NovelToon NovelToon
Menanti Cahaya Diujung Kesedihan

Menanti Cahaya Diujung Kesedihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Meindah88

Asmaralda, seorang gadis buta yang penuh harapan menikah dengan seorang dokter. Suaminya berjanji kembali setelah bertemu dengan orang tua, tapi tidak kunjung datang. Penantian panjang membuat Asmaralda menghadapi kesulitan hidup, kekecewaan dan keraguan akan cinta sejati. Akankah Asmaralda menemukan kebahagiaan atau terjebak dalam kesepian ???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.18

Dalam keheningan malam yang sunyi, seorang wanita bernama Ralda sibuk mempersiapkan pakaian yang akan dibawanya pergi. Meskipun dalam keterbatasannya, ia mampu menyiapkan segala keperluannya dengan cekatan dan teliti. Di dalam hatinya, ia merasa bersyukur karena Paman Bram sudah bertekad membawanya ke luar negeri demi melakukan operasi mata agar ia bisa melihat kembali. 

Setelah beberapa hari memikirkan tawaran sang paman, akhirnya Ralda setuju mengikuti keputusan Bram. Apa yang dilakukan paman Bram adalah untuk kebaikan semua orang termasuk dirinya sendiri.

"Apa rasanya bisa melihat dunia lagi, setelah sekian lama hidup dalam kegelapan?" gumam Ralda dalam hati. 

Rasanya hampir tak terbayangkan, setelah sekian tahun ia hanya mengenal dunia lewat suara, sentuhan, dan aroma. Tidak sabar rasanya ingin segera merasakan keajaiban itu.Ralda tersentak ketika mengingat perjuangan Paman Bram dan Tante Alena yang begitu tulus demi masa depannya. Air mata kesyukuran mulai mengalir dari kelopak matanya yang tertutup rapat. Ia menghela napas dalam-dalam, kemudian meneguk nafas sambil berbisik.

"Terima kasih, Paman Bram. Ralda tidak akan menyia-nyiakan kebaikan dan pengorbananmu ini. Saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk meraih sukses setelah bisa melihat kembali nanti. Saya akan berusaha membahagiakanmu dan keluarga kita."

Tiba-tiba, ia teringat tentang bayi yang masih bersemayam di dalam kandungannya. Tangan lembutnya mengusap perut dengan penuh kasih sayang, sementara senyum tipis merekah di bibirnya. 

"Mama berharap bisa menyaksikan saat kamu melihat dunia untuk pertama kalinya, Nak. Betapa mama mendambakan untuk bisa melihat wajah mungil yang pasti sangat cantik atau tampan. Apakah kamu akan mirip Mama atau Papa ya? Atau malah kombinasi keduanya?" gumamnya penuh harap dan cinta, memorinya kembali mengenang kebersamaan dengan pria yang memberinya luka.

"Eh, kamu belum tidur juga, Ralda? Kukira sudah istirahat. Mau ku bantu merapikan pakaiannya?" Tante Alena menawarkan bantuan dengan senyuman ramah di wajahnya. Ralda menggelengkan kepala pelan, "Tidak usah, Tante. Biar Ralda saja yang merapikannya." Di dalam hati, Ralda merasa bersyukur memiliki Tante Alena yang selalu peduli dan memperhatikannya. Namun, ia juga tidak ingin merepotkan orang lain, terlebih di tengah malam seperti ini. 

 "Terima kasih sudah menawarkan bantuan, Tante. Saya yakin bisa menyelesaikan sendiri, dan sebentar lagi akan tidur kok. Besok juga kan harus bangun pagi, jadi jangan khawatir," ucap Ralda sambil menunjukkan senyum yang tulus. 

" Baiklah, jangan sungkan minta bantuan sama Tante ya." ucap Alena kemudian beranjak keluar.

Setelah memastikan Tante Alena sudah keluar, Ralda bergegas ke tempat tidur. Meraih selimut empuk yang membuatnya nyaman selama ini. Rasa tak sabar untuk melihat indahnya dunia seketika menggebu-gebu. 

" Paman, Tante, kuatkan hati Ralda untuk bisa membalas kebaikan kalian kelak. Tanpa bantuan dan dukungan kalian saat di pulau dulu, tak ingin membayangkan apa jadinya hidup Ralda. Suami yang mestinya bertanggungjawab, namun tega meninggalkan Ralda di saat yang paling membutuhkan. "Tapi, tenang saja Paman, Tante. Ralda ingin melupakan dia, mengubur kenangan buruk itu jauh di dalam hati," batin Ralda, memberi keyakinan pada dirinya.

 "Ralda tak akan pernah memberitahu anak kita siapa ayahnya yang sebenarnya, cukup saya saja yang menanggung semua ini." Ralda merasakan keberanian dan kekuatan dari balik semua ketegaran yang telah dia hadapi selama ini, berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak terpuruk lagi demi masa depan yang lebih baik, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk anak yang tak bersalah.

Malam yang sunyi kini semakin digelapkan oleh kehadiran gulita, rintik-rintik hujan mulai terdengar berisik. Ralda seorang diri terbaring di tempat tidur sembari merasakan ketidaktenangan yang menyelimuti hati. Pikiran-pikiran bercampur aduk, merenungi nasib di hari esok yang penuh harapan dan ketakutan. 

" Kenapa saya merasa begitu gugup? Ah, mungkin karena sebentar lagi Ralda akan melihat kembali indahnya dunia ini. Sudah sekian lama hidup dalam kegelapan, Ralda sangat merindukan sinar kebahagiaan yang dulu sempat kualami. Kini, tiba saatnya ku upayakan menerobos hambatan hidup untuk menemukan cahaya itu kembali. Namun, apakah Ralda cukup kuat untuk melakukannya? 

Terkenang kembali, hati pun bertanya-tanya, "Apakah ia memiliki cukup keberanian dan kekuatan? Tak ingin larut dalam keputusasaan ini, wanita cantik nan ayu tersebut harus mencoba menghadapi segala rintangan yang datang sambil berusaha tetap berdiri tegar. Rasa harap dan keyakinan perlahan kembali menyala, ia tahu, sudah waktunya memulai lagi dalam petualangan baru mencari sinar kebahagiaan yang telah lama hilang.

***

Tepat jam sepuluh pagi, seorang wanita dewasa dengan keterbatasan yang dimiliki, tengah berada di Bandara. Sebentar lagi pesawat yang akan ditumpangi akan segera lepas landas. Detak jantungnya semakin cepat dan tanganku berkeringat dingin. "Tenanglah Ralda, semuanya akan pasti baik-baik saja," ucapnya dalam hati mencoba menenangkan diri.

Sementara Alena dan Bram berada di belakang Ralda.

Bram melihat ke arah istrinya yang tersenyum padanya, seolah memberi dukungan atas keputusan yang diambil. 

""Ma, akhirnya mas bisa bernafas lega, Ralda setuju dengan keputusanku," bisiknya pada Alena dengan nada yang mengandung kelegaan mendalam. Mereka berdua duduk berdampingan, merasakan kehangatan yang memancar dari keputusan yang telah diambil. "Saya juga merasa lega, Mas. Keputusanmu benar-benar bijaksana," Alena membalas dengan suara yang penuh pengertian, matanya menatap penuh empati.

"Setelah waktu yang begitu panjang diliputi kesulitan, akhirnya Ralda bisa merasakan sinar harapan yang telah lama dinanti."

1
Rayta Nya Firman
double up thor
Desi Ragiel Nst
br eps ¹ . uda lgsung nusuk jatung thor..
Meindah88: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!