Franda Liem, adalah seorang gadis tomboy dengan kemalasan luar biasa, dia malas melakukan apapun, hingga satu kesempatan ada seorang culun yang mengatakan cinta padanya.
Pria itu bernama Hang Zhie terus berusaha, hingga Franda benar-benar mengerjainya.
Tiga tahun setelah kelulusan, Franda terpaksa bertemu dengan si culun yang kini jadi bosnya.
Dia terkejut ketika Hang menjadi super seksi, terlihat cool, sedikit bicara, tapi tatapannya mematikan.
Bagaimana kisah Franda selanjutnya? ketika dia tahu bahwa Hang sakit hati padanya karena mendapatkan penolakan dan ingin balas dendam?
Simak di sini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kumi Kimut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jajan bersama Doni
Setelah keluar dari area kantor Hang, dia dan Doni sepakat untuk makan makanan laut di kedai pinggiran kesukaan Doni.
Franda memang sangat lihai menyetir, jadi dia berusaha sebaik mungkin untuk tetap berhati-hati dan tidak ngebut.
Dua puluh menit kemudian sampailah mobil Doni di tempat yang dituju.
Franda memarkir mobil itu di tempat yang sudah disediakan lalu keduanya turun dari mobil.
Franda memperlihatkan bahwa dirinya sangat menyayangi Doni, buah kejadian langka yang baru saja terjadi.
Doni menyambut dengan genggaman tangan yang tak kalah, merasa bahagia karena apa yang diinginkan selama ini akhirnya bisa ia dapatkan.
Doni dan Franda berhenti di depan kedai yang menjual seafood goreng.
Keduanya duduk di depan kedai dan memesan dua cumi goreng saus tiram, serta gurita cabe merah.
Kalau kesukaan Doni ya gurita. Jadi dia menikmati makanan yang ekstrem itu dengan sangat lahap.
Selama menunggu pesanannya dibuat, Doni mengatakan kebahagiaannya karena sang kekasih sama sekali tidak mengatakan sepatah kata pun yang membuatnya malas.
"Kau begitu berbeda hari ini dan aku suka."
"Haha, aku seharusnya melakukan ini terhadapmu tetapi aku selalu cuek, maafkan aku ya. Aku sudah memutuskan untuk pergi dari masa lalu. Aku siap, menjadi istrimu di masa depan."
"Thank you sayang, selama ini aku menunggu kedatangan mu, menunggu kau mengatakan semua ini. Aku begitu senang ketika seorang gadis ya sangat aku sayangi mengatakan hal-hal yang manis."
"Hehe, iya sayang. Maaf sekali lagi, aku tidak bermaksud untuk melukai perasaanmu tapi karena aku tidak terlalu memperhatikan semua orang terutama kau, jadinya aku seperti orang yang cuek."
"Ya, aku paham. Aku juga minta maaf karena tidak bisa menjadi kekasih yang baik selama ini, selalu mengekang dan memintamu menelepon terlebih dahulu."
"Haha, aku baru ingat jika dulu kau selalu memintaku menelpon ya?"
"Haha, benar."
Kedua orang itu bercanda dan melepaskan segala kebenaran yang ada, seorang gadis dengan rasa yang tak biasa, untuk menerima dosen yang selama ini bersamanya.
Meski awalnya begitu sulit, saat melihat Hang bersama gadis lain, rasanya tidak mungkin untuk mewujudkan perasaan yang terpendam di dalam dadanya itu sehingga dia mengambil keputusan yang sangat besar.
"Nona, tuan, ini pesanan kalian berdua, selamat menikmati makanannya."
Sang pedagang menyadarkan makanan yang dipesan oleh kedua orang itu.
"Terima kasih," jawab Franda dan Doni secara persamaan.
Tanpa keduanya sadari ada Fito yang menguntit.
Dia berada di dalam mobil hitam yang cukup bagus.
"Hang, sepertinya teman kita sudah yakin dengan Doni."
"Benarkah?"
"Iya, apakah sebelumnya kau melakukan sesuatu yang salah?"
"Tidak, aku melakukan hal yang baik-baik saja."
"Haha, aku tahu, kau membawa Fira, jangan berbohong."
Panggilan telepon itu langsung berakhir, entah mengapa alasannya.
Lalu ada nomor baru masuk.
"Heh, jangan ganggu kami. Nanti saja kalau membahas pekerjaan."
"Iya, sensi amat."
Nomor yang masuk itu sudah dipastikan sebagai Fira, jadi Fito memilih untuk mematikan panggilan itu.
Fito rasa kasihan dengan hang karena harus membohongi dirinya sendiri ketika mendapati cinta Franda yang tidak untuknya.
Hanya saja Fito masih penasaran dengan perasaan yang dimiliki oleh Franda.
Apakah gadis itu suka dengan Hang, atau hanya bersama Doni sebagai pelampiasan atau sebuah kompromi semata.
Fito juga tidak paham akan semua itu.
*****