NovelToon NovelToon
Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan
Popularitas:27.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: 1PM

Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

Terlihat jelas kekhawatiran di wajah Jasmine, dan semua itu tak luput dari pandangan Jason sang asisten.

"Maaf Nyonya, biarkan saya saja yang membantu Tuan Muda" Jason datang menawarkan.

Jason mengambil alih Stevano dari tangan Jasmine, dan membantunya beranjak pergi dari sana secepat mungkin.

 Sementara Jasmine hanya bisa membiarkan Jason yang melakukannya, dia menatap tangannya yang tadi digunakan untuk menampar suaminya, tangannya gemetar, "Apa yang sudah ku lakukan?" gumamnya penuh dengan rasa bersalah. "Sebenarnya....aku kenapa? Apa aku hanya kasihan padanya?" tambahnya dalam hati.

Stevano yang dibantu Jason berjalan, tiba-tiba menghentikan langkahnya, "usir gadis itu! jangan biarkan dia datang ke tempat ini lagi, kalau perlu kurung dia di dalam kamarnya, aku tidak ingin melihat wajahnya lagi," ucapnya dengan suara yang lemah.

Jasmine pun kemudian hanya bisa pasrah ketika para pengawal Stevano membawanya pergi.

"Dasar laki-laki aneh! Kau pikir aku mau melihatmu? bahkan di dalam mimpi pun aku tidak sudi!" 

Teriakan Jasmine menggema ke seluruh tempat itu, para pelayan hanya terdiam cemas sekaligus kagum melihat betapa beraninya gadis itu kepada suami yang bisa saja membanting tubuh mungilnya hanya dengan satu tangan.

"Nyonya, Anda tidak boleh seperti itu kepada Tuan Muda, bagaimana jika kondisinya semakin memburuk?"

Sesaat Jasmine menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan, mencoba menenangkan dirinya yang harus terus menghadapi suaminya yang tidak hanya cacat fisik, tapi juga cacat hatinya.

"Kapan aku bisa pergi dari tempat yang menyeramkan ini?" gumam Jasmine.

Kemudian dia bersama pelayan berjalan melangkah menuju ke kamarnya. Tiba-tiba salah seorang pelayan berlari ke arahnya membuat langkahnya berhenti.

"Nyonya, Ibu Anda tadi menelepon, mengingatkan Anda kalau hari ini Anda harus datang ke sekolah mengambil surat kelulusan, beliau sudah menunggu Anda disana."

"Oh ya ampun, kenapa aku bisa lupa?" Dia  menepuk jidatnya sendiri. "Jam berapa sekarang? Aku harus segera bersiap-siap" ucapnya gugup kemudian berlari cepat menuju kamarnya.

▪︎▪︎▪︎

"Nyonya, apakah sudah siap? Ini sudah jam 10," kata Bunga mengingatkan.

"Ya, aku sudah siap, untung saja aku sempat membawa seragamku kemarin" ucapnya kemudian.

Dengan menggunakan seragamnya Jasmine keluar dari kamar, dan dirinya kaget begitu mendapati Jason sudah berdiri di depan pintu kamarnya.

"Untuk apa kau berada disini?" ketus Jasmine.

"Saya diminta Tuan Muda untuk mengantarkan Anda Nyonya," ucap Jason sopan.

"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri."

"Apa Anda yakin Nyonya, Anda masih ingat bukan jika rumah ini berada di tengah hutan, kalau memang itu kemauan Nyonya saya tidak bisa memaksa. Kalau begitu saya permisi dulu, Nyonya."

"Tu...tunggu, kenapa kau malah pergi, bukankah tadi kau bilang akan mengantarku," panik Jasmine. "Cepat! Nanti aku benar-benar terlambat," tambahnya kemudian. 

"Baiklah Nyonya silahkan! Mobilnya ada di depan."

"Hmm," jawab Jasmine lalu berlalu begitu saja.

.

.

Di tempat lain

"Tuan Maxime, Anda boleh keluar sekarang."

Setelah  dua hari dikurung di suatu tempat yang mewah, kini seseorang mengeluarkan Maxime.

"Aku kira kalian akan mengurungku di tempat yang buruk," ucap Maxime dengan tersenyum sinis. 

"Itu tidak mungkin Tuan dan mohon maafkan kami, Tuan."

"Apa yang Papi lakukan sampai kalian menahanku disini. Apa Papi takut aku menggagalkan rencananya." 

"Tidak Tuan, Tuan Besar hanya ingin Anda beristirahat dengan tenang di tempat ini, sementara Tuan Besar mengurus masalah yang terjadi."

"Sudahlah, dimana kunci mobilku?" 

"Tuan, biarkan kami mengantar Anda,"

"Tidak perlu, berikan kunci mobilnya!" 

"Tapi Tuan…

Dengan segera Max merebut kunci mobil yang ada di tangan pengawal papinya itu.

Ya, dua hari ini Maxime dikurung oleh William Anderson , ayahnya sendiri .

Begitu mendapat kan kunci, Max segera beranjak, dia berjalan dengan sesekali bersiul dan melempar ke atas kunci  yang dipegangnya kemudian menangkapnya kembali. Begitulah berulang kali hingga dia sampai  kedepan dan segera masuk ke mobilnya, membelah jalanan ibu kota.

.

.

Sementara Jasmine yang kini sudah mendapatkan surat kelulusannya terus saja tersenyum. Tiga tahun tak terasa dia jalani di sekolah menengah atas. Kini dia sudah lulus dengan nilai yang memuaskan, ibu dan ayahnya sangat bangga atas prestasi putrinya itu. Sayang sekali, saat ini ayahnya berada diluar kota dan dia hanya bersama ibunya tadi di sekolah. Dia hanya mengabari sang ayah lewat ponselnya. Kini Jasmine dan Lily sang sahabat sedang merayakan kelulusan mereka di sebuah cafe langganan Jasmine. Ibu Jasmine sudah pulang lebih dulu 1 jam yang lalu. Jarang-jarang Jasmine bisa keluar dan dia ingin menghabiskan waktu lebih lama di luar,

padahal Liliana, Ibu Jasmine sudah berpesan kepada putrinya untuk segera kembali begitu selesai.

Disaat sedang asyik berbincang, tiba-tiba ponsel Lily bergetar. 

"Jasmine, maaf sepertinya aku harus kembali, ibu sudah mencariku."

"Baiklah, kau berhati-hatilah!

Setelah Jasmine kini tinggal seorang diri, dia memutuskan untuk kembali, dia mencari-cari keberadaan Jason tapi tidak ditemukan. Padahal sedari tadi dia melihat jika Jason terus saja mengikutinya. Tanpa berpikir panjang, Jasmine pun berjalan kaki meninggalkan cafe itu, sepertinya dia lebih baik pulang ke rumah orang tuanya.

Di jalan sebuah mobil mewah  melaju dengan kecepatan tinggi, Jasmine yang melihat itu kaget dan berteriak. Mobil itu langsung mengerem secara mendadak. Seorang pria tampan tinggi, berkulit putih, dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, turun dari mobil tersebut.

"Apa kau baik-baik saja? Tanyanya panik.

Deg

Tatapan keduanya bertemu. 

"Jasmine yang sempat terpesona melihat sosok pria di depannya, kini tersadar dan menjawab dengan tersenyum, "Aku baik-baik saja Tuan" 

Pria itu juga sebenarnya mengagumi kecantikan Jasmine. Apalagi ketika melihatnya tersenyum seperti tadi.

"Syukurlah, apa perlu ke rumah sakit," tawar pria itu begitu melihat kaki Jasmine yang sepertinya terluka.

"Tidak perlu Tuan, ini hanya luka kecil," sambil menunjukkan lukanya. Yang memang cuma lecet.

"Baiklah, kalau begitu biar ku antar, sebagai tanda permintaan maaf."

"Tidak perlu Tu…

"Kalau kau menolak berarti kita ke rumah sakit sekarang!" potong pria itu cepat.

"Baiklah" pasrah Jasmine.

Jasmine pun dibantu Maxime masuk kedalam mobilnya. Ya pria itu adalah Maxime Anderson.

Jason dari kejauhan melihat kalau Nyonya Mudanya masuk ke mobil seseorang yang dikenalnya. Karena sudah meninggalkan Stevano terlalu lama akhirnya Jason memilih kembali ke kediaman Stevano Anderson.

Sementara Jasmine kini yang sudah sampai di depan rumahnya segera turun dari mobil masih dibantu oleh Maxime.

"Terima kasih Tuan, sudah mengantarku" kemudian Jasmine segera berlalu.

"Tunggu, siapa namamu?" tanya Maxime

Jasmine menoleh dan menjawab "Aku…

"Nona, Anda dipanggil Nyonya sekarang, mari kita masuk! potong pelayan yang baru saja datang dan langsung membantu Jasmine masuk.

Dengan kecewa Maxime meninggalkan tempat itu.

.

.

Di kediaman Anderson

"Dari mana saja kau? Aku menyuruh mereka melepaskanmu, agar bisa segera menemuiku , tapi kau justru pergi entah kemana?"

"Pi, aku hanya jalan - jalan sebentar" 

"Kau itu penerus Papi Maxime, tidak ada waktu untuk kau berjalan-jalan, harusnya kau mempersiapkan diri untuk pertemuan keluarga nanti malam. Papi akan memperkenalkan mu sebagai penerus perusahaan Papi."

"Pi, kenapa tidak Kak Vano saja, Max sudah punya perusahaan sendiri. Max ingin menjalankan perusahaan di bidang yang memang Max suka , perusahaan di bidang teknologi. Bahkan perusahaan Max juga sama terkenalnya dengan perusahaan Papi, walaupun mungkin memang perusahaan Max belum sebesar perusahaan Papi. Biarkan Kak Vano yang jadi penerus Papi ," protes Maxime .

"Untuk apa Papi memberikan perusahaan Papi pada anak cacat itu, dia hanya akan menghancurkan usaha papi selama ini. Lagian dia juga tidak berhak atas perusahaan yang sudah Papi besarkan dengan susah payah," jawab William. 

"Pi, Kak Vano juga berhak untuk itu Pi, bagaimanapun Kak Vano tetap anak Papi."

"Dia anakku? William tersenyum remeh, asal kau tahu Max, dia bukan anak kandung ku!!

Deg 

1
Ira Fauzi
Luar biasa
Ni Wayan Suwandyari C
bingung , perasaan emaknya meninggal saat melahirkan trus ke apa tau nama anaknha jasmine ? ke apa bs nulis surat kn kecelakaan
@Al🌈🌈
Bagus ceritanya
Rita
lily ma jason kah??
Rita
liora ma lili?????
Rita
telat
Rita
😂😂😂😂😂
Rita
hmmmmm????
Rita
wah Lily nikah ma siapa??
Rita
parah orang lg kesakitan fokus nih bpk ma anak debat🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
panik attack😂😂😂😂😂😂
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣pd cosplay jd stand up komedy
Rita
ngidamnya merepotkan
Rita
kocak😂😂😂😂
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
mendadak nambah bayi besarnya😅😂😂😂
Rita
jason bkin 2 anak gadis baper teges donk kshn anak gadis orang hmmm lili kah yg kmu pilih???lht gelagatmu jelez
Rita
😅😂😂😂😂vano dpt saingan
Rita
liora
Rita
mancing pelaku sebenarnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!