NovelToon NovelToon
Transmigrasi Negeri Duyung

Transmigrasi Negeri Duyung

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / TimeTravel / Romansa Fantasi / Time Travel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Pena Fantasi

Xaviera marcella, Remaja usia 17 tahun harus menerima nasib yang buruk. di mana dia tinggal di panti asuhan, selalu dibully dan dijauhi. ia tumbuh menjadi gadis yang pendiam. suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan gadis cantik yang meminta pertolongan padanya. itu berlangsung sampai beberapa hari. di saat ia sedang mencari tahu, tiba-tiba kalung permata biru peninggalan ibunya menyala dan membawanya masuk ke sebuah dimensi dan ia pun terhempas di jaman peradaban. hari demi hari ia lalui, hingga ia bertemu dengan gadis yang ada di mimpinya. ternyata gadis tersebut merupakan seorang putri dari negeri duyung. ia pun dijadikan pengawal utama untuk melindungi putri duyung itu.

gimana kisah selanjutnya? akankah Xaviera mampu menjaga putri duyung itu? ikuti kisah selanjutnya hanya di sini🥰
NO PLAGIAT!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Fantasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali kesurupan

Xaviera menyunggingkan senyumnya karena berhasil membunuh 2 monster yang tadi berhadapan dengannya. para monster yang lain terkejut ketika melihat rekannya sudah tergeletak dengan tubuh yang terbelah. mereka memandangi Xaviera yang baru saja membalikkan badannya menatap mereka semua.

"Keparat kau!!! kau sudah membunuh mereka, akan kubalas kau!! HRAAAAAA!!!!!"

Ketiga monster itu menggabungkan sihir mereka dan menyerang pertahanan Debbara yang masih melindungi Xaviera di dalamnya. Debbara masih berusaha menahan sihir mereka dengan sekuat tenaga. wajahnya sudah berkeringat menahan sihir mereka yang besar. kakinya sudah mulai terdorong ke belakang dan perisainya terlihat sudah ada retakan kecil akibat serangan mereka yang beruntun.

"Eu... mereka... kuat sekali.. aku-..." ucapan Debbara terhenti sebab ia masih menahan serangan ketiga monster itu, lalu retakannya mulai melebar sehingga perlahan perisai itu pun mulai hancur.

"Hraaaaa!!!!"

"Aaaaaaa!" Debbara terpental ketika pertahanannya pecah dan terkena hembusan angin yang kuat. Xaviera yang melihat Debbara akan terjatuh, ia pun berlari ke arahnya untuk menolongnya. ia berlari sembari menaruh pedangnya pada tempatnya. "Debbara!!" Xaviera menggunakan kecepatannya secepat kilat sehingga ia sudah berdiri di belakang Debbara dan menangkap tubuhnya. ia menahan tubuh Debbara serta membuat perisai untuk melindungi keduanya dari benda-benda yang beterbangan akibat serangan tadi.

"Perisai... Haaaaa!!!" kali ini giliran Xaviera yang melindungi Debbara dengan memasang perisai untuk melindungi keduanya. hembusan angin itu masih sangat kuat, dan banyak benda-benda mengarah pada mereka. Xaviera masih bisa menahan perisainya dan terbukti jika mereka berdua aman tidak terkena benda-benda yang melayang. terlihat angin sudah berhenti dan benda-benda sudah mulai terjatuh ke tanah. serasa sudah aman, ia melepaskan perlindungan, tak lupa membantu Debbara untuk berdiri tegak.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Xaviera khawatir.

Debbara menghela nafas lelahnya lalu ia menatap Xaviera sembari menampilkan senyum tipisnya, "Iya, aku tidak apa-apa. terima kasih..."   mereka kembali berdiri sejajar menatap ketiga monster yang masih tersisa. para monster itu masih memandangi mereka berdua dengan wajah menyeramkannya. Xaviera sedikit mendekatkan dirinya pada Debbara agar bisa berbicara dengannya.

"Apa kau masih ada sisa energi Debbara?"

"Ya, tapi aku tidak tahu apakah energiku cukup untuk melawan mereka bertiga. kita harus lebih berhati-hati melawan mereka."

"Baiklah, aku akan menyerang mereka kembali dan kamu tetap di belakangku." Xaviera kembali maju beberapa langkah lalu mulai mengeluarkan pedangnya kembali dan keduanya kembali menyingkronkan kekuatan mereka. seketika permata mereka kembali menyala namun yang anehnya tidak seterang pertama sebab energi mereka sudah terkuras. Xaviera kembali membaca mantra untuk menampilkan selimut biru pada pedangnya. kali ini, ia mulai menyerang kembali.

"Haaaaaaaaa!!!"

"Hraaaaa!!! habisi dia!!"

"Hraaaa!!"

Para monster itu kembali maju berlari ke arah Xaviera. dengan cepat ia mulai mengayunkan pedangnya dan mengenai tubuh mereka, "Haaaaa!"

Srek...

"Haaaaaa!!! sialan kau!!" salah satu dari mereka meringis kesakitan sebab terkena terkena tebasan pedang. Xaviera mundur beberapa langkah menjauhi sedikit dari jangkauan mereka. lalu kedua monster itu maju dan mulai menggunakan sihirnya. Xaviera pun tidak lengah dan mulai membacakan mantra yang akan mengeluarkan sihir.

"Haaaa!!!!!" Xaviera mulai menyerang mereka dengan mantra sihirnya, tak ingin ketinggalan Debbara pun mulai mengeluarkan sihirnya membantu Xaviera. lalu sihir biru keunguan mulai terlihat menyerang monster itu menambah pertahanan mereka. masing-masing mereka masih beradu kekuatan sihir. Xaviera berusaha menahan serangan kedua monster dan menambah kekuatannya. tubuhnya sudah mulai berat akibat sihir monster itu, namun dengan keteguhannya tiba-tiba saja kalungnya bersinar lebih terang dan menambah sihirnya. sebagai sentuhan terakhir, ia meng-push kekuatannya jauh lebh besar dari yang sebelumnya.

"haaaa..... HAAAAAA!!!!"

HWAAAAAAA!!!!!

Akibat ia meng-push kekuatan sihirnya membuat kedua monster itu tidak bisa menyerangnya dan sihir mereka bisa dihentikan. namun mereka masih bisa bertahan dari serangannya tersebut. kedua monster itu kembali melayangkan kekuatan sihirnya, namun kali ini Xaviera mengeluarkan perisai khasnya yaitu perisai warna biru pekat yang memiliki banyak keistimewaan. tak lupa ia juga melindungi Debbara agar tidak terkena srangan tersebut. seketika, sihir para monster itu mulai menyerang perisainya.

Awalnya mereka senang sebab sihir mereka mengenai target, namun tak lama wajah mereka berubah terkejut saat melihat ternyata sihir mereka terserap oleh perisai itu. kedua monster itu pun berusaha menghentikan sihirnya namun tidak berhasil. kekuatannya terus tersedot hingga kedua monster itu merasa energinya berkurang karena sihirnya terserap. disebabkan eneri yang berkurang, mereka pun menjatuhkan diri ke tanah sebab energi keduanya sudah terkuras habis.

Weskail yang mengawasi mereka nampak terkejut melihat gadis itu mampu menyerap sihir melalui perisai buatannya. yang mampu menyerap sihir hanyalah perisai legenda yang sudah lama menghilang dari peradaban. bagaimana gadis itu mendapatkannya? Wekail masih tercengang melihat fenomena tersebut. Xaviera yang melihat dua monster itu kelelahan sebab energinya terserap oleh perisainya hanya menyunggingkan senyumnya. lalu ia pun menghentikan pertahanannya. rupanya sihir yang terserap berubah menjadi energi alami tubuh, Xaviera merasakan tubuhnya kembali segar seperti awal pertarungan. Debbara yang melihat kedua monster itu keelahan serta satu monster sedang menahan sakit akibat tubuhnya terbelah dan tidak bisa memulihkan badannya. ia memegangi bahu Xaviera dan memerintahkannya agar cepat bertindak.

"Xaviera, ini kesempatanmu... habisi mereka!'

Dengan wajah tegas, Xaviera mengangguk. kali ini ia pasti akan menghabisi mereka. energi yang dirasakannya full memenuhi badannya. lalu ia mengeluarkan pedangnya kembali dan terlihat selimut biru pedang itu sangat pekat tanda itu sangat amat tajam. dengan tatapan dinginnya, ia segera mengambil ancang-ancang untuk menghabisi mereka. secepat kilat, Xaviera berhasil berada di depan mereka dan menusuk salah satu monster itu dengan pedangnya tepat dijantungnya.

BHuuuffff...

Monster itu membulatkan matanya, mulutnya keluar darah amat banyak. lalu ia pun terkapar tidak berdaya akibat serang Xaviera tersebut. pedangnya itu mampu menghentikan regenerasi monster itu sehingga tidak bisa memulihkan badannya. lalu Xaviera berpindah tempat dengan cepat mengarah pada monster yang masih hidup namun tak bisa bergerak akibat tubuhnya terbelah. terliha mata monster itu terbelalak melihat Xaviera ada di depannya.

"k-kkau?"

Xaviera dengan mata tajamnya mulai mengayunkan pedangnya ke atas, "Matilah..." mendadak monster itu meliht ada sosok besar di balik tubuh Xaviera namun ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu. lalu gadis itu tidak ragu mulai menyerang monster itu dengan mengayunkan pedangnya mengarah pada jantungnya. "Haaaaaaa!"

Jleb.

Pedangnya sudah tertancap pada tubuh monster itu, seketika monster itu pun muntah darah seperti sebelumnya. sebelum menutup matanya, ia kembali melihat wajah Xaviera yang nampak asing. ya itu adalah wajah sosok besar yang dilihat oleh monster itu. lalu matanya pun tertutup kemudian mati. setelah mengetahui monster itu telah tiada, ia pun mencabut pedangnya. hanya tersisa 1 monster lagi dan iapun sama dalam keadaan lemah akibat energinya terserap. ia menggeram marah melihat keempat kawannya telah mati oleh gadis itu.

"Keparat kau!!! kau telah membunuh semua temanku!! kau harus membayarnya!" murka monster itu. dengan sisa energinya ia berdiri semampunya. lalu ia mulai membaca mantranya mengeluarkan sebuah senjata yang sudah dibekali gurunya jika mendapatkan lawan yang lebih tinggi sihirnya. senjata yang dikeluarkan oleh monster itu berupa rombak yang berbentuk seperti ular namun ujungnya sangat runcing. melihat monster itu mengeluarkan senjata, Xaviera pun bersiap untuk menyerangnya.

ia pun berlari membawa pedangnya untuk menyerang monster itu dan menghancurkan tombak itu. namun monster itu melempar lebih dulu tombak tersebut. kecepatannya sangat tidak di prediksi, Xaviera berusaha untuk membelah tombak tersebut, sudah ada di depan matanya dan mulai mengayunkan pedangnya untuk membelah tombak tersebut.

"Haaaaaaaa!!"

Jleb.

Saat hendak mengayunkan pedangnya, justru tombak itu sudah menancap di tubuh Xaviera tanpa di sadari. semua mata mengarah padanya. Debbara terlihat terkejut, naun monster dan weskail yang berada di luar istana tersenyumm miring sebab gadis itu sudah terkena tombak sihir yang amat kuat. Xaviera pun terkejut sebab tiba-tiba saja tombak itu sudah tertancap di tubuhnya. ia pun menjatuhkan pedangnya dan mulai mengeluarkan reaksi muntah darah.

Bhuakhhhh..

"Xaviera!!!!!"

Tubuh Xaviera berangsur turun ke tanah, Debbara ingin mendekat namun tak di sangka Xaviera ternyata membuat perisai agar dirinya tidak bisa maju ke depan menghadapi mereka. "Sial! Xaviera!!!!!" teriaknya sepenuh tenaga. wajah Debbara sangat khawatir melihat  tubuh Xaviera yang tidak berdaya karena terkena tombak. lalu air matanya pun terjatuh dan baru pertama kali ia merasakan cemas, khawatir dan sedih melihat Xaviera dalam keadaan seperti ini.

Monster itu pun tersenyum ketika tombaknya mengenai target, ia merasa sudah berhasil membunuhnya sebab tombak itu bukan sembarang tombak melainkan tombak yang terdapat bisa ular mematikan. melihat Xaviera tidak bergerak membuat monster itu berani mendekat secara perlahan. namun baru beberapa langkah, ia berhenti ketika melihat tubuh Xaviera kembali bergerak. Debbara pun terkejut begitu juga dengan weskail yang tidak percaya Xaviera masih bisa bergerak. perlahan gadis itu mulai menunjukkan wajahnya. giginya menggeram, wajahnya memerah dan yang terbaru...

Bola matanya berubah menjadi biru terang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!