KAU TELAH MENODAIKU

Merasa lelah dengan kejadian yang menimpanya begitu bertubi-tubi Reina akhirnya memilih pergi menuju kamarnya melempar map sialan itu berantakan di atas meja, meluapkan segala rasa jengkelnya pada pria iblis itu. Bahkan, hingga pagi menjelang Reina terus meneteskan air matanya lelah dan letih terasa sesak di dalam dada.

Ceklek!!!

Reina terkesiap saat mendengar suara pintu terbuka, dan begitu memunculkan sesosok pria maskulin yang selalu membuatnya menderita Reina bangkit menatapnya. "Ada apa? Kurang puas kau menyakitiku?"

Namun, Jeffir cuma melihat seisi ruangan itu dan setelahnya kembali meninggalkan kamar itu tanpa mengeluarkan sepatah kata pun untuk Reina.

"Hah, apa maksudnya? Sikap apa itu?" heran Reina menatap bingung pada tingkah aneh Jeffir, lantaran bukan pagi ini saja pria itu bertingkah aneh tapi sejak kemarin sore.

Setelah itu Jeffir pergi meninggalkan penthouse menuju tempat kerjanya. Ketika dalam perjalanan menuju JEFF GROUP, Jeffir mengunjungi anak perusahaannya JEF FASHION BEAUTY ketika sampai di depan gedung itu lalu menatap papan reklame yang terpasang di gedung itu yang kini menampilkan sosok yang sangat cantik namun tetap terlihat manis dalam waktu bersamaan, terlihat polos namun juga sexy, dua hal yang biasanya bertentangan namun sosok dalam foto dengan sempurna bisa menggambarkan itu semua.

Jeffir lagi-lagi melampiaskan kekesalannya, dengan memukul setir mobil mahalnya, ia tidak bisa tidak merasa kesal pada Keyra tetapi bukankah ia sendiri yang mengirim Reina ke sana yang menyebabkan Keyra melihat kecantikan Reina, lalu mendapatkan inisiatif untuk menjadikan Reina brand ambassador JEF FASHION BEAUTY musim ini, akibatnya kecantikan Reina yang seharusnya hanya milik Jeffir, dan hanya ia yang dapat menikmati keindahan itu tapi sekarang semua orang dapat melihat keindahan yang Reina miliki, memikirkannya membuat Jeffir bertambah kesal, dan kembali menancap gas menuju ke kantornya sebelum ia semakin ingin menurunkan papan reklame itu dengan secara paksa.

Dua hari Jeffir benar-benar berada dalam keadaan mood yang buruk, dia bahkan tidak segan melempar dokumen yang hanya memiliki kesalahan dalam pengetikan huruf dalam satu kata, membuat para bawahannya dicekam rasa takut seolah mereka di paksa memasuki rumah terangker menyeramkan di dunia.

Bahkan mereka enggan memasuki ruangan bos-nya, seorang asisten Cristian pun takut untuk menghadap bosnya, ia berharap Cristian berada di sini untuk saat ini, karena hanya Cristian yang bisa mengatasi segala tingkah Jeffir, bos besar mereka dengan baik. Namun, sialnya hari Cristian berhalangan hadir karena ada keperluan pribadi. Dengan keberanian yang ia kumpulkan, akhirnya ia mengetuk pintu besar itu kemudian melangkahkan kakinya masuk setelah mendapat izin, "Tuan, Calon Investor sudah datang."

Jeffir melirik sinis pada asisten Cristian, bawahannya. "Bawa mereka kemari!" setelah berkata demikian, Jeffir segera berdiri disamping sofa di ruangannya menunggu tamunya datang.

Tidak berapa lama dengan di antara asisten itu, dua orang pria memasuki ruangan itu satu pria muda dan yang satunya pria lebih tua memakai kacamata, Jeffir memfokuskan pandangannya pada pria si muda, ia merasa pernah melihat pria muda di suatu tempat, pria itu semakin mendekat dengan senyuman ramah menghiasi wajahnya, kemudian Jeffir berjabat tangan dengannya. Setelah berhasil mengingat wajah itu, Jeffir menatap tajam pria muda di hadapannya, "Apa hubunganmu dengan Reina?"

Pria itu mengernyitkan dahinya, kaget mendapatkan pertanyaan tiba-tiba dan tidak terduga, setelah berpikir sebentar pria muda itu malah balik bertanya, "Anda mengenal Reina? Reina Maria maksud Anda?"

"Apa hubunganmu dengan Reina?" Jeffir pun sama keras kepalanya, bukannya menjawab malah balik bertanya mengulang kalimat pertanyaannya.

Pria itu masih tidak mengerti dengan orang yang akan menjadi partner bisnisnya, malah menanyakan hubungannya dengan Reina pun akhirnya mau tak mau harus menjawab sambil memperkenalkan dirinya sendiri, "Nama saya Reynaldi Hutama, saya berteman dengan Reina. Kalau yang Anda maksud Reina Maria tentunya," Reynaldi menjawab dengan tenang lalu tersenyum.

Jeffir masih menatap dengan tajam pada pria itu, lalu mendesis dan mengancam. "Jauhi dan jangan menyentuh Reina, dia milikku!" Jeffir meremas tangan Reynaldi dengan cukup kuat. Jeffir tidak bodoh hanya dari cara Reynaldi menatap dan bicara pada Reina, ia dengan mudah memastikan bahwa Reynaldi menyukainya atau bahkan mungkin mencintainya.

Apa yang dilakukan Jeffir, ia sama sekali tidak pernah mengira sebelumnya, Jeffir sendiri adalah orang perfeksionis dan profesional dalam bekerja tidak pernah mencampur adukan masalah pribadi dengan pekerjaan namun untuk pertama kalinya dalam hidupnya dia melanggar, dan itu hanya karena seorang gadis yang mungkin sudah dia cintai yaitu seorang Reina Maria.

Sekilas ekspresi Reynaldi mengeras dan balas menggenggam tangan Jeffir Jefferson menunjukkan ketidak sukaannya terhadap sikap pria itu. "Anda sendiri apa hubungannya dengan Reina Maria?" setelah itu Reynaldi kembali tersenyum.

Jeffir segera melepaskan tangannya, dan mengendurkan dasi yang di pakainya, untuk meredam segala amarahnya saat ini pada pria yang kini menatapnya dengan tentang.

'Sial... sepertinya pria ini sedang menertawakan aku dalam hatinya. Awas kau kalau berani tertangkap basah lagi bersama Reina aku tidak akan segan menghancurkanmu!' gerutu Jeffir dalam hatinya.

Merasa malu dengan sikap tidak profesionalnya Jeffir segera membahas pekerjaan yang akan segera dikerjakan bersama Reynaldi--calon investor di perusahaannya.

"Huh!" Jeffir menarik napasnya dalam-dalam, kemudian mengeluarkan map dan meminta Reynaldi membacanya terlebih dahulu sebelum menanda tangani surat perjanjian itu.

Reynaldi tersenyum menatap sikap Jeffir--yang sepertinya sangat penasaran pada hubungannya dengan Reina, sehingga dia memiliki celah untuk menarik ulur investasi di perusahaan itu, "Sepertinya saya kurang setuju dengan kontrak ini, saya harus memikirkan ulang untuk kontrak ini,"

Jeffir menatap dengan getir dia bertambah emosi pada pria yang bertemu dengan istrinya itu, di restoran di dalam sebuah mall tempo hari.

"Apa kekurangan kontrak ini sehingga Anda enggan untuk menandatanganinya?" tanya Jeffir penasaran.

"Tidak ada yang kurang, hanya saja saya kurang setuju dan kebetulan mood saya kurang bagus sejak Anda membahas masalah Reina Maria!" ujar Reynaldi seperti menantang harimau yang sedang menahan emosinya.

Jef bangkit menatap pria di depannya dengan angkuh. "Oh, jadi hanya karena itu kau tidak mau menandatanganinya? Baik, saya juga tidak mau bekerja sama dengan perusahaan Anda, terlebih lagi Anda kurang profesional!" murka Jeffir tak terbendung.

"Huh!" Reynaldi mendesis, "Apa bedanya dengan Anda, pertama yang menyangkut pautkan masalah pribadi ke dalam pekerjaan bukan kah Anda yang mengawalinya?"

Reynaldi bangkit, selang selangkah dia kembali berbicara. "Oh, ya... sebenarnya apa hubungan Anda dengan Reina?"

"Sudah kubilang, dia milikku."

Ketika dua pria maskulin itu tengah melakukan perang dingin, diluar sana sudah tercipta kehebohan yang panas karena seorang perempuan yang menjadi brand ambassador baru JEF FASHION BEAUTY adalah gadis yang sama dengan yang dulu tertangkap kamera bersama Jeffir Jeferson di depan penthouse megah. Bermacam spekulasi, berita dan gosip tentang gadis itu kembali mengudara dengan liarnya.

Gadis itu kini jadi buruan para wartawan lagi semenjak diluncurkannya papan reklame berukuran besar di atas gedung JEF FASHION BEAUTY.