NovelToon NovelToon
About Me (Alshameyzea)

About Me (Alshameyzea)

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Murid Genius / Teen School/College
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Febby Eliyanti

Saksikan perjalanan seorang gadis yang tidak menyadari apa yang telah disiapkan takdir untuknya. Seorang gadis yang berjuang untuk memahami konsep cinta sampai dia bertemu 'dia', seorang laki-laki yang membimbingnya menuju jalan yang lebih cerah dalam hidup. Yuk rasakan suka duka perjalanan hidup gadis ini di setiap chapternya.


Happy Reading 🌷
Jangan lupa likenyaa💐💐💐
Semoga kalian betah sampai akhir kisah Alsha🌷 Aamiin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Eliyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Trigonometri

...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, Like dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...

...••••...

...🌷Happy Reading 🌷...

...•...

...•...

...•...

...Tidak ada kebetulan yang benar-benar kebetulan di dunia ini....

...°°°°...

keenan.aksara

...

...

Disukai oleh alineee.05 dan 32.695 lainnya

@keenan.aksara Kaca yang pecah, meskipun sudah disusun kembali, ia akan tetap memperlihatkan retaknya.

@abhiumi__ 7 menit

Pak ketu kenapa nih???? @kdrgntr__ @vannklgg__

@k.fansss 5 menit

Keenankuu kenapaa 😢

@hanyyygh_14 3 menit

bagus bngettt pemandangannya, spt orangnyaaa😍

lihat semua 1.592 komentar.

15 menit yang lalu.

----

Suasana pagi di SMAN Cendana mengalir dengan keanggunan yang mempesona, sinar mentari pertama mengusap lembut bangunan-bangunan bersejarah. Angin pagi membawa aroma harum dari tanaman-tanaman yang baru mekar, meresap dalam keheningan yang hanya terputus oleh langkah gemulai siswa-siswa yang menuju kelas.

Ketika aku melangkah hendak masuk, tiba-tiba aku melihat seorang siswa laki-laki berdiri di hadapanku. Ia memakai seragam yang atasnya dikeluarkan, atribut yang tidak lengkap, ditambah jaket jeans hitam yang tampak seperti bagian tak terpisahkan dari tubuh kekarnya. Rambutnya tersisir dengan apik, menambahkan kesan klimis yang menghiasi wajah tampannya yang begitu mudah dikenali.

"Kee-"

Eh? Belum selesai aku menyebutkan namanya, dia telah memegang tanganku dengan erat. Baru aja mau melangkah, tiba-tiba segerombolan siswa laki-laki menghampiri kami.

"Loh?" ucap mereka bertiga barengan, kaget.

"Lo udah masuk?" ucap Kafka kemudian

"Ayo bos gue anter pulang, Lo butuh istirahat." tambah Nevan yang kemudian mengeluarkan kunci motornya dari saku seragamnya

"Ga usah!" cetus Keenan, yang membuat kami semua terdiam

"Oh gue tau alasan pak ketu tetep masuk sekolah"

ucap Abhi

"Tau apa Lo?" tanya Nevan

"Kan penawarnya ada disini. Otomatis sembuh dong." jawabnya ngasal

Keenan menatapku, dia kembali menarik tanganku, sampai ke kelas. Diikuti oleh ketiga temannya itu.

"MINGGIR! MINGGIR! Ada yang mau nyebrang nih!" teriak Abhi yang memecah kerumunan siswa di depan kelas

Aku berusaha melepas genggaman tangan Keenan, tapi dia semakin mengeratkannya dan menarikku sampai di depan bangkuku.

"Gak bakal hilang kok, sampe segitunya bos." ucap Nevan sambil ketawa, diikuti oleh Abhi dan Kafka

Keenan tak menggubris ucapan Nevan, dia malah menatapku dengan tatapan dalam, tatapan yang mengharapkan sesuatu. Sebenarnya, apa yang dia inginkan?

Tiba-tiba bel berbunyi, tanda masuk jam pelajaran pertama. Semua siswa segera kembali ke bangku masing-masing, terkecuali Keenan. Dia malah duduk di tempat Aline.

"Keenan kam-"

"Bentar lagi pak Iwan masuk, cepetan duduk." potong Keenan, aku menghela napas pelan, okay.

Lima menit kemudian Pak Iwan datang, kami semua pun sudah stand by di bangku masing-masing. Pelajaran matematika dimulai.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, selamat pagi semua!

Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, pagi pak!

Bagaimana kabar kalian ?

Alhamdulillah baik pak.

Alhamdulillah kalau gitu, silahkan dibuka buku paketnya halaman 23, tentang Trigonometri. ucap Pak Iwan tanpa basa basi lagi.

Semua siswa pun mengikuti perintahnya. Pak Iwan berdiri di depan papan tulis yang bersih. Dengan mata penuh semangat, beliau mulai menjelaskan konsep materi dengan penuh dedikasi. Meskipun beberapa dari kami masih menghadapi kesulitan dalam memahami, tapi hal itu tidak membuat kami berhenti berusaha keras untuk mengikuti setiap kata yang diucapkannya. Beberapa wajah mungkin menunjukkan ekspresi kebingungan, tetapi sebagian besar dari kami mencoba untuk tetap fokus dan pura-pura mengangguk untuk mengerti. Pak Iwan menjelaskan materi dengan cara yang jelas dan terstruktur, memberikan contoh-contoh yang relevan untuk menggambarkan setiap konsep yang diajarkannya.

Trigonometri membantu kita memahami hubungan antara sudut dan panjang sisi-sisi dalam segitiga, serta bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam berbagai konteks geometris.

"Iya, Abhi?" ucap pak Iwan yang membuat kami sontak melihat ke arah bangku Abhi. Ya benar, Siswa yang bernama Varelino Abhisar itu telah mengangkat tangannya. Kami semua menunggu apa yang ditanyakan Abhi, wajah kami masih serius semua. Apa yang mau Abhi tanyakan? Diantara kami tidak ada yang berani bertanya ditengah-tengah pak Iwan masih menjelaskan materi. Hanya Abhi yang berani melakukan itu ke semua guru, termasuk ke guru yang paling killer.

"Izin bertanya pak." ucap Abhi

"Silahkan."

"Kata pak Iwan trigonometri bisa membantu kita memahami hubungan antara sudut dan panjang sisi-sisi dalam segitiga."

"Betul sekali, lalu?"

"Lalu apakah rumus trigonometri bisa membantu kita untuk memperbaiki hubungan dua insan yang sudah pernah retak?" Abhi menyampaikannya dengan nada polos, membuat seisi kelas tertawa, termasuk pak Iwan. Kecuali seseorang yang sedang duduk di sampingku. Laki-laki pemilik wajah tegas itu serius daritadi, aku menoleh ke arahnya, ia pun menatapku balik. Ketika pandangku bertemu dengan pandangannya, terasa ada sejuta tanya yang ingin dia ungkapkan, dalam kebisuan yang mengalir di antara kita berdua.

"Abhi." ucap pak Iwan yang berhasil membuat tawa kami berhenti

"Eh, maaf pak, biar gak serius-serius amat." jawaban Abhi malah membuat pak Iwan cekikikan. Kami pun ikut tertawa. Dasar Abhi!

"Haha ada-ada saja kau ni. Oke baiklah anak-anak, sebelum kita lanjut ke soal-soal, apa ada yang mau bertanya lagi?"

"Pak!" Kini aku yang mengangkat tangan

"Iya, Alsha?"

"Kenapa ilmu trigonometri masih butuh pembuktian pak? Padahal trigonometri sendiri merupakan ilmu yang sudah teruji konsepnya dengan benar."

pertanyaan ku membuat kelas hening seketika, apa pertanyaan ku ada yang aneh?

Pak Iwan melangkah ke depan, dengan tegapnya beliau melempar senyuman pada kami semua. Pak Iwan, meskipun beliau terkenal dengan killer nya di sekolah ini, tapi jika masalah pelajaran, anak-anak lebih suka masuk ke kelasnya. Bukan karena materi yang ia sampaikan, tapi cara beliau menyampaikan materi membuat kami tidak terlalu 'spanneng'. Hal ini membuat para siswa yang awalnya tidak menyukai matematika, jadi suka. Seberpengaruh itu cara guru menyampaikan materi ke murid.

"Pertanyaan bagus Alsha. Jadi gini anak-anak, dalam ilmu trigonometri, kita sering melakukan pembuktian untuk memastikan bahwa rumus-rumus dan teorema yang kita gunakan benar dan dapat diandalkan. Hal ini membantu kita memahami lebih dalam bagaimana trigonometri bekerja dan mengapa rumus-rumus tersebut dapat diaplikasikan dalam berbagai situasi matematis dan ilmiah. Jadi, pembuktian dalam trigonometri bukan sekadar menguji kebenaran konsepnya, tetapi juga untuk memperdalam pemahaman kita tentang dasar-dasar matematis yang digunakan." jawaban pak Iwan membuat kami semua manggut-manggut.

"Seperti ilmu trigonometri yang memerlukan langkah-langkah matematis untuk mengungkap kebenaran di balik rumusnya, demikian pula dalam cinta, kita perlu mencari tanda-tanda kecil dan momen-momen yang membuktikan bahwa kita saling mengerti dan peduli satu sama lain. Karena cinta adalah labirin emosi yang membutuhkan bukti-bukti kecil untuk memahami dan mengungkapkan sebuah rasa."

Aku menoleh, terpukau dengan kata-kata yang diucapkan oleh laki-laki di sampingku. Ketika mata kami kembali bertemu, sebuah keintiman tanpa kata-kata tercipta di antara kami, seolah dunia di sekitar kami berhenti sejenak untuk memberikan ruang pada momen itu.

---

"Hai Alsha," sapa Rey sambil tersenyum, yang kemudian duduk di depanku.

Saat ini kami berada di kantin sekolah.

"Halo, Rey," jawabku, membalas senyumnya.

"Boleh aku temenin?" tanya Rey.

"Tentu saja," jawabku, senang bisa ditemani oleh orang sebaik Rey.

"Kayaknya pelajaran hari ini bener-bener bikin pusing ya," ucap Rey sambil melihatku makan dengan lahap.

"Tadi jam pertama, matematika, bener-bener menguras," jawabku, membuat Rey tertawa kecil.

"Kamu gak makan, Rey?" tanyaku.

"Enggak, udah makan di rumah tadi."

"Maksudku, gak beli jajan?"

"Enggak, Al."

"Kenapa? Gak bawa uang?"

Rey tertawa pelan, "Bawa, Al."

"Lalu?"

"Bunda gak izinin kita makan di luar."

"Bunda kamu pasti pengen anaknya sehat," ucapku, teringat kebiasaan aku dan Aline suka jajan di luar, seblak, cireng, bakso, mie ayam, semuanya.

"Ya, bunda selalu bawain bekal untuk anak-anaknya," jawab Rey.

"Pasti enak punya bunda kayak gitu," kataku.

Rey hanya mengangguk antusias sambil tersenyum menatapku.

"Jadi, kamu gak pernah beli apa-apa di kantin?"

"Ya, palingan cuma air mineral."

Aku paham, memang jarang melihat Rey beli makanan di kantin sekolah. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.

"Rey, apa kamu dan Arshaka benar-benar masih saudara?"

"Ya, kami sepupu. Ayah Arshaka kakak dari bundaku."

Aku manggut-manggut. Jadi selama ini anak-anak salah, mengira Rey dan cowok aneh itu adalah saudara kandung. Padahal hanya sepupuan. Dari awal aku memang gak setuju, Rey baik, ramah, dan wajahnya kalem, sedangkan cowok aneh itu.. udah galak, nye---

Belum selesai aku berpikir, tiba-tiba Keenan telah menarik tanganku. Aku mencoba melepaskan diri, tapi genggamannya semakin kuat. Aku pun pergi meninggalkan wajah Rey yang terheran-heran di meja kantin sana.

"Keenan, kamu kenapa sih?"

Tidak ada jawaban.

"Keenan!"

Nihil, Keenan tetap menarik tanganku di tengah-tengah banyaknya siswa, aku malu!

"Keenan, please deh, lepasin!"

Tetap saja Keenan tidak menggubris perkataan ku. Sampai kami tiba di taman sekolah.

"Keenan, aku gak suka kamu narik-narik tanganku!"

Laki-laki pemilik wajah tegas itu langsung menghentikan langkahnya. Dia melepaskan genggaman eratnya. Menatapku dengan tatapan tajam.

"Gue juga gak suka ngeliat Lo berduaan sama cowok lain!"

Deg!

Tiba-tiba keheningan mengelilingi kami berdua. Apa yang dikatakan Keenan barusan?

"Seeing you with other guys gets me jealous, you know?"

Setelah melontarkan kalimat itu, Keenan duduk di bangku taman, aku bisa melihat di wajahnya memancarkan kesedihan yang dalam dan tak terucapkan. Aku jadi merasa bersalah.

Aku menghampirinya, menemani duduk di sampingnya.

"Keenan.."

Tidak ada jawaban.

"Keenan, maaf..."

Keenan tetap diam.

"Aku gak bermaksud bikin kamu merasa seperti ini."

Dia tetap diam.

"Keenan, semua itu perlu komunikasi yang baik. Kamu gak perlu narik-narik tanganku seperti tadi."

Keenan menoleh, "Coba kasih tau gue, Sheena, gimana caranya mengungkapkan rasa cemburu dengan baik." ucap dia, aku terdiam. Tidak tahu.

"Gue udah nyoba nyembunyiin perasaan cemburu gue dibalik senyuman, tapi itu semua malah bikin gue ngerasa gak nyaman. Pahit."

"Gue gak suka ngeliat Lo Deket sama cowok lain. Maaf kalo gue kelewat lebay di mata lo." tambah laki-laki pemilik wajah tegas itu, yang kemudian pergi meninggalkan aku sendirian di taman. Aku menghela napas panjang, maaf Keenan.

---

Aku mengeluarkan buku biologiku, ini sudah memasuki jam pelajaran terakhir.

Coba kasih tau gue, Sheena, gimana caranya mengungkapkan rasa cemburu dengan baik."

"Gue udah nyoba nyembunyiin perasaan cemburu gue dibalik senyuman, tapi itu semua malah bikin gue ngerasa gak nyaman. Pahit."

"Gue gak suka ngeliat Lo deket sama cowok lain. Maaf kalo gue kelewat lebay di mata lo."

Kalimat-kalimat Keenan kembali terngiang-ngiang di kepalaku. Aku menghela napas. Melihat ke arah bangku Keenan, nihil. Teman-temannya pun gak ada disana. Mereka bolos?

Suasana kelas biologi di jam terakhir seperti permainan menunggu waktu. Pak Dharma, guru biologi di SMA Cendana, masih semangat menjelaskan tentang sistem pencernaan, sementara beberapa dari kami mulai merasa seperti detik-detik ini adalah penantian yang tak berujung untuk pulang. Mata-mata kami yang mengantuk melirik ke arah jam dinding dengan harapan waktu bisa lebih cepat berlalu. Suara pena yang bergoresan di buku catatan mengiringi keinginan kami untuk segera menyelesaikan pelajaran dan pulang ke rumah.

KRING! KRING! KRING!

Suara bel yang kemudian diiringi kata hore dari kami semua. Pak Dharma kemudian menutup jam pelajaran hari ini dengan baik, lalu menyuruh kami lekas berkemas. Waktunya pulang!

Jam pelajaran telah selesai, seluruh siswa diperbolehkan untuk pulang ke rumah masing-masing. Ingat kata bapak ibu guru hari ini, bahwa di dalam rasa sedih, maaf adalah jembatan yang menghubungkan hati yang terluka menuju kebahagiaan yang baru.

Sampai jumpa esok hari dengan semangat yang baru. Jangan lupa tersenyum hari ini kepada dia yang berharga bagimu.

TING TING TING... suara alunan merdu bel sekolah berakhir.

Aku ber-hm pelan setelah mendengar quotes hari ini. Kenapa sangat sesuai ?

Sinar senja menerobos masuk melalui jendela kelas, memercikkan warna keemasan di sekeliling. Aku mengemas buku-buku ke dalam tas, sambil melihat teman-teman bergerak cepat menuju pintu keluar.

Aku juga mendengar suara langkah-langkah cepat siswa SMAN Cendana yang pulang menggema di lorong, menandakan akhir dari hari yang penuh dengan tawa dan pelajaran.

Waktu telah menjelang senja, setiap Senin hingga Jumat, jam 15.30 WIB adalah waktu pulang yang dinantikan semua siswa termasuk aku.

Aku hendak menggendong ranselku, bersiap untuk pulang.

"Buat Lo."

...

...

Tiba-tiba seorang laki-laki menyodorkan bingkisan serba biru.

"Dari bunda gue." tambahnya

"Lagi?"

Dia mengangguk.

"Kenapa bunda kamu selalu ngasih bingkisan ke aku?"

"Kalo Lo mau tau alasannya, ada syaratnya."

"Apa?" tanyaku

"Pertama-tama, sini hp Lo."

Aku mendengus kesal, pasti gara-gara semalem.

"Nih." Aku menyodorkan hp ku ke dia, karena aku emang penasaran. Dia langsung mengambil hp ku, jarinya dengan cepat mengetik sesuatu.

"Done!" dia mengembalikan hp ku.

"Apa alasannya?"

"Ada lagi syaratnya."

"Heh! Kam--"

"Izinin gue nganter Lo pulang."

Sebelum aku menolaknya, cowok aneh itu sudah menarik tanganku.

"Lepasin gak!"

"Gak!"

"Aku gak mau langsung pulang!"

"Kemana?"

"Mau ke toko buku."

"Gue anter."

"Gak usah!"

Cowok aneh itu gak menggubris ku lagi, diam tetap menarik tanganku sampai di parkiran.

"Berhenti!" suara seseorang menghentikan langkah kami.

'Keenan.' batinku, membuat cowok aneh itu melepas genggamannya.

"Dia udah janji pulang sama gue." ujar keenan

Ha? Kapan?

"Udah dibatalin janjinya." cetus cowok aneh itu

"Heh, Lo siapa sih."

"Gue---"

"Udah-udah aku sama Rey aja!" Aku memotong perdebatan mereka, dan menarik tangan Rey yang baru aja datang menghampiri kami. Padahal dia gak tahu apa-apa.

Tanpa aku sadari, aku melakukan satu kesalahan.

"Eh, Al?--"

"Rey, kamu mau kan nganterin aku?" Aku membawa Rey menjauh dari dua cowok tadi.

Setelah sampai di parkiran, aku melepas tangannya.

"Mau, tapi A-aku--"

"Ya udah ayo, aku mau ke toko buku."

"Al? A-aku--"

"Ayo Rey, toko bukunya keburu tutup!"

"Iya, t-tapi Al--"

"Udah Rey, buruan ambil motor kamu."

"T-tapi a-aku--"

"Rey gak bawa motor. Dia bonceng gue tadi."

Hah?

Aku melotot ke Rey, kenapa dari awal dia gak bilang kalo gak bawa motor.

"Al, aku udah nyoba jelasin ke kamu, tapi--"

"Itu artinya, Lo bareng gue." Potong cowok aneh itu, sambil mendekatkan wajahnya ke arahku.

Aku mendengus kesal, "Gak! Aku naik angkot aja!" ucapku sambil melangkah pergi dari mereka

"Oke, nih, Lo bawa motor gue." cowok aneh itu melempar kunci motornya ke Rey.

"Biar gue yang nemenin dia" tambahnya sebelum meninggalkan Rey yang terdiam di parkiran.

Aku menghela napas panjang, kesal. Kenapa harus sama dia? Mending sama Keenan.

Sebelum melangkah nyebrang, kami mendengar bunyi gemuruh petir menggema dari kejauhan, menandakan bahwa hujan akan segera turun. Tapi ternyata perkiraanku salah, cuaca tiba-tiba berubah drastis di sekitar sekolah. Langit yang sebelumnya mendung, kini melepaskan hujan deras yang mengguyur, tak kenal ampun. Ini meskipun semenit aja, baju kami akan basah kuyup.

"Ikut gue." Cowok aneh itu menarik tanganku, dia mengajakku ke suatu tempat untuk berteduh. Kami berdua berdiri di depan toko aksesoris yang sudah tutup, menunggu hujan reda.

"Lo bawa payung?" tanya cowok aneh itu

Aku menggeleng, lupa.

"Lo masih mau ke toko buku?"

Aku melirik jam tanganku, ini sudah hampir setengah 5. Aku menggelengkan  kepala, toko bukunya pasti sudah tutup.

Lalu hening seketika, tidak ada percakapan lagi diantara kami berdua. Masing-masing dari kami menatap suasana yang tadinya ramai dan penuh aktivitas di jalanan, kini berubah menjadi sunyi dan hampa. Sesekali dua sampai tiga kendaraan masih lewat. Angkot? Nihil. Tidak ada satupun angkot terlihat, apa karena ini sudah terlalu sore? Aku melihat jam tanganku, ini masih jam setengah lima.

Tidak hanya hujan yang deras, anginpun juga kencang. Aku menatap cowok aneh itu, dia gak kedinginan? Dia hanya memakai seragam sekolah tanpa jas. Aku aja yang udah pakai jas almamater masih ngerasa dingin. Tapi dia sepertinya baik-baik saja, tangannya sibuk mengetik sesuatu di layar handphonenya.

"Ngapain liatin gue?" Aku langsung mengalihkan pandanganku ketika ia mulai bicara. Anak ini kenapa bisa tau?

Aku menatapnya lagi saat dia mengambil sesuatu dari dalam ranselnya. Jas almamater. Dia sepertinya udah mulai kedinginan.

"Kali ini, Lo harus nurut sama gue." Tiba-tiba dia meletakkan jas almamater nya di atas kepalaku. Aku mendongak, membuat mata kami bertemu.

"Kita gak bisa terus-terusan disini, ayo." Satu tangannya memegang jaket almamater, satu tangannya lagi memegang pundakku. Kami berdua lari melintasi hujan deras.

Setelah beberapa menit kemudian, langkah kami berhenti di suatu tempat, Masjid Jami'.

"Ayo masuk." Cowok aneh itu melangkah lebih dulu, masuk ke dalam masjid, akupun mengikuti langkahnya. Tidak ada tempat naungan lagi selain masjid ini.

Di teras masjid, aku duduk sendirian dan memperhatikan cowok aneh itu yang sedang berbincang dengan seorang lelaki yang wajahnya tidak asing di mataku. Lelaki itu mengenakan baju koko berwarna maroon yang dipadukan dengan sarung hitam, lengkap dengan peci yang menambah kesan kesolehannya. Lalu mataku mengikuti langkah cowok aneh itu, dia mau kemana? Daritadi sibuk sepertinya. Aku menatap ke arah hujan, masih deras. Ayolah, ini sudah hampir Maghrib!

Tiba-tiba saja cowok aneh itu dari belakang memakaikan jaket ke pundakku. "Gak usah bawel, pake aja." Aku menoleh, menatap cowok aneh itu yang langsung pergi ke arah mobil hitam di depan kami.

"Lo gak mau pulang?" tambah dia sambil memperlihatkan kunci mobil yang dimainkan dengan jari telunjuknya.

Di dalam mobil.

"Apa alasan bunda kamu ngasih bingkisan buat aku?" tanyaku, memecah keheningan setelah beberapa menit kami diam saja

"Gak tau." jawabnya dengan santai

Singkat, padat, jelas, Gak tau.

...BERSAMBUNG...

Mau tau apa alasan Arshaka minjem hp Alsha? Nih.

...

...

...

...

...

...

#alshameyzea

#alsha

#keenan

#arshaka

#aboutme

#fiksiremaja

------

Assalamu'alaikum, Hellow guys!! Bantu support yaa dengan follow, Like ❤️ dan komen di setiap paragraf nya!! Makasiiii!🌷💖

Mari kepoin cerita kami di ig: @_flowvtry

Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga beTah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖

Komen sebanyak-banyaknya yaaa!!!

Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget!!

Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir!!💐

1
Sodiri Dirin
jujursi ceritanya bikin binggung tp bagus 🤔
_flowvtry: Makasii kaaa🥹🥹🥹🌷
total 1 replies
Sodiri Dirin
up tor jangan lama2,,sejujurnya aku ngrasa binggung sama ceritanya kaya GK nyambung lompat2 GK jelas tp seneng aja bacanya 🤗
_flowvtry: makasii kaaa, update terbaru ada di aplikasi wp kaa🙏🏻😭
total 1 replies
lilyflwrsss_
kerennnn bangett, alurnya bener-bener ga ketebak.
jd pengen baca terus menerus.
ditunggu updatenya kaak
_flowvtry: makasiiii kaaaa huhuu🥹🥹❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!