NovelToon NovelToon
Selena

Selena

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying dan Balas Dendam / Reinkarnasi / Enemy to Lovers / Mengubah Takdir
Popularitas:685
Nilai: 5
Nama Author: aulia indri yani

Hidup untuk yang kedua kalinya Selena tak akan membiarkan kesempatannya sia-sia. ia akan membalas semua perlakuan buruk adik tirinya dan ibu tirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulia indri yani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 05

Arsa memperhatikan lutut Selena dengan perhatian. Dengan hati-hati ia membuka kembali plaster yang ia tampel sebelumnya—Arsa harus menyembuhkan dengan benar kali ini.

Davin memperhatikan bagaimana tangan Arsa mengelus dan memegang kaki Selena dengan perasaan sesak didadanya, sulit bernafas jika ia melihat Arsa begitu perhatian pada Selena.

"Pelan-pelan." bisik Selena memperingati Arsa, ia menggenggam tangan Arsa untuk tidak terlalu kasar.

Tatapan Arsa melembut, menyeringai tipis. "I know darling." bisiknya lembut membuat Selena membeku sesaat—Entah Arsa hanya akting atau tulus mengatakan hal manis itu.

Karina cemberut bagaimana Davin memperhatikan Selena yang padahal sudah di urus oleh Arsa. Ia menggenggam lembut lengan davin—meminta perhatiannya.

"Kakak, kepala Karina pusing sekali. Bisa usapkan?" pinta Karina memohon—Davin mengangguk tanpa berfikir dua kali.

Ia duduk disisi ranjang Karina, tangannya terangkat mengelus lembut rambut Karina berharap bisa menghilangkan rasa pusingnya.

Namun mata Davin sesekali melirik Selena, ia berharap Selena meminta pertolongan darinya dan memohon perhatian. Namun Selena hanya diam, tidak bergeming hanya fokus pada Arsa.

"Lukamu cukup parah Selena." Arsa memberitahu, ia dengan lembut meneteskan sedikit antiseptik ke atas kapas sebelum menekan lembut pada luka dilutut Selena.

"Terlihat buruk?" tanya Selena meminta kepastian, Arsa hanya menggeleng pelan.

"Aku bilang hanya 'Cukup' parah bukan buruk." Arsa membenarkan. mengelus rambut Selena menenangkan selama ia bekerja membersihkan luka Selena.

kemudian Karina kembali berseru. "Kakak Selena... Aku minta maaf karena aku, kakak Selena jatuh. Aku tidak bermaksud begitu—kepalaku pusing dan mungkin tanpa sengaja mendorongmu." Karina mulai terisak, air matanya mengotori kedua pipinya.

Davin memeluk Karina lebih erat, menenangkannya sembari menepuk lembut bahu Karina. "Ini bukan salahmu." bisik Davin menenangkan sebelum kembali menatap Selena dengan tajam. "Kau lihat? Berkatmu Karina menangis? Seharusnya kau tidak jatuh dan membuat Karina merasa bersalah."

Selena ingin membalas namun Arsa dengan cepat menyahuti nya. "Karina saja yang cengeng, dia yang salah dia yang menangis. Jika tak bisa meminta maaf dengan benar tak usah menjadi korban." cibir Arsa dengan tajam.

Davin melangkah maju, berdiri menantang Arsa. "Jangan berbicara seperti itu pada Karina! Kau tidak tahu apa yang dirasakan Karina, sialan!"

Arsa ingin menerjang Davin, jari-jarinya gatal ingin meninju wajah Davin. Namun tangannya ditahan oleh Selena agar tetap diam dan duduk dikursi.

"Biarkan.."

"Tapi, Selena." Arsa berdecak kesal, ia kesal mengapa Selena menahan dirinya. Tak bisa membiarkan Davin terus menginjak harga diri Selena

Setelah memastikan Arsa diam ditempat, Selena menatap Davin. "Jangan bertengkar ini ruang perawatan. Disini yang sakit tak hanya putri kesayanganmu Karina.. Disini banyak murid yang sedang sakit. hanya karena emosional Karina kau membuat masalah disini."

"Kau membela Arsa?! Kau pacarku Selena! Kau dan aku akan bertunangan setelah lulus sekolah. mengapa kau membela Arsa?!" sahut Davin tak terima matanya menatap tajam Selena penuh amarah dan pengkhianatan.

"Terkadang orang dekat menjadi terasa jauh dan orang jauh terasa sangat dekat." celetuk Selena dengan lembut namun menyakitkan.

Davin tersadar bahwa selama ini ia mengabaikan Selena dan memperhatikan Karina lebih banyak.

mengapa Selena tak mengerti bahwa Davin hanya mengkhawatirkan Karina sebagai adiknya sendiri?! Dimata Davin, Selena hanyalah wanita pencemburu dan iri.

"Aku tidak merebut kakak Davin, kak Selena! itu kesalahan. Aku hanya senang mengembalikan kenangan indahnya bersama adiknya yang sudah tiada.. Maka dari itu aku ingin dekat dengan kak Davin agar dia tidak sedih akan kehilangan adiknya."

Karina mencoba membela Davin, membuktikan bahwa Selena sangat salah. Bahwa kebenaran Selena hanya wanita pencemburu.

"Lihat? Karina hanya baik kepadaku, dia tidak ingin aku sedih namun kau wanita yang kucintai begitu mengkhianatiku." cibir Davin tajam.

"Selena orang kukenal sejak kecil tidak memiliki rasa cemburu dengan seorang gadis kecil yang licik. Selena ku begitu berani dan kuat." Arsa dengan tenang mendeklarasikan Kepribadian Selena. Ia sangat mengenal selena—karena sejak kecil mereka saling mengenal

Namun bermusuhan.

Itu tak membuat Arsa kehilangan menilai kepribadian Selena. Selena tahu kualitas memilih lawan, ia tak pernah salah menilai harga diri Selena.

Sementara Selena hanya membeku tak menyangka Arsa akan membelanya lagi.

"Tahu apa kau tentang Selena? Kau hanya musuhnya sejak kecil. Sementara aku cintanya, dunianya. Kau tak bisa bersaing denganku." sahut Davin tajam ia tak membiarkan Arsa menaruh klaim pada Selena.

"Arsa benar, aku tak ada waktu cemburu dengan gadis seperti Karina. Jangan berisik, aku ingin istirahat." tegas Selena memberitahu Davin terutama Karina—ia melototi Selena dengan tegas.

Arsa mengangguk sembari tersenyum membantu Selena terbaring dan menutupi tubuhnya terselimuti dengan sempurna.

"aku akan disini menunggu." bisik Arsa memberikan kepastian.

Selena mengangguk dengan tersenyum tipis terpatri diwajahnya. "Ya, terimakasih Arsa."

Davin menonton tanpa berdaya—apakah cinta Selena berkurang sekarang kepadanya? Ia merasakan Selena kurang responsif terhadap dirinya—biasanya Selena akan memohon dan meminta maaf agar dirinya tak marah.

Namun kali ini Davin seperti melihat sisi Selena yang lain. Ia tak mengerti mengapa Selena bisa berubah, apa ia melakukan kesalahan?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sesampai di kediaman rumah Wiranata—davin menggendong tubuh Karina dari dalam mobil menuju dalam rumah.

Karena Karina mengeluh pusing jadi Davin menggendong Karina, tak membiarkan Karina berjalan meski hanya turun dari mobil menuju rumah.

Sementara Selena berjalan dengan berjinjit memasuki rumah, lututnya sudah dibersihkan dan di obati oleh Arsa dengan kapas dan plaster.

Evelyn dan Wirya sama-sama terkejut saat melihat Karina digendong, mereka berdua hanya mengkhawatirkan Karina.

"Ya ampun sayang? Ada apa denganmu?" Evelyn sudah ada disisi Karina saat Davin menurunkannya disofa.

Karina tak menjawab hanya meringis memegang kepalanya pusing.

Davin menjawab saat duduk disofa, ia tak membantu Selena yang berjalan susah payah masuk kerumah. "Kecelakaan saat kelas olahraga."

Wirya berdecak tidak setuju, menatap khawatir Karina. sebelum menatap Selena dengan terkejut. "Apakah Selena juga?"

Davin mengangguk dengan enggan, ia tidak menatap Selena. "Tidak apa-apa ayah." dengan bijak Selena hanya tersenyum lalu berjalan ke lantai atas—kamarnya.

jika ia menjelaskan kejadian tadi disekolah, Karina dan Davin akan memojokkannya dihadapan ayahnya. Selena harus berhati-hati bersikap, ia harus menahan kekesalannya.

Wirya dengan khawatir berdiri, berhenti didekat tangga. Memperhatikan putri kandungnya berjalan menaiki tangga menuju kamar.

Ia sedikit terkejut bagaimana Selena tidak mengeluh dan meminta diperhatikan seperti sebelumnya. Tiba-tiba Wirya merasakan sakit didadanya, perasaan kehilangan kehangatan pada putri kandungnya—selena.

Tiba-tiba ia merindukan Selena yang selalu bergantungan dan manja kepadanya. mengapa Selena sedikit menjauh darinya sekarang?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!