NovelToon NovelToon
Pandangan Pertama Rasa Cinta

Pandangan Pertama Rasa Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Artandapermana

Ervan Abraham merupakan seorang pemuda tampan dan kaya raya. sekaligus pemimpin tertinggi The Jokers Warrior, sebuah geng yang ia dirikan sejak lama. beranggotakan puluhan pemuda yang selalu setia mengikutinya.

Bukan hanya itu saja, sedangkan kedudukan kedua orang tuanya menempati posisi pertama sebagai orang terkaya no 1 di tempat tinggalnya.


Pada suatu hari tanpa disengaja.. Ervan dipertemukan dengan seorang gadis cantik penjual kue keliling. namun siapa sangka? sejak pertemuan tanpa disengaja itu lah Ervan memliki rasa suka terhadap gadis itu, dari rasa turun ke hati, puing-puing cinta seolah tumbuh secara perlahan tertanam di hatinya. bertemu tanpa disengaja mencintai secara tiba-tiba.

Akan tetapi siapa sangka? gadis itu justru memiliki perasaan yang sama, ia juga menyukai Ervan dalam diam. akan kah cinta mereka dapat bersatu?? bagaimana kah kisah selanjutnya? cuss langsung simak sampai akhir 😉😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Artandapermana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18. Kabar buruk

Setelah dari toko kue membeli sesuatu yang ia butuhkan sesuai pintah ibunya, Novi kembali melesatkan motornya ia tak langsung pulang melainkan hendak menuju ke pom bensin yang terletak di awal memasuki perkotaan.

Beberapa menit kemudian.. kini sampai lah Novi di sebuah pom bensin, usai disana Novi mulai bergegas berbaris juga di belakang puluhan pengendara lain yang mengantri menunggu gilirannya masing-masing.

Novi pun kembali mengendarai motornya setelah selesai gilirannya mengisi bensin.

"Lah kayak pernah liat nih jaket, jaket itu kann?? kok sama ya sama jaket yang di pakai Ervan waktu itu, apa jangan jangan dia salah satu anggota geng motor Ervan?" ucap Novi ketika melihat seorang pengendara motor yang berada di area tempat pengisian angin.

Novi mengira jika dia merupakan salah satu anggota dari geng motor Ervan, sebab ia juga mengenakan jaket yang sama persis dengan milik Ervan.

"Hey kamu!" Novi memberanikan diri dengan pedenya menyapa seorang pengendara itu.

Seketika dia langsung menoleh. "Apa?? ujarnya sambil mendongak dan melihat ke arah Novi, dan teryata dia adalah Bima.

"Lah? kayak pernah ketemu, lu cewek yang waktu itu kan?" ujar Bima sambil mengerutkan wajahnya, teringat ketika ketua mereka menghajar sekelompok preman demi melindungi gadis yang saat ini yang ia liat di depannya itu.

"Iya, masih ingat juga lu teryata," kata Novi sambil mengangguk.

"Tumben kamu sendiri, Ervan dan yang lain kemana?" tanya Novi sekedar basa-basi.

"Yang lain ada di beskem, cuma Ervan yang gak ada disana," ujar Bima sambil menutup kembali tutup ban motornya.

"Ouh.. Ervan gak kumpul sama kalian gitu?"

"Iya." Bima hanya mengangguk.

"Oh tumben, Ervan kemana kok gak ikut kumpul bareng kalian?" tanya Novi lagi.

"Ervan gak ada, lagi sakit dia," kata Bima.

"Hah, iya kah? Novi tampak sedikit terkejut.

"Iya. lu gak tau apah? kalau si Ervan masuk rumah sakit,"

"Apah?? Ervan masuk rumah sakit! se-sejak kapan?" tanya Novi seakan tak percaya wajahnya seketika berubah.

"Iya, sejak kemarin malam," sahut Bima santai.

"Aku beneran gak tau loh kalau Ervan masuk rumah sakit, pantesan dari tadi gak ada on Wa sama sekali," ungkap Novi setelah mengetahui kabar buruk tentang Ervan.

"Makanya ini gue kasih tau, lu gak ada niatan mau jenguk dia?" tanya Bima

"Emangnya Ervan di rawat dirumah sakit mana? justru Novi yang bertanya balik.

"Si Ervan ada dirumah sakit Bayangkara islam, " sahut Bima.

"Oke deh, makasih ya infonya," kata Novi seraya kembali menghidupkan mesin motornya.

"Yoi sama sama," sahut Bima.

Kemudian Novi berlalu pulang dengan perasaan cemas tak karuan setelah mengetahui Ervan dikabarkan masuk rumah sakit.

"Ini bu tepungnya," kata Novi pada ibunya yang tengah berada di ruang tamu, usai sampai dirumah nya.

"Iya nak, taro di disitu saja." kata bu Lusi sambil menunjuk ke arah meja.

"Kok lama Nov? kamu habis dari mana aja?" tanya bu Lusi pada putrinya itu.

"Iya bu, tadi soalnya Novi masih mampir ke pom." kata Novi,

"Owh pantesan aja lama, sini deh nak, liat nih." kata bu Lusi menyuruh putrinya mendekat.

"Ada apa bu?" tanya Novi heran sambil duduk di samping ibunya.

"Liat deh ini, kamu pernah tau gak daerah sini, ibu lupa soalnya, ini daerah mana ya?" kata bu Lusi sambil menunjukan kartu nama yang dikasih Dewi kemarin itu.

"Hmm.. Novi juga gak tau bu, Novi kalau main keluar gak pernah ke daerah sini, ini punya siapa bu? ibu dapat dari mana kartu ini?" kali ini giliran Novi lah yang bertanya, mulai dari foto dan alamat yang tertera di kartu itu terasa asing semua baginya.

"Wanita ini tuh teman lama ibu dulu nak, kemarin sore dia kesini trus ngasih ini ke ibu," kata bu Lusi menjelaskan.

"Oh, kirain ibu nemu kartu ini di jalan,"

"Ya nggak lah, buat apa juga ibu ambil kalau nemu di jalan, ibu pengen banget main kerumah dia, tapi ibu sendiri juga gak tau rumahnya dimana," kata bu Lusi.

"Kalau masalah itu gampang bu, disitu kan ada nomor hpnya, tinggal telepon aja suruh sherlock alamat rumahnya biar gampang." jelas Novi.

"Iya juga sih, kenapa ibu gak kepikiran ya?" ucap bu Lusi sambil tertawa kecil.

"Hadehh.. ibu-ibu, bisa bisanya," Novi hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku ibunya itu.

"Maklum nak, ibu sudah tua, jadi pemikiran agak lemot." kata bu Lusi sambil cengengesan.

"Emang rencana ibu mau kerumah teman ibu itu kapan? tanya Novi.

"Rencananya sih.. hari minggu ibu ingin kesana, kamu harus ikut juga nak, kita libur jualan dulu,"

"Oh.. kalau Novi sih manut aja terserah ibu." Novi hanya mengangguk mengiyakannya.

"Yaudah bu, Novi mau tidur dulu, ngantuk." Novi berdiri dari duduknya dan beranjak ke kamarnya.

"Kasian ya Ervan, padahal kemarin dia masih sehat"sehat aja, eh tau taunya sekarang masuk rumah sakit, hari apes memang gak ada di kalender, semoga Ervan baik baik aja, nanti malam aja deh, habis magrib aku jenguk dia." kata Novi.

Gadis itu duduk di tepi ranjang, yang ada di benaknya tak luput memikirkan keadaan Ervan. entah mengapa gadis itu merasa cemas mengkhawatirkan Ervan. tak bisa dipungkiri jika butiran puing puing cinta mulai tertanam di hatinya, seperti yang kita ketahui semenjak pertemuan awal dengan Ervan, pada saat itu juga Novi memanglah naksir dan memiliki rasa suka terhadap Ervan. wajar jika Novi seolah merasa cemas dan sangat mengkhawatirkan Ervan.

*

*

*

Malam harinya.. sehabis sholat maghrib Novi pun langsung berangkat menuju kerumah sakit, usai di rumah sakit Novi pun langsung masuk kedalam mencari ruangan Ervan dirawat.

"Duh.. Ervan ada di kamar sebelah mana ya? tadi temannya Ervan itu gak bilang sih, aku juga lupa lagi mau nanya, aduhh! repot deh kalau gini." Novi sempat kebingungan mencari tempat ruangan Ervan dirawat, karna ia sendiri tak tau kamar Ervan ada di sebelah mana.

Novi tak mau ambil pusing ia menghentikan seorang suster yang kebetulan lewat di sampingnya.

"Sus, Suster." ucap Novi memanggilnya.

Seketika Suster perawatan rumah sakit itu pun langsung menghentikan langkahnya.

"Iya mbak, kenapa? ada yang bisa saya bantu?" ucap suster itu ramah sambil tersenyum.

"Saya mau tanya Sus, saya mau ke ruangan pasien atas nama Ervan, dimana ya Sus tempatnya?" tanya Novi.

"Pasien atas nama Ervan kamarnya ada di sebelah sana mbak, ini mbaknya dari sini lurus aja setelah itu belok kanan, kamarnya ada di sebelah timur no 15." jelas Suster itu mengarahkan Novi ke tempat kamar Ervan berada.

"Oh, baik Sus, makasih ya," ucap Novi sambil tersenyum.

"Iya mbak sama sama." jawab Suster yang juga tersenyum.

Kemudian Novi kembali berjalan menuju ke tempat yang sesuai di arahkan oleh Suster barusan tersebut.

1
Sondry Kaday
Kecewa
Sondry Kaday
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!