SANG PEWARIS

Neng ibu berangkat dulu ya. Yang rajin kerjanya" ucapku ia hanya mengangguk "Oh ya tolong kamu rapihkan ya kamar Raka hari ini dia mau pulang. Pastikan bersih kalau tidak bersih dia bisa ngamuk nanti " ucapku sambil terkekeh menggoda sekar. Kulihat ia menelan ludahnya susah payah.

Antara Gugup dan takut. Ditambah Rumi menakutinya kalau anak ku Raka orangnya galak dan Dingin padahal sebenarnya tidak. Emang Si Rumi bestie paling The best.

Aku melangkah ke garasi. Aku memindai koleksi mobil suami dan anakku Raka. Ah iya aku baru ingat kalau Raka anakku memberikanku hadiah Mobil Lamborghini Aventador yang belum pernah aku pakai. Ku panggil Parman yang bertugas mengurusi mobil koleksi Suami dan anakku.

"Kang Jang, aku mau pakai lambo yang itu. Tolong dikeluarkan " ujarku menunjuk mobil hadiah dari anakku.

"Yang dikasih A Raka Neng?" tanyanya, aku sengaja tidak mau dipanggil nyonya atau ibu dengan karyawanku yang usianya lebih tua dari ku. Aku meminta mereka memanggilku neng saja. Biar kesannya muda terus. Dan karyawanku semuanya memanggil anakku Aa dan Neng bukan sebutan Non atau tuan muda. Hanya Robi yang memanggil nya seperti itu. Ga taulah orang itu susah sekali memanggil dengan panggilan itu.

"Iya kang" Jajang menghidupkan mobil dan membawanya keluar dari garasi.

"Terimakasih Kang Jang. Aku berangkat dulu" ucapku sambil bertos kepadanya. Kang Jajang adalah supir pribadiku bisa dibilang partner in crame ku dalam mengelabui suamiku. Dia mata-mataku jika ada bibit pelakor mepet kesuamiku. Dia yang membantuku melabrak calon pelakor.

Aku baru ingat mantan Istri pertama suamiku akan keluar penjara dalam waktu dekat. Aku harus waspada. Nanti aku akan mengatur siasat dengan para pasukan ku nanti. Takutnya dia mengusik ketenangan dan kedamaian rumah tanggaku. Aku tak ambil pusing itu urusan nanti. Yang terpenting aku harus ke Bekasi.

Kupacu kuda besi ini. Aku menerobos padatnya Jaksel. Aku ambil Jalan tol Jor. Jalan padat lancar seperti biasanya. Setelah 1Jam berkendara aku keluar gerbang TOL Tambun.

Ku arahkan mobilku ke kawasan grand Wisata dimana pertama melihat Abi berada. Mataku awas dan alhamdulillah aku melihat perempuan yang dulu bersama Abi dan seorang pemuda usianya sama dengan Abi. Dia turun dari mobil kutaksir itu taksi online. Setelah nya ia masuk kedalam supermarket. Lalu aku masuk kedalam parkiran supermarket itu.

Kuparkirkan mobilku. Saat hendak turun aku merasakan kepala ku kleyengan. Aku memutuskan menunggu dan tidur di dalam mobil. Sejam aku tidur dimobil. Aku terbangun dan menengok apa mereka masih ada atau sudah pergi. Aku terus berdo'a semoga aku dipertemukan dengannya dan aku akan bertanya kepadanya nanti.

Alhamdulillah ternyata gadis itu baru saja selesai berbelanja. Mereka keluar dari supermarket. Dan menunggu jemputan. Aku buru-buru keluar mobil saat hendak menutup pintu mobil kepalaku rasanya berputar.

Aku berjalan gontai dan hampir saja terjatuh jika tidak ada gadis dari salah satu dari perempuan itu menahanku. Ia membawa ku duduk di kursi restoran cepat saji. Ia meminta perempuan yang ku cari tadi membelikan teh manis hangat.

Kemudian ia berlalu dan kembali lagi dengan seCUp besar Teh manis Hangat. Ku sesep perlahan. Dan kuucapkan terimakasih dan kulihat gadis yang menolongku itu berbincang dengan perempuan itu.

Kutatap dan kupandangi gadis itu. Ternyata taksi online pesanannya sampai. Kudengar tutur katanya lembut dan sikapnya sopan dan lincah. Ah aku seperti melihat sosok Sahabatku dalam dirinya. Aisyah aku jadi kangen denganmu. Setelah urusan taksi online itu selesai mereka menghampiri ku. Menawarkan untuk diantar ke rumah sakit atau pulang.

Kubilang pulang saja. Kalau ke rumah sakit yang ada akan heboh suamiku nanti. Aku tidak bertanya dia bisa bawa mobil atau tidak. Aku percaya saja Kepadanya. Jika dia menawarkan mengantar berarti ada 2 kemungkinan dia kan memesan taksi online atau dia mengemudikan mobilku. Ternyata dia meminta ku menunjukkan dimana mobilku. Setelah kutunjuk mata mereka berdua melotot. Aku ingin tertawa rasanya. Aku kira dia tidak bisa bawa mobil itu. Lagi-lagi dugaanku salah. Dia bisa mengemudi.

Ia meminta temannya pulang lebih dulu ia akan mengantarku ke mansion. Kemudian ia mengambil mobilku dan menjalankan kearahku. Dan berhenti tepat di sampingku. kemudian dia keluar mobil dan meminta tolong pihak security membantu memapahku hingga mobil.

Setelah aku duduk disamping nya ia mulai menjalankan mobil perlahan. Sifatnya yang ceria dan cerewet benar-benar sosok Aisyah ada dalam dirinya.

Ia bercerita kalau ia baru menikah dan menikah karena dijebak ibu tiri nya. Lalu ia juga bercerita malam pertama nya. Yang baru ia lakukan dengan suaminya tadi malam. Aku dibuat malu sendiri olehnya. Katanya dia awalnya penasaran dengan ucapan temannya yang tadi kalau hubungan Jempol kaki dan kelamin laki-laki bisa dilihat dari situ. Fix benar ini jelmaan Aisyah. Ceria, gesit, cerewet dan mesum.

"Bu ternyata bener loh bu jempol kaki Suami Neng itu kan besar dan ternyata Si Joni nya juga besar" ucapnya polos. Membuatku memerah malu. Jadi teringat malam panas ku semalam aku saking semangat nya untuk keluar rumah ku service habis-habisan Bang Sakha.

"Ternyata enak ya bu, aku pikir sakit. Eh sakit sih awalnya tapi lama-lama enak" ucapnya

"Terus Kamu pakai gaya apa saja?" kutimpali lagi

"Semua gaya bu, aku pernah dikasih tahu temanku yang udah nikah. Katanya posisi ini enak ini enak, Neng kan penasaran jadi Neng coba aja semua" ucapnya sambil terkikik. tak lama ia tersadar akan ucapannya

"Astagfirullah. Maaf bu. Ish ini kenapa jadi ngomongin itu sih bu. Ibu sih mancing-mancing" gerutunya. Ia tersadar akan ucapan polosnya. Ia menepuk-nepuk bibirnya. Aku tertawa dibuat nya. Aku jadi berandai-andai bagaimana rasanya jika ia jadi menantuku. Pasti rasanya seru setiap hari ada aja kehebohan.

"Ga apa-apa hitung-hitung berbagi pengalaman" sahut ku.

"Oh ya bu kantor suami Neng deket loh dari sini" ucapnya

"Oh ya bagus dong bisa sekalian mampir" ucapku dan tak sadar ternyata aku sudah berada dikawasan Pondok Indah. Kulihat jam dipergelangan tanganku.

"Gila Grand Wisata - Pondok Indah cuman 30 menit. Bawanya juga ga berasa lagi" ucapku dalam hati

Kemudian dia bertanya arah rumahku.

Kutunjukan letaknya dan tak lama kami sampai depan mansion ku. Dia mengklakson

Pak Maman keluar dan kubuka jendela mobilku dan Kuminta security mansionku itu untuk membuka gerbang. Aku berdoa semoga suamiku tidak pulang. Alhamdulillah ternyata mobil suamiku tidak ada.

Aku masuk kedalam Mansion dipapah Fatimah dan kagetnya aku suamiku ada di dalam ruang keluarga sedang memainkan ponselnya dan Robi berdiri dihadapannya.

Suamiku bertanya siapa gadis bersama ku dan aku menceritakan semuanya. Suamiku memandangi cincin yang dipakai Fatimah dan aku baru sadar ternyata cicin itu mirip sekali yang dipakai Aisyah sahabatku.

Apa Fatimah ada hubungannya dengan Aisyah sahabatku itu. Itu masih pertanyaan ku dan suamiku

Pov end

...****************...

...Bersambung...

...----------------...

jangan lupa like, berikan komentar dan share dan jangan lupa Bintang 5 nya

follow juga akun tiktok Outhor "@Babahhasnun"