Cintaku, Mentok Di Perjaka Tua

Agatha semakin kesal dan marah. Upayanya menghubungi Charles dan memohon agar pria itu kembali tampaknya tidak membuahkan hasil. Rasa kesalnya jelas semakin menumpuk saat kemarin dia diacuhkan oleh seorang Andra Suma. Niatnya ingin mendompleng popularitas tapi ternyata tidak ada interaksi antar keduanya.

" Sialan semua rencana ku gagal. Mana Charles bilang katanya dia udah nikah lagi. Kampret, silahkan aja dia nikah gue nggak akan tinggal diam. Dan gue ngerasa ada yang aneh. Doi nikah kayak keburu-buru gitu. Gue yakin ini pasti ada apa-apanya. Coba malam itu gue berhasil tidur dengan Charles, gue yakin sekarang gue udah jadi nyonya Charles. Emak and adeknya yang super duper nyebelin itu nggak akan bisa berkutik."

Agatha bermonolog panjang lebar, melupakan unek-uneknya yang lama ada di hatinya.

Drtzzz

Ponsel wanita 27 tahun itu berbunyi. Sepintas ia melihat layar pipihnya tersebut. Sebuah nama tertera di sana. Bukannya langsung menjawab panggilan tersebut, Agtha memilih untuk mengacuhkan dan berlalu ke kamar mandi. Berendam di air hangat kali ini merupakan pilihan terbaik untuk menghilangkan lelah setelah dua hari ini syuting iklan NO.

Ia adalah pertama kali nya ia menjadi iklan dari brand alat outdoor dan sungguh tidak mudah.

Ia harus naik turun bukit untuk mengambil gambar yang bagus dan real. Apalagi NO tidak suka jika menggunakan studio untuk pengambilan gambar. Mereka menginginkan tampilan natural dari alam langsung.

Drtzzz

Ponsel Agatha kembali lagi berbunyi. Tapi kali ini bukan dari orang yang tadi menghubunginya, melainkan orang lain.

" Halo honey, what are you doing now?"

" Stop call me honey Sean. Kita tidak sedang berada dalam sebuah hubungan."

Suara tawa seorang pria begitu menggelegar di seberang sana. Sean Wijaya, seorang model keturunan Indonesia mix negeri yang memiliki suku aborigin itu memnag tidak memiliki hubungan dengan Agtha. Tapi bukan sama sekali tidak punya.

" Oh ayolah, apa aku perlu kembali meningkatkan mu mengenai malam indah kita."

" Shut up Sean, itu hanyalah sebuah kesalahan."

" Jangan naif baby, kalau sekali iya betul adalah sebuah kesalahan tapi kita melakukannya bukan hanya sekali. Dan, aku menganggap itu kamu menikmatinya."

Agatha membuang nafasnya kasar. Sebuah pesta di sebuah club dengan tekan seprofesi membuat dia memiliki hubungan dengan pria tersebut. Padahal saat itu jelas dia masih dalam posisi kekasih Charles. Tapi Charles yang tidak pernah menyentuhnya membuat Agatha terlena oleh sentuhan Sean yang baginya benar-benar memabukkan mengalahkan sebotol wine terbaik sekalipun.

Agatha jelas tidak bisa memungkiri itu. Hadirnya Sean membuat harinya indah, tapi ia tentu tidak bisa melepaskan Charles. Charles tentu adalah ladang berlian yang tidak bisa ia acuhkan begitu saja.

" Tck, apa maumu sih Sean."

" Mari bertemu, aku merindukanmu sayang."

Agatha berpikir sejenak. Tidak ada salahnya juga bersenang-senang dnegan pria itu. Akhirnya ia pun menyetujui keinginan Sean. Tapi kali ini Sean tidak meminta Agatha untuk bertemu di club melainkan di apartemen pribadinya. Sesungguhnya agak riskan tapi Sean berjanji akan memastikan semuanya aman.

🍀🍀🍀

Hari menjelang sore, Jani dan Tari bersiap untuk pulang setelah acara yang diadakan komunitas di kampus mereka selesai. Jani sedikit risih saat seseorang sedari tadi memperhatikannya. Ia paling tidak suka dilihat secara intens begitu.

" Tar, siapa sih tuh cowok dari tadi lihatin gue sampe segitunya," tanya Jani penasaran juga akhirnya. Bukan masalah pria itu tampan atau keren tapi sungguh dia tidak nyaman.

" Nah itu yang namanya Paundra Jan. Doi yang minta nomor lo." Tari menjawab dengan yakin, dia tidak mungkin lupa dengan pria yang meminta nomor Jani itu.

Jani kemudian melihat dengan seksama. Meskipun dia belum pernah berhubungan dalam arti kata pacaran sama sekali tapi bisa Jani lihat tatapan penuh minat dari Paundra kepada dirinya. Padahal di sebelah Paundra, Sella begitu menempel bagaikan perangko.

Jani adalah gadis yang sedikit tomboy, temannya selain Tari banyak yang laki-laki dan jangan lupakan ketiga kakak nya adalah laki-laki jadi tidak sedikit yang Jani tahu mengenai laki-laki.

" Elaah cowok modelan gitu mah modusan doang Tar. Cakep doang, tapi zonk," celetuk Jani.

" Maksud lo Jan," tanya Tari tidak paham.

" Lo lihat, dia dari tadi ngelihatin gue, kemarin chat gue, terus nelpon gue buat ngajak ketemu. Nah sekarang di sebelahnya ada Sella yang nempel-nempel gitu. Gayanya risih tapi dia sama sekali nggak ngelarang Sella buat deketin dia. Ya semacam buat memperlihatkan ke orang-orang bahwa dirinya populer dikalangan para wanita."

Tari seketika membuat ekspresi muntah mendengar semua penjelasan Jani. Tari sendiri paling anti dengan cowok modus begitu. Gadis itu langsung merasa menyesal karena telah memberikan nomor ponsel Jani kepada Paundra.

" Sekali lagi sorry ya soal nomor."

" Udah nggak apa. Kalau dia rusuh langsung gue block nanti."

Angkot yang ditunggu Jani dan Tari akhirnya datang juga. Keduanya langsung naik mengalihkan tatapan kesal Pundra yang kembali gagal mendekati gadis incarannya.

" Awas ih, kamu dari tadi nempelin aku mulu sih," ucap Paundra sambil menepis tangan Sella yang ingin menggamit lengan miliknya.

" Ish, tadi kamu diam aja. Tapi mengapa sekarang protes," tukas Sella cepat.

Paundra membuang nafasnya kasar. Ia tadi memang sengaja membiarkan Sella menempel padanya karena ingin melihat reaksi Jani. Ia menginginkan Jani berekspresi kesal saat Sella menempel padanya, tapi ternyata harapannya hanya harapan kosong. Jani sama sekali tidak peduli bahkan acuh tak acuh.

" Sialan, gue tadi kan cuma manfaatin lo. Lagian siapa juga yang suka deket-deket ma lo gini. Tapi tunggu, cewek ini bisa gue manfaatin nanti. Jadi biarin dia sekarang sesuka dia begitu."

Paundra bergumam dalam hati, pria itu ternyata tak kalah liciknya dengan Sella. Ia akan memanfaatkan Sella untuk menggaet hatinya Jani. Paundra yakin Jani akan merasa cemburu dengan Sella. Apalagi Paundra tahu, track record Sella dan Jani sungguh tidak akur.

Akan tetapi yang Pundra tahu adalah Sella dan Jani selalu bersaing. Padahal kenyataannya hanya Sella yang merasa begitu. Jani tidak pernah menganggap Sella saingan. Hanya waktu itu saat di club Jani sungguh dibuat kesal karena terus diolok-olok sebagai anak mami.

" Oh iya Sel, kamu kenal nggak sih sami si Jani itu?" Paundra memulai aksinya, mencoba mencari tahu lagi mengenai Jani melalui Sella. Paundra hanya sebatas tahu dia putri bungsu Dwilaga tapi jelas dia tidak bisa mendapatkan informasi mengenai pribadi Jani.

" Tck, si cewek miskin itu yang ditanyain. Ngapain sih seneng banget pada nanyain dia. Tahu nggak, Jani itu cewek miskin simpanan om-om. Aku yakin tuh soal itu, dia pasti jadi sugar baby biar bisa hidup enak."

" Hee, cewek miskin? Sugar baby? Ngomong apa sih Sel?

TBC