NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah Muda

Mendadak Nikah Muda

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / One Night Stand / Anak Kembar / Penyesalan Suami
Popularitas:403.5k
Nilai: 4.6
Nama Author: ZiOzil

Dua kali Kenan melakukan kesalahan pada Nara. Pertama menabrak dirinya dan kedua merenggut kesuciannya.
Kerena perbuatannya itu, Kenan terpaksa harus menikah dengan Nara. Namun sikap Kenan dan Mamanya sangat buruk, mereka selalu menyakiti Nara.

Bagaimana perjalanan hidup Nara?
Akankah dia mendapat kebahagiaan atau justru menderita selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ZiOzil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18.

Kenan mendatangi rumah Rendy, dia harus bicara pada pemuda itu dan memastikan jika sahabatnya tersebut tidak akan membeberkan perihal pernikahannya dengan Nara.

"Aku tahu Nara sudah cerita semuanya padamu dan aku minta kau untuk merahasiakan kejadian ini dari teman-teman kita yang lain, aku enggak ingin mereka tahu masalah ini," ujar Kenan tanpa basa-basi.

"Memangnya kenapa kalau mereka tahu?" tanya Rendy pura-pura tak mengerti.

"Ren, kau kan tahu seperti apa Nara? Teman-teman yang lain akan menertawakan aku jika mereka tahu aku menikah dengan cewek cupu itu," keluh Kenan.

Rendy merasa sedikit emosi mendengar kalimat Kenan yang terkesan merendahkan Nara, "Ken, Nara itu juga manusia sama seperti kita, dia enggak buruk bahkan bisa dibilang dia lebih baik dari kita. Kenapa kau menganggap dia itu seolah-olah manusia rendah dan tak pantas bersanding denganmu?"

Kenan mengernyit, "Kenapa kau bicara seperti itu? Kau lebih membela dia daripada aku?"

"Aku enggak membela siapa-siapa, aku hanya berusaha menyadarkan mu agar kau lebih menghargai dia dan menganggap dia sebagai istrimu. Bagaimanapun juga pernikahan ini terjadi karena kesalahanmu, bukan kemauan Nara. Jadi tolong jangan sakiti dia!"

"Apa yang dia katakan padamu? Apa dia menyuruhmu untuk menyampaikan ini?" tuduh Kenan.

"Tidak. Dia hanya memintaku untuk merahasiakan semua ini, karena dia malu."

"Harusnya aku yang malu, kenapa jadi dia?"

"Ken, dia itu korban pemerkosaan. Apa kau pikir semua ini enggak berat baginya? Dia juga tersiksa dengan kejadian ini? Dia merasa terluka karena kau telah menghancurkan masa depannya, ditambah lagi dengan sikapmu yang buruk itu padanya," lanjut Rendy emosi.

"Cukup, Ren!" bentak Kenan marah, "kenapa kau jadi menceramahi aku?"

"Karena kau terlalu egois!"

Kenan sontak naik darah, "He, aku cuma minta kau merahasiakan semua ini, tapi kenapa kau malah menyudutkan aku?"

"Kalau begitu aku enggak akan tutup mulut, kecuali kau berjanji akan bersikap baik terhadap Nara."

Kenan terhenyak tak menyangka Rendy akan mengancamnya seperti ini, "Kau?"

"Sekarang keputusan ada di tanganmu, kalau kau masih memperlakukan Nara dengan buruk, siap-siap berita mengejutkan ini akan tersebar," sambung Rendy.

Kenan spontan mencengkeram kuat kerah baju Rendy dan menatap tajam sahabatnya itu, "Kau berani mengancam ku?"

Rendy menepis tangan Kenan sambil tersenyum sinis, "Iya, aku mengancam mu!"

Kenan menjauhkan dirinya dari Rendy, tatapan tajamnya berubah jadi penuh curiga, "Kenapa kau lakukan ini? Apa jangan-jangan benar menyukai si cupu itu?"

Rendy terdiam.

"Atau dia sudah merayu mu dengan tubuhnya, makanya kau sampai rela melakukan ini padaku?" tebak Kenan.

"Tutup mulutmu! Nara enggak serendah itu!" hardik Rendy marah.

"Lalu kenapa kau lakukan ini? Kenapa kau mengancam ku?" Kenan bertanya dengan nada tinggi.

"Karena aku peduli dan kasihan padanya, aku ingin dia bahagia!"

"Ya sudah, kalau kau mau, ambil saja si cupu itu! Bahagiakan dia! Karena aku sudah muak dengannya!"

"Kau akan menyesali semua ini, Ken." Rendy memperingatkan sahabatnya itu.

"Sekarang pun aku sudah menyesal berurusan dengannya!"

"Kau benar-benar enggak punya perasaan," umpat Rendy.

"Terserah kau mau bilang apa! Tapi jika kau berani membeberkan semua ini, maka aku akan mengatakan kepada semua orang jika Nara lah yang menjebak ku untuk mengambil keuntungan." Kenan balik mengancam kemudian berlalu pergi.

Rendy mengepalkan tangannya dengan kuat, dia kesal minta ampun dengan sikap angkuh dan egois Kenan itu. Mereka memang sudah bersahabat sejak kecil, tapi mereka sering bersitegang karena keduanya memiliki watak yang berbeda. Dan kali ini adalah perseteruan mereka yang paling besar, Rendy yang sudah sejak lama menyimpan rasa sakit hati terhadap Kenan tak yakin hubungan mereka akan kembali baik seperti sebelumnya.

Sementara itu, Kenan kembali ke rumahnya dengan perasaan dongkol, dia tak menyangka Rendy akan mati-matian membela Nara seperti ini. Kenan kecewa sebab sahabatnya itu berani mengancam dirinya, dan rasa kesalnya semakin menjadi saat melihat Nara duduk santai di ruang tamu.

Tanpa ba-bi-bu, Kenan langsung menghampiri Nara dan melabrak wanita itu.

"Apa yang kau katakan pada Rendy sampai dia bisa membelamu dan rela bertengkar denganku? Kau pasti merayunya, iya, kan?"

Nara terkesiap, dia bingung karena datang-datang Kenan langsung marah-marah seperti ini.

"Kau ini bicara apa?"

"Kau selalu saja berlagak polos, padahal nyatanya kau itu licik dan munafik!"

"Aku enggak seperti itu!" bantah Nara tak terima.

"Alah, kau pikir aku enggak tahu? Kau pasti sudah menghasut Rendy, atau jangan-jangan kau sudah menggunakan tubuhmu itu untuk membuat dia ...."

Plak.

Satu tamparan keras mendarat di pipi Kenan sebelum dia sempat menyelesaikan kata-katanya.

"Jaga bicaramu! Aku enggak serendah itu!" bentak Nara.

Kenan meraba pipinya yang merah dan perih, dia lantas menatap Nara dengan tajam, "Kau berani menamparku?"

"Iya, memangnya kenapa? Selama ini aku sudah cukup sabar menghadapi mu, tapi kali ini kau sudah keterlaluan! Kau sudah merusak hidupku dan sekarang kau merendahkan aku, aku enggak bisa terima itu!" ujar Nara, air matanya sontak jatuh menetes membasahi pipinya.

"Kalau begitu pergi saja dari sini! Aku juga sudah muak denganmu!"

"Kenan!"

Suara Hendra tiba-tiba mengagetkan Kenan dan Nara, keduanya sontak berbalik memandang pria paruh baya yang sudah berdiri di ambang pintu itu.

"Papa?"

Baik Kenan maupun Nara tak menyangka Hendra akan pulang.

Dengan langkah yang lebar Hendra berjalan mendekati anak dan menantunya tersebut, "Ada apa ini? Kenapa kau mengusir istrimu?"

"Karena dia berani menamparku, Pa," adu Kenan.

Hendra menatap Nara, "Benar itu, Nara?"

Nara mengangguk.

"Kenapa kamu menamparnya?"

"Karena dia sudah merendahkan dan menghina saya," jawab Nara.

Hendra mengalihkan pandangannya ke Kenan, "Apa itu benar, Ken?"

"Iya, dia sudah memberitahu Rendy tentang pernikahan kami," sahut Kenan.

"Saya terpaksa menceritakannya karena kemarin Rendy melihat saya masuk ke rumah ini, Pa. Alasan apa lagi yang harus saya katakan selain itu? Lagipula Rendy sudah berjanji akan merahasiakan semua ini," sela Nara membela diri.

"Tapi gara-gara kau, kami jadi bertengkar! Dia bahkan mengancam akan membeberkan semua ini pada teman-teman ku yang lain!" sungut Kenan.

Nara terkejut mendengar ucapan Kenan, bukankah tadi Rendy sudah berjanji akan tutup mulut? Kenapa dia malah mengancam Kenan?

"Sudah-sudah! Apa pun masalah yang sedang kalian hadapi, seharusnya kalian selesaikan dengan baik-baik. Jangan pakai emosi apalagi sampai saling menyakiti! Kalian ini sudah menikah, dan seharusnya kalian bisa lebih dewasa." Hendra menengahi.

"Dan kamu Kenan, sebagai seorang suami seharusnya kamu bisa lebih bijak dan menghargai istri kamu. Jaga bicara kamu, jangan sampai melukai perasaan istri kamu sendiri, karena tugas suami itu adalah mendidik dan melindungi istrinya. Bukan malah menyakiti!" lanjut Hendra.

"Kenapa Papa menasihati aku? Seharusnya Papa nasihati dia! Biar dia tahu diri dan menjaga sikapnya!" protes Kenan sembari menunjuk wajah Nara.

"Kenan!" bentak Hendra.

Kenan menatap tajam Nara, kemudian bergegas pergi dengan jengkel.

Hendra mengembuskan napas dan menatap Nara, "Kamu yang sabar, ya! Maafkan sikap Kenan, dia masih belum dewasa, tapi percayalah sebenarnya dia anak yang baik."

"Saya juga minta maaf karena sudah bersikap kasar padanya," ucap Nara tak enak hati.

"Iya, tapi lain kali jangan begitu lagi. Biar bagaimanapun juga Kenan itu suami kamu, dan kamu juga harus menghargai dia. Kalau dia melakukan kesalahan atau menyakiti kamu, katakan pada Papa! Biar Papa yang memarahinya."

Nara hanya mengangguk, meskipun dalam hati dia tak terima dengan sikap dan perkataan buruk Kenan tadi, namun dia tak ingin membantah Hendra yang sudah cukup baik terhadapnya.

"Sebaiknya sekarang kamu istirahat, Papa mau ke kamar dulu."

"Iya, Pa," sahut Nara.

Hendra mengusap kepala Nara lalu melangkah meninggalkan menantunya itu.

***

1
@azza
keren 👍👍👍👍🥰😭🥰
Tatik Wae
mungkin ibunya Kenan dr klrg kaya raya JD begitu sifatnya..
Hasnadia Amir
ceritanya bagus lucu dan menggemaskan
D_Mayanti
Lumayan
Desna Wati Desna
Luar biasa
Meryy4321
Biasa
Meryy4321
Kecewa
Qaisaa Nazarudin
Dosa gak sih aku bahagia di atas penderitaannya Windy...👏👏👏💃💃💃
Qaisaa Nazarudin
💃💃💃💃💃 KARMA IS REAL..
Qaisaa Nazarudin
Thor bikin Suami windy selingkuh,Biar tau rasa dia..
Wayanjunipurnamiasih Puranamiasih
novelnya bagus banget,ceritanya bikin aku terharu rela bergadang bacanya thor
Marmi Febriani
kasian sekali nara
Prima Mustika
kenan ntar beneran suka sama Nara,cuma masih sok jaim aja
Prima Mustika
kisah percintaan anak remaja dimanja mama, jadinya berbuat seenaknya.
beruntung papa Hendra bersikap tegas
Ama
keren novelku thor😍 dua novel dah aku baca tamat
Titin Sundari
semakin bagus ceritanya...makasih Thor
Rieyaa Dion
sangat menarik..
Amin Srgfoo
bagus ceritanya konflik ngak bikin jenuh bacanya
Rismawati Rismawati
baru mampir kliatan nyaa sii seru🤭
Qilla
biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!