Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 14
"Mbak Ara, ada masalah,"Elga, asisten pribadi Ara mendatangi kantor Ara dengan tergesa-gesa.
"Ada apa?"tanya ara melihat kepanikan Elga.
"Artis yang membintangi acara talk show sedang bertengkar di ruang make up,"lapor Elga dengan panik.
"Masalahnya apa? Lapor kak Dimas saja kan dia produsernya,"ujar Ara dengan santai.
"Masalahnya kak Dimas sedang rapat dengan pimpinan mbk,"ujar Elga.
"Ayo kita lihat,"Ara segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan ke arah ruangan make up artis.
"Kekanak-kanakan sekali, sesama artis ribut di tempat umum,"gerutu Ara sambil bergegas ke ruang make up.
Ara Masih mendengar keributan di dalam ruang make up. Padahal tidak sedikit orang yang ada di ruangan itu.
"Jangan sok cantik ya kamu, dasar artis pendatang baru!"teriak si wanita berbaju biru.
"Diam kamu ya, jangan kamu pikir aku takut padamu, dasar muka plastik!"balas si wanita berbaju pink.
"Apa kamu bilang! sini kau!"wanita berbaju biru menarik rambut si wanita berbaju pink.
Mereka berdua kembali saling tarik menarik rambut masing-masing. Orang-orang hanya terdiam tidak ada yang berani melerai keduanya.
"Cukup, hentikan!"teriak Ara sambil melerai keduanya. Melihat Ara tampak kesulitan melerai sendirian, Elga pun ikut membantu melerai keduanya.
"Apa-apaan kalian berdua ini. Bukan kah kalian publik figure? Haruskah berteriak-teriak di depan umum seperti,"amuk Ara kepada kedua artis yang sudah berantakan penampilan nya.
"Itu karena dia, kak,"tunjuk si baju pink.
"Heh! Masih melawan kamu ya!"teriak si biru tidak terima di tunjuk-tunjuk seperti itu.
"Sudah, hentikan, kalian berdua dilihat banyak orang apa tidak malu, sekarang kembali perbaiki riasan kalian, acara sebentar lagi dimulai,"perintah Ara.
"Baik, kak,"ujar si baju pink. Artis pendatang baru, Rosa.
"Heh, siapa kamu perintah-perintah aku,"ucap nadien tidak terima dengan ucapan Ara.
"Bisa tidak kamu tidak buat masalah?"balas Ara dengan sengit.
"Ouh, kamu juga berani melawan aku ya? Kamu hanya asisten di sini, apa hak mu menyuruhku?"tantang nadien. Ara cukup kesal dengan omongan nadien pun ikut tersulut amarahnya.
"Seharusnya kamu malu dengan perilakumu yang kekanak-kanakan itu. Mana bisa kamu mengaku artis senior jika kelakuanmu saja masih labil,"ucapan Ara sukses membuat nadien marah dan hendak memukul Ara namun Ara dengan sigap justru dapat menangkap tangan nadien sebelum memukulnya.
"Jaga perilaku,"ucap Ara sambil menghempaskan tangan nadien.
"Kamu!"
"Ada apa ini?"Dimas selaku produser acara mendadak datang ke ruang make up dan mendapati nadien yang menangis dan mendekatinya.
"Kak...Dimas...."nadien merengek manja sambil berurai air mata di hadapan Dimas membuat Ara merasa jengah melihat perilakunya.
"Ada apa nadien? kenapa kamu menangis?"tanya Dimas bingung melihat sikap nadien.
"Kak, wanita itu melukai tanganku,"tunjuk nadien kepada Ara. Melihat itu Ara hampir saja ingin menarik rambut nadien dan menghempaskannya ke lantai.
Melihat siapa yang sedang diadukan nadien membuat Dimas menjadi bingung. Dia tidak bisa menegur Ara sembarangan karena dia tahu dia sedang berhadapan dengan siapa. Tapi kalau dia diam saja maka bagaimana dia bisa tampak seperti seorang pemimpin dihadapan anak buahnya. Dimas menjadi bimbang.
"Ehem, sebenarnya ada masalah apa ini Ara?"tanya Dimas dengan tegas tanpa berani menatap mata Ara.
"Nadien bertengkar dengan Rosa. Dan aku kemari karena mendapat laporan dari Elga."
"Iya, kak Dimas, benar memang saya yang lapor ke mbak Ara untuk segera ke sini karena kak Dimas sedang rapat dengan pimpinan,"ujar Elga membantu laporan Ara.
"Jadi benar kamu bertengkar dengan Rosa, nadien?"tanya Dimas kepada nadien.
"Tapi dia melukai tanganku,"tunjuk nadien masih kepada Ara.
"Cukup nadien, jaga perilakumu, kamu ini artis, jangan seperti anak kecil, kamu ini publik figure yang dilihat banyak orang, jangan membuat malu dirimu sendiri,"ujar Dimas sebelum akhirnya membubarkan semua orang yang ada di sana menyaksikan kejadian itu.
"Semuanya kembali ke tempat masing-masing. Ara ikut denganku,"ujar Dimas sebelum meninggalkan ruangan make up dan disusul kemudian oleh Ara dan juga Elga.
"Wanita itu lagi, dia lagi bikin ulah dan buat aku malu di depan umum, lihat saja nanti kamu ya,"ucap nadien dengan kesal karena sudah ditegur Dimas padahal selama ini Dimas selalu membelanya. Kenapa baru sekarang di hadapan wanita itu Dimas tidak berani dan justru menegur nadien.
"Kasian mbak Ara kalau sampai si nadien sombong itu melakukan sesuatu kepadanya. Siti, kemari,"Rosa memanggil asisten pribadinya.
"Kamu cari tahu nomor hp asisten kak Dimas yang bernama mbak Ara, cepat,"perintah Rosa.
"Baik, mbak,"Siti segera berlalu dari ruang make up.
"Aku harus memberitahu kan hal ini kepada mbak Ara. Dia wanita yang baik. Jangan sampai ular berbisa itu melukainya,"kata Rosa.