namaku Nadia putri Az-Zahra sering disapa Nadia berusia 36 tahun aku seorang ibu beranak 3 memiliki suami yg sangat perhitungan akan tetapi aku tetap sabar menghadapi sifat suamiku namun tanpa sepengetahuanku ternyata suamiku telah memberiku seorang madu.
akankah nadia bertahan atau memilih untuk mengakhiri semua??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Dobel POV
Pov wahyu
Mempunyai dua istri dan berbuat adil sangat tidak mudah
sejak pertengkaranku dengan Nadia siang tadi Nadia masih saja mendiamiku walaupun masih mau menyiapkan Makan malam untukku tapi sepertinya bukan untukku tapi lebih tepatnya untuk anak²ku
saya merasa ada yang hilang dia seperti bukan Nadia istriku yang selalu perhatian walaupun hal sekecil apapun itu dia akan terus bertanya apa yang kubutuhkan apa yang kiunginkan sedangkan malam ini jangankan bertanya menyapaku saja tidak
saya akui memang ini salahku sudah beberapa bulan ini saya tidak pernah memberikannya nafkah tapi kan sekarang dia mempunyai penghasilan sendiri dari hasil berjualan kue
apalagi selama Marni yang mengatur semua gajiku,kadang saya merasa gaji yg kuberikan pada marni itu sangat besar dibanding dengan yang kuberikan pada Nadia tapi semua kebutuhanku dan anak² terpenuhi namun berbeda dengan marni uang yg kuberikan padanya tak pernah cukup dan tak pernah bisa sampai sebulan semua sudah habis ditangan Marni inilah yg membuatku sering malas dan marah padanya tapi Marni selalu bisa Menaklukkanku
Marni tau bagaimana cara memanjakanku apalagi dengan urusan ranjang dia paling bisa membuatku puas dan senang berbeda dengan Nadia saya yang akan memulai semua
saya yang mendominasi semua permainan
Beberapa hari berlalu Nadia terus saja mendiamiku
saya berinisiatif untuk memulai berbicara dengannya walaupun dijawab seadanya
dan beberapa hari itu juga saya tidak pernah tidur dirumah kontrakan Marni saya datang kesana saat makan siang saja ini saya lakukan demi mendapatkan maaf dari ibu anak2ku
Biar bagaimanapun rasa cinta untuk Nadia masih ada saya takut kehilangannya makanya pernikahanku dengan Marni tetap kusembunyikan begitu pun dengan orang tuaku a
saya belum berani untuk berterus terang kepada Abah dan amak
mereka pasti akan sangat marah setelah tau semua tapi saya tidak bisa memilih diantara keduanya mereka memiliki tempat tersendiri di hatiku
" Bun,anak2 kemana? kok sepi?" tanyaku padanya tiba di rumah sepulang bekerja
"ketempat mengaji" jawab nadia singkat
"oh...ya sudah Bund ayah mandi dulu" ucapku mencoba mencairkan suasana
"mmmm"jawab Nadia
saya pun melangkah masuk kedalam kamar untuk membersihkan diri
serasa ada yang kurang biasanya kalau selesai mandi pakaian sudah disiapkan Nadia diranjang tapi semenjak pertengkaran kemarin Nadia sudah tidak melakukannya lagi
saya melakukannya sendiri
"kenapa hatiku terasa sakit ya "gumamku
setelah selesai saya keluar kamar dan menuju teras depan duduk Santai menunggu waktu maghrib tapi lagi2 ada yg hilang biasanya saat saya duduk diteras seperti sekarang disana sudah ada secangkir kopi hangat dan kue bolu pandan kesukaanku tp sekarang sudah tidak Nadia siapkan
kuakui memang saat berada dirumah marni semua serba disuruh dulu setelah itu Marni baru menyiapkan walaupun sudah terbiasa dirumah Marni tapi saat nadia melakukan hal seperti ini rasanya ada yang hilang
🥀🥀🥀
Pov Nadia
sore hari saat saya lagi asyik memasak untuk makan malam anak2 bang wahyu tiba2 datang dan bertanya tentang keberadaan anak2
Bun,anak2 kemana? kok sepi?" tanyanya padaku tiba-tiba saya kaget tapi sebisa mungkin menetralkan keterkejutanku
"ketempat mengaji" jawabku singkat
"oh...ya sudah Bund ayah mandi dulu" ucapnya lagi mencoba mencairkan suasana
"mmmm"jawabku
Malas rasanya berbasa basi dengannya apa lagi sekarang saya sudah tau semua tentang perselingkuhannya bahkan bang wahyu sudah menikah secara diam-diam saat dikota M
Duniaku terasa hancur berkeping keping saat tau kebenarannya
kemarin sore saat saya menjemput boks kue diwarung mbak jujum tanpa sengaja saya melihat Bang Wahyu masuk kedalam halaman rumah yang ditempati marni saya berfikir mungkin saya salah lihat dan tetap berfikir positif
Namun pagi tadi saat mengantar kue buat disimpan diwarung mbak jujum seperti biasa ibu2 disana sedang asyik gibah dan ternyata yang menjadi korban gibah mereka Marni dan bang wahyu ini kujadikan kesempatan untuk mendapatkan info tentang mereka
"Maaf ibu2 kalau boleh tau mereka orang mana?trus mereka itu sudah menikah resmi?" tanyaku
"kata si Marni dia dan suaminya orang sini juga" ucap bu ani
"iya mbak Nadia, katanya mereka orang sini dan juga si Marni itu istri kedua mereka menikah siri dikota M " Ucap bu mina
"iya mereka itu tega menikah siri saat istrinya siwahyu lagi lumpuh" ucap bu sita menimpali
degg
"tega kamu bang, kamu bilang keorang2 kalau saya ini lumpuh " gumamku dalam hati
hatiku bertambah sakit mengetahui semua ini
Apa salahku bang sampai kamu setega ini
selama ini saya sudah menjadi istri dan ibu yang baik tapi kamu tetap saja mengkhianatiku
"iya mereka memang tega, bukannya merawat istrinya biar cepat sembuh tapi malah dikasi madu malah sekarang madunya sudah hamil masuk bulan ke tujuh"
ucap salah seorang ibu yg belum saya kenal
degg....
lagi-lagi jantungku berdetak kencang saat mendengar ini semua
berarti mereka sudah memiliki hubungan sebelum bang Wahyu ke kota M
"kamu benar-benar tega bang" ucapku dalam hati dengan perasaan yang aahhhh entahlah
sakit sangat sakit mungkin ini yang dikatakan terluka tapi tak berdarah dan mampu membunuhku seketika
" ya Allah berilah hamba kekuatan dan kesabaran demi ketiga buah hatiku" ucapku menangis pilu dalam hati
"lah kalau dikasi madukan manis tuh rasanya " timpal ibu mina
" iya manis kalau madunya dari lebah malah bikin sehat,lah ini madunya bukan bikin sembuh malah bikin cepat koit" Jawab bu ani tergelak diikuti oleh ibu2 yang lain
"dengar2 si Marni itu diusir dari rumahnya karena orang tua nggak setuju jadinya ya mereka nikah siri "ucap Itu Lagi
"mudah2an suami dan anak2 kita tidak ada yang setega itu " ucap mbak jujum
"iya ya mbak,yg dikatakan Mbak jum benar
semoga kita tidak mengalami hal yg sama dikhianati suami saat kita tak berdaya" ucap bu Amina sendu
"iya kasihan anak dan istrinya,semoga istri sah pak wahyu lekas sembuh " ucap bu ani
dan di amini oleh semua ibu-ibu yang ada disana
"semoga pak wahyu dan si marni tidak kena karma" ucapnya lagi
"Didunia ini tak ada karma bu tapi ada tabur tuai apa yg kita tabur itu pula yang akan kita tuai" ucapku berusaha biasa saja
"benar mbak Nadia, mereka yg menabur pasti mereka juga yang akan memanen dosanya" ucap bu jujum membenarkan ucapanku
mereka melanjutkan acara gibahnya juga sibuk memilih belanjaan diwarung mbak jujum
saya tidak bisa lagi mendengar apa yang mereka katakan saya sudah tidak bisa menahan sesak didalam dada
saya pun berpamitan
" ibu2 saya pamit dulu ya,soalnya masih banyak yg mau diantarkan " Ucapaku berpamitan
" Mari bu ibu mbak jujum, assalamualaikum " ucapaku lagi dan mulai menjalankan motor ku tujuanku saat ini langsung pulang kerumah karena untuk mengantar pesanan lagi saya sudah tidak sanggup lagi
biar nanti mita yang akan mengantarkan
"ya Allah,kenapa sakit begini setelah tahu semua kebenarannya" ucapaku dan air mataku menetes tak tertahankan lagi
"Astagfirullah,ya Allah kuatkanlah hamba" air mataku tak mau berhenti mengalir
" tega kamu bang tega,apa kekuranganku selama pernikahan kita
saya sudah memberikan kamu tiga orang anak yang penurut,
saya sudah menjadi istri yang baik mengurus semua kebutuhanmu, bersabar saat nafkah yang kamu berikan tidak pernah cukup
saya tidak pernah sekalipun protes tapi kenapa kamu tega bang" air mataku tak mau berhenti mengalir
end