NovelToon NovelToon
Asmara Dua Sisi

Asmara Dua Sisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rens16

Kalian pernah terjebak dalam hubungan friendzone nggak guys? Rasanya tuh tak enak banget, mau mengakui dia sebagai pacar tapi si doi belum pernah bilang cinta, mau mengakui dia teman tapi perlakuannya semanis pacar. Sebuah hubungan itu kan sejatinya perlu penegasan agar tidak ada rasa kesalahpahaman. Hal inilah yang dialami oleh Violet Cahaya Syailendra, selama dua tahun hubungannya dengan Dante tak pernah keluar dari hubungan teman tapi mesra itu, dan jujur ini melelahkan buat Vio karena ia tak bisa mengklaim Dante sebagai miliknya. Hingga akhirnya seorang pria tampan bernama Amarta Yasa Mahendra datang menawarkan rasa yang selama ini dirindukan oleh Vio, lalu akankah Vio menerima cinta itu atau bertahan dengan Dante yang telah merajai hatinya? Here we go... perjalanan cinta Vio dimulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Delapan Belas : Kamu Cantik.

"Hallo Mas," sapa Vio kepada Amar diujung sambungan telepon mereka.

"Lagi sibuk Babe?" tanya Amar sambil merebahkan dirinya di kasur.

"Lagi bikin konsep buat acara ulang tahun pernikahan klien," jawab Vio.

"Kapan acaranya?" tanya Amar.

"Masih dua bulan lagi kok Mas, kenapa?" Kini Vio membaringkan tubuhnya ke atas kasurnya, kepalanya penat mencari konsep yang dimaui oleh kliennya yang super duper perfeksionis itu.

"Oh, yang penting jangan semua dikerjain sendiri ya Babe, udah nemu asisten kan?"

"Iya udah kok Mas, meski pun aku pakai dia kalo pas aku ada event aja."

"Good Babe. Aku Sabtu pagi udah nyampai di Jakarta, mau dinner nggak Babe?" tanya Amar.

Vio mengerjap pelan, teringat makan malam waktu itu. "Makan malam berdua atau sama keluarga Mas?" Vio memastikan karena dia tak ingin salah memakai baju,

Masih terbayang tatapan permusuhan yang dilayangkan Safira kepadanya waktu itu.

"Berdua, aku mau ajak kamu ngedate Babe," jawab Amar setelah sebelumnya terkekeh dulu mendengar pertanyaan Vio barusan.

"Nonton dong Mas, ada film komedi romantis yang pengen aku tonton," kata Vio dengan nada manja.

"Boleh, Nonton, belanja, makan, pokoknya apa aja asal berdua sama kamu."

"Gombal! Tapi aku nggak mau belanja Mas, kata Ayah aku nggak boleh minta dibeliin ini itu sama cowok yang belum sah jadi suami aku," ucap Vio.

Amar terpaku, betapa ia jadi sangat mengagumi Vio dan juga didikan orang tuanya yang terlihat bersahaja dan sederhana.

Meskipun ayahnya Vio memiliki jabatan yang mentereng, tapi tak serta merta keluarga Vio jadi sombong dan tinggi hati.

"Kalo yang beliin aku?" tanya Amar.

"Ya nggak papa, tapi kalo bisa ya jangan Mas, biar aku nggak ngebebanin Mas, lagian aku punya penghasilan kok, ya meskipun belum seberapa juga sih, hehehe." Vio terkekeh pelan, agak malu saat mau jujur masih dapat uang jajan dari Bunda.

"Ya udah Babe, istirahat ya, aku besok berangkat subuh soalnya."

Setelah Amar menutup panggilannya, pria ganteng itu tersenyum sambil menatap plafon di atas sana.

Jujur dia semakin kagum dan respek dengan Vio, rasanya penantiannya selama ini membuahkan hasil yang seluar biasa itu.

Amar tersenyum saat ia mengingat kembali pertemuannya yang pertama kali dengan Vio, bahkan sempat mengatakan bahwa Vio itu perempuan tulalit karena kebanyakan melamun.

Tapi saat Amar mengenal Vio semakin dalam, Amar baru mengetahui semenarik dan seluar biasa apa Vio itu.

Mengingat pesona Vio membuat Amar tak sabar untuk segera terbang kembali ke Jakarta dan menghabiskan hari bersama sang kekasih.

***

"Mau kemana lagi Mar?" tanya Bu Tari saat melihat Amar hanya menaruh kopernya, berganti baju santai, lalu bersiap untuk pergi lagi.

"Mau jalan sama Vio Bu," jawab Amar sambil duduk di sebelah sang Ibu.

"Oh, masih berhubungan?" tanya Bu Tari hati-hati. Safira sudah laporan terkait masalah Vio dengan lelaki lain, dan juga konfrontasi Amar ke Safira waktu itu.

"Mbak Fira cerita apa sama Ibu?"

"Um... " Tari tampak kesulitan menceritakan apa yang diungkapkan Fira waktu itu, karena Tari tahu pasti Fira melebih-lebihkan ceritanya.

"Emang waktu itu Vio ketemu sama cowok yang ngegantungin statusnya selama dua tahun Bu, dia mau ijin ke Amar, tapi Amarnya kan masih di atas, sebelum ketemu cowok itu dia ijin ke Bundanya, yah anggaplah sebagai closure hubungan mereka itu." Sebenarnya Amar tak ingin memberi tahu ibunya mengenai hal itu, tapi mengingat Ibu suka sama Vio pada pandangan pertamanya, makanya Amar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

"Kamu nggak dijadiin pelarian kan Mar?" tanya Bu Tari khawatir.

"Enggak sih Bu, aku tahu kok Vio juga sayang sama aku, meskipun masih ada rasa ragu di dalam matanya sama Amar, karena kami kenal belum lama dan langsung dekat, Vio takut digantungin kayak sebelumnya," jawab Amar mantap.

"Syukurlah kalo hanya itu ceritanya," sahut Bu Tari lega.

"Aku bingung sama Mbak Fira Bu, kenapa cepet banget ambil kesimpulan dan hobby banget ngerusak hubunganku sama pasangan aku."

"Mungkin karena kalian teman sekolah dan kenal udah dari lama, makanya Fira overprotective sama kamu," ucap Tari sambil tersenyum.

"Ada Mas Adit yang bisa di overprotective-in , di overposesif-in, ngapain repot-repot ngurusin Amar." Amar mendengus pelan.

"Ya udah aku jalan dulu Bu, kasihan Vio kalo nungguin kelamaan." Amar mencium punggung tangan Tari dan melangkah keluar.

"Mar!" panggil Tari menghentikan langkah Amar.

"Ini Ibu baru pesen carrot cake sama bika ambon , kamu bawa kasih ke bundanya Vio." Tari berjalan keluar sambil menenteng kantong plastik berisi dua box cake untuk orang tua Vio.

"Amar jalan dulu ya Bu," pamit Amar sekali lagi dan ia masuk ke dalam mobilnya dan meletakkan box kue itu di bangku penumpang di sebelahnya.

Pintu pagar rumah Vio terbuka lebar saat Amar sampai ke rumah itu. Setelah memarkir mobilnya, Amar pun masuk ke dalam pekarangan rumah itu.

"Mas." Dari dalam rumah Vio keluar dan menyambut Amar.

Amar tertegun, pasalnya penampilan Vio kali ini terlihat kasual tapi begitu menarik. Baju warna putih dipadukan kulot tujuh perdelapan berwarna hijau tosca, sangat pas di kulit putih Vio.

"Mas!" panggil Vio lagi.

Amar mengerjap lalu tersenyum lebar. "Kenapa sih?" tanya Vio sambil memindai penampilannya.

"Nggak papa, kamu cantik," jawab Amar lalu mengusap kepala Vio.

"Baru nyampai udah ngegombal," ledek Vio dan mengajak Amar untuk masuk ke dalam rumah untuk menyapa sang bunda.

"Bun, Mas Amarnya udah dateng, Vio berangkat dulu ya." pamit Vio sambil menyorokkan kepala ke balik pintu kamar sang Bunda.

"Oh iya." Rissa pun merapikan rambutnya dan menyapa Amar yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Tante, ini titipan dari Ibu." Amar menyerahkan plastik berisi cake tersebut, lalu ia mencium punggung tangan Rissa sopan.

"Duh kok repot-repot segala sih?" tanya Rissa.

"Nggak repot Tante, kebetulan Ibu lagi pesen banyak hari ini."

"Bilang ke Ibu kamu, Tante makasih ya Mar."

"Nanti disampaiin Tante, sama sekalian saya mau minta ijin ajak Vio keluar dulu."

"Boleh, tapi inget ya Vio punya jam malam."

"Iya Tante, masih inget kok." Amar tersenyum, dia sangat menghormati peraturan di rumah ini yang tak membebaskan anak-anaknya pulang larut malam.

"Vio pergi dulu ya Bun." pamit Vio mencium punggung tangan dan kedua pipi Rissa.

"Inget ya, belum boleh capek dan makan sembarangan!"

"Iya inget Bun."

Amar pun pamit sekali lagi kepada bundanya pacarnya itu dan menggandeng tangan Vio mesra.

"Maaf ya Mas, kalo di rumahku banyak aturan, soalnya Bunda takut anaknya salah pergaulan."

"Nggak papa Babe, aku justru suka dengan peraturan yang Bunda kamu terapkan. Punya anak secantik kamu, masak iya tante Rissa sembarangan ngebebasin kamu gitu. Namanya Ibu Babe, pasti dia nggak bakalan rela anaknya rusak!"

Vio tersenyum mendengar pujian Amar kepada bundanya, mungkin semua orang di luar sana mengira bahwa Rissa adalah Ibu kandungnya, mengingat betapa Rissa itu menyanyangi dan mencintainya dengan tulus.

Bahkan tanpa diminta, Rissa akan memasangkan badannya sebagai pembela Vio yang paling depan.

1
Rens16
Buat kalian semua, terimakasih terus support aku ya, maaf belakangan hari ini aku sibuk banget sampai mau nulis aja nggak ada waktu, Aku usahakan update sesering yang aku bisa, salam sayang semua 😍😍
Surya Ningsih
bagus jalan ceritanya, keren👍🏻
semoga banyak yang baca , like, n koment🤲🏻
Rens16: Terima kasih support nya/Drool/
total 1 replies
Rissa Rusmayanti
up lagi kakak
Rens16: otw ya yang /Drool/
total 1 replies
Indah MB
kasihan deh Vio di kacangin gitu... kerasa bgt sih kesal dan malu bercampur
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
Indah MB
baru bab pertama dah syuka... kasih 🌹ah buat Vio dan Dante siapa tau jodoh... tapi baca harus nyicil ya Thor mo on ma ap.. soalnya aku juga nulis 🥺
GET MARRIED WITH UNCLE ARKHAN, mampir
Rens16: Oh oke, nanti ya 👍
total 1 replies
Indah MB
mending tanya aja deh Vio.. klo dante mau syukur, klo gak setidaknya kita tahu hatinya dari pada berharap terus... soalnya aku kayak gitu... capek berharap terus.. mending tanya walaupun dari pesan soalnya klo langsung mulutnya kayak di lem🤣🤣
Indah MB
ya emang gitu. lebih peka temen dari pada pacar 🤭 ...
Indah MB
typo kak... mungkin "makan sih" 😁
Indah MB: ma sama ... hehehe ..
Rens16: Ya ampun aku cari kok nggak ketemu yang typo ya /Grin/ btw makasih udah kasih koreksi an /Heart/
total 2 replies
Surya Ningsih
bagus cerita nya 👍🏻
Rens16: Terima kasih support nya/Drool/
total 1 replies
Aurora
Luar biasa
Rens16: Terima kasih sudah support aku /Drool/
total 1 replies
Rien
/Drool//Drool//Drool//Drool/
Rens16
Semoga banyak yang suka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!