NovelToon NovelToon
The Worst Villain

The Worst Villain

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Balas Dendam / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:23.3k
Nilai: 5
Nama Author: @hartati_tati

Fany, seorang wanita cantik dan anggota mafia ternama, tergeletak sekarat dengan pisau menancap di jantungnya, dipegang oleh tunangannya, Deric.

"Kenapa, Deric?" bisik Fany, menatap dingin pada tunangannya yang mengkhianatinya.

"Maaf, Fany. Ini hanya bisnis," jawab Deric datar.

Ini adalah kehidupan ketujuhnya, dan sekali lagi, Fany mati karena pengkhianatan. Ia selalu ingat setiap kehidupannya: sahabat di kehidupan pertama, keluarga di kedua, kekasih di ketiga, suami di keempat, rekan kerja di kelima, keluarga angkat di keenam, dan kini tunangannya.

Saat kesadarannya memudar, Fany merasakan takdir mempermainkannya. Namun, ia terbangun kembali di kehidupannya yang pertama, kali ini dengan tekad baru.

"Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitiku lagi," gumam Fany di depan cermin. "Kali ini, aku hanya percaya pada diriku sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @hartati_tati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Malam hari, mansion terlihat sangat mewah dan indah, diterangi oleh cahaya lampu-lampu kristal yang memancarkan kilauan di setiap sudutnya. Dari luar, mansion itu tampak seperti istana dalam dongeng, memancarkan aura kemewahan dan keanggunan yang luar biasa.

Di dalam kamarnya, Fany sedang bersiap. Para pelayan dengan cekatan mendandani Fany secantik mungkin. Mereka bekerja dengan teliti, memastikan setiap detail terlihat sempurna. Wajah Fany yang cantik bertambah cantik karena makeup yang diaplikasikan dengan hati-hati. Sentuhan lembut warna-warna netral mempertegas keindahan alami wajahnya, membuatnya tampak seperti dewi.

Rambutnya ditata rapi, dibentuk dengan gaya elegan yang memancarkan keanggunan. Di atas kepalanya, dipasang sebuah tiara yang indah berkilau, dihiasi permata-permata berharga yang menambah kemewahan penampilannya. Kuku jarinya dihias indah, dengan warna-warna lembut yang melengkapi keseluruhan penampilannya.

Fany menatap pantulan dirinya di cermin. Dia terlihat sangat cantik, seperti seorang putri dari dongeng, namun raut wajahnya tetap datar. Tidak ada kegembiraan atau kebanggaan di matanya, hanya kekosongan yang dalam.

Para pelayan terlihat sangat terpesona dengan penampilan Fany yang sangat mengagumkan. Mereka berbisik-bisik satu sama lain, memuji kecantikan Fany yang benar-benar memperlihatkan keanggunan seorang wanita bangsawan yang indah dan elegan. Mereka merasa bangga bisa mendandani seorang wanita yang begitu menawan, meskipun mereka tahu di dalam hatinya, Fany mungkin merasa berbeda.

"Anda benar-benar terlihat seperti seorang putri, Nona Fany," kata salah satu pelayan dengan kagum, mencoba memecah keheningan.

Fany hanya mengangguk pelan, tidak memberikan reaksi lebih. Dia tahu betapa pentingnya penampilan ini bagi keluarganya, namun di dalam hatinya, dia merasa seperti orang asing yang terjebak dalam kehidupan yang bukan miliknya.

Malam itu, mansion yang megah akan menjadi saksi dari keindahan Fany yang memukau, meskipun di dalam dirinya, dia masih merasa terasing dan kosong.

Regina masuk ke dalam kamar Fany bersama suaminya, Alexander, dan anak mereka, Sebastian. Mereka semua terhenti sejenak di ambang pintu, terpesona melihat penampilan Fany yang begitu sempurna.

Regina, yang biasanya selalu penuh kata-kata, tampak kehilangan kata-kata untuk sesaat. Matanya bersinar bangga melihat putrinya yang begitu memukau. "Fany, kau terlihat luar biasa," ujarnya akhirnya dengan suara lembut, matanya berkaca-kaca oleh emosi yang sulit dijelaskan.

Alexander, yang biasanya tegas dan kaku, tersenyum hangat melihat Fany. "Kau benar-benar seperti putri malam ini," katanya dengan nada bangga. Wajahnya menunjukkan kekaguman dan kebahagiaan yang jarang terlihat.

"Kau cantik sekali, Fany," ujarnya Sebastian takjub. "Aku bahkan tidak bisa mengenalimu."

Fany menatap mereka satu per satu melalui cermin, melihat refleksi dari keluarga yang tampak begitu bangga dan bahagia. Dia mengangguk pelan, mencoba untuk mengimbangi emosi yang mereka tunjukkan, meskipun di dalam hatinya dia masih merasa hampa. "Terima kasih," katanya singkat, suaranya hampir berbisik.

Regina melangkah mendekat, mengambil tangan Fany dengan lembut. "Ini adalah malam istimewa, sayang. Kami semua sangat bangga padamu," katanya dengan suara penuh kasih.

Sebastian menghampiri Fany dengan langkah mantap. Wajahnya penuh senyum hangat, mencerminkan rasa sayang dan kebanggaannya. "Siap, adik kecil?" tanyanya lembut sambil mengulurkan tangannya.

Fany menatap tangan kakaknya sejenak, merasakan kehangatan dan dukungan yang ditawarkan. Meski hatinya masih diselimuti keraguan, dia tahu bahwa ini adalah momen penting. Dengan perlahan, dia menyambut uluran tangan Sebastian. Sentuhan tangan kakaknya memberikan sedikit rasa nyaman, meski tidak sepenuhnya mengusir kegelisahan yang bersemayam di hatinya.

Mereka berdua berjalan beriringan keluar dari kamar. Langkah mereka selaras, mencerminkan ikatan keluarga yang meski belum sepenuhnya terjalin, namun mulai menemukan jalannya. Setiap langkah terasa seperti perjalanan menuju sesuatu yang baru dan penuh harapan, meski masih diliputi ketidakpastian.

Koridor mansion yang megah tampak semakin panjang, seiring dengan semakin dekatnya mereka ke aula tempat pesta berlangsung. Suara-suara tamu yang berbincang mulai terdengar samar, menandakan kemeriahan yang menunggu di depan. Sebastian memberikan Fany sedikit tekanan lembut di tangannya, sebagai isyarat bahwa dia tidak perlu khawatir.

Saat mereka tiba di pintu aula, pandangan para tamu tertuju pada mereka. Aula itu sendiri dihiasi dengan mewah, penuh lampu kristal yang berkilauan dan hiasan bunga yang indah. Suasana penuh kemewahan dan keanggunan, sesuai dengan kehadiran putri keluarga Hawthorne yang baru saja ditemukan kembali.

Fany menghela napas kasar, mencoba meredakan kegelisahan yang terus menggulung dalam dadanya. Sebastian, menyadari ketegangan itu, memberikan senyum lembut, penuh dukungan. "Kau akan baik-baik saja," bisiknya, lalu menuntun Fany masuk ke dalam aula yang megah.

Langkah mereka mantap menuju tempat di mana Eliza, Maximilian, Gabriel, dan Dominic sudah menunggu. Malam ini adalah momen penting bagi keluarga Hawthorne, saat di mana Fany akan diperkenalkan sebagai putri satu-satunya keluarga tersebut. Sebuah pengumuman yang sudah lama dinantikan dan direncanakan dengan matang.

Semua mata tertuju pada Fany saat dia berjalan masuk. Bisikan-bisikan kagum dan rasa ingin tahu terdengar samar di sekeliling aula. Fany berjalan dengan anggun, dagunya terangkat, memancarkan kepercayaan diri meski hatinya masih penuh keraguan. Di sampingnya, Sebastian memastikan langkah mereka tetap selaras, memberikan dukungan tanpa henti.

Eliza dan Maximilian berdiri dengan bangga, wajah mereka berseri-seri melihat cucu mereka yang telah lama hilang kini kembali. Gabriel dan Dominic, meski biasanya penuh canda, tampak serius dan penuh perhatian. Semua mata tamu kini terfokus pada keluarga Hawthorne yang berdiri tegak, siap untuk memperkenalkan Fany kepada dunia.

Ketika mereka tiba di hadapan keluarga, Fany merasakan tekanan halus dari tangan Sebastian, seolah memberi tahu bahwa semuanya akan baik-baik saja. Eliza melangkah maju, mengambil alih momen tersebut dengan anggun. "Para hadirin yang terhormat," suara Eliza terdengar jelas dan penuh wibawa, "Malam ini, kami dengan bangga memperkenalkan cucuku, Fany, sebagai anggota keluarga Hawthorne."

Sorak-sorai dan tepuk tangan bergema di seluruh aula. Fany menatap sekeliling, menyadari bahwa malam ini adalah awal dari perjalanan barunya. Meskipun masih banyak yang harus dia lalui dan banyak perasaan yang harus dia sembuhkan agar bisa beradaptasi.

Pesta pun dimulai dengan gemerlap dan kegembiraan yang memenuhi aula mansion keluarga Hawthorne. Namun, di balik kemewahan itu, terdapat ketegangan yang melingkupi keluarga tersebut. Banyak wartawan yang hadir, penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentang Fany. Mereka melontarkan berbagai pertanyaan: di mana Fany selama ini, mengapa Fany baru terlihat sekarang, dan bagaimana ceritanya.

Alexander dan Maximilian segera dikerumuni oleh para wartawan. Mereka kerepotan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terus mengalir tanpa henti. Dengan segala cara, mereka berusaha menjelaskan situasi tanpa mengungkapkan kebenaran sepenuhnya bahwa Fany adalah putri dan cucu yang telah lama hilang. Setiap jawaban mereka dirangkai dengan hati-hati, berusaha menghindari pertanyaan-pertanyaan yang terlalu mendalam.

Sementara itu, Fany berdiri di sisi lain aula, memperhatikan keramaian dengan ekspresi datar. Dia merasa kewalahan dengan banyaknya wanita dan pria yang berusaha mendekatinya, masing-masing dengan niat mereka sendiri. Beberapa keluarga yang hadir bahkan terang-terangan menawarkan putra mereka kepada Fany, seolah-olah dia adalah barang berharga yang harus segera diamankan. Mereka memperlakukannya seperti komoditas, bukan sebagai manusia dengan perasaan dan sejarah yang kompleks.

Fany hanya bisa diam, merasakan ketidaknyamanan yang semakin kuat. Meskipun dia dihujani pujian dan sanjungan, hatinya tetap dingin. Dia sudah sangat terbiasa mengurus dirinya sendiri dan merasa asing dengan perhatian berlebihan yang tiba-tiba datang. Di tengah semua kebingungan dan kegaduhan, Fany berharap pesta ini segera berakhir agar dia bisa menemukan sedikit ketenangan di tengah hiruk-pikuk yang mengepungnya.

1
R yuyun Saribanon
sampai bab ini..thor kamu melupakan peristiwa penembakan terhadap fanny..siapa yg menembakan n motifnya..jangan putus mata rantainya thor
R yuyun Saribanon
siapa yg melakukan penyerangan?
R yuyun Saribanon
bingung saya..keluarga mengamati dari jauh tapi fani makan dari tong sampah dan beberapa kali mengalami penyerangan..
Sofi Sofiah
yah kalo gini bisa mati penasaran aku....tabung baca adeh untuk brfa hari klo gni ...gak bisa aku baca terlalu sdikit Thor soal nya ceritamu terlalu bagus untuk ku ..dan aku sangat suka cerita seperti ni....
Padriyah Balqis
masih penasaran lagi ...Thor lanjut lagi
R yuyun Saribanon
ortunya akan jemput fanny setelah jd mayat
Sofi Sofiah
apakah orang yg mmbuat tuduhan palsu itusangat bodoh sehingga Fany yang menjadi sasaran....mau hilang kali ya nywa nya
R yuyun Saribanon
nah ini baru keren
Uswatun hasanah
ayo Fany peranmu kunanti temukan pekaku dan permalukan.. ada yang mau bermain denganmu ternyata... 😒
Uswatun hasanah
apakah ada yang bundir.. ngeri.(moga nggak /baperan).. 🤨
Sofi Sofiah
cerita nya keren...aku maraton baca dari awal tpi rasanya masi kurang
Zeendy Londok
lanjut thor
Uswatun hasanah
masih jadi teka teki ni..
Uswatun hasanah
iri dengki akan menghancurkan dirinya sendiri.. 😌
Uswatun hasanah
wow.. hebat .. suka mengintimidasi ternyata Fany.. gak bakal dibully... 😅
Uswatun hasanah
kehidupan Fany yang sesungguhnya dimulai... nunggu part selanjutnya...
Leha
keren
Leha
Buruk
Uswatun hasanah
ok.. ditunggu partai selanjutnya.. pertemuan... 😉
Uswatun hasanah
kayaknya Fany mati rasa..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!