NovelToon NovelToon
Our Love Journey

Our Love Journey

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:627
Nilai: 5
Nama Author: Renjana

Membahagiakan memiliki sahabat yang baik dan seorang crush yang sangat perhatian. Tapi dibalik itu semua, perjalanan cinta tak selalu bahagia. Masa lalu yang belum usai menjadi ujian disaat mereka memutuskan ke jenjang yang serius.
Masa lalu yang hadir diantara mereka, juga cobaan yang silih berganti. Akankah mereka bisa mengatasi dan melaluinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Renjana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18

"Sakit? Yang mana?" tanyanya lagi. Kefin sedang berjongkok dan meraih tangan anak perempuan kecil itu. Ia meniup tangan anak itu hingga ia terdiam. Ia menyodorkan tangannya, Kefin kembali meniup tangan gadis kecil itu.

"Masih sakit?" tanyanya. Gadis itu menggeleng. Umurnya mungkin sekitar empat tahunan dengan rambut yang dikuncir. Terlihat menggemaskan.

"Terimakasih!" ucapnya pelan.

"Kamu sendiri? Dimana ibumu?" tanya Kefin. Tak lama seorang wanita berlari dan dengan lega menemukan gadis kecilnya di pangkuan Kefin.

"Maafkan anak saya," ucapnya.

"Tidak apa-apa bu, tadi dia menangis tersenggol teman saya," ucap Kefin.

"Saya minta maaf," ucap Verlie.

"Tidak apa-apa, saya kurang mengawasi. Saya juga minta maaf," ucapnya. Ibu dan anak itu segera berpamitan pada Kefin dan Verlie. Kefin melambai saat gadis itu berpamitan dan melambaikan tangannya.

"Lucu yah! Gemes liatnya," ucap Verlie.

"Kamu mau yang seperti itu?" tanya Kefin.

"Memangnya ada?" tanya Verlie.

"Ayo kita buat!" ucap Kefin semangat.

"Mesum!" kata Verlie sambil memukul bahu Kefin.

Mereka melanjutkan bermain sampai tak terasa sudah hampir dua jam berlalu. Dan mereka tidak ada yang memeriksa ponsel masing-masing, padahal Naja menelepon mereka berulang kali. Akhirnya Naja menemukan Kefin dan Verlie sedang asik bermain balap motor.

"Terus!" perintah Naja menjewer telinga kanan Verlie dan tangan kanannya menjewer telinga kiri Kefin. Kedua orang itu mengaduh kesakitan.

"Naja?" mereka berdua kaget saat tahu Naja yang menjewer telinga mereka.

"Apa sih!" Kefin menepis tangan Naja.

"Pulang!" perintah Naja.

"Tapi..."

"Aku bilang pulang! Sekarang!" Naja menarik tangan Verlie agar turun dari motor-motoran yang dinaikinya.

"Naja!"

Panggil Verlie tapi Naja diam saja dan terus menarik Verlie keluar. Mereka berdua jadi tontonan orang ramai.

"Naja..."

"Kalau mau pulang, cepatlah!" ucap Naja tanpa menoleh pada Lea. Rahangnya mengeras tanda ia benar-benar marah.

Naja tak melepaskan tangan Verlie sampai mereka tiba di parkiran. Naja membuka pintu depan.

"Masuk!" perintahnya. Verlie tak berani membantah, ia masuk dan duduk di samping Naja yang kembali menjadi supir. Lea dengan kesal membuka pintu belakang dan membantingnya. Saat mobil di starter, Kefin dan Jimy berlarian agar tak ketinggalan.

Naja membawa mobil seperti orang kesetanan. Beberapa kali nyaris menabrak mobil dan motor lain. Naja hanya diam tak mengacuhkan kekacauan yang dibuatnya. Mereka semua diam di dalam mobil tanpa ada yang berani buka suara.

Begitu sampai di rumah, Naja membawa Verlie ke lantai atas tanpa mempedulikan yang lain.

"Kamu kenapa sih? Sakit!" ucap Verlie mengelus tangannya yang memerah karena dicengkeram Naja.

"Aku dan Lea nungguin kamu di bioskop! Kamu malah asik-asikan dengan Kefin," ucap Naja.

"Lalu kenapa? Kamu pikir aku mau jadi pengganggu?"

"Pengganggu apa?" tanya Naja nyaris frustasi, entah bagaimana menjelaskannya pada Verlie bahwa dia mau semua berkumpul. Bukannya memisah. Dan entah kenapa saat melihat Verlie bersama Kefin hatinya menjadi kesal.

"Kalian butuh waktu berdua," jawab Verlie santai.

"Ck! Siapa? justru tadi Jimy juga ikut gabung. Kamu sengaja kan mau berduaan dengan Kefin?" tanya Naja.

"Kamu nuduh aku?" tanya Verlie.

"Kenyataannya begitu kan?" balasnya lagi.

"Terserah kamu lah!" jawab Verlie malas meladeni Naja.

"Aku belum selesai!" Naja menarik tangan Verlie yang akan pergi.

"Apa lagi?"

"Kenapa kamu tidak jadi masuk gedung bioskop?" tanya Naja.

"Aku tidak mau mengganggumu," jawab Verlie.

"Aku tidak terganggu!" jawab Naja.

"Ya sudah! Yang merasakan aku, kamu tidak bisa memaksaku untuk ikut masuk,"

"Tapi..."

"Naja!" panggil Lea. Keduanya melihat ke arah Lea.

"Masuklah ke kamarmu," perintah Naja.

"Tidak!" jawab Lea. Lea bersikeras tetap di sana. Akhirnya Naja mengalah dan dia berlalu begitu saja dari sana.

"Boleh kita bicara?" tanya Verlie.

"Baiklah," ucap Lea. Mereka duduk di kursi yang menghadap keluar.

"Langsung saja, ada hubungan apa kamu dan Naja?" tanya Lea.

"Sebatas teman, tidak lebih. Aku hanya membantunya selama ini,"

"Dalam hal?" tanya Lea.

"Hanya membantunya menjadi pacar pura-pura. Tidak perlu takut, aku hanya menganggapnya teman," ucap Verlie.

"Baguslah, aku mau bercerita sedikit. Dulu aku dan Naja juga begitu. Kami saling membantu sama seperti kamu dan Naja sekarang. Tapi seiring waktu kami saling jatuh cinta. Dan akhirnya aku harus bekerja dan kuliah di tempat lain. Aku dan Naja belum ada kata perpisahan. Jadi, bisakah kamu mundur? Aku sudah kembali ke sini, aku rasa tugasmu sudah selesai," ucap Lea. Verlie tidak terlalu kaget dengan ucapan Lea. Ia sudah bisa menebak pasti hubungan keduanya. Bagaimana Lea cemburu dengan kedekatan mereka.

"Tidak masalah, maaf kalau aku membuatmu tidak nyaman," ucap Verlie.

"Tidak juga, aku hanya takut kamu jatuh cinta dengan Naja. Kau tahu pesona Naja seperti apa. Kalau kamu jatuh cinta, kamu akan sangat kecewa," ucap Lea. Verlie tahu itu. Mereka berdua memang sangat berbeda. Verlie dari keluarga sederhana sedangkan Naja sepertinya dari keluarga yang kaya. Naja sangat tampan dibanding dirinya yang terlihat biasa. Naja tentu saja cocok dengan Lea yang berasal dari keluarga yang setara dan wajah cantik karena perawatan yang tentu saja bagus.

"Tidak, kamu tenang saja. Aku tidak mudah jatuh cinta," ucap Verlie.

"Maksudku, bisakah kamu tidak lagi di sini? Kamu lihat bagaimana Naja. Dia terlihat sedikit berlebihan terhadapmu," ucap Lea. Verlie tersadar apa yang diinginkan Lea. Lea tidak mau ada Verlie di sana. Ia mengerti Lea mengusirnya.

"Aku mengerti Lea, besok pagi-pagi setelah kuliah aku langsung pulang," ucap Verlie sedikit sakit hati karena Lea mengusirnya padahal rumah itu bukanlah rumahnya. Tapi ia mengerti Lea yang tidak nyaman dengan kehadirannya.

"Baguslah. Oh ya, satu lagi. Jangan membawa pakaian yang ada di lemari. Itu semua bajuku," ucap Lea. Verlie mengernyit. Bagaimana mungkin? Bukankah saat ia sering menginap di rumah ini Naja membelikan baju-baju itu? Ataukah memang itu baju Lea?

"Tidak akan, aku hanya membawa bajuku," ucap Verlie dengan senyum yang sedikit dipaksakan.

Setelah itu mereka turun dan masuk ke kamar masing-masing. Mereka tidak melihat ada Jimy yang sedang berdiri di salah satu sudut rumah sambil memegang minumannya. Ia tidak salah menebak apa yang terjadi diantara Verlie dan Lea. Tidak sia-sia ia pergi ke sana karena ingin mencari angin. Kamarnya terasa panas karena pendingin di kamar itu sedang rusak.

Jimy beranjak dari persembunyiannya dan duduk di kursi yang ditempati Verlie dan Lea barusan. Ia kembali minum dan menghabiskannya dalam beberapa tegukan.

"Malam yang panas kan Jim?" tanya seseorang. Jimy menoleh dan tersenyum melihat seseorang datang mendekat.

"Duduklah!" Jimy menepuk bangku di sampingnya.

Bersambung

Maaf ya suka lama update, silahkan tinggalkan komentar dan like nya. kali ini sedang belajar membuat sesuatu yang romantis, maafkan jika banyak typo dan cerita yang terlihat B aja😁

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!