NovelToon NovelToon
Skandal Cinta Tuan Muda

Skandal Cinta Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Berondong / Office Romance
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: itsclairbae

Nadira Elvarani yakin hidup pahitnya akan berakhir setelah menerima lamaran Galendra, lelaki mapan yang memberinya harapan baru.
Tapi segalanya berubah ketika ia terlibat skandal dengan Rakha Mahendra—anak bos yang diam-diam menginginkannya—menghancurkan semua rencana indah itu.
Di antara cinta, obsesi, dan rahasia, Nadira harus memilih: hati atau masa depan yang sudah dirancang rapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsclairbae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 — Cinta yang Tak Terucap

Rakha hanya menyimak tanpa berniat menyela. Ia memahami bahwa keraguan dan ketidaktahuan Nadira tentang cinta berakar dari luka lama yang ditinggalkan oleh keluarganya—terutama kedua orang tuanya.

"Aku ingin ada di sisi Galen? Iya, karena dia satu-satunya lelaki yang datang ke dalam hidupku tanpa basa-basi dan langsung melamar," ucap Nadira pelan. Ada jeda sebelum ia melanjutkan kalimatnya.

"Aku sakit melihat dia bersama perempuan lain? Tentu saja. Setelah dia datang dan memberi harapan, aku ingin dia membuktikan bahwa perasaannya untukku benar-benar nyata. Tapi yang dia lakukan justru menjalin hubungan dengan perempuan lain," lanjutnya, menahan sesak yang terasa di dadanya.

"Aku tidak tahu, apakah ini karena cinta atau hal lain," ucap Nadira, mengakhiri penuturannya dengan keraguan yang masih menggantung. Ia sendiri belum yakin apakah ia benar-benar mencintai Galendra atau tidak.

Rakha menghela napas. Ia sadar, tidak ada gunanya memaksa Nadira memahami perasaan yang bahkan belum bisa ia mengerti sendiri.

"Lalu, bagaimana dengan perasaanmu padaku? Pada Dimas?" tanya Rakha, merasa Nadira belum sepenuhnya menjelaskan isi hatinya. Sejauh ini, Nadira hanya membicarakan Galendra.

"Aku tidak memiliki perasaan apa pun pada Dimas. Kami murni hanya bekerja sebagai rekan, dan dia adalah orang yang akan menerima posisiku," jawab Nadira tanpa sedikit pun keraguan. Ia yakin sepenuhnya bahwa tidak ada rasa di antara mereka.

Namun, saat menyangkut pertanyaan tentang perasaannya pada Rakha, Nadira terdiam. Ia belum sanggup menjawab. Ia khawatir, perasaan yang ada di hatinya justru akan memperumit segalanya.

"Kamu belum menjawab satu pertanyaanku," ucap Rakha, mengingatkan bahwa masih ada hal yang belum Nadira katakan.

Padahal, itulah jawaban yang paling ia tunggu. Ia ingin tahu—apakah kedekatan mereka selama ini benar-benar tanpa makna? Apakah Nadira hanya menganggapnya sebagai anak pemilik perusahaan, tidak lebih?

“Kamu bisa mendapatkan perempuan yang jauh lebih baik dariku,” ucap Nadira, menghindari menjawab pertanyaan tentang perasaannya pada Rakha. Atau lebih tepatnya, ia memang tidak ingin menjawabnya.

“Kamu calon pemimpin perusahaan. Pasti banyak perempuan yang mau bersanding denganmu,” lanjutnya, berusaha merasionalisasi semuanya.

Namun Rakha tidak puas. Nadira menjelaskan perasaannya pada Galendra dan Dimas, tapi tidak untuknya. Itu tidak adil.

“Siapa yang peduli dengan semua itu? Aku bertanya tentang perasaanmu padaku!” seru Rakha, menegaskan, seolah Nadira belum benar-benar mendengar pertanyaannya.

“Tapi, apakah itu penting?” tanya Nadira, merasa bahwa perasaannya terhadap Rakha tidaklah berarti. Sebab, apa pun yang ia rasakan, pada akhirnya ia tetap bukan perempuan yang pantas bersanding dengan Rakha.

“Tentu saja penting! Kamu pikir, untuk apa aku bertanya kalau itu tidak penting?” balas Rakha, napasnya naik turun menahan emosi.

Ia tidak mungkin mengajukan pertanyaan itu jika jawabannya tidak berarti. Seharusnya Nadira tahu betapa seriusnya ia.

Nadira tetap tidak mau menjawab. Perasaannya terhadap Rakha terlalu rumit, dan ia tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya. Namun, ia tahu Rakha tidak akan menyerah sebelum mendapatkan jawaban. Pada akhirnya, satu-satunya cara yang ia pilih adalah menjawab dengan tindakan.

Cup!

Nadira mengecup bibir Rakha. Ia berharap setelah itu, Rakha tidak akan bertanya apa pun lagi, karena baginya—sejujurnya—perasaannya tidak sepenting yang Rakha kira.

Rakha terkejut sejenak, tetapi hanya sesaat. Senyum perlahan muncul di wajahnya. Saat Nadira hendak menjauhkan wajahnya, Rakha dengan sigap menahan tengkuknya dan kembali menempelkan bibir mereka.

Nadira sempat mencoba menolak ketika Rakha memperdalam ciuman mereka, tetapi lelaki itu tidak membiarkan tautan di antara bibir mereka terlepas. Perlahan, pertahanan Nadira runtuh. Ia menyerah, memejamkan mata, dan membiarkan dirinya tenggelam dalam kehangatan yang sebenarnya ingin ia hindari.

Sore itu, di dalam mobil Rakha, menjadi saksi bisu bahwa cinta tidak pernah datang sepihak. Rakha tidak mencintai sendirian. Nadira menyimpan perasaan yang sama—meskipun tidak satu kata pun diucapkan untuk mengakuinya.

***

Rakha dan Nadira berusaha mengatur napas setelah ciuman panas yang baru saja terjadi di antara mereka. Nadira menunduk, menyadari bahwa apa yang dilakukannya barusan bukanlah hal yang benar. Namun, di hadapannya, Rakha justru tersenyum, menatap wajahnya tanpa sedikit pun penyesalan.

“Terima kasih sudah membalas perasaanku,” bisik Rakha lembut, sebelum menghapus sisa saliva yang masih melekat di sudut bibir Nadira.

Sentuhan kecil itu membuat tubuh Nadira menegang. Ia tahu ini tidak seharusnya terjadi. Namun, tubuhnya seolah tidak mampu menolak, seakan kendali dirinya telah berpindah pada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar logika.

"Aku tidak pernah mengatakan bahwa aku memiliki perasaan terhadapmu," sangkal Nadira, berusaha menepis kesimpulan yang sudah terlanjur diambil Rakha.

Namun, Rakha tidak bergeming. Keyakinannya sudah terpatri kuat—baginya, Nadira memang mencintainya, meski tidak diucapkan secara gamblang.

“Tidak perlu menyangkal,” ucap Rakha, nadanya tenang namun penuh penegasan. “Lagi pula, tidak lama lagi aku akan memastikan kamu menjadi milikku.”

“Dua minggu lagi aku akan menjadi istri lelaki lain,” ucap Nadira, mengingatkan dengan suara yang nyaris bergetar.

Seharusnya pernyataan itu cukup untuk membuat Rakha kesal. Namun, alih-alih marah, Rakha justru tersenyum—seolah pernikahan itu bukan ancaman bagi perasaannya.

"Tapi anakku sudah tumbuh di rahimmu," ucapnya dalam hati. Kata-kata itu belum pantas diucapkan sekarang; Rakha masih perlu memastikan segalanya.

Mungkin Nadira belum menyadarinya. Masa datang bulannya telah terlewat. Seharusnya, kini sudah ada kehidupan kecil yang tumbuh dalam dirinya.

“Bisa kita pulang, Pak Rakha?” tanya Nadira, kembali ke sikap formal seperti semula.

Ia mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan lelaki itu—terlebih senyuman tipis yang terasa menyiratkan sesuatu yang tidak ia pahami sepenuhnya.

“Tentu saja, Ibu Nadira,” balas Rakha tenang. Ia membenarkan posisi duduknya, lalu kembali melajukan mobil menyusuri jalanan sore yang mulai lengang.

***

"Terima kasih atas tumpangannya, Pak," ucap Nadira sesaat setelah mobil Rakha berhenti di depan apartemennya.

Lelaki itu tidak lagi banyak bertanya, tidak lagi terbakar emosi, bahkan tidak keberatan dipanggil “Pak”. Semua itu karena ia sudah mengetahui perasaan Nadira.

"Dengan senang hati, Bu," balas Rakha sambil tersenyum lebar.

Senyuman itu justru membuat Nadira bergidik. Tanpa berkata apa-apa lagi, ia buru-buru keluar dari mobil, lalu menutup pintu dengan hati-hati dan melangkah cepat menuju pintu masuk apartemen.

Saat Nadira sudah berada di lobi apartemen, sebuah suara memanggil dari belakang.

“Nadira.”

Ia sontak berbalik. Galendra berdiri beberapa langkah di depannya dengan wajah kusut, sorot matanya tajam, seolah menyimpan tanya yang tidak bisa ditahan.

“Kamu pulang bersama siapa? Aku tidak melihat mobilmu di parkiran,” tanyanya, nada suaranya tenang tapi penuh tekanan.

Nadira menelan ludah, gugup. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Galendra. Bahwa dirinya pulang bersama anak bosnya.

1
Syaira Liana
lanjutt kak
Rian Moontero
mampiiir🖐🤩🤸
Syaira Liana
awas aja keira 😡😡😡😡
Syaira Liana
sebel banget sama keira 😡😡😡
ALRININGSIH ALRININGSIH
awal cerita yang bikin penasaran 😊
Clair Bae: Makasih udah mampir ❤
total 1 replies
Asphia fia
mampir
Clair Bae: Terimakasiu sudah mampir, semoga suka sama ceritanya 🙏
total 1 replies
Syaira Liana
lanjuttt kaka
Syaira Liana
Luar biasa
Clair Bae: Terimakasih sudah memberi ulasan ❤
total 1 replies
Susanti
semangat
Clair Bae: Terimakasih banyak ❤
total 1 replies
Trà sữa Lemon Little Angel
Jangan sampai ketinggalan!
Diva Rusydianti
Seru banget! Gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya!
Beerus
Suka banget sama buku ini. Jangan lupa update terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!