Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...
BRUK...
Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.
Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.
Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Konsekuensi
Satu bulan berlalu sejak kelahiran si kembar, Bella tampak sibuk membereskan pakaian sang anak, sedangkan Mas Shaka, ia bergelut dengan laptopnya di pagi hari.
Bu Sundari juga sedang sibuk memasak hidangan untuk keluarga kecil mereka, rumah tidak seramai saat kedua orangtuanya masih di Indonesia, mereka pulang satu minggu sebelumnya.
"Siapa yang mau minum susu dulu?." Kata Bella ia tampak mengajak ngobrol kedua anaknya.
Ternyata dari balik pintu Mas Shaka sudah mengamati sang istri.
"Ayah jugaa." Kata Mas Shaka.
Bella menengok, melihat suaminya berlagak ingin minta ASI.
"Jangan dong, ntar nggak kebagian, iya kan "
Sambil menggendong Gavino, ia menyerahkan pada sang suami, selanjutnya ia bersiap menyusui Edgar. Mereka memang kembar, tapi nama keduanya jauh berbeda.
Siang harinya seseorang kurir datang, ia membawa paket lumayan besar menekan tombol rumah Bella.
Bu Sundar menghampiri, dengan ramah menerima paket tersebut.
"Siapa, Bu?." Tanya Bella, sambil menyantap makan siangnya.
"Anu, Non ini ada paket."
Bella hanya mengangguk saja, kemudian melanjutkan makan. Bella berpikir jika Mas Shaka yang memesan paket, jadi Bella tidak langsung membuka, menyuruh Bu Sundar menaruhnya di meja.
Si kembar bangun dari tidur siangnya, segera Bella masuk ke kamar, tapi matanya teralihkan dengan suara dering di ponselnya.
Oek oek oek
Kedua bayinya menangis bersamaan, Bu Sundar yang hendak membantu tiba tiba lehernya tercekik dari belakang, seseorang bertopeng berhasil menyusup masuk, ia melumpuhkan sang pembantu tanpa suara.
Satu orang lainya yang sama sama bertopeng,bersiap menggeledah kamar di mana Bella dan dua bayinya berada.
Satu orang bersiap membuka sedangkan satunya lagi bersiap dengan pistol di tangannya.
Begitu mereka salah satunya membuka sedikit pintu kepalanya sudah ditembus peluru dari senapan SS-2 yang memiliki kecepatan bayangan.
Rekan satunya menembak balik, tapi Bella dengan enteng mampu menghindari.
Dor Dor
Dua tembakan pria bertopeng tersebut meleset, kemudian ia lari menghindar dan pada akhirnya
DOR
Satu tembakan di paha nyatanya membuat dirinya lumpuh. Bella langsung mendekat ia menembak di kedua tangan penyusup, tatapan jijik pria tersebut di balas dengan satu pijakan dari kaki Bella.
"Mendakusai!."
Pria tersebut masih berusaha lari menyelamatkan diri, tapi dengan langkah perih dan kewalahan, ia hanya di olok olok oleh Bella yang sengaja berjalan santai di belakangnya.
Beberapa menit kemudian dua orang dengan wajah malas juga datang, mereka membungkuk memberi salam pada Bella. Ia tampak marah langsung memikul kepala mereka berdua dengan senapan di tangannya.
"Baka!." Kata Bella dalam bahasa jepang.
Ia memberi perintah untuk mengurus kedua tikus dalam rumahnya, dan meminta mereka untuk membuat satu tikus di hadapannya menderita.
Ia kembali ke kamar menelfon dokter kepercayaan dirinya untuk merawat Bu Sundar yang jatuh pindang di lantai.
Hufttt
Bella menghela napas, ia kembali ke kamar, melihat kedua anaknya dengan masing masing penutup telinga.
"Gomen nasaii, mama habis nangkep tikus dulu, utu utuuuu sayangggg." Ungkap Bella, ia bertindak seolah olah hal tadi bukan pertama kalinya.
Bella dengan telaten mengganti popok Edgar, lalu pintu di ketuk tiga kali, Bella kemudian tersenyum.
Arti dari tiga ketukan tersebut adalah selesai, yang artinya semuanya sudah kembali seperti semula. Hanya tinggal menunggu Bu Sundar bangun.
Malam harinya Mas Shaka pulang, ia membawa perlengkapannya anak yang baru ia beli di supermarket.
Keduanya tertawa, melihat masing masing dari mereka.
"Bantuin sayang, jangan ketawa... ."
"Ogah!." Ucap Bella bercanda, ia kemudian ikut membantu sang suami.
Bu Sundar ternyata sudah sadar, ia berlari ling lung ke majikannya.
"Non, anu anu."
Mas Shaka hanya memicingkan mata, bingung dengan tingkah Bu Sundar yang tampak panik.
"Tenang, Bu, ada apa?". Tanya Mas Shaka.
Kemudian Bu Sundar menceritakan bahwa ada perampok yang masuk ke rumah, ia baru saja di serang.
"Ya ampun mana ada maling siang siang, yang ada temen saya tadi si Salsabilla, niatnya mau ngagetin eh taunya Bu Sundar pingsan."
Bu Sundar hanya menggaruk garuk kepalanya, cerita Bella memang terdengar bisa di percaya, Salsabilla sahabat majikannya memang suka sembrono membuat dirinya kaget, tapi ingatannya tentang penyusup yang masuk ke rumah juga terasa begitu nyata.
"Udahlah Bu, lagian Ibu mesti kecapean." Ucap Mas Shaka.
Hari demi hari berlanjut, Bu Sundar tidak ingat lagi akan hal tersebut, Bella juga tampak selalu menikmati setiap momen bersama keluarga kecil bahagianya.
Satu tahun berlalu, Gavino dan Edgar kini sudah bisa berjalan, langkah mungilnya mulai menyusuri lekuk rumah, keduanya tampak kompak sebagai saudara.
Bella bersandar di bahu suaminya, sedangkan Bu Sundar yang cuti membuat tubuhnya sedikit lelah seharian mengurus rumah dan sang anak.
"Maaf ya, Mas lagi banyak kerjaan, gak bisa bantuin." Kata Shaka, ia mengelus sang istri.
Kemudian Gevano mendekat, ia ingin menyusu sang Mama, meninggalkan saudara kembarnya yang asik dengan mainan mobil miliknya.
Keesokan harinya tiba,Mas Shaka sedang bersiap-siap untuk pergi ke kediaman sang Ibu membawa menantu kesayangan dan dua cucunya.
"Gevano, Edgar sini, pake dulu bajunya kita mau ke rumah Uti."
Mas Shaka sedang mengemas pakaian dan keperluan si kembar, sedangkan Bella ke sana kemari menyiapkan dua anaknya yang terus berlari ketika akan mengenakan pakaian.
Lima belas menit kemudian, Bella selesai, si kembar sudah lebih dulu di gendong sang Ayah menuju mobil, memberi sedikit waktu untuk Bella merapikan pakaiannya.
Setelah selesai mereka akhirnya berangkat, dengan penuh suka cita keduanya di buat tertawa dengan tingkah polos si kembar.
Dengan menempuh satu jam perjalanan mereka akhirnya sampai, di sebuah rumah dengan kolam ikan hias yang luas.
Mereka akan bermalam di sini, menghabiskan akhir pekan bersama. Begitu tiba mereka di sambut dengan meriah, Gevano dan Edgar juga tampak bersemangat.
"Ayo masuk, Ibu sudah masakin menu sepesial."
Sang mertua langsung menyambut, mempersilahkan Bella masuk, kedua anaknya juga tampak langsung menempel pada sang kakek, melihat lihat pemandangan sekitar yang asri.
Malam harinya ia mendapat telfon untuk segera ke toko, bahwa toko mengalami perampokan. Bella kemudian meminta izin sang suami untuk pergi saat itu juga.
"Tapi ini udah malam, nggak bisa besok aja?." Ucap Shaka.
Namun, Bella kekeh ingin pergi, bukannya mengizinkan tubuh Bella malah di hempas ke kasur, sang suami bersiap dengan permainannya.
"M.mas, mau ap.aapa?." Bella mendadak gagap.
Si kembar yang sudah tertidur membuat laki laki yang menindih tubuhnya begitu semangat, Bella masih melawan ia tidak ingin hal itu saat ini.
Tapi tangan Mas Shaka terlalu menggelitik, ia mulai merasa nyaman pada akhirnya ia pasrah saat sang suami menyusu dengan lidahnya.
Meski pikirannya masih memikirkan kondisi Toko kue miliknya, tapi tidak sedikitpun mengurangi rasa nikmat dalam tubuhnya.
Subuh tiba, Mas Shaka dan Bella kepergok keluar dari kamar mandi berdua, sambil menahan malu ia merapikan dasternya.
Gevano dan Edgar diasuh dengan telaten oleh mertuanya, sedangkan Bella si suruh untuk ke meja makan untuk sarapan.
"Kamu harus makan yang banyak, biar kuat menyusui 3 bocah." Kata ibu mertuanya menahan tawa.
"Anak saya kan dua, Buk?." Tanya Bella.
"Lah, wong yang satu anak ibu." Ucapnya tertawa.
Sedangkan wajah kedua pasangan tersebut langsung merah padam karena malu.
Pagi ini memang suasana begitu hangat dan harmonis, tapi beberapa pikiran tiba tiba beradu di dalam kepalanya. Bella tidak ingin kehilangan satupun dari orang yang ia sayangi, sedangkan kali ini ia tidak memiliki tempat persembunyian, suatu saat nanti orang orang akan berdatangan untuk memburu dirinya akan membahayakan orang sekitarnya.
Hal kelam dari masa lalu yang coba ia tepis kini kembali dengan konsekuensi mutlak. Cinta, kehormatan dan ego melebur, satu satunya jalan adalah kembali ke dunianya yang dulu. Waktunya bersenang senang dengan keluarga kecil dan pernikahannya mungkin bisa berakhir kapan saja. Identitasnya kini telah terbongkar.