NovelToon NovelToon
Forget Me Not

Forget Me Not

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Single Mom / Janda / Romansa
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Karena sebidang tanah, Emilia harus berurusan dengan pemilik salah satu peternakan terbesar di Oxfordshire, yaitu Hardin Rogers. Dia rela melakukan apa pun, agar ibu mertuanya dapat mempertahankan tanah tersebut dari incaran Hardin.

Hardin yang merupakan pengusaha cerdas, menawarkan kesepakatan kepada Emilia, setelah mengetahui sisi kelam wanita itu. Hardin mengambil kesempatan agar bisa menguasai keadaan.

Kesepakatan seperti apakah yang Hardin tawarkan? Apakah itu akan membuat Emilia luluh dan mengalah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27 : Kejutan Besar

"Terima kasih, Maria. Rasanya tidak sopan bila menolak kebaikan yang ditawarkan wanita cantik sepertimu," balas Albert, diiringi senyum kalem.

"Kau memang pandai menyenangkan hati wanita. Mari, sebelum gerimis makin lebat," ajak Maria, seraya memberikan payung itu kepada Albert.

"Tentu." Albert tersenyum. "Mari."

Albert dan Maria berjalan berdampingan melewati jalan setapak menuju gerbang perbatasan peternakan. Mereka berbincang hangat, bahkan sesekali tertawa renyah. Keakraban terlihat jelas dari bahasa tubuh keduanya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Daniel? Dalam beberapa hari terakhir, dia terlihat agak lain. Lebih pendiam."

"Kami tidak berkomunikasi dalam beberapa hari terakhir. Aku masih ragu untuk menemuinya secara langsung."

"Kenapa?" Albert menoleh, menatap dengan sorot penasaran.

Maria menggeleng samar. "Daniel terlalu berlebihan. Aku tidak suka dengan pemikirannya yang terlalu kuno?"

"Kuno?" Albert menautkan alis karena tak mengerti.

"Ada beberapa pemikiran kami yang bertentangan. Salah satunya adalah tentang pernikahan."

Albert menggumam pelan. Namun, tak menanggapi ucapan Maria.

"Mungkin, ini terdengar sangat konyol. Setiap wanita memimpikan pernikahan dengan orang yang dicintainya. Namun, tidak denganku," jelas Maria.

"Apa yang membuatmu begitu?" tanya Albert tenang.

"Jawabannya hanya satu. Aku belum siap berumah tangga. Aku tidak ingin menikah muda, mempunyai anak, lalu jadi janda. Itu sangat mengerikan."

"Setiap orang memiliki takdir berbeda."

"Ya. Namun, ketakutan itu telah melekat erat dalam pikiranku. Suatu saat nanti, aku pasti akan menikah dan membina rumah tangga impian. Namun, tidak dalam waktu dekat. Sederhananya seperti itu," jelas Maria enteng, seakan tanpa beban sama sekali.

"Ya, aku bisa memahaminya."

"Iyakah?" Maria menoleh, menatap ragu pria di sebelahnya.

Albert tersenyum kalem, seraya membalas tatapan Maria. "Aku juga berpikir demikian. Bagiku, pernikahan bukan sesuatu yang harus dilakukan dalam waktu dekat. Semua butuh kesiapan matang."

"Senang sekali karena bertemu dengan seseorang yang sepemikiran. Sayang sekali, Daniel justru sebaliknya. Dia takut terjadi sesuatu dalam hubungan kami, sehingga ingin segera menikah agar kami bisa tetap bersama. Apakah menurutmu itu tidak terlalu berlebihan?"

Albert tidak segera menjawab. Dia menghentikan langkah, berhubung sudah tiba di dekat gerbang kayu, yang menjadi batas area peternakan.

"Kita sudah tiba," ucap Maria, meminta kembali payung yang dipegang Albert.

"Terima kasih karena sudah mengantarku hingga kemari," ucap Albert.

"Sama-sama. Maaf, aku tidak bisa mengantarmu melewati gerbang kayu itu."

Albert tersenyum menanggapi ucapan Maria. "Baiklah. Mungkin, lain kali aku harus mentraktirmu."

"Akan kutunggu," balas Maria, diiringi senyum cukup lebar. Dia berdiri memperhatikan langkah tegap Albert, yang makin lama makin menjauh.

......................

Sekitar pukul 07.30, Hardin sudah tiba di depan rumah Gerald. Tanpa harus menunggu lama, Grayson muncul dengan diantar sang kakak angkat. Tak ingin membuang waktu, kedua pria itu langsung berangkat menuju Oxfordshire.

Sementara itu, beberapa pekerja peternakan datang ke rumah Meredith. Mereka membantu memindahkan barang-barang ke atas mobil pick up, sedangkan sisa barang lain dibawa Emilia dengan dibantu pekerja.

"Ibu istirahat saja. Aku yang akan membereskan semuanya," ucap Emilia lembut.

"Bagaimana bisa kubiarkan kau bekerja seorang diri," tolak Meredith.

"Tidak apa-apa, Bu. Aku ___"

"Granny! Ayo, bermain di halaman," ajak Blossom ceria. Dia tampak begitu antusias di tempat baru tersebut.

"Aku harus membantu ibumu, Sayang," tolak Meredith lembut.

"Ayolah, Granny. Halaman rumah ini sangat luas. Di sini juga banyak pohon. Aku ingin bermain di luar," desak Blossom, setengah merengek.

"Baiklah, Sayang. Tapi, jangan terlalu lama." Meredith berdiri, hendak mengikuti Blossom. Bersamaan dengan itu, seorang wanita yang tak lain adalah Madeline masuk.

"Selamat siang. Maaf, Nyonya. Aku kemari untuk membantu membereskan barang-barang Anda," ucap Madeline sopan.

Meredith menautkan alis, lalu menoleh kepada Emilia, seakan meminta penjelasan.

"Namanya Madeline, Bu. Dialah yang biasa merawat rumah ini." Emilia tersenyum lembut.

"Oh, begitu. Tapi, ini akan sangat merepotkanmu, Nyonya," ujar Meredith tak enak.

Madeline segera menggeleng. "Ini sudah tugasku. Lagi pula, Tuan Rogers yang memerintahkan. Selain itu, aku juga ingin mengembalikan mantel ini. Apakah benar milikmu, Nyonya?"

Seketika, raut wajah Emilia berubah tegang. Dia baru ingat dengan mantel yang ditinggalkan di rumah itu. Emilia merasa waswas, takut jika Madeline juga menemukan pakaian dalamnya yang hilang.

"Um, i-iya. Mantel itu milikku. Terima kasih." Meskipun gugup, tapi Emilia memaksa tersenyum.

"Sama-sama, Nyonya. Aku menemukannya di meja dapur."

"Kenapa kau sampai meninggalkan mantel di sini, Millie?" tanya Meredith tak mengerti.

"Aku takut Bee terbangun. Jadi, waktu itu aku pulang terburu-buru," jelas Emilia, berusaha keras terlihat tenang. Sekilas, ekor matanya melirik Madeline yang menatap aneh.

Emilia sadar, Madeline pasti mengetahui sesuatu. Apalagi, dia pergi meninggalkan tempat tidur yang masih berantakan. Bukan tak mungkin, Madeline juga lah yang menemukan pakaian dalamnya.

"Ayolah, Granny! Kau lama sekali!" seru Blossom dari beranda depan.

Meredith menoleh, lalu tersenyum. Walaupun ekspresinya masih menyiratkan rasa heran, tetapi wanita paruh baya itu tak mengatakan apa pun lagi. Dia menghampiri sang cucu, untuk menemaninya bermain di halaman.

Sepeninggal Meredith, Emilia langsung menghampiri Madeline. "Apa kau menemukan sesuatu selain mantel ini?" tanyanya pelan.

"Apakah Anda kehilangan barang lain, Nyonya?" Madeline balik bertanya.

"Um ... sebenarnya aku kehilangan ...." Emilia ragu untuk menanyakan tentang pakaian dalamnya. Dia menggeleng pelan. "Ah, tidak. Lupakan," ucapnya kemudian.

Emilia berbalik hendak masuk ke kamar. Namun, dia tertegun mendengar suara nyaring Meredith dari halaman. "Apa yang terjadi?"

Khawatir, Emilia meletakkan mantelnya begitu saja, kemudian berlari ke pintu keluar. Dia bermaksud menghampiri Meredith dan Blossom di halaman. Namun, langkah Emilia tertahan di ambang pintu. Kakinya terasa begitu berat untuk dilangkahkan.

Emilia menatap tak percaya. Perasaannya pun bercampur aduk, melihat seseorang yang berdiri di dekat pagar. "G-Grayson?"

Perhatian Emilia beralih kepada Meredith, yang terpaku dengan tatapan tak percaya.

Dia memaksakan diri melangkah, meskipun terasa sulit. Emilia turun ke halaman, lalu berdiri di sebelah Meredith. "Apakah pria itu adalah Grayson?" bisiknya.

Meredith tidak menjawab. Wanita itu begitu terkejut dengan apa yang diihatnya.

Dalam keraguan yang tengah melanda Emilia dan Meredith, Hardin muncul dengan pembawaannya yang sangat tenang. Dia membuka pintu pagar, mengajak Grayson masuk ke halaman.

"Bagaimana, Nyonya? Sudah kukatakan, Hardin Rogers bisa melakukan apa pun. Lihatlah. Bukan hanya kepastian tentang nasib putramu, aku bahkan membawanya pulang kemari," ucap Hardin penuh wibawa.

"Grayson!" Meredith langsung menghambur, memeluk sang putra kesayangan yang teramat dirinya rindukan.

Sementara itu, Emilia terus terpaku dengan tatapan tak percaya. Sesaat kemudian, dia mengalihkan perhatian kepada Hardin, lalu mendekat. "Di mana pakaian dalamku?" bisiknya.

1
Rahmawati
nanti dulu tanya daleman emilia, itu suamimu pulang disambut dulu
Rahmawati
gmn dengan hubungan hardin dan emilia kl Grayson kembali
Rahmawati
ih emang lebih penting saudara angkat ya daripada istri dan ibu kandung sendiri, dasar pecundang
Rahmawati
apa lagi ini, Grayson malah gk tahu kl dia punya anak
rurry Irianty
sengaja menghilangkan diri krn selingkuh kah
Rahmawati
hardin memang perayu ulung
kalea rizuky
suaminya selingkuh kayaknya
Rahmawati
lah terus suami emilia kmn dong, apa selingkuh ya
kalea rizuky
ngakak/Curse//Curse/ ibunya klo mandi menggeliat kah
Rahmawati
hardin jd ke inget terus sm. emilia, sampek sempaknya di ciumin😂
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: 🙈 jadi error
total 1 replies
Najwa Aini
kok..kok...kok...
Aku mikirnya jauh ya
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Sepemikiran, Kak😂
total 1 replies
Rahmawati
emilia haus belaian, dirayu dikit sm hardin udah luluh aja
Najwa Aini
Ya ampun..jadi ibumu cacingan saat mandi gitu ya, Bee..
upss..kok cacingan sih..
Najwa Aini
Hati² Rogers..Rasa penasaranmu yg terlalu tinggi itu akan membawamu pada Anu..
Najwa Aini
nama Ethan mengingatkanku pada Tom Cruise yg berperan sebagai Ethan.
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ethan Hunt, yaa
total 1 replies
octa❤️
jangan bilang hardin ninggalin emilie y thor..
Rahmawati
hardin tau kelemahan emilia, makanya dia berani mencium emilia
octa❤️
jago bener kang hardin nebar pesona..😁
Rahmawati
lanjuttt
Rahmawati
nekat sekali emilia dateng malem-malem
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!