NovelToon NovelToon
Hot Mother And The Bos Mafia

Hot Mother And The Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Mafia / Single Mom
Popularitas:61.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Reni Juli

Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.

Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.

Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Wanita asing

Samantha meringkuk diatas sofa sambil memeluk dirinya, dia sedang memikirkan perempuan yang menghampirinya tadi siang.

Siapa perempuan itu? Entah kenapa dia jadi teringat kembali saat seorang wanita yang tidak dia kenal tiba-tiba menghampinya dan menanyakan sesuatu padanya.

Tadi siang.

"Permisi, apa aku boleh tanya sesuatu?"

Samantha menghentikan langkahnya dan menatap wanita asing itu.

"Ya." jawabnya singkat.

"Begini, apa kau sudah lama tinggal dirumah itu?" tanya wanita asing itu lagi.

Samantha hanya mengangguk dan memperhatikan wanita itu dengan teliti, entah mengapa sebuah perasaan aneh mengalir didalam hatinya.

"Apakah... Apakah kau punya anak? maksud ku?" Wanita itu tampak ragu untuk melanjutkan perkataannya.

Samantha semakin curiga dengan wanita asing itu, dilihat dari penampilannya wanita itu tidak mungkin tinggal disana.

"Maksud anda?" tanyanya.

"Apa..apa tiga tahun lalu kau menemukan sesuatu didepan rumahmu?" tanya wanita itu lagi.

Samantha sangat kaget mendengarnya dan rasanya jantungnya berdetak dengan cepat. Dia mulai takut, jangan-jangan yang dimaksud wanita ini adalah Edward.

"Tidak ada, aku hanya menemukan tikus mati didepan rumahku dua bulan lalu." jawabnya asal.

Dia berusaha terlihat tenang agar wanita itu tidak curiga.

"Bukan seperti itu, maksudku?"

"Maaf nona, aku sedang buru-buru." Samantha memotong ucapan wanita itu.

"Jika kau ingin mencari sesuatu, jangan disini. Silahkan cari saja dikantor polisi." Katanya lagi.

Samantha hendak pergi meninggalkanya tapi wanita itu memegang tangannya dan menahannya.

"Tolong katakan padaku, apa tiga tahun lalu kau menemukan bayi didepan rumah mu?" wanita itu bertanya tanpa ragu.

Samantha menahan nafasnya, jadi benar? Tapi dengan cepat dia langsung menepis tangan wanita itu. Dalam hatinya mulai menerka-nerka, jangan-jangan wanita itu ibunya Edward?

Tapi dia tetap berusaha bersikap tenang supaya seolah-olah dia tidak tahu apa-apa, jangan sampai wanita itu curiga.

"Tidak ada!" jawabnya.

Setelah berkata demikian dia segera berlari kearah halte bus yang tidak jauh dari sana dna dia berharap wanita itu tidak kembali lagi.

Saat mengingat itu, Samantha merasa takut, takut jika Edward diambil darinya. Pada saat melihatnya, Jhon segera menghampiri Samantha.

"Kenapa kau melamun?"

Panggilan Jhon membuyarkan lamunannya dan Samantha hanya melirik pria itu sekilas, dia sedang malas berdebat dengannya.

"Hei!" Jhon memanggilnya lagi karena Semantha hanya diam saja.

"Pergi sana, aku sedang tidak mood." jawabnya

Jhon tidak pergi tapi dia duduk disamping Samantha bahkan memeluknya untuk menghiburnya.

"Ada apa?" tanyanya. Dia sangat heran karena tiak biasanya Samantha murung seperti itu.

Samantha hanya menggeleng, dia tidak mau membicarakan masalah itu pada siapa pun.

"Kalau ada apa-apa cerita saja."

"Tidak ada apa-apa."

"Apa kamu sedang berselisih dengan temanmu?"

"Tidak!"

"Apa kau putus cinta?"

"Ck, tidak! Jangan asal bicara!"

"Lalu, apa kau butuh uang?" tanya nya lagi.

"Bukan!" Samantha mulai kesal.

"Jadi?" Jhon tidak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh Samantha.

"Tidak ada." Samantha menjawab dengan singkat.

"Oh ya, ini buatmu." Jhon memberikan sebuah kartu ditangannya.

"Kau bisa pakai sepuasnya untuk membeli kebutuhan mu dan Edward." katanya lagi

Sebenernya tidak ada maksud apa-apa dari pemberiannya itu, lusa dia sudah harus berangkat ke New York dan dia berharap Samantha mau menerima pemberiannya.

"Apa ini?"

Samantha melihat sebuah kartu yang diberikan Jhon padanya tapi tidak lama kemudian, dia segera melepaskan diri dan bangkit berdiri, kemudian dengan cepat Samantha melemparkan kartu itu dan mengenai tepat diwajah Jhon.

"Kau menghinaku ya?" teriaknya marah.

"Tidak, aku tidak bermaksud begitu." Jhon salah tingkah melihatnya.

Tiba-tiba air mata Samantha mengalir, perasaannya sedang tidak menentu tapi Jhon malah memberikan sebuah kartu seolah-olah sedang menghinanya saja.

"Hei...kau kenapa?" Jhon mulai merasa bersalah karena dia mengira Samantha menangis karenanya.

Samantha menutup matanya dan menghapus air matanya, dia juga tidak tahu kenapa. Perasaannya benar-benar sedang campur aduk tidak menentu dan pastinya dia merasa takut.

Jhon segera bangkit berdiri dan memeluknya ,dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Samantha tapi dia akan menghiburnya

"Maaf, aku tidak bermaksud menghina mu. Jika kau tidak mau tidak apa-apa, aku akan menyimpan kembali kartuku. Jadi maaf jika telah membuatmu tersinggung." ucap Jhon sambil mengusap-usap punggung Samantha dengan lembut.

Samantha memeluk tubuh Jhon dan membenamkan wajahnya, dia mulai menangis dalam diam di dada pria itu.

Kehangatan tubuh dan belaian tangan Jhon dapat membuat perasaannya sedikit membaik.

"Apa kau sudah merasa baikan?" Jhon bertanya setelah beberapa menit Samantha menangis dalam pelukannya.

Samantha mengangguk dan dia merasa perasaannya terasa lega setelah menangis.

"Terima kasih." katanya.

Jhon membelai rambutnya dengan senyum diwajahnya.

"Kau tahu? Dadaku tidaklah gratis."

Samantha melepaskan pelukannya dan menatap Jhon dengan heran.

"Maksudmu?"

"Kau lihat, bajuku basah karena air mata dan ingusmu." sambil menunjukkan bajunya yang basah.

"Maaf, aku akan belikan baju yang baru."

"Tidak perlu, aku ingin kau membayarku dengan sebuah ciuman."

"Tidak mau." Samantha langsung menolak.

"Ayolah, janya sebuah ciuman."

"Tidak!" tolak Samantha lagi.

"Sekali saja, okay?" pinta Jhon lagi.

Samantha menghela nafasnya, berkat pria ini perasaannya sudah membaik dan dapat melupakan wanita asing itu sejenak.

"Tutup matamu." pintanya.

Jhon tersenyum senang, dia segera menutup matanya dan memajukan bibirnya, dia menunggu tapi Samantha belum juga menciumnya.

"Ayolah, jangan terlalu lama!" Jhon mulai tidak sabar.

Samantha hanya tersenyum usil dan pada saat itu, sebuah ide muncul dikepalanya.

"Sabar, bibirmu kurang maju." katanya.

"What? Aku bukan bebek!" Jhon makin tidak sabaran.

"Mau tidak?km Kalau tidak mau ya sudah!"

"Ugh...sialan!" keluh Jhon.

Dengan terpaksa dia semakin memajukan bibirnya kedepan untuk sebuah ciuman sedangkan Samantha tersenyum dan meraih sesuatu diatas meja dan?

"Ckreekk!"

Saat mendengar bunyi itu Jhon langsung membuka matanya,Samantha tidak menciumnya tapi malah mengambil gambar dirinya yang sedang terlihat konyol!

"Ha...ha..ha...ha...ha...ha..." Samantha tertawa dan memegangi Perutnya.

"Apa? Hei!" Jhon mulai penasaran.

"Kau...lihat..ha..ha...ha...." Samantha tidak sanggup melanjutkan perkataannya saat melihat tampang Jhon yang begitu lucu dilayar ponsel nya dan kembali tertawa.

Jhon meraih ponsel Samantha dan melihat hasil jepretan kamera wanita itu, matanya terbelalak kaget karena tampangnya yang terlihat bodoh. Bibirnya terlihat tebal karena Samantha mengambil gambar bibirnya dengan begitu dekat.

Dengan cepat dia segera menghapus fotonya dan mulai kesal dengan Samantha.

"Kau!!!"

"Apa kau tahu? Kau begitu jelek." kata Samantha lagi, dia masih tidak bisa menghentikan tawanya.

Jhon tidak jadi marah dan senang melihat Samantha yang sudah ceria lagi, dia segera menarik wanita itu kedalam pelukannya.

"Aku senang melihatmu tertawa." katanya.

Samantha menghapus air matanya yang tersisa dan berkata dalam hati, untuk apa dia begitu takut? Apapun yang terjadi dan siapapun wanita itu, dia tidak akan mengembalikan Edward pada wanita yang tidak bertanggung jawab itu.

Samantha mengangkat kepalanya dan pengecup bibir Jhon sekilas.

"Berkatmu, terima kasih." ucapnya.

"Oh my!"

Jhon mengusap wajah Samantha dan mereka saling pandang satu sama lain untuk beberapa saat, Samantha melingkarkan tangannya dileher Jhon dan memejamkan matanya saat pria itu menciumi bibirnya dengan mesra.

1
Hafiz Zero
sebenarnya aku sudah baca semua keluarga smith dari kake cucu sampe cicit...berhubung seru jadi ya di ulang ulang aku baca kisah ini
Shee
Luar biasa
Ira Rachmad
nice story
Ira Rachmad
i think : i promise.
not i'm promise
Devil02V
Kecewa
Devil02V
sangat suka
Sriwahyuni Pane
Biasa
Bintang Juing
Luar biasa
Bungkusdong Dotcom
panggil si billy lah
Bungkusdong Dotcom
performa diataa ranjang
Bungkusdong Dotcom
lah udh bertahun2 gak ketemu juga
Bungkusdong Dotcom
what for master
Bungkusdong Dotcom
sorry master, i forgot
Bungkusdong Dotcom
hadeh... kan masih ada si stella pengharum ruangan
Bungkusdong Dotcom
berarti awal semua kejahatan frans berawal dari stella
Bungkusdong Dotcom
edward blm bangun?
Bungkusdong Dotcom
gila. niatnya bunuh bayinya ternyata
Bungkusdong Dotcom
stella mommy edward akan berakhir di kolam buaya
Bungkusdong Dotcom
seseorang sam...bukan sesuatu. kalo sesuatu itu contohnya duit 🤣🤣
Bungkusdong Dotcom
jangan2 dia yg dijodohkan sama ayahnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!