NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Hijrah

Jodoh Setelah Hijrah

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: As Cempreng

Ana Arista, gadis berusia 22 tahun yang hijrah dengan mulai memakai hijab. Namun, dia harus menerima kenyataan pahit saat pernikahannya dibatalkan dua minggu sebelum pernikahannya, karena alasan hijabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon As Cempreng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Tapi Annanya sudah ke masjid," ucap Sarah sambil mengintip kresek di tangannya. Dia melihat sedikit kekecewaan di wajah Azzam. "Nanti, umi kasihkan ke Anna ya waktu di masjid."

Azzam mengangguk. Sebenarnya dia ingin apa yang dibelinya bisa untuk langsung berbuka puasa. Akan tetapi ya sudah lah, dia sedikit jadi bersemangat setelah mendengar perkataan umi.

"Jangan terlalu berharap," ucap Damar saat berjalan beriringan dengan Damar. "Nanti jatuhnya sakit."

Azzam mengukir senyum tulus. "Aku yakin kepada Allah, sangat yakin."

Damar melepas sepatunya satu persatu. Percaya diri sekali?

*

Anna selesai berdzikir. Kemudian di pangkuannya ditaruh sebuah kantong yang terasa dingin. Dia menoleh dengan terkejut. "Apa? Eh! Umi?"

"Es duren dari Nak Azzam," bisik Sarah langsung berdiri untuk menunaikan sholat sunnah qobliyah.

"Hei," Panggil seseorang dari belakang Anna disertai colekan.

"Wind, duduk depan sini dong!" bisik Anna.

"Nanti saja. Ngomong-ngomong kamu habis dilamar ya?" Winda tertawa tertahan saat melihat mata sahabatnya lalu bersinar malu-malu.

"Aish! keren deh! Kamu terima kan?" Tanya Winda sambil mengangguk-angguk berharap iya. Karena dia mengharapkan Damar.

Sementara itu Azzam matanya masih melebar setelah baru salam sholat sunnah. Dia mendengar suara di sebelah. Pertanyaan tadi dia dengar pas salam, tetapi jawabannya justru tak kedengaran.

Azzam berdiri dan berpindah ke sudut paling kiri bukan paling kanan. Dia takut kalau ibadahnya jadi tidak khusyuk padahal sarat terkabulnya salah satunya adalah khusyuk dan sungguh-sungguh dalam berdoa.

Ikhtiar dirasa sudah Azzam lakukan, kini dia menyerahkan semuanya kepada Allah.

*

Seusai sholat magrib demi bisa mendengar suara Anna, Azzam kembali ke shaf paling kanan, kepalanya agak condong ke sekat kayu, dia menguping.

"Nak, kenapa es durennya nggak langsung dimakan?" Tanya Umi.

Anna menoleh kanan, tinggal dia dan umi yang belum pulang. "Ehm, itu Anna kasihan sama Abi, habisnya tabungan milik Abi di kaleng roti hilang. Umi jangan marah ke Abi ya?"

Uang abi .... hilang? Siapa yang tega mencuri? (Azzam)

Azzam melihat jam setengah tujuh malam. Dia pun melirik ke depan di sudut kiri. Pak Hamdan sedang berdzikir, entah apa abi sadar bila dia masih di sini.

Hamdan benar-benar tenggelam dalam pikirannya sendiri. Tadi saat kehilangan uang, putrinya memintanya langsung mandi dan mengumandangkan adzan karena sudah waktu Magrib. Sekarang dia tak memiliki kekuatan untuk beranjak. Dalam sosoknya yang tampil kuat tegar di luar, di dalamnya ia rapuh.

Buntu, Ya Rabb. Harus bagaimana lagi agar hamba memiliki tempat yang aman untuk berlindung anak-istriku. Tidak kuat rasanya hamba menanggung beban ini. Hamba miskin dan Engkaulah Maha Kaya. Hamba mohon limpahkanlah nikmat dan rahmat dariMu, Ya Allah. Hanya pertolonganMu yang hamba harapkan. Berilah tanda Ya Allah'.

"Apa Umi serius! Uang milik Abi .... diambil beneran?" suara Anna dari balik sekat sangat keras sampai Hamdan menoleh. Dia terkejut karena ada Azzam.

Hamdan keluar dari ruangan karena penasaran dengan teriakan Anna. Azzam pun mengikuti pria paruh baya itu. Mereka berjalan ke arah tempat ibadah khusus perempuan dan berhenti di depan pintu, lalu Hamdan meminta istrinya keluar.

"Abi, uang milik Abi ada di umi!" ucap Anna membuat jantung Hamdan berdetak sangat cepat, telinganya mendadak tuli.

"Abi!" Anna dengan mata berbinar berlari.

Azzam terkesiap dengan pandang itu, dia tak berkedip sampai Anna memeluk abi. Sungguh keluarga ini benar-benar membuatnya ingin masuk dan menjadi bagian di dalamnya.

"Apa maksudnya, Sarah?" Tanya Hamdan. Anna heran sampai abinya memanggil dengan nama. Ini pertamakali di dengarnya.

"Ma'af Bi, tadi aku sudah pulang, tetapi kalian belum pulang. Itu lho ibu haji punya kontrakan, baru kosong. Nah, aku kan tanya berapa sewanya, karena kita lagi nyari kontrakan. Nah, Bu Haji Rosida langsung bilang, ya sudah kalau mau ditempati, nanti dikasih harga sewa setengah dari aslinya asal di depe malam ini. Nah, Umi ambil uang milik Abi dulu! Soalnya, uangnya mau dipake buat anaknya bu haji mau pulang kampung. Nih, malam ini kita bisa langsung tidur sana."

"Ohhh.... Umi! Umi! Bikin jantung Abi copot!" Hamdan memeluk keluarganya.

"Jangan copot dong! Maafin Umi Abi, tadi kalian nggak ada sih, niatnya mau kasih tahu sekarang," kata Sarah sambil mengelus dada suaminya. "Maafin Umi."

Azzam melirik pelukan kuat Anna dan lelehan air mata Abi. Tiga orang itu duduk dan menangis bahagia.

Langsung Azzam ikut terduduk lemas. Bimbang sendiri dengan lamarannya yang belum juga dijawab.

Hamdan menatap Azzam setelah sempat memandang ke langit-langit. "Nak Azzam, Bismillahirrahmanirrahim. Abi terima lamaran Nak Azzam, sekarang tinggal semua Abi serahin ke Anna Arista-putri Abi."

Senyum perlahan merekah dan dada Azam terguncang karena ledakan energi dari dalam. "Anna, di tempat suci ini aku bertanya apakah kamu berkenan untuk menjadikan Azzam sebagai imam mu? Aku berjanji tidak akan mengecewakanmu!"

1
Widi Widurai
kaya tau kisah inii.. tp dicritain siapa y 🤔
S. M yanie
semangat kak..
S. M yanie: sama sama kak, saling mendukung yah, karna aku baru belajar.
As Cempreng tikttok @adeas50: terimakasih kak yanie🙏 kakak juga semangat
total 2 replies
LatifahEr
Nyesek, Thor 😥
As Cempreng tikttok @adeas50: igh igk/Sob/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!