NovelToon NovelToon
Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Menikah Dengan KAKAK TIRI MANTAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Winda Hapsari, seorang wanita cantik dan sukses, menjalin hubungan kasih dengan Johan Aditama selama dua tahun.

Sore itu, niatnya untuk memberikan kejutan pada Johan berubah menjadi hancur lebur saat ia memergoki Johan dan Revi berselingkuh di rumah kontrakan teman Johan.

Kejadian tersebut membuka mata Winda akan kepalsuan hubungannya dengan Johan dan Revi yang ternyata selama ini memanfaatkan kebaikannya.

Hancur dan patah hati, Winda bersumpah untuk bangkit dan tidak akan membiarkan pengkhianatan itu menghancurkannya.

Ternyata, takdir berpihak padanya. Ia bertemu dengan seorang laki-laki yang menawarkan pernikahan. Seorang pria yang selama ini tak pernah ia kenal, yang ternyata adalah kakak tiri Johan menawarkan bantuan untuknya membalas dendam.

Pernikahan ini bukan hanya membawa cinta dan kebahagiaan baru dalam hidupnya, tetapi juga menjadi medan pertarungan Winda.

Mampukah Winda meninggalkan luka masa lalunya dan menemukan cinta sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

“Cepatlah pergi dari sini!” Tuan Gunawan membentak Ardan yang tak kunjung pergi.

“Kuharap kau tidak menyesal telah mengusirku!” Ardan mendorong kursinya ke belakang, berdiri, lalu membantu istrinya untuk berdiri juga.

“Ayo, Sayang. Kita cari kursi lain!” Ardan menggandeng tangan Winda, dan mengajaknya duduk di meja kursi yang tak jauh dari tempat itu. Di salah satu meja yang tampaknya juga telah di reservasi oleh asisten Denis. tampak dari hidangan yang sudah tersedia, dan pelayan yang langsung sigap melayani. Artinya Ardan sudah memperkirakan akan ada drama seperti itu.

“Kalau begitu saya juga permisi, Tuan Aditama.” Denis membereskan berkas-berkas yang tadi sempat dia buka saat Ardan datang.

“Apa? Apa maksudnya?” Gunawan Aditama mencekal tangan Denis yang hendak berdiri.

Denis menatap tangannya yang berada di dalam genggaman Gunawan Aditama, hingga Gunawan melepaskannya perlahan saat menyadari dirinya telah lancang.

“Maaf, saya tidak sengaja. Saya refleks melakukannya.” ia pernah mendengar sebelumnya, kalau baik CEO maupun asisten dari Bagaskara group adalah orang yang tak bisa sembarangan disentuh.

“Maaf tuan Denis Wirawan. Tapi, bukankah kita masih menunggu kedatangan Tuan Bagaskara?” Gunawan Aditama bertanya panik, begitupun dengan Johan yang sudah cemas, khawatir pengajuan proposal kerjasama mereka batal.

Denis menghela nafas perlahan dan menatap datar ke arah Gunawan dan Johan. “Anda menginginkan kerjasama dengan perusahaan kami, dan kita telah duduk di sini menunggunya sekian lama. Tetapi begitu beliau datang, Anda malah mengusirnya. Lalu kerja sama seperti apa yang Anda maksud?”

“Ap appa? Apa maksud Anda? Siapa yang saya usir?” Tiba-tiba mata Gunawan terbelalak seperti baru saja mengingatkan sesuatu. "Jangan-jangan maksud Anda adalah…?” Pertanyaan Gunawan menggantung.

Denis mengangguk. “Ya. Beliau…” telapak tangan Denis mengarah ke tempat di mana Ardan dan Winda duduk. Pandangan mata Johan dan Gunawan mengikuti arah yang ditunjuk oleh Dennis.

“Yang baru saja Anda usir. Beliau adalah tuan Ardan Bagaskara. Pemimpin perusahaan yang telah Anda tunggu sejak satu jam yang lalu.” Denis bersuara tanpa ragu.

“Tidak.” Gunawan terhuyung hingga terduduk di kursinya. “Itu tidak mungkin benar. Pasti ada yang salah.” Tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh asisten Dennis.

“Itulah yang sebenarnya. Dan Anda telah melewatkan satu kesempatan. Permisi!” Denis pergi dan menuju ke tempat Ardan setelah berbicara.

Wajah Johan pucat pasi. Pernyataan yang baru saja dia dengar benar-benar memukulnya hingga telak.

“Papa, Apa mungkin ucapan Tuan Denis tadi benar?” Johan bertanya tanpa menatap wajah papanya. Pandangannya kosong ke depan. Masih tidak bisa mempercayai fakta yang baru didengar.

Gunawan pun masih diam terpaku, mencerna situasi. Kemudian, ingatannya melayang pada situasi dalam rapat kemarin. Manajer humas memberikan data tentang perusahaan Bagaskara group. Dia memeriksanya, tetapi hanya sebatas pada produk-produk, keunggulan dan perkembangan perusahaan, tanpa ingin melihat lebih jauh siapa nama pemilik perusahaan itu.

Ardan Bagaskara. Bagaskara grup. Apa mungkin itu memang dia? Jadi itu benar-benar Bagaskara yang dulu dia kenal. Jadi Ardan adalah putra dari Adipati Bagaskara dan Urmila?

Ardan, anak yang dulu dia usir, kini menjelma menjadi pengusaha sukses? Tidak. Gunawan tidak ingin mempercayai ini. Ini seperti sebuah mimpi buruk. Jadi apakah Bagaskara Food didirikan di kota ini sengaja untuk menyaingi lalu menghancurkan perusahaannya? Apakah Ardan datang untuk balas dendam?

Sekarang, Gunawan berada dalam dilema. Di satu sisi, dia tidak ingin merendahkan harga dirinya dengan memohon pada Ardan. Tapi di sisi lain perusahaannya benar-benar membutuhkan pertolongan. Apakah dia harus mempertahankan harga diri dan membiarkan perusahaannya kehilangan nyawa begitu saja?

“Tidak. Aku harus menyelamatkan perusahaanku lebih dulu, sisanya pikir belakangan.” Dengan penuh tekad, akhirnya Gunawan membawa tubuhnya berdiri. Mengambil nafas dalam-dalam, sebelum kemudian melangkahkan kaki menuju meja di mana Ardan masih berada di sana bersama dengan Winda dan asisten Denis.

“Ardan, Papa ingin bicara,” ucap Gunawan yang kini telah berdiri di depan meja Ardan.

Johan yang mengiringi di belakangnya mengepalkan tangan erat. Tidak sudi jika dirinya harus menundukkan kepala di depan mantan kakak tiri yang sejak awal sangat dia benci.

Ardan? Dia sama sekali tidak peduli. Bahkan meliriknya pun tidak. Pria itu lebih senang fokus memotong steak daging yang kemudian diletakkan di atas piring istrinya. Bahkan sebenarnya dia tadi memang sengaja terlambat datang, untuk membuat Gunawan dan Johan merasa kesal.

“Ardan, Papa benar-benar minta maaf.”

Mendengar Gunawan yang kembali berbicara, Winda mengangkat kepalanya, menatap ke arah Gunawan sesaat, lalu kembali ke arah Ardan.

“Suamiku?” Sengaja ia memanggil Ardan dengan sebutan seperti itu, puas rasanya melihat Johan mengepalkan tangan. “Pria itu menyebut dirinya papa. Apa dia papamu?” tanyanya lalu menyuapkan steak yang sudah ditusuk dengan garpu ke dalam mulut.

Ardan hanya melirik sinis ke arah Gunawan dan Johan, dengan ujung ibu jarinya menghapus saus yang menempel di ujung bibir Winda, lalu menjilatnya.

Rahang Johan mengeras melihat interaksi mereka. Padahal dia masih berencana untuk merebut Winda dari Ardan. Tapi, jika posisinya seperti ini, apakah mungkin. Ardan bahkan terlihat jauh lebih unggul darinya. Apa dia mampu bersaing dengan Ardan?

“Sayang,...?” Ardan merengek manja. “Jangan mengutukku seburuk itu.”

Sungguh, ucapan pria itu benar-benar membuat Gunawan seperti terhempas ke dasar jurang. Dengan percaya diri Ia beranggapan bahwa masih bisa mengambil hati Ardan. Dan Ardan masih akan luluh dan menganggapnya sebagai Papa seperti dulu. Ternyata dirinya dianggap sebagai kutukan.

“Maaf, Saya tidak sopan. Saya hanya ingin bertanya, bagaimana dengan kerjasama Kita?”

“Kerjasama? Kita?” Ardan lalu menatap ke arah Denis. “Apa Bagaskara punya janji kerjasama dengannya?”

“Tidak, Tuan,” jawab Denis.

“Ardan, Papa …”

“Lancang!” Denis berdiri dari kursinya dan menyahut. “Apa pantas, seorang seperti Anda menyebut tuan kami hanya nama saja??!!”

Gunawan tersentak. Dua tangannya terkepal. Namun, dia sadar untuk saat ini memang harus menempatkan diri serendah mungkin.

Memejamkan mata sejenak, baru kemudian berbicara. “Tuan Bagaskara, bisakah saya minta waktu untuk bicara? Saya ingin membahas pengajuan kerja sama di antara perusahaan Kita." Memohon dengan posisi berdiri dan kepala tertunduk. Ardan bahkan tak berbasa-basi mempersilakan dia duduk padahal masih ada satu kursi tersisa di antara mereka.

“Begitu lebih baik. Ternyata Anda masih memiliki sedikit sopan santun. ” Ardan mengusap mulutnya dengan tisu lalu menatapnya datar. “Tapi masalah nya. Saya tidak tertarik untuk apapun yang Anda tawarkan. Saya lebih tertarik untuk membeli perusahaan Anda.”

“Kurang ajar!” Johan yang hatinya sudah mendidih sejak awal melihat kedekatan Ardan dan Winda, berteriak marah mendengar ucapan Ardan yang terdengar meremehkan.

“Kau pikir siapa dirimu. Jangan hanya karena sekarang kau sudah menjadi seorang bos, maka kamu lupa asal usulmu dan merasa pantas untuk semena-mena pada Kami!” Mata Johan merah menyala, dengan dada turun naik akibat amarah yang meledak.

Ardan, pria itu menyandarkan punggung dengan santai, bersedekap seakan tak terpengaruh. Bahkan tampak menunggu apalagi yang akan keluar dari mulut Johan.

“Jangan lupa, pria tua di hadapanmu ini lah, yang dulu turut andil membesarkanmu! Jangan kau bersikap seperti kacang yang lupa kulitnya!”

Teriakan Johan tak pelak langsung mengundang semua mata untuk menoleh ke arah mereka. Sebagian hanya diam melihat, sebagian yang tak tahu siapa Ardan mulai bergunjing.

Johan tersenyum licik. Tampaknya ia memang sengaja berbuat demikian untuk memancing opini buruk tentang Ardan. Dengan begitu Ardan akan takut reputasinya buruk dan mau tidak mau akan menyetujui kerja sama.

“Johan, hentikan!” Gunawan berseru keras, lalu menatap ke arah Ardan. “Tuan Ardan, jangan dengarkan dia. Saya benar-benar ingin kerja sama. Tidak meminta apapun. Saya mohon. Demi hubungan baik kita di masa lalu.” Gunawan menangkupkan dua telapak tangan di depan dada.

“Hubungan baik seperti apa maksud Anda?” Ardan menatap sinis. “Apa saat Kau dengan kejam merampas semua dari Mama lalu mengusir kami dari rumah, itu yang kalian maksud baik?” Jika Johan dan Gunawan mengira bisa membuatnya takut hanya karena hal remeh seperti itu, maka mereka salah besar. Justru mereka akan mempermalukan diri sendiri.

*

*

*

1
SR.Yuni
niat hati maksudnya ya thor.... typo ✌️✌️
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: ah iya. otw 🏃🏃🏃🏃.
tencuu, ya 😘😘😘
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
dua kata, LUAR BIASA...😍😍😍💚💚💚
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: terima kasih Mbak
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
kok perasaan dikit amat sih???
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: masa??? klo lagi pas seru²nya iku berasa dikit tahu... ky kurang gitu
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: cuma seribu pas/Grin//Grin/
total 2 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
betul bgt, aku aja klo beli yang penting murah dan perut kenyang kok.../Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
menit menit?
Nar Sih
klau di lihat dri sikap winda yg mulai manja dan tanda,,nya seperti bnr nih bntr lgi ada kejutan buat ardan dri pernikahan mereka
Patrick Khan
q penasaran.. emang klo hamil mesti mutah2 ya🤔🤔🤭
Patrick Khan: . berarti beda2 ya kak..
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: tidak semua. aku gak.
tp ada yg iya, sampai gak bisa ngapa2in
total 2 replies
Nar Sih
sepertinya winda hamil niih ,dan seperti nya mas suami yg ngidam
Ari Peny
nyidam nih dua2nya hhhhh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
supermarket keknya gak ada yg buka 24 jam, tp klo indomaret sm alfamart memang ada... jadi namanya minimarket.
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: mmm. repusi deh
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
ish ish ish iiiiissshhhhh....
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
aelaaahhhh
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
huahahahahahaaaa... ketahuan deh lo yg nyolong mienya winda
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
mungkin masa kecil istrimu kurang bahagia, maklumlah orang kaya kan gitu orangtua selalu takut ini dan itu. beda sama orang kampung masa kecilnya benar-benar merasa bahagia... anak-anak bisa bermain sepuasnya di alam bebas...
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: nah yo iku. tp gk tahu namanya
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: mbuh opo jenenge, pokoke sg warna biru iku, wong gon muka wae bisa jd flek koyo aku iki... disik kan suka nontron drakor lampune dipateni, eeehh... boco gon mbah gugel ternyata akibat mantengin hp dalam keadaan gelap bisa jenimbuljan flek pada wajah, juga mata rusak
total 5 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
eeehhh, lounching produknya barengan sama lounching kecebong ya dan?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
aradan???? gpp sih sebenarnya, orang sunda kan juga gitu, tengkyu jd tararengkyu🤧🤧🤧 ardan jd aradan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/.... bangg bayiikkk🤭🤭🤭
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: dihh,/Doge//Doge//Doge/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
kann/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
yg ngidam ardan.tapi yg mual Winda.. aduhhh kebagian gak enaknya dong/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
lagi masak buat istri tercinta yg lagi isi.../Proud/
〈⎳ FT. Zira
arda...

duh.. kan jadi gatel jariku/CoolGuy/
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ: lha iyo
〈⎳ FT. Zira: garukya pakai duit, enak kyknya Mi/Proud/
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!