NovelToon NovelToon
Labirin Cinta

Labirin Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi
Popularitas:136.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Nofa Rianti

- Up tiap hari
- Bahasanya ringan dan menyenangkan

Anak laki-laki yang hanya tumbuh bersama sang Ibu yang menjalani hidu sederhana dengan menjadi buruh pabrik mendapatkan sesuatu yang sangat luat biasa, seorang pria kaya-raya datang ke rumahnya dengan mengatakan akan mengangkatnya sebagai anak dengan satu syarat....
Yun kecil yang tak memahami itu menyutujui syarat tersebut dengan harapan akan mendapatkan hidup layak sebagaimana ia inginkan selama ini.

Waktu berlalu begitu cepat, Yun tumbuh menjadi laki-laki tampan dan sukses dalam usianya yang masih muda. Dengan kemampuannya ia dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan mudah, kehidupannya berubah dratstis dengan bergelimang harta. Namun karier suksesnya tak sesukses kisah cintanya, usia yang cukup dan pekerjaan yang menjanjikan tak membuat Yun memiliki satu pun wanita idaman yang membuat Ibu dan orang-orangnya mulai khawatir. Disinilah peran Nenek sebagai mak comblang kelas kakap beraksi...

Mau tau gimana serunya cerita Yun dalam mencari tulang rusuknya atas bantuan Nenek???
Mau tau gimana serunya Yun menghadapi cewek-cewek yang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengannya???
Dan mau tau gimana receh dan jailnya sang Nenek buat jodohin cucunya tersebut???

Langsung aja kalian duduk manis dan baca novel lanjutan dari Cinderella Jaman Now ini yach...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nofa Rianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konyol

Okta yang baru aja pulang dari Sydney, Australia itu memilih menghabiskan akhir pekannya di sebuah taman tengah kota. Memilih taman ini karena lebih mudah ia akses dengan mobil dari rumah Neneknya, Okta berencana menghabiskan masa libur kuliahnya di kota tempat kelahiran Ibunya sekaligus mengunjungi rumah Nenek. Dulu, ia sempat tinggal dan menetap di kota ini beberapa waktu, hingga ia pindah ke Negara tempat Ayahnya berasal saat ia mulai memasuki sekolah dan hingga saat ini. Sesekali Okta kembali untuk menjenguk Nenek yang hanya tinggal berdua dengan keponakan yang tak lain anak dari pamannya, Ibu telah membujuk dan meminta Nenek untuk ikut bersama Mereka namun Nenek selalu menolak dengan alasan bahwa beliau lebih nyaman tinggal di rumah peninggalan almarhum suaminya tersebut. Tak ada yang bisa memaksa dan mengubah keputusan Nenek tersebut yang sekuat karang dan sekeras batu. Menghabiskan masa kecil di sini membuat Okta memiliki beberapa teman kecil yang sampai saat ini mereka masih berkomunikasi dengan baik hingga membuat waktu yang ia habiskan di kota ini tidak merasa bosan.

Sejak tadi Okta merasa ada seseorang yang mengikutinya dari belakang namun ia berusaha menepis anggapan itu karena di taman ini bukan hanya dia yang sedang melakukan kegiatan olahraga akhir pekan, banyak orang-orang yang melakukan kegiatan sama di tempat ini dan Okta berpikir mungkin saja orang yang mengikutinya itu juga melakukan hal yang sama dengannya dan semua itu hanya perasaannya saja. Menepis anggapan tersebut membuat Okta meneruskan ayunan kakinya, menyusuri jalan untuk memutari taman untuk membuang keringat. Laki-laki tersebut memang terbiasa melakukan aktifitas seperti ini pada akhir pekan untuk menjaga kesehatannya, ia lebih senang melakukan di tempat terbuka hijau di bandingkan menghabiskan waktu si tempat gym yang tertutup. Udara yang ia nikmati lebih asri dan nyaman, mengisi paru-parunya dengan leluasa. Bukan hanya sekali ia mendengar seseorang berbicara di belakangnya, walau memakai earphone namun Okta masih bisa mendengar karena ia tidak mendengarkan dengan suara maksimal, hanya memakai suara yang cukup mengurangi suara bising di sekitarnya dan masih bisa mendengar walau hanya samar-samar. Okta sengaja memperlambat larinya untuk memastikan bahwa apa yang ia dengar bukan suatu kesalahan. Awalnya ia mengira suara tersebut bukan di tujukan untuknya, namun lama kelamaan ia menjadi yakin kalau orang yang di ajak bicara adalah dirinya. Okta mengehntikan langkah kakinya, berbalik dengan melihat siapa yang selama ini mengajaknya bicara. Seorang wanita cantik dengan memakai topi berwarna putih tepat di belakangnya, senyumnya yang manis itu mampu membuat Okta terdiam sepersekian detik hingga ia melepaskan earphone yang ia pakai. "Lo ngajak gue ngomong ya?"

Karena berhenti mendadak membuat wanita yang ada di belakangnya itu tertabrak pengunjung taman lainnya yang sedang berolahraga dan membuatnya oleng yang hampir saja jatuh. Refleks Okta mengulurkan tangannya untuk menjaga agar wanita tersebut tidak jatuh, namun apa yang ia lakukan kalah gesit dengan laki-laki yang ada di belakang dengan memakai setelan baju dengan warna sama persis. Laki-laki itu menarik tangan wanita yang ia tabrak dan menahan tubuhnya untuk tetap stabil.

"Maaf, saya salah orang."

Hanya itu yang Okta dengar dan dapatkan hingga wanita yang sejak tadi berbicara itu berbalik arah dan pergi. Okta memakai kembali earphonenya, melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. Ujung bibirnya tampak

terangkat mengingat apa yang telah terjadi, wanita itu sangat manis saat wajahnya memerah. Walau menundukkan wajahnya dengan cepat namun Okta masih bisa melihat apa yang tersembunyi di baliknya, rona merah yang ia sembunyikan itu mampu membuat Okta tersenyum yang tak akan ia lupakan. oke baby, semoga kita mempunyai kesempatan lain untuk bertemu dan gue pastikan kalau kita akan mengenal satu dengan lain saat itu.

*******

Yun yang melihat Chintya berbalik tanpa menoleh ke arahnya itu sejurus terdiam, jauh di dalam hatinya ia ingin berbalik dan mengejar wanita yang tadi sempat ia tolong sebelim jatuh karena tabrakan yang tak bia Yun elakkan, namun di sisi lain ia merasa canggung dan bingung. Untuk apa ia berbalik dan mengejar Chibtya yang tak memiliki hubungan dengannya, hubungan yang terjadicdi antara mereka hanya sebatas kenalan biasa dan tak lebih. Ada sedikit perasaan karena Yun telah menabraknya cukup keras, mungkin saja Chintya merasakan sakit atau memar karenanya. Memikirkannya membuat Yun merasa tak tenang dan kehilangan mood buat ngelanjutin jogingnya. Akhirnya Yun memutar langkahnya, mengikuti arah Chintya berlari untuk memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja. Menemukan sosoknya bukan hal yang sulit bagi Yun, matanya bisa dengan jeli mengenali orang bahkan dalam kerumunan sekali pun. Ia melihat Chintya duduk di sebuah bangku taman dengan membelakangi area lari yang, Yun menghentikan langkah kakinya. Menimbang apa kah ia benar-benar ingin melihatnya langsung atau berbalik dan pergi, melihat keadaan Chintya yang sepertinya baik-baik saja itu membuat Yun memutuskan memutar haluan untuk pergi dari sini. Namun, hanya beberapa langkah ia berbalik terdengar suara teriakan yang cukup membuatnya kaget.

"Akh...!"

Yun menoleh ke arah datangnga suara yang tak lain adalah Chintya, wanita itu mengacak-ngacak rambutnya sendiri dan bertingkah konyol layaknya seorang anak kecil yang sedang marah karena keinginannya tak tercapai.

"Ya ampun Chint... Malu-maluin aja sih lo..." Umpatnya pada diri sendiri untung aja tempat yang ia pilih sepi jadi gak perlu malu karena gak bakal keliatan sama orang lain tentang kelakuan konyolnya itu. "Kok bisa sih gue salah orang? Padahal kan tadi jelas-jelas lo liat sendiri kalo bener itu orangnya."

Yun lagi-lagi tersenyum melihatnya, ternyata wanita itu memiliki sisi konyol yang membuatnya terlihat lucu.

"Mau di taruh di mana muka gue kalo ketemu tu orang, mana pede banget lagi gue. Udah ngajak ngomong duluan, semangat empat lima gak taunya malah salah orang. Ha ha ha ha ha ha ha ha..." Kali ini ia menertawakan dirinya sendiri, menertawakan kebo*ohan yang telah ia lakukan.

"Cewek apaan gue yang udah ninggalin harga diri dan gengsi di mobil buat cowok macam dia?" Menghembuskan nafas dengan kasar dan menatap ujunh sepatunya. "Udah ngebuang urat malu gue buat tu cowok malah gak tau nya salah orang." Katanya lagi yang merasa ada beban berat di atas kepalanya, beban yang ia bikin sendiri. "Sial banget sih gue hari ini?" Sambil nendang kerikil yang ada di tanah, "Buat ngejar satu cowok aja salah kaprah gimana mau di kejar cowok kalo kayak gini????"

********

1
titis irene
lanjut baca... memikat hati
titis irene
Yun kecil berotak cemerlang, semangat... jadilah pemuda tangguh...
titis irene
baru ketemu setelah sekian lama kucari.... lanjut baca
Sindy Saptina Partyka S
lanjut thor😍
INDRI
ayo thor semangat lanjutin lagi dong.q dah terbuai ma ceritany plisss
Shazha Tyowati
g prnah update page Thor???
Shinta Ali Lubiss
lahh udh sampe sini aja aku😅
semangat thor, d tunggu up nya...
Wahyu Tyas
kok lama lanjutannya thor..
Sri Widiantii
kapan nexxt ya?
Rien's
adik lain ibu lain bapak...
Rien's
Alex minder duluan
Rien's
boleh suka dan kejar tuh cowok tp tetap jaga image SBG perempuan
Tiya Tiya
buat si yun bucin dong tor kasian chintiya ngjar" trus gntyn skrng yun
Rien's
lanjut
Rien's
lanjut...Happy Ied Mubarak, mohon maaf lahir dan batin
Yessyka June
thor, ngomong2 bekal yg ditaman ditinggal aja td tu semuanya ditaman ya 😄
Misni Rauhun
up terus tjor
Garansi Layar
hahahaha muntahan kucing ???
Rien's
syukurin lagian kelamaan, hrsnya Ella pergi aja SM Vino
Dimi Taopan
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!