Mantan Asisten CEO yang meninggal tiba-tiba bangun di tubuh menantu lemah dan mengetahui semua rahasia kelam keluarga besar Aruna.
Dia yang dibunuh oleh CEO Aruna group akhirnya memutuskan untuk memulai pembalasan dendamnya.
Dimulai dengan misi mengambil kembali posisi putri tunggal keluarga Jayata dan menyingkirkan putri palsu yang licik.
Apakah dia berhasil, atau justru berakhir mati untuk yang ke_2 kalinya?
Yuk,, baca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Bangkrut
Teng!
Tring!
Bunyi pagar rumah yang ditutup, dikunci dengan rantai tebal membuat Dinda runtuh ke tanah bersama putrinya yang masih duduk di bangku SD.
"Ibu! Kenapa mereka mengusir kita dari rumah?" Tanya sang putri yang tak mengerti tentang apa yang terjadi hingga dia dan ibunya harus diusir dari rumah mereka sendiri.
Sherina juga merasa bingung, "apa yang terjadi Dinda? Kenapa mereka menyita rumahmu?" Tanya Sherina dengan suara gemetar, wajahnya pucat pasi melihat rumah mewah milik Dinda telah disita oleh orang-orang kejam. Kalau begini caranya, Di mana mereka akan tinggal?
Pada saat itu, ponsel Dinda berdering memperlihatkan sebuah panggilan telepon yang berasal dari nomor tak dikenal.
Dring... Driiing.... Drring....
"Halo," ucap Dinda mengangkat panggilan telepon yang masuk dan mengabaikan Putri serta Sherina yang bertanya padanya.
"Segera lunasi utang anda di MM koperasi sebelum pukul 12.00 malam. Jika tidak, maka kami akan menyita tanah yang dijaminkan di jalan merpati," ucap seorang pria dari seberang telepon membuat dada Dinda terasa begitu sesak.
Untuk menjalankan bisnisnya, dia telah berhutang ke beberapa tempat, namun selama ini dia selalu melakukan pembayaran dengan baik, namun sekarang kenapa tiba-tiba semuanya menagih?
Demikian, beberapa telepon juga masuk, dan isi pesan yang sama membuat tenaga Dinda seolah terkuras habis hingga mau menangis pun tak kuat lagi.
Dari mana dia akan mendapatkan semua uang untuk membayar hutang-hutang itu? Lagi pula, beberapa diantara mereka mengancam dengan begitu kejam, tampaknya tidak ada jalan yang baik untuk menyelesaikannya.
Tak hanya dari koperasi, setelah itu beberapa telepon juga masuk, berasal dari orang-orang kepercayaannya yang mengelola usaha-usaha miliknya, semuanya tiba-tiba mengalami kemerosotan, dengan berbagai masalah yang beragam.
Tak hanya itu saja, para mitra kerjasama juga langsung menelpon dan membatalkan kerjasama dengan Dinda, mereka juga menuntut pengembalian dana yang telah mereka setor di awal perjanjian.
Segera, kepala Dinda menjadi begitu pusing, bagaimana dia akan menanggapi semua masalah yang tiba-tiba terjadi dalam semalam ini?
Jelas-jelas dia tidak pernah bermasalah dengan seseorang!
"Kau baik-baik saja!" Tanya Sherina saat melihat wajah Dinda yang menggelap setelah beberapa panggilan telepon diangkat oleh perempuan itu. Jelas karena bisa menebak ada sesuatu yang tidak beres, dan sepertinya itu masalah yang besar.
Mendengar pertanyaan Sherina, Dinda secara refleks menarik putrinya ke pangkuannya, menggelengkan kepalanya, "tidak tahu, jelas tadi siang semuanya baik-baik saja, tapi sekarang aku bahkan tak punya apapun lagi. Semua asetku disita oleh para pemberi pinjaman, dan semua usahaku mengalami kemerosotan yang tidak bisa diselamatkan lagi, bahkan para mitra kerjasama telah membatalkan semua kerjasama kami dan meminta pengendalian dana," kata Dinda dengan suara yang begitu Serak, berusaha menahan air matanya supaya tidak terjatuh di depan putrinya.
"Jadi maksudmu kau tak punya apa-apa lagi? Bangkrut, begitu?" Tanya Sherina tak percaya. Masakan mereka baru saja makan malam mewah di restoran terkenal, lalu ketika kembali ke rumah malah sudah bangkrut begitu saja?
Benar-benar di luar dugaan!
Dinda memijat keningnya yang terasa pening,, "Ayo kita ke hotel dulu, mungkin besok pagi akan ada sesuatu yang berubah, ucap Dinda yang merasa perlu menenangkan diri terlebih dahulu, setidaknya putrinya harus berada di tempat yang aman untuk malam ini.
"Tapi kita tidak punya mobil," kata Sherina melihat ke dalam rumah melalui celah pagar, mobil mewah milik Dinda juga disita oleh orang-orang asing itu.
"Aku akan memanggil taksi. Tapi,,," Dinda memperhatikan bank online-nya, di mana saldo juga tiba-tiba dipotong oleh pihak asuransi dalam jumlah yang besar hingga sekarang hanya tersisa beberapa ratus ribu yang tidak akan bertahan sampai besok pagi jika dia masih terus membiayai Sherina dan suami perempuan itu.
Jadi sambil menghela nafas, Dinda menatap Sherina dan Marlon, "maaf, sepertinya malam ini saya tidak bisa membawa kalian, mari kita cari jalan masing-masing," ucap Dinda membuat syok Sherina dan Marlon.
Kalau tidak pergi bersama Dinda, lalu dengan siapa mereka akan pergi? Siapa yang akan membiayai mereka?
lanjut Thor....