

"contoh barang yang penting apa saja kek?" tanya Radit dengan polosnya, entah itu polos atau kebodohan yang haqiqi.

"bawa saja pakaianmu dan peralatan mandi" ucap kakek sudah mulai lelah dengan sikap radit.

"jadi bagaimana dengan makanan kita?"

"kita akan berburu hewan liar di hutan" ucap kakek.

"apa halal?" Tanya Radit.

"ya kita cari yang halal lah kocak" Ucap Kakek.

"lantas bagaimana kita memasaknya jika tidak ada kompor?" Tanya Radit lagi

"kita akan makan mentah-mentah" Jawab kakek sedikit menggoda Radit.

"Skip, mending aku makan sayuran doang" ucap Radit sedikit kecewa.

"hahaha mana mungkin kita makan daging mentah, aku hanya sedikit menggoda mu saja, kita akan buat api dengan pemantik api"

"Dari mana kita mendapatkan pemantik api?" Tanya Radit lagi dan lagi, kebanyakan nanya.

"Nanti kita menebang kayu terlebih dahulu, lalu buat crafting table, buat pic Axe, lanjut kita menjelajahi Gua mencari Iron ore, Buat tungku, cari Coal, masak iron ore jadi Iron, Lalu mencari batu Api di tumpukan kerikil menggunakan shouvel lalu, lalu tinggal di crafting dan taraa jadi lah pemantik api, selanjutnya kita cari diamond, Mengambil Obsidian, buat portal ke nether, cari emas, barter emas ke piglin sampai dapetin ender pearl, lalu pergi ke nether fortres cari blaze ambil stiknya, ubah menjadi blaze powder, gabungkan dengan ender pearl, lalu tadaaa jadilah ender eye, kembali ke Overworld, lempar lalu ikutin kemana arahnya, lalu gali ke bawah tanah sampai jumpa stronghold, letakkan mata eye di portal end, masuk ke dalam, kalahkan ender dragon, ambil elytra dan tamat" Begitu panjangnya cerita kakek Shin.

"Apa apaan itu emangnya kita sedang main minecraft?, btw bedrock atau Java?" Tanya Radit.

"Makanya jangan banyak Tanya, sudah cepat antarkan kembali sampah sampah mu ini kembali ke rumah mu". Ucap kakek Shin.

"iya iya ini juga mau di antar pulang ke rumah". ucap Radit, lalu Radit berdiri mengangkat tas yang lebih besar dari pada tubuhnya itu berjalan kembali pulang dengan wajah lesu.

"cepat woi! jangan pake lama" teriak kakek kepada Radit. "haaah....,(menarik nafas panjang) "nunggu lagi nunggu lagi, berapa lama lagi mau di tunggu". ucap kakek dengan lesu.

setelah Radit kembali dengan tas yang lebih kecil mereka memulai perjalanan ke tempat latihan yang cukup jauh, mereka melewati lembah, mendaki gunung, menyebrangi lautan, semua rintangan di hadapi demi sampai ke tempat latihan, sudah sangat lama mereka berjalan dan hari pun sudah mulai gelap.

"aduh berapa lama lagi kita mau berjalan kek, kaki seperti udah mau patah dan hari juga udah malam mana di tengah hutan lagi, jauh dari penginapan" Ujar Radit mengeluh.

"gausah lebay, kau pikir kau aja yang penat? aku pun penat juga". ucap kakek.

"kakek penat je, aku haus sekali" ujar radit dengan wajah yang sangat kehausan.

lalu tiba tiba datang seorang bapak-bapak menunggangi sepeda motor sambil membonceng seekor monyet yang membawa kelapa beserta sedotan yang di sedot nya dengan sangat nikmat.

"sudah lah kita bermalam disini saja"

"hah? bermalam disini? kakek serius? tanya Radit.

"kau memilih bermalam disini, atau tirai nomor 2?"

"apa coba?, makin nguwaor anjir ceritanya" ujar radit cemberut.

"emangnya gak bahaya kalo bermalam disini? sudah banyak nyamuk, lagi pula dari tadi saya mendengar suara-suara yang aneh, jadi makin seram" Ucap Radit ketakutan.

"mungkin cuma suara hewan buas atau monster" Ujar kakek semakin menakuti Radit.

"jangan bilang gitu dong, jadi makin takut nih" ucap Radit dengan kesal sekaligus menggigil ketakutan.

"ayo kita buat api unggun" Ucap kakek.

kemudian mereka mengumpulkan beberapa batang kayu dan ranting pohon untuk di gunakan sebagai api unggun setelah terkumpul beberapa kayu, kakek lalu menghempaskan sebuah batu hitam pekat ke sebatang besi kecil, sehingga menciptakan percikan api. namun tidak semudah itu untuk membuat api, butuh waktu yang cukup lama agar ranting-ranting kering itu dapat terbakar.

"akhirnya jadi juga api unggun kita" ucap kakek dengan puas.

"oh iya saya lupa" Radit mengeluarkan sebuah korek api. "saya lupa kalo bawa korek api hehe" Ucapnya dengan senyuman kecil tanpa ada rasa bersalah sedikit pun.

kakek termenung melihat ulah Radit kemudian berkata "kenapa gak dari tadi kau bilang ada korek api kocak!" teriak kakek dengan kesal.

"kau lihat nih tangan ku sampe memar terkena batu" lanjut kakek sambil menunjukkan tangannya yang agak memerah dan keriput.

"keriput nya ga usah di jelasin juga lah kocak" Ucap kakek kepada autor.

"Ya kakek kan emang udah tua"(Autor).

"hehe aku lupa kalau bawa korek Api, wajar lah manusia bukan nabi boy" ujar Radit lalu tangan kakek melayang ke arah wajah nya.

"plakkkk!!!"

"yasudahlah, yang sudah terjadi biarlah terjadi" ucap kakek dengan lembut.

kemudian mereka duduk di dekat api unggun sambil menatap bintang di langit tanpa adanya sepatah kata yang keluar dari mulut mereka, tidak lama kemudian suasana terasa sepi dan membosankan.

"sepi banget malam ini bosen banget, jadi pengen berbuat keributan" Ucap Radit.

"kau berandalan kah?" Tanya kakek.

"apa karna di dalam hutan ya makanya sepi, kakek tolong ceritakan kisah hidup kakek dan mengapa bangsa iblis bisa muncul ke dunia" Tanya Radit kepada orang yang sudah tua itu.

"baiklah sebelumnya, bisa gak gausah di ceritain kalau aku itu tua? aku emang tua jadi gausah di ceritain".

"Sadar kek kau itu emang sudah tua" Ucap autor.

"oh iya aku belum memperkenalkan namaku kan, namaku adalah Shin, waktu masih muda aku juga sepertimu hanyalah manusia biasa yang tidak mempunyai kekuatan ataupun kelebihan, layaknya manusia yang di beri anugerah oleh Tuhan, dan iblis juga sudah muncul ketika aku belum lahir, dan ambisiku dulu ingin melenyapkan para iblis di muka bumi ini tidak pernah pudar, karna tujuan utamaku adalah membalaskan dendam kedua orang tuaku kepada para Iblis" ucap kakek Shin.

"membalaskan dendam orang tua kakek?" tanya Radit heran.

"iya, sama denganmu Nak, orang tuaku juga terbunuh oleh iblis dengan sadis, aku takkan melupakan kejadian itu, sungguh menyayat hati jika di ingat, iblis! makhluk yang tidak mempunyai hati tidak mempunyai perasaan, mereka hanya makhluk biad*b yang senang membunuh. mereka membunuh, menyiksa dengan brutal, hanya untuk kesenangan mereka, dan untuk menguasai dunia. mereka..., mereka semua harus lenyap dari muka bumi ini demi menciptakan dunia yang damai" kata kakek Shin dengan serius.

"lalu bagaimana cara kakek mendapatkan kan kemampuan untuk membunuh iblis?" tanya Radit lagi.

"dengan latihan, aku berlatih kepada seseorang, dia lah yang mengajarkanku cara bertarung dan cara menggunakan Mana".

"setelah di pikir-pikir kalau mendengar kata Mana, aku jadi teringat, mirip mobile legend ya? " potong Radit bingung.

"yaa emang mirip, autor nya ni malas mikir gak kreatif". Ujar kakek Shin.

"baiklah ku lanjutkan, guruku mengajarkanku cara menggunakan Mana dan cara mengumpulkannya. aku berlatih selama 5 tahun agar bisa menjadi seperti sekarang, namun setelah membunuh banyak iblis tujuanku hampir pupus dan sirna, membalaskan dendam? kepada siapa aku harus membalaskan? sedangkan jumlah iblis terlalu banyak. Tapi walaupun begitu aku tetap tidak mau menyerah, aku akan terus memburu semua iblis yang ada di muka bumi ini".

"apakah kita bisa kek?" tanya Radit kepada kakek.

"mudah mudahan saja bisa, jika kita terus berusaha dan pantang menyerah, kita pasti bisa" jawabnya dengan penuh semangat sambil mengangkat tangan kiri nya ke atas seperti layaknya pak kumis.

"siap menginvasi?, bercanda".

"baiklah cukup ceritanya cepat tidur agar kita bisa melanjutkan perjalanan besok ke tempat latihan" ucap kakek Shin "tidurlah cepat biar aku yang berjaga, oh iya jangan lupa buat lingkaran" lanjutnya lagi.

"hah? untuk apa?" tanya radit heran.

"agar tidak di serang beruang laut".

"beruang darat gak sih?, kan kita gak lagi di lautan. baiklah aku tidur duluan kakek, selamat malam" Ucap Radit, kemudian membentang kan sebuah alas untuk tempatnya tidur.

Radit memejamkan matanya kemudian langsung tertidur mungkin karna lelahnya perjalanan jauh menuju tempat tujuan. keesokan harinya Radit terbangun dan melihat kakek yang masih berjaga.

"kau tidak tidur kakek?" tanya radit.

"hah tidur?, cih..., tidur hanya untuk orang lemah" Ucap Si tua bangka itu.

"Wah makin lama makin ngelunjak kau ya, mentang mentang autor, gada sopan santun nya sama orang tua"

"Bercanda kek" (Autor).

"wah..., kakek hebat, baiklah sekarang ayo kita lanjutkan perjalanan kita kakek, kakek?"

kakek Shin terdiam tidak menjawab Radit, setelah Eadit memperhatikannya ternyata kakek Shin tertidur sambil terduduk.

"Tadi katanya tidur hanya untuk orang lemah?" ucap radit sambil tertawa kecil.

tapi wajarlah kakek Shin sudah tua, butuh istirahat yang cukup, setelah kakek Shin terbangun mereka kembali melanjutkan perjalanan ke tempat latihan. setelah lamanya menempuh perjalanan yang panjang, akhirnya mereka sampai di sebuah rumah yang dekat dengan air terjun.

"akhirnya sampai juga kita di rumahku" ucap kakek Shin.

"ini rumah kakek?, jadi aku akan berlatih di rumah kakek?" tanya Radit.

"memangnya mengapa kalau di rumahku?, tempat ini sangat cocok untuk di jadikan tempat latihan" Ujar kakek Shin.

"kata siapa?" Ujar Radit.

"kata ku tadi barusan, kau budek ya?" Jawab kakek Shin.

"karna hari sudah mulai gelap kita tidur terlebih dahulu" lanjut kakek.

"heran ini novel isinya tidur terus, kenapa tidak sekarang saja kita latihannya sudah gak sabar nih mau latihan" ucap Radit dengan penuh semangat.

"karna perjalanan jauh tadi mungkin membuat tubuh mu kelelahan, jadi biarkanlah tubuh mu beristirahat, besok pagi latihan akan di mulai, latihannya akan sangat berat dan sulit jadi persiapkan tubuh mu dengan baik.

To be Continued.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!