Dia Anakku

Dia Anakku

Bab 1. Jatuh Talak

“Aku Irfan Mahesa, hari ini  menjatuhkan talak pada Naura Arashya, mulai detik ini lepas tanggung jawabku sebagai suamimu!”

Tidak ada hujan, tidak ada badai akan tetapi terdengar jelas suara petir yang begitu menggelegar di dalam ruang rawat inap di salah satu rumah sakit bersalin. Tubuh wanita muda itu gemetar hebat bagaikan hawa yang begitu dingin melingkupi tubuhnya yang masih rapuh.

“M-Mas ... tidak ... Mas, a-aku salah apa Mas! Kenapa Mas Irfan menalakku seperti ini?” tanya wanita yang baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki, namun sayangnya bayi itu dinyatakan telah meninggal dunia saat lahir.

Pria yang memiliki paras tampan meletakkan dua amplop coklat besar di atas nakas. “Ini uang mut’ah dan nafkah masa idahmu, bisa kamu gunakan untuk menyelesaikan kuliahmu,” ujar Irfan begitu dingin.

Naura sudah tak tahan lagi, baru saja dia kehilangan bayi laki-lakinya, sekarang suaminya yang begitu baik padanya selama setahun belakangan ini, tiba-tiba menjatuhkan talaknya tanpa memberitahukan alasannya.

Ingin rasanya ia menahan pria yang sudah menjadi suaminya selama setahun, tapi apa daya dirinya yang masih masa pemulihan habis dioperasi belum bisa banyak bergerak, untuk bangun saja masih belum bisa.

“A-apa salahku Mas, kenapa kamu menceraikan aku!?” tanya Naura terisak dalam tangisannya. “Apa karena anak kita telah tiada, lalu Mas menceraikan aku begitu saja!!” cecarnya.

Pria tampan itu menatap datar dan dingin ke arah wanita yang telah menemaninya selama satu tahun ini. “Maaf, hubungan kita hanya bisa sampai di sini. Permasalahan penguburan, aku yang akan mengurusnya.” Itu bukanlah sebuah jawaban yang diinginkan oleh Naura, ia ingin yang lebih jawabannya untuk memuaskan rasa ingin tahunya.

Tatapan Irfan lalu beralih ke mantan ibu mertuanya. “Ibu Laila sebelumnya aku minta maaf tidak bisa membahagiakan anak ibu,” ucap Irfan tanpa merasa ada beban berat.

Ibu Laila hanya bisa menitikkan air matanya, sama seperti putrinya, padahal hatinya ingin marah pada menantunya itu. Orang tua mana yang tidak sedih melihat anaknya diceraikan setelah melahirkan oleh suaminya. Padahal Ibu Laila sangat tahu jika rumah tangga anaknya tidak ada masalah dan selalu terlihat harmonis.

Tanpa banyak berkata lagi, Irfan meninggalkan wanita itu dan menulikan kedua telinganya, walau teriakan dan histerisnya Naura terdengar sampai keluar ruang rawat.

***

“A-aku salah apa Bu! Kenapa aku diceraikan Bu, apa karena anakku telah tiada?” tanya Naura lirih. Ibu Laila langsung memeluk anaknya. “Maafkan Ibu, Naura ... Ibu juga tidak tahu.” Wanita paruh baya itu tadi tidak bisa menahan kepergian menantunya tersebut.

Kini kedua wanita itu menangis bersama, dan meratapi kehidupannya. Ibu Laila yang sudah menjanda lama karena suaminya berselingkuh, sekarang anaknya menjadi janda tanpa ada alasan. Apakah janda itu seperti penyakit turunan atau karma turun menurun dalam keluarganya?

“Kenapa nasibku malang seperti ini Bu, aku jadi janda sekarang.” Tidak ada wanita yang mau menjadi janda di usia muda, namun pada kenyataannya Naura yang baru saja menginjak usia 20 tahun menjadi janda. Menolak pun tak bisa, karena suaminya sudah menjatuhkan ucapan talak.

Bagaimana akan masa depannya? Apalagi wanita muda itu baru saja melahirkan, jahitannya saja belum mengering.

Naura tiba-tiba menertawakan dirinya sendiri, lalu berteriak histeris kembali, tatapannya terlihat kosong

“Nak ... istighfar nak ... Istighfar, sebut nama Allah, Nak,” pinta Bu Laila mulai ketakutan melihat pola anaknya. Dengan suara teriakan Naura, Dokter yang bertugas dan perawat langsung masuk ke ruang rawat inap, dan mengecek kondisi Naura yang masih teriak histeris.

Dokter Usman terpaksa memberikan suntikan obat pemenang, dan tak lama wanita itu tidur.

Bu Laila tergugu menatap anaknya yang terlihat rapuh, di hari yang sama putri satu-satunya kehilangan orang yang dicintainya, anak dan suaminya.

“Maaf Bu, kalau boleh saya tahu, apakah ada masalah dengan pasien?” tanya Dokter Usman sangat berhati-hati. Bu Laila langsung menganggukkan kepalanya.

“Bisa Ibu ceritakan, karena kondisi pasien baru saja melahirkan, dan ini akan memperlambat pemulihan pasca melahirkannya?” Dokter Usman kembali bertanya.

“A-Anak saya baru saja diceraikan oleh suaminya,” jawab Bu Laila agak tercekat.

Dokter Usman meraup wajahnya dengan kasar, lalu mendesah panjang. Tidak menyangka wanita yang baru saja melahirkan, langsung diceraikan oleh suaminya. Jahitan di perutnya saja belum kering habis dioperasi, sekarang semakin ditambah rasa sakitnya, sungguh tega!

Dokter Usman yang kebetulan bukan dokter kandungan tapi tahu jika pasien tersebut baru melahirkan dari keterangan perawatnya, lantas ia tidak kembali bertanya, karena sudah langsung memahami kondisi Naura.

“Baik Bu, kalau begitu untuk saat ini kondisi pasien sudah terlelap karena saya berikan obat penenang. Nanti saya akan coba konsultasikan dengan psikiater untuk kondisi anak ibu, karena harus cepat di atasi, kalau semakin berlarut, anak ibu bisa kena mental.”

“Terima kasih Dokter,” balas Bu Laila, sebelum Dokter Usman berpamitan.

***

Butuh waktu lama Naura bangkit dari keterpurukannya, hampir selama enam bulan Naura lebih banyak mengurung dirinya di kamar, aktivitas kuliahnya terpaksa ambil cuti satu semester. Konseling ke psikiater saja harus didorong dan dipaksa terlebih dahulu oleh Bu Laila dan Alma—sahabatnya, agar wanita itu bisa menjalankan hidup secara normal.

Tidak bisa dielakkan kejadian enam bulan yang lalu membuat Naura terguncang hebat. Bayangan hidup bersama dan menjalankan biduk rumah tangga dengan Irfan hingga maut memisahkan hanya impian belaka. Sekarang sudah tidak ada.

Alma sendiri pun sebagai sahabat Naura membantu mencari  keberadaan mantan suaminya Naura, alhasil pria itu bak hilang ditelan bumi. Sosok Irfan menurut cerita Naura bekerja di Jakarta, pulang ke Yogyakarta hanya seminggu sekali dan selama setahun sangat konsisten ritme pertemuan mereka. Sehubungan Naura kuliah di Yogyakarta sudah semester lima, Irfan memutuskan agar Naura tetap tinggal di sana, tidak perlu ikut tinggal di Jakarta.

“Kamu sudah yakin siap melanjutkan kuliahmu?” tanya Alma yang sedang menemani Naura di dalam kamarnya.

Naura, wanita yang memiliki paras cantik, kulit putih, hidung mancung, rambut panjang keriting, bola mata coklat sedang menatap nanar pada bingkai foto pernikahannya dengan Irfan. “Bukankah kamu menyarankan aku untuk kembali menjalankan hidupku, Alma. Air mataku sudah kering, kini waktunya aku mengejar ketinggalanku selama ini,” jawab Naura begitu tegas.

Alma mengulum senyum tipisnya, lalu mengusap pundak sahabatnya. “Ya, sudah waktunya kamu mengejar ketinggalanmu. Masa lalu jadikan pengalaman hidupmu, dan jangan sampai terulang lagi.”

Naura beranjak dari duduk di tepi ranjangnya, kemudian bergerak ke arah bingkai foto yang masih terpajang di dinding. “Hanya sampai di situ saja rasa cinta Mas padaku! Padahal Mas bilang sangat mencintaiku, ternyata bohong! Jika suatu saat kita dipertemukan kembali. Aku tidak akan pernah mau mengenalmu lagi, Mas Irfan!” tegas Naura, bingkai foto itu ia turunkan kemudian membantingnya ke lantai.

***

Bismillahirrahmanirrahim

Halo semuanya Kakak Readers, selamat pagi. Adakah yang kangen sama Mommy Ghina di sini? Ah, pasti gak ada yang kangen ya 🤭. Hari ini Mommy Ghina mau tes ombak dulu, kalau sekiranya banyak yang baca karya ini lanjut di sini, kalau sepi terpaksa deh 😁. Seperti biasa, tinggalkan komentarnya ya. Makasih sebelumnya, Lope-lope sekebon jeruk 🍊💋🤗

Yuk kita kenalan dulu ya MC FL-ML

Naura Arashya, usia 20 tahun waktu melahirkan dan masih menjadi mahasiswa.

Irfan Mahesa, usai 31 tahun saat menjatuhkan talak pada Naura.

Sofia Wulandari, usia 24 tahun, siapakah dia???

Terpopuler

Comments

family megantara

family megantara

cerita on going mommy gina yg terbaru yg mana y ....

2024-10-30

0

Ayu

Ayu

anaknya naura mgkn blm meninggal. psti rekayasa aja. pdhl ank nya di bw suami nya. kshn naura. smgt ya naura

2024-10-29

0

Ma Malikha

Ma Malikha

ikutan baca ya mommy 🥰🥰🥰🥰🥰

2024-11-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Jatuh Talak
2 Bab 2. Empat Tahun Kemudian
3 Bab 3. Kenyataan Yang Menyakitkan
4 Bab 4. Sambutan Irfan
5 Bab 5. Sikap Irfan
6 Bab 6. Perdana Kedekatan Naura Dan Noah
7 Bab 7. Perkara Pengunduran Naura
8 Bab 8. Curhatan Naura
9 Bab 9. Telepon Dari Irfan
10 Bab 10. Permintaan Sofia
11 Bab 11. Bertemu Kembali Dengan Noah
12 Bab 12. Terjebak Di Lift
13 Bab 13. Masih Terjebak Di Lift
14 Bab 14. Naura Pingsan
15 Bab 15. Adiba Curiga
16 Bab 16. Kebencian Irfan
17 Bab 17. Keinginan Adiba
18 Bab 18. Amarah Irfan
19 Bab 19. Kata-kata Alma
20 Bab 20. Adiba Tahu Rahasia Naura
21 Bab 21. Tolong Jaga Rahasia, Bu!
22 Bab 22. Sering Dipukul Dan Dicubit
23 Bab 23. Tante Sayang Sama Noah
24 Bab 24. Tukang Bohong
25 Bab 25. Menyambangi Sofia
26 Bab 26. Mengajak Noah Bermain
27 Bab 27. Jangan Campuri Urusanku!
28 Bab 28. Makan Bersama
29 Bab 29. Ketemu Sofia Lagi
30 Bab 30. Dasar Istri Matre
31 Bab 31. Ribut Di Dalam Mobil
32 Bab 32. Pisah Ranjang!
33 Bab 33. Mengundurkan Diri
34 Bab 34. Perlawanan Naura
35 Info sejenak : Penyesalan Suami-Mengejar Cinta Istri
36 Bab 35. Api Jangan Dilawan Dengan Api
37 Bab 36. Dirumahkan!
38 Bab 37. Noah Rewel
39 Bab 38. Mulai Terkuak
40 Bab 39. Keputusan Irfan
41 Bab 40. Bukti Yang Lain
42 Bab 41. Noah Sakit
43 Bab 42. Hasil Tes DNA
44 Bab 43. Meminta Bantuan Alma
45 Bab 44. Kedatangan Adiba, Damar Dan Noah
46 Bab 45. Anakku Belum Meninggal, Bu!!
47 Bab 46. Noah Harus Bersamaku!
48 Bab 47. Rembukan Atas Permintaan Adiba
49 Bab 48. Bukan Akhir Nasib Sofia Dan Deni
50 Bab 49. Warisan Irfan Ditarik
51 Bab 50. Mengalihkan Permintaan Noah
52 Bab 51. Pertemuan Yang Tak Teduga
53 Bab 52. Luka Lama Belum Sembuh
54 Bab 53. Penyesalan Yang Terlambat
55 Bab 54. Papi Mana, Mami?
56 Bab 55. Penculikan Noah
57 Bab 56. Di Bawah Bayang Gelap
58 Bab 57. Saran Dari Sahabat
59 Bab 58. Masa Kritis Irfan
60 Bab 59. Mami, Apan Kita Lihat Papi?
61 Bab 60. Harapan di Tengah Duka
62 Bab 61. Keajaiban Di Tengah Keputusasaan
63 Bab 62. Kebangkitan Irfan
64 Bab 63. Meniti Luka, Membangun Harapan
65 Bab 64. Penyesalan Yang Tiada Akhir
66 Bab 65. Tinggal Di Mansion Mahesa
67 Bab 66. Lembaran Baru
68 Bab 67. Menjalani Takdir Baru
69 Bab 68. T a m p a ran Untuk Naura
70 Curhat Dulu
71 Bab 69. Boleh Aku Bicara, Naura?
72 Bab 70. Meluapkan Isi Hati
73 Bab 71. Kala Rindu Terobati
74 Bab 72. Aku Mencintaimu, Naura
75 Bab 73. Adakah Kesempatan Kedua?
76 Bab 74. Permintaan Noah
77 Bab 75. Restu Adiba
78 Bab 76. Pertemuan Tak Terduga di Ruang Rawat
79 Bab 77. Mulai Melangkah Maju
80 Bab 78. Melamar Naura Kembali
81 Bab 79. Kejutan Untuk Naura
82 Bab 80. Jawaban Naura
83 Bab 81. Pengakuan Bagas
84 Bab 82. Maukah Jadi Istri Mas?
85 Bab 83. Naura Dikeroyok
86 Bab 84. Hari Yang Di Nanti
87 Bab 85. Happy Ending
88 Promo Karya Santi Suki
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1. Jatuh Talak
2
Bab 2. Empat Tahun Kemudian
3
Bab 3. Kenyataan Yang Menyakitkan
4
Bab 4. Sambutan Irfan
5
Bab 5. Sikap Irfan
6
Bab 6. Perdana Kedekatan Naura Dan Noah
7
Bab 7. Perkara Pengunduran Naura
8
Bab 8. Curhatan Naura
9
Bab 9. Telepon Dari Irfan
10
Bab 10. Permintaan Sofia
11
Bab 11. Bertemu Kembali Dengan Noah
12
Bab 12. Terjebak Di Lift
13
Bab 13. Masih Terjebak Di Lift
14
Bab 14. Naura Pingsan
15
Bab 15. Adiba Curiga
16
Bab 16. Kebencian Irfan
17
Bab 17. Keinginan Adiba
18
Bab 18. Amarah Irfan
19
Bab 19. Kata-kata Alma
20
Bab 20. Adiba Tahu Rahasia Naura
21
Bab 21. Tolong Jaga Rahasia, Bu!
22
Bab 22. Sering Dipukul Dan Dicubit
23
Bab 23. Tante Sayang Sama Noah
24
Bab 24. Tukang Bohong
25
Bab 25. Menyambangi Sofia
26
Bab 26. Mengajak Noah Bermain
27
Bab 27. Jangan Campuri Urusanku!
28
Bab 28. Makan Bersama
29
Bab 29. Ketemu Sofia Lagi
30
Bab 30. Dasar Istri Matre
31
Bab 31. Ribut Di Dalam Mobil
32
Bab 32. Pisah Ranjang!
33
Bab 33. Mengundurkan Diri
34
Bab 34. Perlawanan Naura
35
Info sejenak : Penyesalan Suami-Mengejar Cinta Istri
36
Bab 35. Api Jangan Dilawan Dengan Api
37
Bab 36. Dirumahkan!
38
Bab 37. Noah Rewel
39
Bab 38. Mulai Terkuak
40
Bab 39. Keputusan Irfan
41
Bab 40. Bukti Yang Lain
42
Bab 41. Noah Sakit
43
Bab 42. Hasil Tes DNA
44
Bab 43. Meminta Bantuan Alma
45
Bab 44. Kedatangan Adiba, Damar Dan Noah
46
Bab 45. Anakku Belum Meninggal, Bu!!
47
Bab 46. Noah Harus Bersamaku!
48
Bab 47. Rembukan Atas Permintaan Adiba
49
Bab 48. Bukan Akhir Nasib Sofia Dan Deni
50
Bab 49. Warisan Irfan Ditarik
51
Bab 50. Mengalihkan Permintaan Noah
52
Bab 51. Pertemuan Yang Tak Teduga
53
Bab 52. Luka Lama Belum Sembuh
54
Bab 53. Penyesalan Yang Terlambat
55
Bab 54. Papi Mana, Mami?
56
Bab 55. Penculikan Noah
57
Bab 56. Di Bawah Bayang Gelap
58
Bab 57. Saran Dari Sahabat
59
Bab 58. Masa Kritis Irfan
60
Bab 59. Mami, Apan Kita Lihat Papi?
61
Bab 60. Harapan di Tengah Duka
62
Bab 61. Keajaiban Di Tengah Keputusasaan
63
Bab 62. Kebangkitan Irfan
64
Bab 63. Meniti Luka, Membangun Harapan
65
Bab 64. Penyesalan Yang Tiada Akhir
66
Bab 65. Tinggal Di Mansion Mahesa
67
Bab 66. Lembaran Baru
68
Bab 67. Menjalani Takdir Baru
69
Bab 68. T a m p a ran Untuk Naura
70
Curhat Dulu
71
Bab 69. Boleh Aku Bicara, Naura?
72
Bab 70. Meluapkan Isi Hati
73
Bab 71. Kala Rindu Terobati
74
Bab 72. Aku Mencintaimu, Naura
75
Bab 73. Adakah Kesempatan Kedua?
76
Bab 74. Permintaan Noah
77
Bab 75. Restu Adiba
78
Bab 76. Pertemuan Tak Terduga di Ruang Rawat
79
Bab 77. Mulai Melangkah Maju
80
Bab 78. Melamar Naura Kembali
81
Bab 79. Kejutan Untuk Naura
82
Bab 80. Jawaban Naura
83
Bab 81. Pengakuan Bagas
84
Bab 82. Maukah Jadi Istri Mas?
85
Bab 83. Naura Dikeroyok
86
Bab 84. Hari Yang Di Nanti
87
Bab 85. Happy Ending
88
Promo Karya Santi Suki

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!