NovelToon NovelToon
Melawan Kematian

Melawan Kematian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Spiritual / Iblis / Identitas Tersembunyi
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fukano Jr

Seorang pemuda bernama Riu Zin, yang dipenuhi ambisi dan keinginan yang membara untuk mencapai kekuatan yang luar biasa, sehingga ia bersedia untuk melawan bahkan kematiannya sendiri.

Meskipun menghadapi tantangan yang tampak tidak mungkin, seperti melawan Surga yang bagi manusia adalah suatu kemustahilan, namun demi kekuatan yang diimpikannya, ia rela menghadapi segala risiko, bahkan kematian pun sudah menjadi bagian dari kesiapan dan tekadnya. Dengan tekad yang teguh dan semangat yang membara, pemuda ini siap menghadapi segala rintangan dan tantangan, mengejar impian dan ambisinya dengan penuh determinasi dan keberanian yang luar biasa.

Ini bukan tentang mencari kesempurnaan,cerita ini tentang mencari Mati! Ambisi dari seorang Pemuda yang merasa tertantang dan mengikuti seseorang yang menurutnya bisa di andalkan.


Mari baca cerita Pertama ku ya

[ Karya asli]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fukano Jr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Pertarungan Hidup dan Mati !! Penentuan

Dengan rasa penasaran yang kentara, Mao Lili bertanya, "Ada apa dengan bola itu? Kekuatannya sangat besar sekali." Dia berdiri dengan sekuat tenaga, menahan tekanan energi dari bola hitam yang mengambang di depan Kamal, seakan bola itu miliknya karena Kamal mengendalikannya dengan tangannya.

Mao Lili telah beberapa kali terpental oleh tekanan energi yang semakin kuat dari bola hitam yang muncul secara tiba-tiba.

"Aku sedang menunggu siapa yang lebih mendominasi," jawab Kamal dengan suara pelan tanpa ekspresi, matanya tertutup seolah sedang melihat sesuatu di dalam bola itu.

Mao Lili mulai merasa khawatir, menyadari kekuatan besar yang terkandung dalam bola itu, dan rasa ketakutan mulai menghampirinya. Tampaknya, tidak ada alasan bagi gadis kucing itu untuk meninggalkan tempat tersebut.

Kamal, masih tanpa ekspresi, membuka matanya perlahan dan dengan tegas mengatakan, "Menjauh lah sejauh mungkin, akan ada tekanan yang kuat. Jangan membahayakan dirimu, pergilah cepat."

Mendengar perintah itu, Mao Lili dengan cepat dan panik mencoba menjauh dari tempat itu, menggunakan kecepatan terbaiknya untuk melarikan diri.

Setelah Mao Lili pergi dengan panik, Lue Mindi keluar dari dalam bola hitam dengan kebingungannya yang masih menyelimuti pikirannya. "Senior Xing Haji, di mana?" ujarnya dengan kaget, menyadari bahwa ia kembali ke tempat yang sebelumnya ditinggalkannya.

"Dia sedang menentukan nasibnya," jawab Kamal yang berdiri di belakangnya, mengendalikan bola hitam yang melayang di depannya.

Lue Mindi menatap bola hitam yang dikendalikan oleh Kamal, perlahan mendekatinya dengan hati-hati, merasakan tekanan energi besar yang terus menerus keluar dari bola tersebut.

"Mengapa hanya aku yang dikeluarkan dari sini? Apa maksud Anda hanya mengeluarkan saya? Ayo, cepat bantu kami. Orang itu memiliki kekuatan yang tidak boleh dianggap remeh," ucap Lue Mindi sedikit lancang,mengira bahwa mengikut campur dan memihak mereka. Meskipun demikian, Kamal tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh kegelisahan Lue Mindi, tetap berada dalam ketenangan yang hening.

••••√√••••

Pertarungan antara kedua orang itu hampir mencapai puncaknya, dengan Riu Zin berdiri tegak di sebuah gunung besi yang menjulang tinggi ke langit dengan megahnya. Puncak gunung besi yang tajam menembus awan-awan putih, menciptakan pemandangan yang spektakuler. Di sekitar gunung besi utama tersebut, terdapat dua gunung besi yang lebih kecil.

Riu Zin berdiri di ujung gunung besi tersebut, "Gunung ini terbuat dari baja, pantas saja dia tidak mudah hancur," ucap Riu Zin dengan kagum. Dia merasakan kekerasan gunung yang dia injak, dan bersiap untuk menghadapi lawannya, Xing Haji, yang berdiri jauh di atas perbedaan mereka, seribu kaki dari tempat Riu Zin.

"Bersiaplah menerima kematianmu bersama gunung besi itu. Ini serangan penuh ku, bersiaplah," kata Xing Haji dengan tegas, gerakan tangannya cepat dan tegas. Namun, setelah menggerakkan serangkaian gerakan itu, Xing Haji tiba-tiba muntah darah dalam jumlah yang besar, seolah memaksakan kekuatannya.

Riu Zin melihat dengan penasaran, menunggu untuk melihat jurus apa yang akan dilancarkan lawannya. Dia menyadari bahwa kekuatan yang akan dikeluarkan Xing Haji akan sangat besar, dan dia harus siap menghadapinya dengan segala kewaspadaan.

Sebuah portal mulai terbuka di belakang Xing Haji, dari kecil perlahan menjadi besar, terlihat samar-samar aura merah pekat dan hitam berkobar di dalamnya. Riu Zin sedikit terkejut, wajahnya serius. "Kalau tidak salah, itu adalah gerbang menuju neraka. Ternyata dia memaksakan dirinya terlalu jauh," ucap Riu Zin, menyadari bahwa portal tersebut dimiliki oleh iblis, sesuatu yang pernah ia dengar sebelumnya. Dia juga tahu bahwa manusia yang memaksakan diri membuka portal tersebut akan mati, kecuali memiliki darah iblis dan keturunan dari Iblis.

" Gerbang Iblis Terbuka"

"Dengan Teknis Gerbang Iblis Petir, Kemarahan Sang Raja,Menghancurkan" ucap Xing Haji sambil menyebut mantranya. Seketika, segala sesuatu terangkat seperti ditarik ke dalam portal besar, termasuk gunung-gunung dan tebing-tebing yang terangkat. Hanya gunung besi yang tetap kokoh menahan tekanan.

Riu Zin, yang berada di puncak gunung besi, merasakan tarikan energi yang kuat, membuatnya terpaku tanpa bisa bergerak. Tekanan energi begitu kuat sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk bertindak, tertarik oleh kekuatan yang begitu besar dan misterius.

"Demi harga diri, aku akan mati dengan terhormat," ucap Riu Zin dengan tekad yang kuat. Meskipun sulit bergerak akibat tekanan energi yang luar biasa, Riu Zin memaksakan gerakan tangannya. Dari tangannya keluar api membara yang membentuk rantai, melilit tubuhnya dan menyambung membelit bagian gunung sebagai penahan agar tidak tertarik ke dalam portal.

Senjata Rantai Api, sebuah pusaka berharga dan simbol bagi sektenya, menjadi andalan Riu Zin. Meskipun hanya mampu menggunakan sepuluh persen dari kekuatan aslinya, kekuatan senjata itu tetap memiliki energi yang kuat untuk melawan tekanan dari portal gerbang neraka.

Sesuatu mulai muncul dari portal setelah beberapa detik, meningkatkan tekanan energi yang semakin kuat, menarik segala yang ada termasuk gunung besi yang mulai bergetar hebat. Kepala Naga hitam yang besar perlahan keluar dari portal, meskipun hanya bagian kepalanya yang terlihat, namun ukurannya yang besar mampu menutup seluruh wilayah dengan luas lima belas kilometer.

Boom Boom Boom Boom 1000 x

Petir menyambar ke segala arah bersamaan dengan kepala Naga yang muncul, menciptakan ledakan besar yang memenuhi wilayah tersebut dengan kekuatan yang menggemparkan.

Dengan kekuatan penuh, Riu Zin menggerakkan dirinya untuk melancarkan tekniknya, "Prajurit Api, keluarlah!" Dari aura Api yang membara, Prajurit Api langsung muncul.

"Dengan Kekuatan Roh Api inti Bumi. Teknik Benteng Api Tak Terbendung," ucap Riu Zin sambil melanjutkan dengan tekniknya. Kedua belas Prajurit Api segera membentuk tembok benteng yang menjulang tinggi lima ratus kaki ke atas. Benteng ini jauh lebih kuat dan tahan daripada sebelumnya, dengan daya tahannya yang berkali-kali lipat, membentuk perisai yang kokoh yang pernah dilakukan oleh Riu Zin.

Kedua belas Prajurit Api melompat ke tubuh Riu Zin, membentuk sebuah baju zirah baja yang kokoh melingkupi seluruh tubuhnya. Mirip jubah, namun dihiasi dengan armor api yang tebal, memberikan perlindungan ekstra. Rantai Api yang sebelumnya menahannya kini dilepaskan untuk membelenggu tembok benteng, memberikan daya tahan yang lebih kuat dalam menghadapi serangan yang akan datang.

Dengan tekad yang kuat, Riu Zin mengeluarkan teknik Panah Roh Api-nya. Dalam sekejap, sebuah Panah Roh Api muncul di tangan kanannya. "Api inti Bumi, menyatu dengan nadi matahari. Bangkitlah, Jendral Api abadi, penopang Bumi," ucap Riu Zin, memanggil kekuatan yang luar biasa. Dia juga mengeluarkan teknik terlarang yang bisa membahayakan dirinya sendiri, memanggil seorang Jendral Pelindung Bumi yang memerlukan pengorbanan jiwa.

Setelah ucapan tersebut, seorang Jendral Roh Api muncul di belakang tubuh Riu Zin. Ukurannya perlahan membesar, bahkan lebih tinggi dari gunung besi, memegang Panah Roh yang besar di depan busur. Terlihat samar roh kepala Phoenix yang kuat di baliknya.

Setelah sepuluh detik berlalu, keduanya melakukan teknik masing-masing melawan Kematian mereka sendiri. Xing Haji, siap melepaskan serangannya, berkata, "Dengan jiwa ini, biarkan aku mewakili kemarahanmu." Kepala naga besar mulai turun dengan kekuatan besar, mengeluarkan ledakan yang menggemparkan saat menukik untuk menghantam dengan petir yang mengikuti kemarahannya, meledakkan sekitarnya.

" Lepaskan semua kekuatan yang membara," Panah Api Phoenix yang besar melesat menghantam kepala naga. Meskipun ukurannya tidak sebesar kepala naga yang dapat menutup sebagian wilayah, kekuatan mereka sama-sama dahsyat. 

1
Lumine
keren.../Good/

/Rose//Rose/+/Coffee/ untukmu thor...
Uciha Kumar: Terima kasih 🙏
total 1 replies
Lumine
Karyamu mantav bang../Good//Good//Good/
kukasih kopi /Coffee/ /Ok/
Uciha Kumar: Terima kasih dukungan nya 😁🙏
total 1 replies
Lukalama
tulisanmu rapi sekali Thor.../Good/
/Rose//Rose/meluncur....
Uciha Kumar: Makasih kak Luka sudah mampir 😁🙏
total 1 replies
arfan
terus semangat bos
Uciha Kumar: Ok Siap👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!