Rina dan Tiyo, dua siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Atas ternyata sama-sama memiliki perasaan yang sama.
"Kenalkan ini Jasmine, kekasihku" Dengan mudahnya Tiyo berkata seperti itu didepan Rina. kecewa dan marah yang Rina rasakan. dan Tiyo tidak bisa berbuat apapun, dia menerimanya karena perjodohan dari sang Ayah. Dengan meluapkan rasa kecewa dan emosinya, Tiyo mengikuti balap liar dan mengalami kejadian yang mengenaskan.
Sosok seseorang yang tiba-tiba mengaku dirinya sebagai Tiyo pun muncul di hadapan Rina.
Bagaimana sikap Rina? Dan apakah Rina percaya dia adalah Tiyo nya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karina Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Rina hanya diam dan kaget atas tindakan pram. Dan Pram hanya tersenyum dengan tindakan nya itu. Di perjalanan Pram melirik Rina, yang ternyata sekretarisnya itu sedang tidur. Di lobby mobil, pram tidak langsung membangunkan Rina dia memandang wajah Rina dan membenarkan rambut yang menutupi wajah Rina. Tiba tiba Pram mencium kening Rina dan langsung menitikkan air matanya. Setelah itu Pram memandang Rina lagi, kurang dari 25 menit Rina tidur akhirnya dia bangun.
"Kak Tiyo?" Kata Rina
Pram terkejut ketika Rina memanggil dirinya Tiyo. Pram akhirnya tau kenapa Rina sulit sekali untuk di dekati karena dirinya masih menyimpan rasa terhadap Tiyo.
"Rin, ini aku Bos mu. Aku Pram, bukan Tiyo." Pram berkata sambil melambaikan tangannya tepat di depan wajah Rina.
"Ah, maaf Pak. Mungkin tadi saya salah sebut." Kata Rina sambil menata kembali duduknya.
"Kita sudah berada di lobby kantor. Ayo kita masuk" Ajak Pram.
"Baik Pak." Jawab Rina.
"Kenapa tadi aku memanggil Pak Pram dengan Kak Tiyo. Tapi jelas jelas tadi aku memang melihat Kak Tiyo. kenapa aku masih belum bisa melupain laki laki itu." Ujar Rina yang sama sekali belum beranjak dari dalam mobil.
Pram yang melihat sekretarisnya tidak ada di samping, akhirnya dia kembali lagi ke lobby untuk menemuinya.
tok tok tok ...
"Baik pak, saya turun" Kata Rina.
"Ayo cepat, jangan melamun saja. Saya kembali lagi kesini karena tidak melihatmu di sampingku. Ayo." Akhirnya Pram menggandeng tangan Rina. Dan Rina entah kenapa tidak menolaknya lagi.
"Aku yakin , kamu masih belum bisa melupakan nya Rin. Aku akan membuat rasa itu tumbuh lagi di hatimu. Dan aku akan membuatmu menjadi milikku. Terimakasih Tiyo, kamu sudah mendonorkan jantungmu untukku." Ujar Pram dalam hati sambil melangkah menuju ruangannya.
Setelah mereka masuk ke ruangan, Pram bertanya kepada Rina. Sehingga yang di tanya menjadi bingung.
"Apa kamu masih menyimpan perasaan terhadap laki-laki yang bernama Tiyo?" Tanya Pram.
"Apa maksud bapak bertanya seperti itu? Kenapa bapak tiba tiba bertanya tentang masa lalu saya ?" Rina bukannya menjawab malah memberikan pertanyaan kembali kepada bosnya .
"Aku hanya ingin tau saja, apakah kamu masih belum bisa melupakan masa lalumu itu? Kalau kamu masih belum bisa setidaknya aku tidak terlalu sulit untuk dekat sama kamu." Mendengar jawaban Pram, Rina semakin bingung apa maksud dari semua perkataan Pram.
"Maksud bapak ? Tidak terlalu sulit ? memangnya bapak ada hubungannya dengan masa lalu saya ? Bahkan dimasa lalu saya, saya tidak pernah kenal dengan anda. Jadi, jangan pernah mengaitkan masa lalu saya dengan anda. Saya permisi." Rina menjawab nya dengan sangat marah, dan segera pergi ke ruangannya. sebelum Rina pergi dia kaget atas ucapan Pram.
"Aku adalah Tiyomu." Ucap Pram.
Rina berhenti dan langsung membalikkan badannya mendengar ucapan bosnya.
"Anda jangan mengada ngada pak. Dia sudah menikah dan bahkan mungkin dia sudah memiliki anak. Jadi jangan samakan Anda dengan dia." Jawab Rina.
"Dia tidak menikah, bahkan belum punya anak. Dia ada di sini Rin." Pram menarik tangan Rina dan meletakkan tangannya di dada Pram.
"Dia disini" Ulang pram lagi.
"Maksud anda Pak?" Tanya Rina dengan mata berkaca kaca dan enggan melepaskan tangannya dari dada pram.
"Iya Rin, Tiyo sudah meninggal dan dia sama sekali tidak menikah dengan wanita itu. Dia mendonorkan jantungnya untukku. Karena saat itu aku sangat membutuhkan jantung agar aku tetap bisa hidup. Dan ini alasannya Rin, kenapa dia memberikan jantungnya untukku. Karena dia ingin kamu bahagia Rin." Pram menjelaskan nya kepada Rina. Rina hanya menangis mendengarkan penjelasan dari Pram.
Lelaki yang sangat dia benci, yang pernah mengkhianati janjinya. Ternyata, dia adalah lelaki yang baik.
"Disini ada Kak Tiyo pak ? Benar ?" Tanya rina dengan tetap memegang dada Pram.
Pram hanya menganggukkan kepala nya mendengar pertanyaan dari Rina.
Rina langsung memeluk Pram sambil menangis, dan Pram pun membalas pelukan Rina.
"Rin, apakah kamu mau menjadi sahabatku ? Karena kamu selalu menolakku menjadi sahabatmu?" Tanya pram denga sesekali menggoda Rina.
"Baik lah, saya menerima Anda menjadi sahabat saya." Rina menjawab sambil mengusap air matanya.
"Hei, dalam persahabatan tidak ada kata Anda dan saya. Hanya ada kamu, aku, atau kita." pram menjawab sambil mengedipkan matanya.
"Kamu ganjen juga ternyata." Rina berkata sambil tertawa.
"Yukk kita balik ke ruangan. Laporanmu masih belum selesai." Pram menggandeng tangan Rina menuju ruangan mereka.
Saat di luar ruangan mereka layaknya Bos dan karyawan, tetapi saat di dalam ruangan mereka hanya seorang sahabat.
"Rin, nanti malam nonton yuk." Ajak Pram
"Bukannya besok kita ada janji sama client kamu pram. Ini ajah laporanku belum selesai." Jawab Rina dengan masih berkutat dengan laptopnya.
"Udah kamu taruh ajah, laporannya kamu kirim ke aku. Nanti aku lanjutin." Jawab Pram dan beranjak ke meja Rina.
"Iya ya, sebentar" Rina mengirimkan filenya kepada Pram. Dan Rina tergesa gesa tanpa melihat Pram yang ada di depannya.
Brak..
Rina hampir terjatuh kalau tidak di tahan oleh Pram.
Pram melihat wajah Rina dan ...
Cuppp.. Pram mencium bibir Rina.
